Dalam hadits di awal pembahasan ini, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam membacakan ayat :
ÙˆَÙ…َا Ù‚َدَرُوا اللَّÙ‡َ ØَÙ‚َّ Ù‚َدْرِÙ‡ِ
“Dan mereka tidak mengagungkan Allâh dengan pengagungan yang semestinya…” (QS. az-Zumar/39:67)
Ayat ini mencakup :
1. Orang-orang yang mengingkari adanya Allâh Azza wa Jalla , yaitu kaum Dahriyyun.
ÙˆَÙ‚َالُوا Ù…َا Ù‡ِÙŠَ Ø¥ِÙ„َّا ØَÙŠَاتُÙ†َا الدُّÙ†ْÙŠَا Ù†َÙ…ُوتُ ÙˆَÙ†َØْÙŠَا ÙˆَÙ…َا ÙŠُÙ‡ْÙ„ِÙƒُÙ†َا Ø¥ِÙ„َّا الدَّÙ‡ْرُ ۚ ÙˆَÙ…َا Ù„َÙ‡ُÙ…ْ بِØ°َٰÙ„ِÙƒَ Ù…ِÙ†ْ عِÙ„ْÙ…ٍ ۖ Ø¥ِÙ†ْ Ù‡ُÙ…ْ Ø¥ِÙ„َّا ÙŠَظُÙ†ُّونَ
Dan mereka berkata, ‘Kehidupan ini tidak lain hanyalah keidupan di dunia saja, kita mati dan kita hidup, dan tidak ada yang membinasakan kita selain masa.’ Tetapi mereka tidak mempunyai ilmu tentang itu, mereka hanyalah menduga-duga saja.” [al-Jâtsiyah/45:24]
Ø£َÙ…ْ Ø®ُÙ„ِÙ‚ُوا Ù…ِÙ†ْ غَÙŠْرِ Ø´َÙŠْØ¡ٍ Ø£َÙ…ْ Ù‡ُÙ…ُ الْØ®َالِÙ‚ُونَ﴿٣٥﴾Ø£َÙ…ْ Ø®َÙ„َÙ‚ُوا السَّÙ…َاوَاتِ ÙˆَالْØ£َرْضَ ۚ بَÙ„ْ Ù„َا ÙŠُوقِÙ†ُونَ
Atau apakah mereka tercipta tanpa asal-usul ataukah mereka yang menciptakan (diri mereka sendiri)? Ataukah mereka telah menciptakan langit dan bumi itu; sebenarnya mereka tidak meyakini (apa yang mereka katakan).” [at-Thûr/52:35-36]
Mereka pada hakikatnya tidak mengagungkan Allâh dengan sebenar-benar pengagungan.
2. Orang-Orang Musyrikin yang mengakui adanya Khaliq (Pencipta), Mudabbir (Pengatur alam semesta), muhyi (Yang Menghidupkan), Mumît (Yang Mematikan), yaitu Allâh Azza wa Jalla . Tapi mereka menyembah selain Allâh atau mereka beribadah kepada Allâh tapi juga bersamaan dengan itu ia menyembah tuhan yang lain, seperti menyembah berhala, batu, pohon, kubur, benda-benda mati dan lainnya. Mereka pada hakikatnya tidak menghargai Allâh Azza wa Jalla dengan sebenarnya. Padahal yang mereka sembah tidak bisa menciptakan, tidak bisa memberi rizki, tidak bisa memberikan manfaat, tidak bisa menolak bahaya bahkan tidak bisa menghidupkan dan mematikan. Seperti orang-orang yang datang ke kubur untuk meminta sesuatu kepada mereka, meminta hajat kepada mereka bahkan ada yang thawaf di kuburan. Mereka pada hakikatnya tidak mengagungkan Allâh Azza wa Jalla dan tidak memuliakannya. Mereka telah berbuat syirik yang besar.
3. Demikian juga orang-orang yang mengingkari nama-nama dan sifat Allâh, yang Allâh dan Rasul-Nya telah tetapkan. Begitu juga orang yang mentakwil sifat-sifat Allâh Azza wa Jalla atau memaknainya dengan makna yang lain atau dengan makna zhahir dan batin atau orang yang menyamakan Allâh Azza wa Jalla dengan makhluk-Nya pada hakikatnya. Mereka ini tidak mengagungkan Allâh Azza wa Jalla , seperti orang-orang yang mengingkari tentang keberadaan Allâh Azza wa Jalla di atas ‘Arsy-Nya. Mereka mentakwilkannya dengan arti kekuasaan atau lainnya. Pada hakikatnya mereka ini tidak mengagungkan Allâh Azza wa Jalla . Begitu juga orang-orang yang mengartikan ‘Tangan’ Allâh dengan kekuasaan atau nikmat; Begitu juga orang yang mengatakan bahwa ayat atau hadits ini tidak jelas tentang sifat Allâh; Atau mengatakan bahwa itu adalah kiasan atau mengatakan bahwa itu bukan hakikatnya. Mereka ini pada hakikatnya tidak menghargai dan tidak mengagungkan Allâh Azza wa Jalla . Mereka tidak beradab kepada Allâh Azza wa Jalla .
