Doa bukan sekedar permintan tetapi memberikan makna tersendiri bagi umat beragama, termasuk muslim. Doa merupakan sumber kekuatan, terutama jika kita berada di masa sulit. Dengan doa seolah seorang umat memiliki senjata, obat, serta pintu dalam segala kebaikan.
Beragam hal diminta seorang umat saat berdoa, mulai dari kekuatan, keberanian, penghiburan, keselamatan, atau apa saja yang diinginkan. Selain memberikan ketenangan, berdoa memberikan manfaat lain bagi kesehatan. Seperti orang yang depresi ketika berkeluh kesah, dengan berdoa kepada Allah secara tidak ia sadari akan membuat dirinya menjadi lebih optimis dalam menjalani hidup.
Namun, doa bukan sekedar permintaan basa-basi. Doa bukan formalitas belaka tanpa makna. Karena itulah, Sahabat Rasulullah yakni Umar bin Khattab pernah mengajak kaumnya untuk berdoa seperti anak kecil. Seperti apakah anak kecil ketika meminta sesuatu?
Merengeklah, memintalah, bahkan keluarkan air matamu ketika mengeluarkan semua keinginan dan keluh kesahmu layaknya seorang anak kecil yang sedang meminta sesuatu dari orang tuanya. Tangisan dalam doa sebenarnya bukan bermaksud supaya Allah mau mengabulkan atau segera mengabulkan doa kita, karena tujuan dari tangisan tersebut bukanlah Allah kasih atau tidak.
Namun, ada tujuan yang lebih utama dari tangisan dalam doa, yakni sebagai penyelamat dari siksa neraka kelak. Tetesan air mata di jalan Allah bisa memadamkan kobaran api neraka. Rasulullah bersabda, “Barangsiapa yang menangis karena Allah, akan Allah haramkan jasadnya disentuh neraka jahanam,”
Berdoa dengan mengeluarkan air mata di keheningan malam ketika orang-orang terlelap tidur dan harap kepada Allah, maka air mata pun bisa mempercepat ijabah dari setiap doa-doanya. Efek tetesannya mampu menembus batas-batas dimensi.
Rasulullah SAW mengingatkan, “Takutlah engkau akan doa (termasuk air mata) orang-orang yang dizalimi, sesungguhnya tiada lagi jarak pemisah antara Allah dengan orang tersebut.” (HR At Tirmidzi).
Inilah alasannya Rasulullah menggunakan air mata untuk bahasa sehari-hari untuk berkomunikasi dengan Allah. Tangisan mereka merupakan simbol kecintaan mereka kepada Allah sebagai Tuhan yang diagungkan dan dipercaya. Cinta yang bersumber dari kuatnya harapan akan ridha dan kasih sayang Allah dan terpadu dengan rasa takut akan murka Allah.
Sikap seperti ini akan mampu membuat umat yang mencintai Allah menjadi menjaga sikapnya dan tingkah lakunya agar jangan sampai mendzalimi orang lain karena air mata orang-orang yang terzalimi mendatangkan murka Allah kepadanya.
Doa dengan air mata adalah bukti kesungguhan bukan sekedar untuk meminta, namun kesungguhan persaksian bahwa hanya Allah yang bisa memberikan, mengampuni dan membuat hal mustahil menjadi berhasil. Doa bukan sekedar permintaan, tetapi persoalan keyakinan. Yakin bahwa Dzat yang Maha Segalanya mampu melampuai segalanya.
Doa adalah senjata terbaik umat Islam begitulah Nabi bersabda. Doa adalah keintiman seorang hamba ketika menyerahkan diri secara total hanya kepada Sang Pencipta. Permohonan kepada Tuhan sekaligus bentuk tauhid yang meniadakan yang lain yang tak layak dipertuhankan.
Hamba yang selalu berdoa akan merasa tidak sendirian karena ia selalu bersama Yang Maha Ada. Bukan persoalan dikabulkan atau tidak, tetapi keyakinan dengan kekuatan Sang Pencipta yang mustahil akan berhasil.
Referensi : Doa dengan Air Mata Menembus Batas Dimensi: Yang Mustahil Menjadi Berhasil