Seringkali terjadi di masyarakat seseorang diperlakukan secara zalim oleh lainnya tanpa ia mampu membalas dan membela diri sendiri. Kondisi ini kerap membuat ia semakin tak berdaya dan hanya bisa pasrah dengan keadaan.
Seorang muslim dan mukmin yang mengalami hal demikian semestinya tak perlu merasa sedemikian susah karena Allah subhânahu wa ta’âla telah menjanjikan keadilan atas setiap perilaku zalim yang dilakukan para hamba-Nya. Keimanan yang dimiliki semestinya mampu menguatkan hatinya untuk tetap tegar dengan harapan keadilan yang dijanjikan itu.
Sebaliknya seorang muslim dan mukmin semestinya tidak berlaku zalim kepada sesama makhluk Allah baik berupa tindakan ataupun ucapan, karena sekecil apa pun tindak kezaliman pasti akan terbalaskan. Di dalam Al-Qur’an Surat Ibrahim ayat 42 secara tegas Allah menyatakan:
وَلَا تَحْسَبَنَّ اللَّهَ غَافِلًا عَمَّا يَعْمَلُ الظَّالِمُونَ إِنَّمَا يُؤَخِّرُهُمْ لِيَوْمٍ تَشْخَصُ فِيهِ الْأَبْصَارُ
Artinya: “Dan janganlah sekali-kali engkau menyangka Allah lalai dari apa yang dilakukan oleh orang-orang yang berbuat zalim. Sesungguhnya Allah menangguhkan mereka sampai hari di mana pandangan-pandangan terbelalak.”
Dari ayat tersebut jelas dinyatakan bahwa Allah akan memberikan balasan kepada setiap pelaku kezaliman kelak di hari kiamat di mana setap mata manusia akan terbelalak menyaksikan berbagai hal yang terjadi di hari kiamat.
Syekh Nawawi Banten dalam kitab tafsirnya Marâh Labîd menjelaskan bahwa apabila Allah tidak membalaskan bagi orang yang dizalimi atas kezaliman yang dilakukan oleh seorang hamba-Nya yang menzalimi, maka ada salah satu kemungkinan yang terjadi pada dzat Allah namun hal itu mustahil terjadi pada-Nya. Ketiga kemunginan itu adalah:
Syekh Nawawi Banten dalam kitab tafsirnya Marâh Labîd menjelaskan bahwa apabila Allah tidak membalaskan bagi orang yang dizalimi atas kezaliman yang dilakukan oleh seorang hamba-Nya yang menzalimi, maka ada salah satu kemungkinan yang terjadi pada dzat Allah namun hal itu mustahil terjadi pada-Nya.
- Pertama, bisa jadi Allah lalai dan lupa akan orang yang bertindak zalim tersebut. Jelas hal ini tidak mungkin terjadi pada dzat Allah. Tak mungkin Allah memiliki sifat lalai atau lupa pada apa dan siapa pun.
- Kedua, bisa jadi Allah lemah tak mampu untuk melakukan pembalasan. Hal ini juga jelas mustahil terjadi pada dzat Allah. Tak mungkin Allah tidak mampu melakukan pembalasan kepada hamba-Nya sendiri.
- Ketiga, Allah ridlo dengan tindak kezaliman yang dilakukan sang hamba. Ini juga tidak mungkin mengingat Allah sendiri yang mengharamkan para hamba-Nya melakukan tindak kezaliman di antara sesama hamba. Bahkan dalam berbagai ayat Allah juga menyatakan tidak akan berbuat zalim kepada para hamba-Nya. Karenanya tidak mungkin bila Allah ridlo terhadap suatu kezaliman sehingga tak melakukan pembalasan.