Rabu, 14 September 2022

8 Hal yang Pengaruhi Akhlak Anak Menurut Islam

8 Hal yang Pengaruhi Akhlak Anak Menurut Islam. Akhlak merupakan dasar penting bagi kehidupan seorang muslim dan muslimah. Akhlak menurut Imam Ghazali, adalah sesuatu yang mengakar kuat dalam jiwa seseorang dan mendorongnya untuk melakukan suatu perbuatan tanpa harus dipikir terlebih dahulu. Jika perbuatan yang dilakukan baik maka disebut akhlak mulia (akhlak mahmudah). Tetapi, jika perbuatan yang dilakukan jelek maka disebut akhlak tercela (akhlak madzmumah). Akhlak seorang anak sangat ditentukan dari lingkungan kehidupannya sehari-hari. Dasar utamanya adalah pendidikan dari orangtua. Tak hanya itu, ada juga faktor lain yang juga sangat mempengaruhi pembentukan akhlak anak. Syeikh Musthafa al-Adawy dalam kitab Fiqh Tarbiyat al-Abna mengatakan bahwa terdapat 8 hal yang dapat mempengaruhi perkembangan akhlak seorang anak. Ayah dan bunda penting untuk selalu mengingatkan dan membimbing anak agar memiliki akhlak yang baik sesuai tuntunan Islam. Apa saja delapan hal yang berpengaruh besar pada akhlak anak? Pertama, saudara-saudara kandung dan kerabat- kerabatnya di rumah. Kedua, teman-teman di lingkungan sosial tempatnya tinggal. Seperti di sekolah, perpustakaan dan tempat belajar ngaji.Ketiga, para pengajar, guru, pendidik, penjaga, pelatih yang mengajari anak-anak. Keempat, segala hal yang dia lihat, dengar dan baca yang berada di lingkungan tempat tinggalnya.yang sering dikunjungi anak-anak untuk menghabiskan sebagian besar waktunya, seperti masjid, mal, atau tempat lain.Ketujuh, para tamu dan pengunjung yang datang ke rumah. Kedelapan, perjalanan, kunjungan dan tamasya yang anak-anak pernah lakukan.  Nilai-nilai Islam harus senantiasa jadi panduan dan pedoman dalam tiap aspek kehidupan. Termasuk dalam berkeluarga dan mengasuh putra putri tercinta. Hadirnya buah hati dalam sebuah keluarga, merupakan amanah. Tak hanya itu, anak juga bisa jadi penenang dan penyejuk hati serta perhiasan orangtuanya. Dalam al-Quran Allah menjelaskannya dalam QS. al-Kahfi[18] ayat 46:  Artinya: Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia tetapi amalan-amalan yang kekal lagi saleh adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan. ( QS. al-Kahfi[18] ayat 46)  Dikutip dari Bincang Muslimah, menurut al-Maraghi dalam Tafsir al-Maraghi harta merupakan sebuah perhiasan meskipun tidak mempunyai anak, dan bukan sebaliknya. Beliau menjelaskan orang yang mempunyai anak sedang ia tidak mempunyai harta maka orang itu berada dalam kesengsaraan dan kemelaratan.  Anak dan Perhiasan Memiliki Persamaan Maka, diantara keduanya haruslah seimbang agar jauh dari kemelaratan. Pendapat al-Maraghi ini menunjukkan bahwasanya orangtua dilarang menelantarkan anak dan wajib memenuhi kebutuhan anak.  Sementara menurut Hamka dalam Tafsir al-Azhar ini merupakan ayat rayuan yang sangat indah. Allah SWT memberi peringatan bahwa harta dan anak itu memanglah perhiasan yang sangat indah. Namun sayang, perhiasan indah itu hanyalah bersifat sementara karena memiliki batasan waktunya.  Dalam tafsir Kemenag (Dapartemen Agama RI, al-Quran dan Tafsirnya: 2006), ayat ini mengabarkan kepada kita semua bahwasanya anak merupakan perhiasan yang harus dijadikan jalan bagi orangtua untuk melakukan amal saleh yang akan mengantarkan kepada ridho Allah SWT.   Jika orangtua memperlakukan anak dengan cara yang tidak baik dan tidak mengundang pahala serta ridho Allah SWT maka kehadiran anak akan berubah menjadi sebuah cobaan.  Allah telah menjelaskan yang menjadi kebanggaan manusia di dunia ini ialah harta benda dan anak-anak, karena manusia sangat memperhatikan keduanya. Banyak harta dan anak dapat memberikan kehidupan dan martabat yang terhormat kepada orang yang memilikinya. Sebaliknya, juga dapat menjadikan seseorang takabur dan merendahkan orang lain.  Referensi : 8 Hal yang Pengaruhi Akhlak Anak Menurut Islam

