سُنَّةَ اللَّهِ الَّتِي قَدْ خَلَتْ مِن قَبْلُ وَلَن تَجِدَ لِسُنَّةِ اللَّهِ تَبْدِيلاً
“Sebagai suatu sunnatullah (hukum Allah) yang telah berlaku sejak dahulu, kamu sekali-kali tiada akan menemukan perubahan bagi sunnatullah itu.” [Al-Fath/48: 23]
Matahari memiliki sunnatullah, malam memiliki sunnatullah, siang memiliki sunnatullah, tumbuh-tumbuhan memiliki sunnatulah, hewan-hewan memiliki sunnatulah, begitu juga angin, air, bintang-bintang, lautan dan gunung-gunung; setiap mereka memiliki sunnatulah (hukum Allah) yang berlaku atas mereka. Dan begitulah seterusnya:
لا الشَّمْسُ يَنبَغِي لَهَا أَن تُدْرِكَ الْقَمَرَ وَلا اللَّيْلُ سَابِقُ النَّهَارِ وَكُلٌّ فِي فَلَكٍ يَسْبَحُونَ
“Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan, dan malampun tidak dapat mendahului siang. Dan masing-masing beredar pada garis edarnya.” [Yasin/36: 40]
Dan manusia juga makhluk dari makhluk-makhluk Allah yang butuh akan jalan yang ia lalui disetiap keadaan; untuk menggapai kesuksesan dunia dan akherat, dan jalan tersebut adalah agama (Islam) yang Allah : memuliakan manusia dengannya serta meridhoinya untuk mereka, tidak diterima agama manapun selainnya, kebahagiaan dan kesengsaraan itu tergantung kepada sejauh mana ia berpegang teguh atau mengingkarinya, dan ia bisa memilih dalam menerimanya atau menolaknya.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :
وَقُلِ الْحَقُّ مِن رَّبِّكُمْ فَمَن شَاءَ فَلْيُؤْمِن وَمَن شَاءَ فَلْيَكْفُرْ
Dan katakanlah: “kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu; maka barangsiapa yang ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan barangsiapa yang ingin (kafir) biarlah ia kafir”. [Al-Kahfi/18: 29]
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :
قُلْنَا اهْبِطُواْ مِنْهَا جَمِيعاً فَإِمَّا يَأْتِيَنَّكُم مِّنِّي هُدًى فَمَن تَبِعَ هُدَايَ فَلاَ خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلاَ هُمْ يَحْزَنُونَ وَالَّذِينَ كَفَرواْ وَكَذَّبُواْ بِآيَاتِنَا أُوْلَئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ
Kami berfirman: “turunlah kamu semua dari surga itu! Kemudian jika datang petunjuk Ku kepadamu, maka barangsiapa yang mengikuti petunjuk Ku, niscaya tidak ada kekhawatiran atas mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati. adapun orang-orang yang kafir dan mendustakan ayat-ayat Kami, mereka itu penghuni neraka; mereka kekal didalamnya. “ [Al-Baqarah/2: 38-39]
Ketika Allah Subhanahu wa Ta’ala menciptakan manusia, ditundukkan bagi manusia segala apa yang ada di langit dan di bumi, dan Allah menurunkan kepada manusia kitab-kitab, juga diutusnya para rasul bagi manusia, serta Allah membekali manusia dengan panca indera dan pengetahuan; berupa pendengaran, penglihatan dan akal, dan Allah Subhanahu wa Ta’ala memuliakannya dengan peribadatan (manusia) kepada Nya semata serta tidak menyekutukan Nya.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :
أَلَمْ تَرَوْا أَنَّ اللَّهَ سَخَّرَ لَكُم مَّا فِي السَّمَوَاتِ وَمَا فِي الأَرْضِ وَأَسْبَغَ عَلَيْكُمْ نِعَمَهُ ظَاهِرَةً وَبَاطِنَةً
