Periode pendekatan atau PDKT mungkin terasa sangat menyenangkan sekaligus menantang. PDKT juga menjadi momen untuk saling mengenali kepribadian masing-masing.
Namun apa jadinya jika merasa gugup saat PDKT, apakah wajar? Apa yang terjadi jika PDKT dan kencan dilanda kecemasan?
Menganalisis segalanya
Kecemasan bisa meningkatkan rasa waspada terhadap orang lain. Anda akan menganalisis bahasa tubuh, nada, dan ucapan teman kencan secara berlebihan. Misalnya, jika ia mengucapkan selamat tinggal dengan nada sinis, maka Anda akan mengira ia marah atau tidak suka sama sekali.
Selalu dibayangi ketakutan terburuk
Anda akan selalu memikirkan skenario terburuk, mungkin tidak berharap pasangan selalu mengirimi pesan sepanjang hari. Namun, jika ia tidak aktif sama sekali seperti biasanya, maka Anda akan langsung berpikir ke skenario terburuk. Ini dapat menyebabkan masalah dalam hubungan ketika terlalu protektif dan fokus pada kemungkinan-kemungkinan yang belum tentu terjadi.
Selalu minta kepastian
Anda selalu mendambakan kepastian semuanya baik-baik saja. Bagi kebanyakan orang, tidak bertengkar dengan pasangan sepanjang waktu adalah tanda hubungan itu sehat. Namun, tidak bagi yang berkencan diiringi kecemasan karena butuh diyakinkan oleh pasangan atas seluruh kekhawatiran.
Takut bertemu kerabatnya
Bertemu orang baru selalu membuat gugup ketika mengalami kecemasan. Anda akan sangat memperhatikan setiap kata-kata, penampilan, dan tindakan di depannya.
Cara meredakan kecemasan saat PDKT
Teknik grounding
Ini adalah teknik khusus yang bertujuan mengurangi intensitas emosi dan trauma dengan mengalihkan panca indera serta menjauhkan diri dari pikiran negatif, trauma masa lalu, atau emosi yang mengganggu secara psikologis.
Tanamkan perspektif dan pola pikir yang baik
Hal buruk terkait kecemasan adalah sering merasa semua akan berakhir dengan buruk. Ingatlah semua yang dipikirkan belum tentu terjadi, bahkan mungkin tidak akan pernah terjadi.
Komunikasi
Menyembunyikan rasa cemas saat berkencan hanya akan memperburuk keadaan. Anda tidak perlu mengungkapkannya kepada pria yang baru saja ditemui. Namun, jika sudah berkencan beberapa kali, maka Anda bisa perlahan menjelaskan bagaimana kecemasan kerap kali timbul. Ini memungkinkan pasangan untuk terbuka juga tentang dirinya sehingga Anda tidak takut hal buruk akan terjadi.
Mencari bantuan
Tidak perlu malu mencari bantuan untuk mengatasi kecemasan, baik ke terapis atau minum obat. Terapi dapat membantu menantang pikiran di lingkungan yang aman, mengeksplorasi potensi penyebab kecemasan, dan menemukan mekanisme penyesuaian yang sehat.
Yakinkan diri sendiri
Anda tidak segera membalas pesan karena sedang sibuk, lelah, atau tidak sadar sudah dibalas. Ini bisa diterapkan pada pasangan. Jika tidak segera membalas pesan, maka ia mungkin sedang sibuk, lelah, atau tidak sadar.
Kurangi pikiran atas pendapat orang lain
Penting untuk mengingat orang lain tidak benar-benar memikirkan Anda sebanyak yang dikhawatirkan.