This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences. Now replace these with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences. Now replace these with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences. Now replace these with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences. Now replace these with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences. Now replace these with your own descriptions.

Senin, 05 September 2022

Déjà Vu, Mimpi, dan Kematian

Mungkin Anda pernah merasakan déjà vu, yaitu kondisi di mana kita mengalami situasi atau melihat sesuatu yang dirasa sudah pernah terjadi sebelumnya. Déjà vu terbagi menjadi tiga: déjà vécu (pernah mengalami), déjà senti (pernah merasakan) dan déjà visité (pernah mengunjungi). Menurut survei tujuh puluh persen penduduk bumi pernah mengalaminya. Apa yang ada dipikiran Anda sewaktu mengalaminya?  Pertama kita akan merasakan sensasi keanehan lalu berusaha keras untuk mengingat. Lama kelamaan dan setelah berulang kali mengalaminya saya mulai merasa takut. Bayangkan, ketika kita sedang di kelas mendengar guru menjelaskan pelajaran, tiba-tiba kita merasa sudah pernah. Ini juga terjadi ketika sedang berbicara dengan teman-teman atau sedang menonton televisi sendirian. Seperti sebuah mimpi misterius yang sulit dipecahkan. Atau mungkin sebuah peringatan dari Allah agar kita tidak mengulangi kesalahan yang sama?  Berbagai teori pengetahuan maupun keagamaan berusaha menjelaskan fenomena misterius ini. Seorang psikolog, Edward B. Titchener, mengatakan bahwa déjà vu muncul ketika seseorang sudah lebih dulu memiliki pandangan sekilas dari sebuah objek atau situasi, sebelum otak dengan sempurna “membangun” kesadaran penuh dari pengalamannya tersebut.  Syekh Hisham Kabbani, seorang sufi Islam, mengatakan bahwa déjà vu terjadi karena realitas fisik atau tubuh kita berkaitan erat dengan ketentuan spiritual yang tertulis di loh mahfuz[1], sebuah kitab yang mencatat amal baik atau buruk manusia. Sebuah ayat menyebutkan,  Tiada suatu bencana pun yang menimpa di bumi dan pada dirimu sendiri kecuali telah tertulis dalam kitab sebelum Kami menciptakannya.  Sementara serang dokter asal Mesir, Ahmad Syauqi Ibrahim, juga mempunyai pendapat yang menarik. Ia mengatakan bahwa déjà vu terkait dengan aktivitas roh manusia ketika sedang tidur.[2] Ketika tidur, roh kita keluar dari dalam tubuh dan pergi menuju ke alam roh, baik masa lalu maupun masa depan, namun ia tetap memiliki hubungan dengan tubuh. Mungkin itu sebabnya, kita pernah melihat seseorang yang tidur dengan mata bergerak-gerak meskipun setengah terbuka.  Tapi nyatanya dalam mimpi pun sering kali kita merasa sulit untuk menjelaskan bahkan mengingatnya. Berbicara tentang tidur, sebuah hadis Nabi Muhammad saw. berikut mungkin memiliki korelasi, “Manusia itu tidur, dan tatkala mereka mati barulah mereka bangun.”  Kita semua ini masih dalam keadaan “tidur”, semua yang kita alami di dunia hanyalah mimpi, tidak nyata. Kalau kita selalu mengingat-ingat hal ini, bahwa dunia hanyalah mimpi sementara, maka semua beban akan lepas. Semua masalah menjadi ringan karena kita yakin bahwa masalah dunia hanyalah masalah kecil. Ketika kita mengalami déjà vu, mungkin itulah hikmah dalam bentuk peringatan dari Allah agar kita berhati-hati dalam berbuat; dan jika telah berbuat kesalahan untuk tidak mengulanginya.  Kita tidak mau mengeluh: “Ya Tuhanku kembalikanlah aku (ke dunia), agar aku berbuat amal yang saleh terhadap yang telah aku tinggalkan.” (QS. Almu’minûn: 99-100).  Kita juga tidak ingin berteriak: “Aduh celakalah kami! Siapakah yang membangkitkan kami dari tempat tidur kami?” (QS. Yâsin : 52)  Referensi : Déjà Vu, Mimpi, dan Kematian
Mungkin Anda pernah merasakan déjà vu, yaitu kondisi di mana kita mengalami situasi atau melihat sesuatu yang dirasa sudah pernah terjadi sebelumnya. Déjà vu terbagi menjadi tiga: déjà vécu (pernah mengalami), déjà senti (pernah merasakan) dan déjà visité (pernah mengunjungi). Menurut survei tujuh puluh persen penduduk bumi pernah mengalaminya. Apa yang ada dipikiran Anda sewaktu mengalaminya?