“Tidakkah kamu perhatikan sesungguhnya Allah telah menundukkan untuk (kepentingan)mu apa yang di langit dan apa yang di bumi dan menyempurnakan untukmu nikmat Nya lahir dan bathin.” [Luqman/31:20]
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :
وَاللَّهُ أَخْرَجَكُم مِّن بُطُونِ أُمَّهَاتِكُمْ لاَ تَعْلَمُونَ شَيْئاً وَجَعَلَ لَكُمُ الْسَّمْعَ وَالأَبْصَارَ وَالأَفْئِدَةَ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ
“dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur.” [An-Nahl/16: 78]
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :
وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَّسُولاً أَنِ اعْبُدُواْ اللَّهَ وَاجْتَنِبُواْ الطَّاغُوتَ
Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): “sembahlah Allah (saja), dan jauhilah thaghut itu“. [An-Nahl/16: 36]
Mengatur hubungan antara manusia dengan Rabbnya dengan menyembah Nya mengesakan Nya serta bersyukur kepada Nya, menghadap kepada Nya dalam setiap permasalahan, takut kepada Nya, bertawakkal hanya kepada Nya, merendahkan diri untuk Nya, mencintai Nya, mendekatkan diri kepada Nya, meminta pertolongan Nya, memohon keridhoan Nya dan (memohon diberikan) jalan-jalan yang bisa mengantarkan kedalam syurga Nya serta bagaimana agar selamat dari kemarahan Nya dan siksaan Nya.
Mengatur hubungan antara manusia dengan Rasul Nya Shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan menta’atinya, mencintainya, mengikuti sunnahnya, membenarkan apa yang dibawa olehnya, menjadikannya sebagai suri teladan dan tidak beribadah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala kecuali dengan apa yang disyariatkan olehnya.
Mengatur hubungan antara manusia dengan manusia lainnya, seperti dengan ibu dan bapak, dengan isteri dan anak, dengan sanak famili dan tetangga, dengan orang ‘alim dan orang awam, dengan orang muslim dan kafir, dengan penguasa dan masyarakat, dan dengan yang selainya.
Mengatur muamalah manusia dengan hartanya, mencari nafkah yang halal, menghindari penipuan, bersikap ramah dalam berjual beli, berinfaq untuk kebaikan, berusaha jujur, menghindari riba dan dusta, dan juga mengatur bagaimana membagikan harta shodaqoh, pembagian warisan dan lain sebagainya.
Islam mengatur kehidupan manusia dalam berkeluarga, mendidik anak-anak, menjaga keluarga agar jauh dari kerusakan, mengatur kehidupan pria dan wanita baik dalam keadaan senang ataupun susah, keadaan kaya atau miskin, keadaan sehat atau sakit, keadaan aman atau takut, keadaan bermuqim atau safar.
Islam mengatur seluruh hubungan-hubungan tersebut diatas jembatan yang kuat berupa kecintaan karena Allah dan benci karena Allah, mengajak kepada sifat-sifat dan akhlaq terpuji, seperti dermawan, murah hari, malu, pemaaf, jujur, berbuat baik, adil, menolong orang, kasih sayang, simpati dan semisalnya.
Islam melarang dari segala keburukan dan kerusakan, kedholiman dan melampaui batas; seperti menyekutukan Allah, membunuh tanpa alasan yang benar, zina, berdusta, sombong, kemunafikan, mencuri, ghibah, memakan harta orang dengan cara yang bathil, riba, minum khamer, sihir, riya dan yang lainnya.
