Senin, 12 September 2022

Mengapa Penyakit Jantung Lebih Rentan Menyerang Pria?

Kebanyakan, yang kena sakit jantung adalah pria. Lantas, apa penyebab timbulnya penyakit jantung pada pria hingga dianggap jadi sakit langganan?Penyakit jantung pada pria memang sudah jadi hal klasik. Sebagian besar dari Anda tentu pernah lihat tayangan film bioskop atau sinetron televisi di mana si bapak atau si kakek “ambruk” sambil memegang dada kiri mereka, tak lama sebelum meninggal.  Adegan tersebut seakan-akan memang mau menunjukkan bahwa sakit jantung sudah sangat lekat dengan kaum adam. Intinya, kebanyakan dari mereka, meninggal akibat penyakit tersebut.  Sedangkan para wanita, bisa tenang-tenang saja karena tak bakal kena serangan jantung (mereka lebih sering digambarkan meninggal akibat kanker).  Padahal, baik pria maupun wanita, sama-sama berpotensi untuk mengalami sakit jantung bila sedari awal memiliki riwayat dan punya pola hidup yang tak sehat, lho!  Jadi, kalau ada yang bilang bahwa jantung koroner dan semacamnya hanya bisa diidap para pria, itu cuma mitos!  Kendati keduanya berpotensi untuk terserang penyakit yang sama, tetapi fakta medis menyebutkan bahwa pria memang lebih tinggi risikonya untuk terkena penyakit jantung.  Oleh karena itu, akan lebih baik bila mulai sekarang, Anda mengetahui apa saja faktor risiko atau penyebab mengapa sakit jantung lebih sering dialami oleh pria.  Benarkah Pria Lebih Rentan Kena Penyakit Jantung? Sementara itu, berbagai studi memang telah membuktikan bahwa masalah jantung  lebih rentan menyerang kaum pria.  Salah satu temuan tersebut dipublikasikan oleh Harvard Medical School, Amerika Serikat.  Studi yang dilakukan terhadap 34.000 penduduk Norwegia itu menemukan, pria berisiko dua kali lipat untuk terkena masalah jantung dibandingkan dengan kaum wanita!  Ukuran jantung pria lebih besar daripada wanita. Namun, jantung wanita lebih banyak memompa darah ke seluruh tubuh (sekitar 10 persen lebih banyak, sehingga jantung berpotensi lebih lelah). Sayangnya, hal itu tidak bisa menjamin bahwa organ jantung pria lebih kuat.     Penyebab Pria Lebih Rentan Kena Penyakit Jantung Hingga saat ini, para ilmuwan masih meneliti penyebab mengapa pria lebih rentan mengalami sakit jantung.  Namun, ada beberapa hal yang dianggap dapat menjelaskan fenomena tersebut, yaitu:  Estrogen, Penjaga Kesehatan Kaum Hawa Wanita yang belum memasuki usia menopause memiliki kadar hormon estrogen yang tinggi dibandingkan dengan kaum pria.  Meski peran utama hormon tersebut adalah untuk menjaga kesuburan wanita dan untuk mengatur siklus haid. Tapi ternyata, hormon ini juga berfungsi untuk melindungi pembuluh darah.  Tentu saja hal ini dapat berubah ketika wanita mengalami menopause. Hormon estrogen akan turun drastis dan menjadi rentan pula terkena gangguan fungsi jantung dibanding sebelum menopause.  Rokok  Meski di zaman ini kebiasaan merokok dilakukan oleh pria dan wanita dari berbagai usia, tetapi populasi pria yang merokok masih lebih besar daripada wanita.  Gaya hidup yang satu ini biasanya dikaitkan sebagai penyebab penyakit jantung pada pria, khususnya jantung koroner.  Efek nikotin rokok akan merangsang otak untuk melepas hormon adrenalin. Hormon tersebut lalu menurunkan kadar lemak baik (HDL), sehingga kadar lemak jahat (trigliserida) akan meningkat.  Peristiwa ini dapat meningkatkan risiko penyumbatan di pembuluh darah jantung. Sedangkan efek karbon monoksida dari rokok, dia akan mengikat hemoglobin di dalam darah. Padahal, hemoglobin bertugas mengangkut oksigen ke seluruh tubuh.  Stres Studi membuktikan bahwa pada orang yang bekerja, pria lebih rentan mengalami stres dibandingkan wanita.  Saat stres, hormon epinefrin meningkat. Kondisi ini menyebabkan denyut jantung dan tekanan darah meningkat, serta pembuluh darah pun akan menyempit.  Tak hanya itu, saat stres, seseorang juga cenderung akan makan lebih banyak dan tidak beraturan, berolahraga lebih jarang, serta merokok lebih sering. Ini tentunya akan semakin meningkatkan risiko sakit jantung.  Perlu diingat juga, selain faktor jenis kelamin, masih ada hal-hal lain yang memengaruhi terjadinya masalah jantung.  Misalnya saja, pola makan dan aktivitas fisik. Jika tak dilakukan secara tepat, kedua hal itu justru lebih berperan dalam menimbulkan sakit jantung dibandingkan dengan faktor jenis kelamin!  Selain faktor-faktor yang telah disebutkan di atas, masih ada lagi beberapa kesalahan yang sering kali dilakukan para pria hingga memicu penyakit kronis yang berhubungan dengan jantung.   Heart attack merupakan pembunuh nomor 1 di dunia. Untuk itu, para pria harus lebih waspada jika mengalami gejala yang mengarah ke situ. Adapun gejala yang kerap muncul, antara lain:  Nyeri dada Sesak napas Tidak nyaman di dada Nyeri di lengan kiri, rahang, atau bengkak pada tungkai. Lebih lengkap lagi soal gejala penyakit jantung pada pria. Kini, Anda sudah mengetahui penyebab sakit jantung pada pria. Lakukanlah pola hidup sehat, pekalah terhadap gejalanya, dan rutin memeriksakan kondisi fisik ke dokter untuk menangkis “penyakit klasik” tersebut.  Referensi : Mengapa Penyakit Jantung Lebih Rentan Menyerang Pria?