Pertama kita akan merasakan sensasi keanehan lalu berusaha keras untuk mengingat. Lama kelamaan dan setelah berulang kali mengalaminya saya mulai merasa takut. Bayangkan, ketika kita sedang di kelas mendengar guru menjelaskan pelajaran, tiba-tiba kita merasa sudah pernah. Ini juga terjadi ketika sedang berbicara dengan teman-teman atau sedang menonton televisi sendirian. Seperti sebuah mimpi misterius yang sulit dipecahkan. Atau mungkin sebuah peringatan dari Allah agar kita tidak mengulangi kesalahan yang sama?

Berbagai teori pengetahuan maupun keagamaan berusaha menjelaskan fenomena misterius ini. Seorang psikolog, Edward B. Titchener, mengatakan bahwa déjà vu muncul ketika seseorang sudah lebih dulu memiliki pandangan sekilas dari sebuah objek atau situasi, sebelum otak dengan sempurna “membangun” kesadaran penuh dari pengalamannya tersebut.

Syekh Hisham Kabbani, seorang sufi Islam, mengatakan bahwa déjà vu terjadi karena realitas fisik atau tubuh kita berkaitan erat dengan ketentuan spiritual yang tertulis di loh mahfuz[1], sebuah kitab yang mencatat amal baik atau buruk manusia. Sebuah ayat menyebutkan,

Tiada suatu bencana pun yang menimpa di bumi dan pada dirimu sendiri kecuali telah tertulis dalam kitab sebelum Kami menciptakannya.

Sementara serang dokter asal Mesir, Ahmad Syauqi Ibrahim, juga mempunyai pendapat yang menarik. Ia mengatakan bahwa déjà vu terkait dengan aktivitas roh manusia ketika sedang tidur.[2] Ketika tidur, roh kita keluar dari dalam tubuh dan pergi menuju ke alam roh, baik masa lalu maupun masa depan, namun ia tetap memiliki hubungan dengan tubuh. Mungkin itu sebabnya, kita pernah melihat seseorang yang tidur dengan mata bergerak-gerak meskipun setengah terbuka.

Tapi nyatanya dalam mimpi pun sering kali kita merasa sulit untuk menjelaskan bahkan mengingatnya. Berbicara tentang tidur, sebuah hadis Nabi Muhammad saw. berikut mungkin memiliki korelasi, “Manusia itu tidur, dan tatkala mereka mati barulah mereka bangun.”

Kita semua ini masih dalam keadaan “tidur”, semua yang kita alami di dunia hanyalah mimpi, tidak nyata. Kalau kita selalu mengingat-ingat hal ini, bahwa dunia hanyalah mimpi sementara, maka semua beban akan lepas. Semua masalah menjadi ringan karena kita yakin bahwa masalah dunia hanyalah masalah kecil. Ketika kita mengalami déjà vu, mungkin itulah hikmah dalam bentuk peringatan dari Allah agar kita berhati-hati dalam berbuat; dan jika telah berbuat kesalahan untuk tidak mengulanginya.

Kita tidak mau mengeluh: “Ya Tuhanku kembalikanlah aku (ke dunia), agar aku berbuat amal yang saleh terhadap yang telah aku tinggalkan.” (QS. Almu’minûn: 99-100).

Kita juga tidak ingin berteriak: “Aduh celakalah kami! Siapakah yang membangkitkan kami dari tempat tidur kami?” (QS. Yâsin : 52)