Setelah itu semua; Islam menghabarkan keadaan manusia di alam akherat. Dan sesungguhnya kehidupan di akherat itu dibangun berdasarkan kehidupannya di dunia. Maka barangsiapa yang datang dengan membawa keimanan dan amal-amalan shaleh; ia masuk syurga, di syurga ia berbahagia sekali karena bisa melihat wajah Allah, bersenang-senang dengan kenikmatan yang terdapat didalam syurga, yang mana syurga itu belum pernah dilihat oleh mata, dan belum pernah didengar oleh telinga dan tidak pula terbersit dalam hati manusia. Kekal di dalamnya selama-lamanya. Sedangkan orang yang datang dengan kekafiran dan kemaksiatannya maka ia masuk neraka dan mereka kekal di dalamnya, adapun orang muslim yang bermaksiat kepada Allah jika ia tidak diampuni maka akan diazab didalam neraka sebatas kadar dosanya, atau diampuni oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala dan tidak disiksa.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :
الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الإِسْلاَمَ دِيناً
“Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat Ku, dan telah Ku-ridhoi islam itu jadi agama bagimu.” [Al-Maidah/5: 3]
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :
لَقَدْ مَنَّ اللَّهُ عَلَى الْمُؤمِنِينَ إِذْ بَعَثَ فِيهِمْ رَسُولاً مِّنْ أَنفُسِهِمْ يَتْلُو عَلَيْهِمْ آيَاتِهِ وَيُزَكِّيهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَإِن كَانُواْ مِن قَبْلُ لَفِي ضَلالٍ مُّبِينٍ
“ٍSungguh Allah telah memberi karunia kepada orang-orang yang beriman ketika Allah mengutus diantara mereka seorang rasul dari golongan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat Allah, membersihkan (jiwa) mereka, dan mengajarkan kepada mereka al kitab dan al hikmah. Dan sesungguhnya sebelum (kedatangan nabi) itu, mereka adalah benar-benar dalam kesesatan yang nyata.” Ali Imran/3: 164]
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :
قَدْ جَاءكُم مِّنَ اللَّهِ نُورٌ وَكِتَابٌ مُّبِينٌ 15 يَهْدِي بِهِ اللَّهُ مَنِ اتَّبَعَ رِضْوَانَهُ سُبُلَ السَّلاَمِ وَيُخْرِجُهُم مِّنِ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ بِإِذْنِهِ وَيَهْدِيهِمْ إِلَى صِرَاطٍ مُّسْتَقِيمٍ
“Sesungguhnya telah datang kepadamu cahaya dari Allah, dan kitab yang menerangkan dengan kitab itulah Allah menunjuki orang-orang yang mengikuti keridhoan Nya ke jalan keselamatan, dan (dengan kitab itu pula) Allah mengeluarkan orang-orang itu dari gelap gulita kepada cahaya yang terang benderang dengan seizinNya, dan menunjuki mereka ke jalan yang lurus.” [Al-Maidah/5: 15-16]
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :
وَمَن يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ يُدْخِلْهُ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِن تَحْتِهَا الأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا وَذَلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ . وَمَن يَعْصِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَيَتَعَدَّ حُدُودَهُ يُدْخِلْهُ نَاراً خَالِداً فِيهَا وَلَهُ عَذَابٌ مُّهِينٌ
“Barangsiapa taat kepada Allah dan rasul Nya, niscaya Allah memasukkannya ke dalam syurga yang mengalir di dalamnya sungai-sungai, sedang mereka kekal di dalamnya; dan itulah kemenangan yang besar. Dan barangsiapa yang mendurhakai Allah dan rasul Nya dan melanggar ketentuan-ketentuan Nya, niscaya Allah memasukkkannya ke dalam api neraka sedang ia kekal di dalamnya; dan baginya siksa yang menghinakan.” [An-Nisaa/4: 13-14]
Agama ini akan tersebar dan disampaikan dengan jelas, sebagaimana jelasnya malam dan siang, kemudian (agama islam) akan kembali asing seperti semula.
إِنَّ اللَّهَ زَوَى لِي الْأَرْضَ فَرَأَيْتُ مَشَارِقَهَا وَمَغَارِبَهَا وَإِنَّ أُمَّتِي سَيَبْلُغُ مُلْكُهَا مَا زُوِيَ لِي مِنْهَا [صحيح مسلم ]
“Sesungguhnya Allah telah menampakan kepadaku bumi sehingga aku bisa melihat dari penjuru timur dan baratnya, dan sesungguhnya kekuasaan umatku akan sampai kesemua tempat yang diperlihatkan kepadaku…” [HR. Muslim].
