Islam tentunya sudah mengatur hukum halal haram dalam ajarannya. Hal ini agar umat pemeluknya mampu membedakan mana hal yang boleh dilakukan, dan tidak boleh dilakukan. Sehingga dalam hidupnya ia akan terjauhkan dari dosa. Perihal rezeki yang mendatangkan azab Allah SWT adalah rezeki yang cara memperolehnya dilakukan dengan cara yang tidak benar. Artinya seseorang itu dalam rangka memperoleh rezekinya ia banyak menyebabkan mudhorot entah itu bagi dirinya sendiri ataupun orang lain. Untuk menghindari hal ini, ada pemahaman mengenai ciri - ciri rezeki yang mendatangkan azab Allah SWT.
Ciri - ciri rezeki yang mendatangkan azab Allah SWT
Ciri yang pertama yakni rezeki yang diperoleh mudah menguap. Dalam istilah kekiniannya adalah uang panas. Seseorang yang bekerja keras pagi hingga petang berharap rezeki yang didapat akan dapat berguna bagi dirinya juga keluarganya. Namun sebelum ia gunakan untuk tujuannya, malah uang yang ia peroleh dari pekerjaannya justru tekor untuk urusan lain. Hingga berapapun uang hasil dari kerja kerasnya kadang tak sanggup untuk menutupi kebutuhannya sendiri. Bisa jadi rezekinya tidak berkah, dan Allah SWT menegurnya dengan cara seperti ini agar orang tersebut dapat bermuhasabah diri.
Ciri yang kedua yakni membawa penyakit. Rezeki hasil bekerja yang kita peroleh setiap harinya jika dilakukan dengan cara yang haram. Dan uang itu digunakan untuk makan sehingga hal haram ini akan masuk dalam tubuh kita. Kadang Allah SWT menegur kita dengan datangkan penyakit agar kita tahu, bahwa ada yang salah dengan cara kita memperoleh keberkahan rezeki dari-Nya.
Ciri yang ketiga adalah tidak membawa ketenangan. Secara psikologis, harta juga dapat mempengaruhi manusia. Hati yang bersih akan merasa gelisah bilamana rezeki yang ia peroleh ada unsur keharamannya. Perihal gelisah ini adalah bentuk hidayah dan teguran dari Allah SWT agar kita menjauhkan diri dari hal haram. Sedangkan ciri yang keempat adalah sulit dipakai untuk taat. Rezeki yang diperoleh dengan cara curang seperti korupsi, menipu dan lainnya akan sulit digunakan di jalan Allah misalnya sedekah. Mengapa demikian? Karena Allah SWT hanya menerima hal yang baik.
mendapatkan uang dari sumber yang haram. Allah berfirman:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اَنْفِقُوْا مِنْ طَيِّبٰتِ مَا كَسَبْتُمْ وَمِمَّآ اَخْرَجْنَا لَكُمْ مِّنَ الْاَرْضِ ۗ وَلَا تَيَمَّمُوا الْخَبِيْثَ مِنْهُ تُنْفِقُوْنَ وَلَسْتُمْ بِاٰخِذِيْهِ اِلَّآ اَنْ تُغْمِضُوْا فِيْهِ ۗ وَاعْلَمُوْٓا اَنَّ اللّٰهَ غَنِيٌّ حَمِيْدٌ
Artinya: Wahai orang-orang yang beriman! Infakkanlah sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untukmu. Janganlah kamu memilih yang buruk untuk kamu keluarkan, padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memicingkan mata (enggan) terhadapnya. Dan ketahuilah bahwa Allah Mahakaya, Maha Terpuji.
Inilah dampak buruk jika menghasilkan uang dari hal haram, yaitu:
1. Memicu murka Allah SWT
Harta yang berasal dari jalan haram dapat memicu murka Allah SWT. Hal ini telah Rasulullah SAW wanti-wanti kepada keponakannya, Ali bin Abi Thalib,
يا علي، اذا غضب الله على احد رزقه مالا حراما. فاذل اشتد غضبه عليه وكل به شيطانا. يبارك له فيه ويصحبه ويشغله بالدنيا عن الدن. ويسهل له امور دنياه ويقول: الله غفور رحيم
Artinya: “Wahai Ali, jika Allah marah kepada seseorang maka Allah akan memberinya rezeki yang haram. Dan ketika Allah semakin marah kepada seseorang hamba maka Allah akan mewakilkan (memberi kuasa) kepada setan untuk menambah rezekinya dan menemaninya, menyibukannya dengan dunia serta melupakan agama. Memudahkan urusan dunianya dan setan berkata (menggoda dengan kalimat): Allah Maha Pengampun dan Maha Penyayang.”