8 Hal yang Pengaruhi Akhlak Anak Menurut Islam. Akhlak merupakan dasar penting bagi kehidupan seorang muslim dan muslimah. Akhlak menurut Imam Ghazali, adalah sesuatu yang mengakar kuat dalam jiwa seseorang dan mendorongnya untuk melakukan suatu perbuatan tanpa harus dipikir terlebih dahulu. Jika perbuatan yang dilakukan baik maka disebut akhlak mulia (akhlak mahmudah). Tetapi, jika perbuatan yang dilakukan jelek maka disebut akhlak tercela (akhlak madzmumah). Akhlak seorang anak sangat ditentukan dari lingkungan kehidupannya sehari-hari. Dasar utamanya adalah pendidikan dari orangtua. Tak hanya itu, ada juga faktor lain yang juga sangat mempengaruhi pembentukan akhlak anak. Syeikh Musthafa al-Adawy dalam kitab Fiqh Tarbiyat al-Abna mengatakan bahwa terdapat 8 hal yang dapat mempengaruhi perkembangan akhlak seorang anak. Ayah dan bunda penting untuk selalu mengingatkan dan membimbing anak agar memiliki akhlak yang baik sesuai tuntunan Islam.

Apa saja delapan hal yang berpengaruh besar pada akhlak anak?

Pertama, saudara-saudara kandung dan kerabat- kerabatnya di rumah. Kedua, teman-teman di lingkungan sosial tempatnya tinggal. Seperti di sekolah, perpustakaan dan tempat belajar ngaji.Ketiga, para pengajar, guru, pendidik, penjaga, pelatih yang mengajari anak-anak. Keempat, segala hal yang dia lihat, dengar dan baca yang berada di lingkungan tempat tinggalnya.yang sering dikunjungi anak-anak untuk menghabiskan sebagian besar waktunya, seperti masjid, mal, atau tempat lain.Ketujuh, para tamu dan pengunjung yang datang ke rumah. Kedelapan, perjalanan, kunjungan dan tamasya yang anak-anak pernah lakukan.

Nilai-nilai Islam harus senantiasa jadi panduan dan pedoman dalam tiap aspek kehidupan. Termasuk dalam berkeluarga dan mengasuh putra putri tercinta. Hadirnya buah hati dalam sebuah keluarga, merupakan amanah. Tak hanya itu, anak juga bisa jadi penenang dan penyejuk hati serta perhiasan orangtuanya. Dalam al-Quran Allah menjelaskannya dalam QS. al-Kahfi[18] ayat 46:

Artinya: Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia tetapi amalan-amalan yang kekal lagi saleh adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan. ( QS. al-Kahfi[18] ayat 46)

Dikutip dari Bincang Muslimah, menurut al-Maraghi dalam Tafsir al-Maraghi harta merupakan sebuah perhiasan meskipun tidak mempunyai anak, dan bukan sebaliknya. Beliau menjelaskan orang yang mempunyai anak sedang ia tidak mempunyai harta maka orang itu berada dalam kesengsaraan dan kemelaratan.

Anak dan Perhiasan Memiliki Persamaan

Maka, diantara keduanya haruslah seimbang agar jauh dari kemelaratan. Pendapat al-Maraghi ini menunjukkan bahwasanya orangtua dilarang menelantarkan anak dan wajib memenuhi kebutuhan anak.

Sementara menurut Hamka dalam Tafsir al-Azhar ini merupakan ayat rayuan yang sangat indah. Allah SWT memberi peringatan bahwa harta dan anak itu memanglah perhiasan yang sangat indah. Namun sayang, perhiasan indah itu hanyalah bersifat sementara karena memiliki batasan waktunya.

Dalam tafsir Kemenag (Dapartemen Agama RI, al-Quran dan Tafsirnya: 2006), ayat ini mengabarkan kepada kita semua bahwasanya anak merupakan perhiasan yang harus dijadikan jalan bagi orangtua untuk melakukan amal saleh yang akan mengantarkan kepada ridho Allah SWT.

 Jika orangtua memperlakukan anak dengan cara yang tidak baik dan tidak mengundang pahala serta ridho Allah SWT maka kehadiran anak akan berubah menjadi sebuah cobaan.

Allah telah menjelaskan yang menjadi kebanggaan manusia di dunia ini ialah harta benda dan anak-anak, karena manusia sangat memperhatikan keduanya. Banyak harta dan anak dapat memberikan kehidupan dan martabat yang terhormat kepada orang yang memilikinya. Sebaliknya, juga dapat menjadikan seseorang takabur dan merendahkan orang lain.

Referensi : 8 Hal yang Pengaruhi Akhlak Anak Menurut Islam