Kebanyakan, yang kena sakit jantung adalah pria. Lantas, apa penyebab timbulnya penyakit jantung pada pria hingga dianggap jadi sakit langganan?
Penyakit jantung pada pria memang sudah jadi hal klasik. Sebagian besar dari Anda tentu pernah lihat tayangan film bioskop atau sinetron televisi di mana si bapak atau si kakek “ambruk” sambil memegang dada kiri mereka, tak lama sebelum meninggal.

Adegan tersebut seakan-akan memang mau menunjukkan bahwa sakit jantung sudah sangat lekat dengan kaum adam. Intinya, kebanyakan dari mereka, meninggal akibat penyakit tersebut.

Sedangkan para wanita, bisa tenang-tenang saja karena tak bakal kena serangan jantung (mereka lebih sering digambarkan meninggal akibat kanker).

Padahal, baik pria maupun wanita, sama-sama berpotensi untuk mengalami sakit jantung bila sedari awal memiliki riwayat dan punya pola hidup yang tak sehat, lho!

Jadi, kalau ada yang bilang bahwa jantung koroner dan semacamnya hanya bisa diidap para pria, itu cuma mitos!

Kendati keduanya berpotensi untuk terserang penyakit yang sama, tetapi fakta medis menyebutkan bahwa pria memang lebih tinggi risikonya untuk terkena penyakit jantung.

Oleh karena itu, akan lebih baik bila mulai sekarang, Anda mengetahui apa saja faktor risiko atau penyebab mengapa sakit jantung lebih sering dialami oleh pria.

Benarkah Pria Lebih Rentan Kena Penyakit Jantung?

Sementara itu, berbagai studi memang telah membuktikan bahwa masalah jantung  lebih rentan menyerang kaum pria.

Salah satu temuan tersebut dipublikasikan oleh Harvard Medical SchoolAmerika Serikat.

Studi yang dilakukan terhadap 34.000 penduduk Norwegia itu menemukan, pria berisiko dua kali lipat untuk terkena masalah jantung dibandingkan dengan kaum wanita!