2. Tidak ada keberkahan dalam beragama
Tidak ada keberkahan sama sekali dari uang haram. Rasulullah SAW mengatakan bahwa orang yang mendapatkan hartanya di jalan yang salah, maka hatinya akan mati dan buta dalam melaksanakan taat kepada Allah:
يا على، لا يزال المؤمن في زيادة في دينه مالم ياكل الحرام. ومن فارق العلما ء مات قلبه وعمى عن طاعة الله تعالى
Artinya: “Wahai ali orang mukmin akan selalu bertambah (kuat) agamanya selama ia tidak memakan yang haram. Dan barangsiapa meninggalkan (menjauhi) ulama, maka hatinya akan mati, dan buta dalam melaksanakan taat kepada Allah.”
3. Bacaan Al Quran pemakan harta haram tidak memiliki dampak apapun
Orang yang memakan harta haram termasuk orang-orang yang melemparkan kitab Allah (Al-quran) ke belakang punggungnya. Naudzubillah min dzalik, begitu berbahaya dampak memberi makan anak dan keluarga dengan uang haram.
ياعلى، من قرا القران ولم يحل حلاله ولم يحرم حرامه كان من الين نبذوا كتاب الله وراء ظهورهم
Artinya: Halalkan apa yang dihalalkan dalam Alquran dan tidak mengharamkan apa yang diharamkan dalam Alquran maka orang tersebut termasuk orang-orang yang melemparkan kitab Allah (Al-quran) ke belakang punggungnya.”
Bak terpental, Allah sulit menerima ibadah seseorang yang hidup dari penghasilan haram, baik ibadah untuk diri sendiri maupun orang terdekat sekalipun, seperti keluarga.
4. Di akhirat akan ditanya semua perlakuan selama di dunia
memaparkan bahwa uang haram merupakan hal ilegal. Syariat mengatur bahwa barang yang diperoleh dari proses ilegal hukumnya haram.
Haram dalam bahasa Arab, kata yang memiliki arti “dilarang‟. Haram mengacu pada segala sesuatu yang dilarang dalam Al-Qur’an atau akan mengakibatkan dosa ketika dilakukan oleh seorang Muslim. Misalnya, perzinahan, pembunuhan atau uang yang diperoleh melalui kecurangan, kejahatan, zolim, atau mencuri. Bisa juga merujuk pada makanan dan minuman tertentu seperti babi atau alkohol, yang dianggap Haram
Penghasilan haram mengacu pada penghasilan yang diperoleh tidak sesuai dengan petunjuk dan cara yang disetujui oleh Allah dan Nabi Muhammad SAW. Penghasilan ilegal sangat dilarang dan dikutuk dalam Islam. Allah berfirman dalam Al-Qur’an surat An Nisa ayat 29:
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kalian memakan harta satu sama lain dengan cara yang batil, kecuali jika itu adalah jual beli dengan persetujuan kalian bersama.”
Ingatlah, bahwa perbuatan yang kita lakukan di dunia akan mendapatkan balasan di akhirat. Allah akan bertanya kepada kita, anak, istri/suami, dan keluarga tentang amalan yang dikumpulkan selama di dunia. Sesungguhnya, balasan Allah nyata adanya kepada orang-orang dzolim yang hidup dari penghasilan ilegal.
5. Bikin lupa diri dan serakah
Adanya keinginan untuk cepat kaya bisa bikin gelap mata. Hal ini kerap terjadi sebagai jalan pintas untuk mendapatkan kekayaan. Jika dipikirkan secara adem dan matang, perasaan cukuplah yang membuat hidup menjadi tenang. Bukan kekayaan berlebihan hingga rela menjual idealisme dari jalan haram.
Rasulullah SAW menasihati Ali bin Abi Thalib untuk berhati-hati terhadap penghasilan yang haram karena akan membuat lupa diri, ceroboh, serakah, hingga hati yang tidak tenang.
يا علي، من اكل الشبها ت اشتبه عليه دينه واظلم قلبه ومن اكل الحرام مات قلبه وخف دينه وضعف يقينه و حجب الله دعوته وقلت عبادته
Artinya: “ Wahai Ali, barang siapa yang makan makanan syubhat, maka agamanya akan syubhat dan hatinya akan menjadi gelap (maksudnya orang yang makan syubhat hatinya tidak akan bisa menerima nasihat agama sehingga gelap hatinya). Dan barang siapa yang makan makanan haram maka akan mati hatinya, ringan agamanya (menyepelekan agama), lemah keyakinannya, doanya akan terhalang dan sedikit ibadahnya.”