Namun jangan khawatir, pernikahan kedua tidak selalu buruk atau sama berakhir tragis dengan yang pertama. Kuncinya, ketahui dan lakukan tips-tips penting berikut ini.
Tidak buru-buru menikah lagi adalah hal yang wajib dilakukan apabila Anda baru bercerai.
Menikah terburu-buru biasanya dilakukan untuk menghapus rasa kecewa dari perceraian pertama, melepaskan diri dari kesepian, sekedar gembira sudah menemukan orang baru, atau bahkan karena ingin membuat cemburu mantan pasangan.
Apabila terburu-buru karena alasan tersebut, Anda tidak dapat berpikir jernih, tidak mempertimbangkan banyak hal, atau bahkan belum mengetahui lebih dalam karakter atau sifat calon pasangan.
Jika dari pernikahan pertama dikaruniai anak, penting juga untuk mempertimbangkan kondisinya.
Pernikahan kedua yang terkesan buru-buru dapat membuat stres, kecewa, bahkan marah yang dialami anak karena orang tuanya bercerai semakin buruk.
Beri alasan kepada anak kenapa Anda mau menikah lagi, bicarakan dengan jelas dari hati ke hati.
Anda juga wajib memperkenalan pasangan kedua secara baik-baik dengan anak sebelum menikah lagi.
Tak hanya itu, terburu-buru menjalani pernikahan kedua bisa menyisakan bayangan mantan di hati. Jika seperti itu, hubungan Anda bisa jadi tidak sehat ke depannya.
Menanggapi ini, Ikhsan Bella Persada M.Psi., Psikolog mengatakan, “sebelum menikah lagi sebaiknya fokus pemulihan diri dari mantan, biasanya kalo masih memiliki rasa sayang atau pas putus hubungan dengan mantan nggak baik, itu bisa timbul relapse seperti terbayang mantan, bayangin momen sama mantan, atau bandingin pasangan.”
Perlu diingat juga, bukan tugas orang lain untuk menghapuskan luka dan sakitnya kegagalan pernikahan dulu. Ini semua adalah tugas Anda untuk bisa menghapus rasa kecewa diri sendiri.
Jika mengandalkan atau menggantungkan kesembuhan luka hati pada orang lain, Anda pun berisiko kecewa kembali.
Selain belajar dari kesalahan pernikahan masa lalu, ada beberapa tips lain yang dapat Anda lakukan agar pernikahan kedua ini sukses serta bahagia. Berikut tips yang disarankan oleh psikolog:
1. Pergi ke Konseling Pernikahan
Menurut Ikhsan, jika Anda merasa ada perbedaan visi ataupun pemikiran, perlu dicarikan jalan keluarnya. Salah satu caranya dengan konsultasi ke konseling pernikahan.
“Sebelum menikah lagi sebaiknya pergi ke konseling pernikahan dulu. Supaya hubungan yang dijalani kali ini memiliki visi misi yang sama dan punya komitmen dalam menjalaninya,” jelasnya.
“Kemudian, biasanya, kan, punya trauma tersendiri terkait kegagalan menikah. Tujuan konseling agar sama-sama mengetahui apa saja yang menjadi potensi timbulnya konflik dalam pernikahan,” tambah Ikhsan menjelaskan.
Selain itu, saat sedang jatuh cinta lagi, biasanya kita mudah mengabaikan masalah-masalah kecil. Padahal, kalau dibiarkan, lama-kelamaan bisa menumpuk jadi masalah besar!
Jadi, pihak ketiga, yaitu konselor pernikahan, bisa menjelaskan adanya risiko akibat mengabaikan masalah sekecil apapun.
Konseling pernikahan juga bisa menjadi terapi individu yang membantu Anda dalam menjalani hubungan asmara. Terlebih, jika Anda mengalami kebencian atau ketakutan yang timbul akibat pernikahan pertama.
2. Jangan Pernah Membandingkan dengan Mantan
Tanpa disadari, beberapa orang suka membanding-bandingkan pasangan sekarang dengan yang dulu. Jika Anda sering melakukan hal ini, sebaiknya dihindari, ya.
Membandingkan pasangan biasanya muncul ketika Anda berada di situasi yang sama. Misalnya, saat berdebat mengenai suatu hal yang pernah dialami dengan pasangan dulu.
Beberapa orang bisa langsung membandingkan cara atau hasil kesimpulan perdebatan antara mantan dengan pasangan sekarang.
Untuk itu Ikhsan Bella menyarankan “Coba fokus dengan kelebihan yang dimiliki oleh pasangan. Anda juga bisa mencari alasan utama kenapa tertarik menikah dengan pasangan sekarang. Ini membantu menumbuhkan rasa syukur. Komunikasikan hal-hal apa saja yang perlu diperbaiki tanpa mengacu ke orang lain.”
3. Bersikap Realistis
Di pernikahan kedua ini Anda harus bersikap realistis. Maksudnya, Anda tidak berharap atau memiliki ekspektasi berlebihan.
Misalnya, Anda yakin pernikahan kedua ini minim konflik atau pasangan akan lebih mengerti Anda dibanding mantan yang dulu.
Maka perlu diketahui, setiap hubungan tidak ada yang sempurna. Setiap hubungan akan selalu punya konflik atau masalah, dan setiap pasangan pasti punya kekurangan yang membuat Anda jengkel.
Tidak ada jaminan pernikahan kedua akan selalu bahagia apabila tidak diusakan bersama oleh pasangan
Jika demikian, atur harapan Anda senormal mungkin. Jangan berharap pada orang lain. Usahakan yang terbaik, komunikasikan dengan jelas setiap maksud, dan belajar dari kesalahan yang terdahulu agar hubungan Anda bisa langgeng.
4. Jangan Menghindari Konflik
Menurut sebuah penelitian tahun 2013 yang diterbitkan oleh Journal of Psychosomatic Research, memendam emosi merugikan kesehatan Anda, bahkan menyebabkan kematian dini. Maka itu, konflik dalam hubungan asmara atau rumah tangga pasti selalu ada. Solusinya, hadapi konflik dengan sabar dan komunikasi yang baik. Disarankan untuk tidak menghindari dan menunda perdebatan.
Cari momen berdua, utarakan isi hati masing-masing dan cari jalan keluarnya. Anda juga bisa meminta bantuan dari konselor pernikahan jika ada konflik yang memang sulit diselesaikan.
Konflik ini sejatinya adalah bumbu pernikahan yang dapat membuat Anda dan pasangan semakin mengenal satu sama lain, hubungan pun semakin kuat dan terlatih ke depannya.
Referensi : Tips dari Psikolog Agar Pernikahan Kedua Sukses dan Langgeng