Sementara itu, wanita yang telah bercerai atau janda, sebanyak 52 persen memilih untuk menikah kali kedua. Perbedaan presentase tersebut, menurut peneliti, disebabkan wanita cenderung tak ingin lagi menikah setelah mengalami kegagalan pernikahan. Sebanyak 65 persen responden berstatus dua mengaku bahwa mereka memiliki harapan untuk menikah kembali. Sementara itu, hanya 42 persen responden berstatus janda bersedia kembali menikah. Menurut seorang konsultan pernikahan berlisensi, Tasha Holland-Kornegay, Ph.D., efek perceraian terasa lebih berat pada wanita ketimbang pria, baik secara keuangan dan emosional.
Tasha menambahkan bahwa bisa jadi wanita pada dasarnya kurang memiliki dorongan untuk menikah kali kedua setelah mengalami kegagalan. “Proses perceraian untuk wanita, bukan semata memisahkan diri dari pasangan secara hukum, tetapi juga mendewasakan diri Anda sebagai seorang individual,” terang Tasha. “Wanita membutuhkan waktu belajar untuk menerima perceraian secara nyata, mereka juga belajar untuk mandiri secara finansial,” imbuhnya. Selain itu, perceraian juga menjadi kesempatan untuk wanita memprioritaskan diri sendiri setelah sekian lama berpasangan.
Wanita seperti terlahir kembali menjadi seseorang yang baru dan lebih baik. “Aku pikir, wanita ingin menggali kemungkinan menjadi seseorang yang baru,” jelasnya. Tasha menyarankan, pria dan wanita yang baru saja resmi bercerai, sebaiknya lebih bijak dalam mengambil keputusan untuk menikah kembali. “Pernikahan bukan pilihan yang bisa Anda putuskan dalam satu malam,” pungkasnya.
Referensi : Mengapa Sulit untuk Wanita Kembali Menikah setelah Bercerai?