Sabtu, 17 September 2022

Makanan Ternyata Bisa Pengaruhi Sifat dan Akhlak Seseorang

Umat Islam diwajibkan untuk makan makanan halal dan thoyib atau baik. Ternyata ada pengaruh besar dari makanan terhadap sifat dan akhlak manusia. Bukan hanya halal, umat Islam wajib mengonsumsi makanan halal dan thoyib atau baik. Dalam hal ini artinya baik dari jenis makanannya, baik untuk kesehatan dan baik dari asal usul makanannya.  Orang muslim yang mengkonsumsi makanan tidak halal, niscaya akan menerima dampak yang sangat berat. Disebutkan dalam Hadits Nabi Muhammad SAW: "Setiap tubuh yang tumbuh dari (makanan) yang haram, maka api neraka lebih utama baginya (lebih layak membakarnya)." (HR. At-Thabrani).  Dirangkum dari Halal MUI dari hadist ini dijelaskan semua yang masuk ke dalam tubuh, dalam hal ini berupa makanan, haruslah berasal dari sumber yang baik. Dari hadits ini dapat dipahami, semua yang tumbuh, berkembang pada diri manusia, sampai kepada anak keturunannya, kalau berasal dari konsumsi yang haram, maka dengan berbagai sebab dan perilaku, niscaya akan terjatuh dan disiksa di dalam neraka.  Jenis makanan yang dikonsumsi seseorang ternyata memberikan pengaruh besar pada akhlak seseorang. Ketika orang mengonsumsi makanan yang halal dan baik, maka akhlaknya pun akan baik. Demikian pula sebaliknya. Berikut penjelasan soal konsumsi makanan mempengaruhi sifat dan akhlak seseorang:  1. Pengaruh makanan terhadap perilaku hewan Sebenarnya contoh konsumsi makanan bisa dilihat dari karakter hewan. Dalam tinjauan zoologi, pengaruh makanan terhadap watak dan perilaku, secara sederhana dapat dilihat pada hewan. Jenis hewan karnivora yang memangsa hewan lain, memiliki perilaku buas, agresif, suka menyerang dan membahayakan. Jenis hewan karnivora antara lain seperti singa, harimau, dan lain sebagainya.  Sementara hewan herbivora yang memakan tumbuh-tumbuhan relatif lebih jinak, dan tidak membahayakan. Hewan herbivora antara lain seperti sapi, kambing dan kuda.  Dengan analogi ini dapat dipahami, Allah SWT telah mengharamkan makanan dan hewan-hewan yang jelek, karena makanan memiliki pengaruh terhadap akhlak dan watak, sifat dan sikap serta perilaku seseorang.  2. Makanan halal menumbuhkan pribadi yang baik Harta dan makanan yang halal dan baik akan menumbuhkan darah dan daging yang baik. Perilaku dan perbuatannya pun cenderung pada hal yang baik juga.  Kalau mengonsumsi makanan yang buruk, atau diharamkan dalam agama, maka akan berdampak akhlak dan watak pun menjadi buruk pula. Cenderung pada perilaku dan perbuatan yang diharamkan.   Oleh karena itu, sangat penting memastikan untuk mencari rezeki yang halal untuk membeli makanan yang halal dan baik. Cara ini menjadi pengingat untuk selalu mengasup makanan yang halal dari sumber yang halal pula.  3. Alasan muslim dilarang makan babi Dalam Al-Qur'an disebutkan babi termasuk salah satu makanan haram. Daging babi dilarang keras dikonsumsi, apapun alasannya, kecuali dalam keadaan darurat.  Ada beberapa alasan mengapa daging babi diharamkan, salah satunya karena hewan ini punya kebiasaan yang kotor. Babi termasuk hewan omnivora sehingga mereka bisa makan apapun saat hidup di alam bebas.  Bukan hanya tumbuhan dan daging hewan lain yang mereka santap, melainkan juga sampah seperti daging busuk, tikus, reptil, dan bahkan kotoran mereka sendiri. Muslim menganggap babi sebagai najis karena rakus makan apapun yang ada disekelilingnya.  4. Konsumsi makanan dari sumber yang bersih Islam mengharamkan beberapa jenis ternak dan unggas yang berkeliaran dan memakan kotorannya sendiri. Hewan ini terbilang kotor dan menjijikan, oleh karenanya harus dibersihkan lebih dahulu.  Siapapun yang ingin menyembelihnya harus mengurungnya selama beberapa hari, serta memberinya makanan yang bersih. Tujuannya agar perut hewan tersebut bisa bersih dari kotoran-kotoran yang telah dimakannya.

