Bagi seorang laki-laki ketika sudah menikah, maka ia memiliki tanggung jawab untuk menafkahi dan mendidik istrinya. Di lain sisi, sebagai anak laki-laki dirinya pun masih memiliki tanggung jawab terhadap orang tuanya.
Saat itu ada dua wanita spesial yang ada dalam hidupnya. Ibunya yang melahirkan dan membesarkan dan juga seorang istri yang akan menemani hidupnya sampai tua dan meninggal.
Dalam Islam, seorang anak laki-laki harus mendahulukan untuk berbakti kepada ibunya. Seperti yang tertuang dalam hadits berikut ini.
Dari Abu Hurairah radliallahu ‘anhu dia berkata; “Seorang laki-laki datang kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sambil berkata; “Wahai Rasulullah, siapakah orang yang paling berhak aku berbakti kepadanya?” beliau menjawab: “Ibumu.” Dia bertanya lagi; “Kemudian siapa?” beliau menjawab: “Ibumu.” Dia bertanya lagi; “kemudian siapa lagi?” beliau menjawab: “Ibumu.” Dia bertanya lagi; “Kemudian siapa?” dia menjawab: “Kemudian ayahmu.” (HR. Bukhari no.5971 dan Muslim no.2548).
Referensi : Istri atau Ibu (Mana yang Harus Didahulukan Seorang Laki-laki)
Untuk itu, jangan pernah ada perbandingan antara istri dan ibu, karena keduanya tidak untuk diperbandingkan.
Ustadz Muhammad Nur Maulana mengatakan sebaiknya seorang istri jangan sampai mengeluarkan kata-kata 'Pilih ibu atau saya?'.
"Istri hendaknya menjadi penguat untuk bisa berbakti kepada orang tua, khususnya ibu," katanya di salah satu acara dakwah stasiun televisi swasta.
Menjadi suami juga harus menjadi imam bagi istri. Dalam hal ini untuk membimbing istri bahwa berbakti kepada orang tua merupakan ibadah yang mulia.
"Didiklah istri, bimbinglah istri, tuntunlah istri untuk bisa sama-sama bergandengan masuk ke dalam surga. Salah satu caranya adalah untuk membantu suami memenuhi kewajiban terhadap kedua orangtuanya, tidak menghalangi dan jangan membuat suami durhaka." kata Ustadz Maulana.
Implementasi hal ini sebaiknya diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, terkhusus bagi kalian para suami yang masih memiliki ibu kandung.
Misal di saat yang bersamaan harus antar siapa? Jemput anak dan istri dari atau jemput ibu terlebih dahulu?
Menjadi istri yang baik, harus membantu suami, berikan keyakinan kata-kata untuk memantapkan bahwa tidak ada masalah jika suami mendahulukan ibunya.
"Istri kasih pernyataan: Ayah, udah jemput Mamah? Jemput Mamah dulu baru saya ya!" kata Ustadz Maulana.
"Kerudungnya kalau ada dua istri yang baik akan bilang, kasih Mamah dulu suruh milih ya Ayah, baru nanti kasih saya."
Nanti juga sebaliknya begitu, istri harus didik anak laki-lakinya agar nanti mendahulukan ibunya jika sudah besar dan menikah nanti, sebagaimana yang dilakukan suami terhadap ibu kandungnya.
Kewajiban menafkahi istri
Adapun kewajiban suami terhadap istri yang didahulukan adalah kewajiban menafkahi. Sebab hukum menafkahi istri adalah wajib, sedangkan menafkahi orang tua hukumnya sunah.
Jadi jika ada gaji yang didapat oleh suami, maka dahulukan istri dan anak-anak terlebih dahulu.
Menafkahi orang tua hukumnya baru akan berubah menjadi wajib, manakala mencakup dua syarat, yakni:
1. Orang tua yang miskin dan membutuhkan bantuan,
2. Anak yang kaya dan memiliki kelebihan nafkah setelah nafkah yang bisa ia berikan kepada istri dan anaknya.
Kedua syarat ini telah disepakati oleh para Ulama (Hasyiyah Ibnu Abidin 2/678; Minahul Jalîl, 2/448; Mughnil Muhtar, 3/446; al-Inshâf, 9/392).
Jika kedua syarat sudah mencukupi tapi suami tidak menafkahi orang tuanya yang membutuhkan, maka anak laki-laki tersebut akan berdosa.