– Allah telah menyempurnakan agama ini bagi kita, dan menyempurnakan nikmat ini dengannya, serta ridho terhadap islam sebagai agama kita; maka barangsiapa yang menerima agama ini, ia bahagia di dunia dan nanti di akherat masuk syurga. Dan barangsiapa yang mengingkarinya ia sengsara di dunia, dan di akherat masuk neraka. Allah tidak akan pernah menerima agama dari seorang pun selain agama islam.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :
الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الإِسْلاَمَ دِيناً
“Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat Ku, dan telah Ku-ridhoi islam itu jadi agama bagimu.” [Al-Maidah/5: 3]
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :
وَمَن يَبْتَغِ غَيْرَ الإِسْلاَمِ دِيناً فَلَن يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي الآخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ
“Barangsiapa mencari agama selain agama islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akherat termasuk orang-orang yang rugi.” [Ali Imran/3: 85]
Dari Abu Hurairah –semoga Allah meridhoinya- dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, bahwasanya beliau bersabda.
((والذي نفس محمد بيده لا يسمع بي أحد من هذه الأمة يهودي ولا نصراني ثم يموت ولم يؤمن بالذي أرسلت به إلا كان من أصحاب النار)) [صحيح مسلم]
“Demi yang jiwa Muhammad ada di Tangan Nya, tidaklah seseorang dari umat ini baik yahudi atau nashroni yang mendengar tentang aku, kemudian ia mati dan tidak beriman kepada risalah yang aku bawa, maka ia termasuk penghuni neraka.” [HR. Muslim].
Hikmah Diciptakannya Manusia.
Allah Subhanahu wa Ta’ala menciptakan alam ini sebagai bukti akan kesempurnaan ilmu dan kekuasaannya, dan seluruh makhluk di alam ini bertasbih dan memuji keagungan Allah Jalla Jalaluhu.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :
اللَّهُ الَّذِي خَلَقَ سَبْعَ سَمَاوَاتٍ وَمِنَ الأَرْضِ مِثْلَهُنَّ يَتَنَزَّلُ الأَمْرُ بَيْنَهُنَّ لِتَعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ وَأَنَّ اللَّهَ قَدْ أَحَاطَ بِكُلِّ شَيْءٍ عِلْماً
“Allah lah yang menciptakan tujuh langit dan seperti itu pula bumi. Perintah Allah berlaku padanya, agar kamu mengetahui bahwasanya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu dan sesungguhnya Allah, ilmu Nya benar-benar meliputi segala sesuatu.” [At-Thalaq/65: 12]
Allah menciptakan jin dan manusia hanya untuk beribadah kepada Allah saja dan tidak menyekutukan Nya, sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala :
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالإِنسَ إِلاَّ لِيَعْبُدُونِ . مَا أُرِيدُ مِنْهُم مِّن رِّزْقٍ وَمَا أُرِيدُ أَن يُطْعِمُونِ
“dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia meliankan supaya mereka menyembah Ku. Aku tidak menghendaki rezeki sedikitpun dari mereka dan Aku tidak menghendaki supaya mereka memberi Aku makan.” [Adz-Dzariyat/60: 56-57]
Alam dan Fase-fase yang Dilewati Manusia.
Allah menciptakan manusia, serta menjadikannya melewati fase-fase waktu, tempat dan keadaan. Kemudian diakhiri dengan keabadian, baik itu abadi di syurga atau di neraka. Inilah fase-fase perpindahan tsb:
dalam perut ibu, inilah fase awal yang dilewati seluruh manusia, tempat tinggal pertama manusia selama kurang lebih 9 bulan, Allah Subhanahu wa Ta’ala mengaturnya dalam kegelapan ini dengan kekuasaan Nya, ilmu Nya dan hikmah Nya; apa-apa yang dibutuhkan dari makanan, minuman dan tempat untuk berlindung. Pada fase ini tidak ada tugas dan beban kepada manusia. Ada 2 hikmah dengan adanya fase ini, yaitu: menyempurnakan sendi-sendi dan anggota badan dan keluar kealam dunia setelah sempurna penciptaan secara dhohir dan bathin.
