Ya Moms, hingga kini masih ada yang beranggapan bahwa semua tugas yang berkaitan dengan mengasuh dan mendidik anak hanya peran seorang istri. Terlebih, jika sang istri adalah ibu rumah tangga. Sehingga, beban pekerjaan rumah maupun pengasuhan berada di tangannya.
Padahal sebenarnya, peran suami sebagai ayah juga penting dalam mengasuh anak --terutama mendidik anaknya. Demikian yang disampaikan Dr. Mauidlotun Nisa, Lc., S.Pd.I., M.Hum atau akrab disapa Ustazah Nisa.
Mencari nafkah memang kewajiban seorang suami, dengan pertimbangan bahwa laki-laki secara fisik cenderung lebih kuat jika dibandingkan wanita. Meski begitu, mereka juga harus terlibat dalam pengasuhan anak. Dalam Surat An-Nisa ayat 34 pun dijelaskan sebagai berikut:
ٱلرِّجَالُ قَوَّٰمُونَ عَلَى ٱلنِّسَآءِ بِمَا فَضَّلَ ٱللَّهُ بَعْضَهُمْ عَلَىٰ بَعْضٍ وَبِمَآ أَنفَقُوا۟ مِنْ أَمْوَٰلِهِمْ
(Ar-rijālu qawwāmụna 'alan-nisā`i bimā faḍḍalallāhu ba'ḍahum 'alā ba'ḍiw wa bimā anfaqụ min amwālihim)
Artinya: "Kaum laki-laki adalah pemimpin bagi kaum perempuan, oleh karena Allah telah melebihkan sebagian dari mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain. Dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka." (QS. 4:34)
Tak hanya itu, dalam Surat Al-Bakarah ayat 233 juga tersirat hal tersebut. Dalam ayat itu juga dijelaskan peranan ibu. Adapun isinya sebagai berikut:
وَٱلْوَٰلِدَٰتُ يُرْضِعْنَ أَوْلَٰدَهُنَّ حَوْلَيْنِ كَامِلَيْنِ ۖ لِمَنْ أَرَادَ أَن يُتِمَّ ٱلرَّضَاعَةَ ۚ وَعَلَى ٱلْمَوْلُودِ لَهُۥ رِزْقُهُنَّ وَكِسْوَتُهُنَّ بِٱلْمَعْرُوفِ
(Wal-wālidātu yurḍi'na aulādahunna ḥaulaini kāmilaini liman arāda ay yutimmar-raḍā'ah, wa 'alal-maulụdi lahụ rizquhunna wa kiswatuhunna bil-ma'rụf)
Artinya: "Kaum ibu hendaklah menyusui anak-anak mereka selama 2 tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada kaum ibu (istrinya) dengan cara yang baik dan benar. (Allah) tidak akan memberikan kadar beban kepada hamba-Nya kecuali dengan kadar kesanggupan (hamba tersebut)." (QS. 2:233)
"Nah, kadar inilah yang meniscayakan adanya saling membantu antara suami dan istri dalam segala hal. Terutama mencari nafkah dan bahkan mendidik anak," kata Ustazah Nisa kepada kumparanMOM pada (1/7).
Ustazah Nisa kembali menegaskan bahwa jangan sampai karena sudah mencari nafkah, suami jadi angkat tangan dalam mendidik anak dan menyerahkan tugas itu sepenuhnya kepada istri. Menurutnya, inilah tafsiran yang tidak benar.
Bahkan, jika mengacu pada Al-Quran, terdapat banyak kisah pendidikan antara ayah dan anak. Di antaranya kisah Nabi Ibrahim, Nabi Nuh, Nabi Yaqub dalam surat Al-Bakarah 132-133, surat Al-Luqman ayat 12-19, dan surat Yusuf. Berikut salah satu isi dari surat Al-Luqman ayat 13.
وَإِذْ قَالَ لُقْمَانُ لِابْنِهِ وَهُوَ يَعِظُهُ يَا بُنَيَّ لَا تُشْرِكْ بِاللَّهِ إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ
( Wa iż qāla luqmānu libnihī wa huwa ya'iẓuhụ yā bunayya lā tusyrik billāh, innasy-syirka laẓulmun 'aẓīm)
Artinya: "Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: 'Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar." (Q.S. Luqman 31:13)
Nah Moms, jadi cobalah berdiskusi dengan suami Anda untuk dapat saling membantu dalam hal pengasuhan anak. Sebab, ibu dan ayah memiliki peran yang sama penting dalam mendidik dan membesarkan anak-anaknya.
Referensi : Ortu Islami : Hukum Keterlibatan Ayah Dalam Mengasuh Anak