Ukuran jantung pria lebih besar daripada wanita. Namun, jantung wanita lebih banyak memompa darah ke seluruh tubuh (sekitar 10 persen lebih banyak, sehingga jantung berpotensi lebih lelah). Sayangnya, hal itu tidak bisa menjamin bahwa organ jantung pria lebih kuat.

 

Penyebab Pria Lebih Rentan Kena Penyakit Jantung

Hingga saat ini, para ilmuwan masih meneliti penyebab mengapa pria lebih rentan mengalami sakit jantung.

Namun, ada beberapa hal yang dianggap dapat menjelaskan fenomena tersebut, yaitu:

  • Estrogen, Penjaga Kesehatan Kaum Hawa

Wanita yang belum memasuki usia menopause memiliki kadar hormon estrogen yang tinggi dibandingkan dengan kaum pria.

Meski peran utama hormon tersebut adalah untuk menjaga kesuburan wanita dan untuk mengatur siklus haid. Tapi ternyata, hormon ini juga berfungsi untuk melindungi pembuluh darah.

Tentu saja hal ini dapat berubah ketika wanita mengalami menopause. Hormon estrogen akan turun drastis dan menjadi rentan pula terkena gangguan fungsi jantung dibanding sebelum menopause.

  • Rokok


Meski di zaman ini kebiasaan merokok dilakukan oleh pria dan wanita dari berbagai usia, tetapi populasi pria yang merokok masih lebih besar daripada wanita.

Gaya hidup yang satu ini biasanya dikaitkan sebagai penyebab penyakit jantung pada pria, khususnya jantung koroner.

Efek nikotin rokok akan merangsang otak untuk melepas hormon adrenalin. Hormon tersebut lalu menurunkan kadar lemak baik (HDL), sehingga kadar lemak jahat (trigliserida) akan meningkat.

Peristiwa ini dapat meningkatkan risiko penyumbatan di pembuluh darah jantung. Sedangkan efek karbon monoksida dari rokok, dia akan mengikat hemoglobin di dalam darah. Padahal, hemoglobin bertugas mengangkut oksigen ke seluruh tubuh.

  • Stres

Studi membuktikan bahwa pada orang yang bekerja, pria lebih rentan mengalami stres dibandingkan wanita.

Saat stres, hormon epinefrin meningkat. Kondisi ini menyebabkan denyut jantung dan tekanan darah meningkat, serta pembuluh darah pun akan menyempit.

Tak hanya itu, saat stres, seseorang juga cenderung akan makan lebih banyak dan tidak beraturan, berolahraga lebih jarang, serta merokok lebih sering. Ini tentunya akan semakin meningkatkan risiko sakit jantung.

Perlu diingat juga, selain faktor jenis kelamin, masih ada hal-hal lain yang memengaruhi terjadinya masalah jantung.

Misalnya saja, pola makan dan aktivitas fisik. Jika tak dilakukan secara tepat, kedua hal itu justru lebih berperan dalam menimbulkan sakit jantung dibandingkan dengan faktor jenis kelamin!

Selain faktor-faktor yang telah disebutkan di atas, masih ada lagi beberapa kesalahan yang sering kali dilakukan para pria hingga memicu penyakit kronis yang berhubungan dengan jantung. 

Heart attack merupakan pembunuh nomor 1 di dunia. Untuk itu, para pria harus lebih waspada jika mengalami gejala yang mengarah ke situ. Adapun gejala yang kerap muncul, antara lain:

  • Nyeri dada
  • Sesak napas
  • Tidak nyaman di dada
  • Nyeri di lengan kiri, rahang, atau bengkak pada tungkai.
  • Lebih lengkap lagi soal gejala penyakit jantung pada pria.

Kini, Anda sudah mengetahui penyebab sakit jantung pada pria. Lakukanlah pola hidup sehat, pekalah terhadap gejalanya, dan rutin memeriksakan kondisi fisik ke dokter untuk menangkis “penyakit klasik” tersebut.

Referensi : Mengapa Penyakit Jantung Lebih Rentan Menyerang Pria?