alam dunia, alam yang lebih luas lagi dari alam perut ibu, dan jangka waktu bertempat di alam ini lebih panjang lagi dari alam perut ibu. Allah Subhanahu wa Ta’ala mengatur dan menyediakan bagi manusia apa-apa yang dibutuhkannya di alam dunia ini. Juga Allah memberikan kelebihan berupa akal, pendengaran dan penglihatan, kemudian Allah mengutus rasul-rasul bagi manusia, menurunkan kitab-kitab untuknya dan memerintahkannya supaya ta’at kepada Allah, melarangnya bermaksiat kepada Allah, dijanjikan syurga bagi yang taat, dan siksaan neraka bagi yang bermaksiat. Hikmah adanya alam dunia ini adalah : menyempurnakan keimanan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, dan menyempurnakan amal-amal sholeh, yang merupakan sebab dimasukkannya ke dalam syurga. Setelah itu berpindah lagi ke alam berikutnya.
alam barzah di dalam qubur, inilah tempat awal dari perkampungan akherat. Manusia tinggal di alam ini sampai meninggalnya seluruh makhluq dan berdirinya hari qiamat. Bertempat di alam ini lebih panjang lagi dibanding dengan alam dunia, kebahagiaan dan kesengsaraan di alam ini juga lebih luas dan lebih sempurna dibanding dengan alam dunia; tergantung amal-amalan kita ketika di alam dunia, (alam ini) bisa menjadi taman dari taman-taman syurga atau menjadi lubang dari lubang-lubang neraka. Balasan sudah dimulai dari alam ini, kemudian berpindah lagi dari alam ini ke alam abadi, baik syurga atau neraka.
alam akherat, kehidupan di alam ini tidak terbatas, kenikmatan-kenikmatan yang sempurna bagi orang-orang beriman, lengkap dan terpenuhi semua keinginan-keinginan orang-orang beriman. Barangsiapa yang ketika di alam dunia menyempurnakan apa yang dicintai oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala berupa keimanan, akhlaq dan amal-amal sholeh, maka di akerat ini Allah sempurnakan pula baginya apa yang ia sukai dan harapkan, dari apa-apa yang belum pernah dilihat oleh mata, belum pernah didengar oleh telinga dan belum pernah terbesit dalam hati manusia. Dan apabila ia datang tanpa membawa keimanan dan amalan-amalan sholeh, maka baginya balasan neraka jahanam dan kekal di dalamnya, sedangkan orang beriman tidak akan merasa puas ketika berpindah dari satu alam ke alam yang lain hingga ia kekal di dalam syurga.
Kesempurnaan Nikmat Hati
Allah Subhanahu wa Ta’ala menciptakan manusia dengan sebaik-baik penciptaan, memulyakannya diatas semua makhluk lainnya. Dan Allah menjadikan anggota-anggota tubuh manusia secara sempurna, ketika ia tidak memperoleh kesempurnaan tsb, akan terjadi gangguan, kekacauan, dan kesakitan. Maka dijadikan kesempurnaan mata itu dengan penglihatannya, kesempurnaan telinga dengan pendengarannya, kesempurnaan lisan dengan pembicaraannya, dan ketika hilang kesempurnaan kekuatan anggota badan tsb, ia akan mengalami sakit dan cacat.
Begitu juga Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menjadikan kesempurnaan hati dan nikmat-nikmatnya, kegembiraannya, ketenangannya, dalam mengenal Rabbnya. Mencintai Nya, senang dan rindu kepada Nya, beramal dengan apa yang diridhoi Nya. Dan tetkala hilang kesempurnaan hati ini, maka azab yang sangat dan kesengsaraan yang lebih-lebih dibanding mata yang kehilangan penglihatannya, telinga yang kehilangan pendengarannya. Hati yang bersih dan selamat akan selalu melihat kebenaran sebagaimana mata melihat matahari.