Imam Ibnu al-Qayyim dalam kitabnya al-Da`wa al-dawa` mengatakan, di antara akibat maksiat itu adalah akan menghapuskan keberkahan umur, rezeki, ilmu, amal, dan ketaatan. Secara umum maksiat menghapuskan keberkahan agama dan dunia. Karena itu, orang yang bermaksiat kepada Allah tidak akan mendapat kan berkah dalam umurnya, agamanya, dan dunianya.
Bahkan, sebagian ulama mengatakan, “Sungguh saya telah bermaksiat kepada Allah, dan saya mengetahui hal itu dari perilaku istri dan binatang tunggangan saya.” Mulailah dengan meningkatkan ketakwaan dalam keluarga. Inilah cara pertama membuka pintu keberkahan langit dan bumi.
Allah berfirman, “Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayatayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.” (QS al-A’raf [9]: 96).
Dengan demikian, ketakwaan itu akan mendatangkan banyak keajaiban, seperti ada banyak jalan ataupun solusi dari berbagai kesulitan yang tiba-tiba terbentang dan tercurahnya rezeki dari arah yang tak pernah diduga-duga.
Allah berfirman, “Barang siapa bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangka nya. Dan barang siapa yang bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)-nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (di kehendaki)-Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.” (QS al-Thalaq [65]: 2-3).
Pada saat yang sama, perbanyaklah istighfar dan bertobat karena pintu tobat adalah pembersih rezeki dari musibah dan bencana. Beristigfar dan bertobat akan melancarkan saluran rezeki dari sumbatan-sumbatan. Allah berfirman: “Maka aku katakan kepada mereka, ‘Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun. Niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat dan membanyakkan harta dan anak-anakmu. Dan, mengadakan untukmu kebun-kebun serta mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungaisungai.’” (QS Nuh [71]: 10-12)
Di tingkat teknis aplikatif, Rasulullah berpesan dengan ungkapan yang sangat indah dan meyakinkan, “Sesunguhnya Jibril telah menyampaikan kepadaku bahwa tidak ada jiwa yang mati sebelum disempurnakan rezekinya. Maka, bertakwalah kalian kepada Allah dan perbaguslah dalam mencari rezeki. Dan janganlah karena anggapan terlambatnya rezeki yang menjadi hakmu, menjadikannya kamu memintanya dengan cara bermaksiat kepada Allah. Sesungguhnya, ia tidak akan mendapatkan rezeki yang ada pada-Nya kecuali dengan ketaatan.” (HR Ibnu Abi Syaibah).