4. Orang yang tidak beriman kepada qadha’ dan qadar yang baik dan buruk dan tidak beriman dengan kekuasaan Allâh, bahwa Allâh Mahaberkuasa atas segala sesuatu. Orang yang tidak mengimani ini, maka ia tidak mengagungkan Allâh Azza wa Jalla dengan sebesar-besar pengagungan. Dan masih banyak contoh yang lainnya. [9]
FAWAA-ID HADITS
- Penjelasan tentang keagungan Allâh Azza wa Jalla dan ke-Mahabesaran Allâh Azza wa Jalla . Allâh Mahabesar, Allâh Mahaberkuasa, Allâh Mahaagung. Semua nama-nama Allâh adalah nama-nama yang paling indah dan semua sifat-sifatnya adalah sifat yang tinggi dan sempurna.
- Seluruh makhluk, langit, bumi, dan seluruh isinya adalah sangat kecil dibandingkan Allâh Yang Mahatinggi dan Mahabesar.
- Menetapkan kedua tangan, jari-jari yang hakiki bagi Allâh Azza wa Jalla yang sesuai dengan keagungan dann kemuliaan-Nya
- Ilmu yang mulia ini terdapat dalam Taurat dan mereka tidak mengingkarinya dan tidak mentahrifnya
- Menerima kebenaran yang datang sesuai dengan al-Qur’ân dan as-Sunnah meski disampaikan oleh orang Yahudi
- Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bergembira dan tertawa karena membenarkan apa yang terdapat dalam Taurat itu sesuai dengan yang ada dalam al-Qur’ânul Karî
- Pada hari Kiamat langit dan bumi akan dilipat dengan tangan kanan Allâh Yang Mahamulia.
- Orang-orang Yahudi, Nasrani, kaum Musyrikin mereka tidak mengagungkan Allâh Azza wa Jalla dengan pengagungan yang benar.
- Orang-orang yang mengingkari nama-nama dan sifat-sifat Allâh Azza wa Jalla , orang-orang yang mentakwil/mentahrif sifat-sifat Allâh, pada hakikatnya mereka tidak mengagungkan Allâh Azza wa Jalla dengan pengagungan yang benar.
- Allâh Azza wa Jalla pencipta seluruh makhluk dan hanya Allâh Azza wa Jalla yang berkuasa sementara seluruh kekuasaan makhluk itu akan binasa.
- Wajib menetapkan Allâh Azza wa Jalla itu Maha Tinggi dan Allâh bersemayam di atas ‘Arsy sebagai bantahan kepada Jahmiyyah, Mu’tazilah, dan Asy’ariyyah.
- Menetapkan ilmu-Nya Allâh Azza wa Jalla yang meliputi segala sesuatu bahwa tidak ada satu pun yang terluput bagi Allâh Azza wa Jalla di langit dan di bumi.
- Wajib mengesakan Allâh Azza wa Jalla dalam rububiyyah, uluhiyyah, dan juga dalam nama dan sifat-sifat-
- Allâh yang Mahabesar yang menciptakan seluruh makhluk maka Allâh Azza wa Jalla satu-satunya yang wajib diibadahi. Hanya Allâh Azza wa Jalla saja yang dapat menghidupkan, mematikan, memberikan manfaat, menolak bahaya, memberikan rrizki, dan mengumpulkan seluruh makhluk di hadapan-Nya pada hari Kiamat.
- Keagungan Allâh Azza wa Jalla dan kebesaran-Nya semestinya menimbulkan kecintaan, ketundukan, rasa hina, rasa takut, dan berharap hanya kepada Allâh Azza wa Jalla . Allâh Subhanahu wa Ta’ala satu-satunya Dzat yang wajib diibadahi dengan ikhlas dan benar.
MARAAJI’ :
- al-Qur’ân dan terjemahnya
- Tafsir ath-Thabari
- Tafsir Ibnu Katsîr
- Kutubus Sittah
- Musnad Imam Ahmad, dan kitab-kitab hadits lainnya
- ar-Radd ‘alal Jahmiyyah
- Syarah Ushûl I’tiqâd Ahlus Sunnah wal Jama’ah
- Kitâbut Tauhid, karya Muhammad bin Ishaq bin khuzaimah. Tahqiq: Samir Az-Zuhairi
- Kitâbul Asmâ’ was Shifât, karya Imam al-Baihaqi
- Majmû’ Fatâwâ, karya Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah
- Ijtimâ’ul Juyûsy al-Islâmiyyah ‘ala Ghazwil Mu’ath-thilah wal Jahmiyyah, karya Ibnul Qayyim al-Jauziyyah
- Fathul Bâri, karya al-Hafizh Ibnu Hajar al-Asqalani
- Mukhtashar al-‘Uluww lil ‘Aliyyil ‘Azhîm, karya Imam adz-Dzahabi
- Fathul Majîd Syarah Kitâbut Tauhîd, karya Syaikh Abdurrahman bin Hasan Alu Syaikh
- I’ânatul Mustafîd Syarah Kitâbut Tauhîd, karya Syaikh DR. Shaleh bin Fauzan al-Fauzan
- Dan kitab-kitab lainnya