Tugas-tugas kuliah semakin banyak, tiap dosen, tiap mata pelajaran selalu saja ada tugas dan PR, entah itu program, maupun printout yang jumlahnya sampai ngilerrrr, ngilu rasanya, dulu dosennya kulih di ragati ortu kali, ndk tahu kalau kelas malam itu isuk s/d sore berkerja, menguras tenaga hingga lembek, masih ada tanggungan kuliah, masih banyak tugas dari dosen-dosen yang kiler, sakenak'e dwe, materi sak umit, PR dan tugas sak dabrek.
Tidak adil rasanya, ha ha ha.... ngiri kali ya saya !!! ndk lah !! untung saja teman-teman saya terkadang dapat diandalkan, jika ada PR/Tugas dia selalu membantu, tapi juga gantian membantunya. salang membantu demi kebaikan itu juga baik, jika tidak begitu kapan lulusnya? sampai tuo ra lulus-lulus??? dosenne kadang yo ngayelke, nek mbiji sak gelemme dwe.
Saya harus berusaha lebih keras lagi, ndk usah mikirin bagaimana PR dan tugas sendirinya, mending mikir cari uang untuk bayar SPP an Biaya regritarasi yang sudah nunggak-nunggak, padahal dari ampus harus lunas bulan juli?? coba ??? jika ndk lunas otomatis ndk isa KP, nek ndk bisa KP, ndk bisa Skripsi/TA??? coba !!! ndk skripsi otomatis kapan luluse??? itu masalah keuangan, asal bisa bayar jane ya melegakan pikiran. maklum lah udah besar, apa apa bayar sendiri, ortu hanya mendo'kan dan meridho'i apa yang saya lakukan, selama itu baik dan bermanfaat.
Orang tua bekerja sebagai buruh tani, itu artinya upahnya tidak seberapa, untuk membantuku ragat kuliah aja pasti ndk bisa, coba bayangkan sak 1 SPP/bulannya saja 300.000,- kemarn pernah mau pinjem sama bapak/ibu, " Pak saya pinjam uang 300.000,- saja buat bayar SPP bulanjuni 2010, nanti jika sudah punya saya ganti jawaban beliau, wah... lagi ora duwe duit bar blas le !!!,
saya mau gimana lagi, saya harus berputar otakku agar aku bisa mbayar kuliah / SPP minimal 1 bulan dulu. Setelah dapat pinjaman kesana-kemari, akhirnya dapat juga, dan saya bayarkan uang tersebut ke administrasi kampus.
Saya ingin menjadi anak sholeh, anak baik, berbakti kpd orang tua supaya org tua bahagia dan senang serta bangsa pada anak yang dilahirkan dan dari hasil didikannya. Saya sebagai anak kalau bisa "apa yang akan saya berikan, apdikan kepada kedua orang tua saya, bukan apa yang diberikan orang tua kpdku"
orang tua ku sudah sangat terpukul karena hasil, jerihnya selama ini menanam padi disawah dan ladang, gagal total, mungkin 10 juta hanya di buang percuma, karena hasil panen/tanah yang digarap bapak/ibu di setang hama "WERENG" nanam sayur-sayurran di pangan "LODOH" misalnya menanam bayam di serang "ULAD/ULER" kangkung, sawi juga sama saja, semua sepertinnya bukan rejekinya.
Anehnya orang tua masih aja menanam dan menggarap tanahnya, tapi mungkin kali ini hasilnya akan baik, dan bisa panen, krn hama sudah pergi. hal itulah orng tua demi anak-anaknya beliau mau melakukan pekerjaan yang paling beratpun didunia ini demi anak-anak tercintanya. orang tua saya pernah untuk dapat menyekolahkan anaknya ke SLTA dia harus bekerja, taruhanya nyawanya, harta miliknya satu-satunya yang ia punyai untuk mencari riski allah, dia memasang batu pondasi kali PP/sungai PP, tingkat keuraman sungai tersebut mencapai 15 meter, dengan arus sungai yang deras, tidak memakai pengaman sama sekali, hanya seikat tali/ dadung, yang melekat padanya. Andai tali tersebut lepas, nyawa bisa jadi taruhanya. itulah cinta kasih sayang ke dua orang tua kita. nyawapun diberikannya, tanpa pamrih tanpa mengharap ibal balik apapun kepada anak-anaknya.
Saya cinta dan bangga kepada kedua orang tua saya, anakmu ini pasti banyak salah dan dosa. Maafkan anakmu yang selalu membuat sedih bapak/ibu. Saya belum dapat memberi sesuatu untukmu, do'akan anakmu ini agar bisa menjalani kehidupan ini dengan sabar dengan iklas, dan dapat menjadi yang menjadi apa yang saya cita-citakan... aminnnnn.
Ditulis oleh,
administrator