Umat Islam diwajibkan untuk makan makanan halal dan thoyib atau baik. Ternyata ada pengaruh besar dari makanan terhadap sifat dan akhlak manusia. 
Bukan hanya halal, umat Islam wajib mengonsumsi makanan halal dan thoyib atau baik. Dalam hal ini artinya baik dari jenis makanannya, baik untuk kesehatan dan baik dari asal usul makanannya.

Orang muslim yang mengkonsumsi makanan tidak halal, niscaya akan menerima dampak yang sangat berat. Disebutkan dalam Hadits Nabi Muhammad SAW: "Setiap tubuh yang tumbuh dari (makanan) yang haram, maka api neraka lebih utama baginya (lebih layak membakarnya)." (HR. At-Thabrani).

Dirangkum dari Halal MUI dari hadist ini dijelaskan semua yang masuk ke dalam tubuh, dalam hal ini berupa makanan, haruslah berasal dari sumber yang baik. Dari hadits ini dapat dipahami, semua yang tumbuh, berkembang pada diri manusia, sampai kepada anak keturunannya, kalau berasal dari konsumsi yang haram, maka dengan berbagai sebab dan perilaku, niscaya akan terjatuh dan disiksa di dalam neraka.

Jenis makanan yang dikonsumsi seseorang ternyata memberikan pengaruh besar pada akhlak seseorang. Ketika orang mengonsumsi makanan yang halal dan baik, maka akhlaknya pun akan baik. Demikian pula sebaliknya. Berikut penjelasan soal konsumsi makanan mempengaruhi sifat dan akhlak seseorang:

1. Pengaruh makanan terhadap perilaku hewan
Sebenarnya contoh konsumsi makanan bisa dilihat dari karakter hewan. Dalam tinjauan zoologi, pengaruh makanan terhadap watak dan perilaku, secara sederhana dapat dilihat pada hewan. Jenis hewan karnivora yang memangsa hewan lain, memiliki perilaku buas, agresif, suka menyerang dan membahayakan. Jenis hewan karnivora antara lain seperti singa, harimau, dan lain sebagainya.

Sementara hewan herbivora yang memakan tumbuh-tumbuhan relatif lebih jinak, dan tidak membahayakan. Hewan herbivora antara lain seperti sapi, kambing dan kuda.

Dengan analogi ini dapat dipahami, Allah SWT telah mengharamkan makanan dan hewan-hewan yang jelek, karena makanan memiliki pengaruh terhadap akhlak dan watak, sifat dan sikap serta perilaku seseorang.

2. Makanan halal menumbuhkan pribadi yang baik
Harta dan makanan yang halal dan baik akan menumbuhkan darah dan daging yang baik. Perilaku dan perbuatannya pun cenderung pada hal yang baik juga.

Kalau mengonsumsi makanan yang buruk, atau diharamkan dalam agama, maka akan berdampak akhlak dan watak pun menjadi buruk pula. Cenderung pada perilaku dan perbuatan yang diharamkan.


Oleh karena itu, sangat penting memastikan untuk mencari rezeki yang halal untuk membeli makanan yang halal dan baik. Cara ini menjadi pengingat untuk selalu mengasup makanan yang halal dari sumber yang halal pula.

3. Alasan muslim dilarang makan babi
Dalam Al-Qur'an disebutkan babi termasuk salah satu makanan haram. Daging babi dilarang keras dikonsumsi, apapun alasannya, kecuali dalam keadaan darurat.

Ada beberapa alasan mengapa daging babi diharamkan, salah satunya karena hewan ini punya kebiasaan yang kotor. Babi termasuk hewan omnivora sehingga mereka bisa makan apapun saat hidup di alam bebas.

Bukan hanya tumbuhan dan daging hewan lain yang mereka santap, melainkan juga sampah seperti daging busuk, tikus, reptil, dan bahkan kotoran mereka sendiri. Muslim menganggap babi sebagai najis karena rakus makan apapun yang ada disekelilingnya.

4. Konsumsi makanan dari sumber yang bersih
Islam mengharamkan beberapa jenis ternak dan unggas yang berkeliaran dan memakan kotorannya sendiri. Hewan ini terbilang kotor dan menjijikan, oleh karenanya harus dibersihkan lebih dahulu.

Siapapun yang ingin menyembelihnya harus mengurungnya selama beberapa hari, serta memberinya makanan yang bersih. Tujuannya agar perut hewan tersebut bisa bersih dari kotoran-kotoran yang telah dimakannya.

Referensi : Makanan Ternyata Bisa Pengaruhi Sifat dan Akhlak Seseorang