Referensi : Déjà Vu, Mimpi, dan Kematian



Penyebab Deja Vu Menurut Prof. Ahmad Syauqi Ibrahim

Penyebab Deja Vu Menurut Prof. Ahmad Syauqi Ibrahim. Seringkali saat saya melakukan suatu kegiatan, tiba-tiba saja muncul perasaan kalau apa yang dilakukan itu sepertinya sudah pernah saya alami. Entah darimana datangnya perasaan itu, namun saya memang merasa pernah mengalaminya, meskipun pada akhirnya saya tidak tahu kapan tepatnya peristiwa itu terjadi.  Apakah Anda juga pernah merasakan hal serupa? Ya, itulah yang dinamakan dengan deja vu. Peristiwa ini bisa berupa tempat baru yang sedang dikunjungi, percakapan yang baru dilakukan, atau sebuah acara tv yang sedang ditonton. Berbagai penelitian ilmiah telah dicoba untuk dilakukan, namun belum ada penjelasan yang memuaskan mengenai fenomena ini.  De javu menjadi salah satu hal yang juga dibahas oleh Prof. Ahmad Syauqi Ibrahim, dalam bukunya yang berjudul Misteri Potensi Gaib Manusia. Dalam buku yang didasarkan atas tinjauan syari’at dan pengetahuan ilmiah itu, dijelaskan bahwa fenomena deja vu ini erat kaitannya dengan aktifitas ruh.  Seperti diketahui, manusia terdiri dari akal, jiwa, dan ruh. Saat manusia tidur, ruh keluar dari tubuh manusia itu. Hal ini dijelaskan dalam hadist berikut :  “Segala puji bagi Allah yang telah menghidupkan kami setelah mematikan kami. Dan hanya kepada-Nya kami kembali.”  Rasulullah saw. menyebut tidur sebagai kematian karena ketika dalam keadaan tidur tubuh tidak terkandung ruh. Baru setelah bangun, kemudian ruh itu kembali lagi. Inilah yang disebut ‘kematian kecil’. Adapun saat tertidur, dalam tubuh hanya terkandung jiwanya saja. Kematian seorang manusia terjadi ketika jiwa dan ruh orang tersebut sudah tidak terkandung lagi dalam tubuhnya.  Ketika tidur, ruh akan bergerak meninggalkan tubuh. Walau demikian, ruh masih tetap berhubungan dengannya. Ruh kemudian akan bergerak menuju alam ruh. Aktifitas inilah yang kemudian dikaitkan Ahmad Syauqi menjadi penyebab deja vu.  Albert Einstein, dalam teorinya menyebutkan bahwa tidak akan mungkin ada suatu materi di dunia ini yang mampu melebihi kecepatan dari cahaya. Kalaupun ada, Einstein menjelaskan, maka materi tersebut akan lepas dari ikatan ruang dan waktu. Materi tersebut menjadi bebas. Termasuk bebas dari ikatan hari. Dia bisa saja ada di hari kemarin, di beberapa menit yang lalu, atau bisa juga di masa depan (mungkin pemikiran inilah yang mendorong lahirnya ide untuk menciptakan mesin waktu).  Ahmad Syauqi meyakini ruh manusia memiliki kemampuan seperti itu. Ruh memiliki kemampuan layaknya cahaya, atau bahkan mungkin lebih cepat dari cahaya. Hal tersebut dimungkinkan karena ruh memiliki potensi energi cahaya. Potensi itu salah satunya dibuktikan sekarang ini sebagai aura tubuh. Aura adalah cahaya yang terlihat melingkari tubuh manusia. Cahaya ini berbeda dengan sinar yang memancar dari manusia akibat panas tubuh. Lingkaran cahaya ini dapat menebal atau menipis, tergantung keadaan psikis orang tersebut.  Karena hal tersebutlah, ruh kemudian memiliki kemampuan untuk bergerak ke masa lalu ataupun ke masa depan. Saat kembali ke tubuh, maka pengalaman itu secara tak sadar akan tersimpan dalam otak, dan kadang-kadang pengalaman tersebut terulang kembali dan mempengaruhi memori sadar kita. Penyebab Deja Vu Menurut Prof. Ahmad Syauqi Ibrahim. Seringkali saat saya melakukan suatu kegiatan, tiba-tiba saja muncul perasaan kalau apa yang dilakukan itu sepertinya sudah pernah saya alami. Entah darimana datangnya perasaan itu, namun saya memang merasa pernah mengalaminya, meskipun pada akhirnya saya tidak tahu kapan tepatnya peristiwa itu terjadi.  Apakah Anda juga pernah merasakan hal serupa? Ya, itulah yang dinamakan dengan deja vu. Peristiwa ini bisa berupa tempat baru yang sedang dikunjungi, percakapan yang baru dilakukan, atau sebuah acara tv yang sedang ditonton. Berbagai penelitian ilmiah telah dicoba untuk dilakukan, namun belum ada penjelasan yang memuaskan mengenai fenomena ini.  De javu menjadi salah satu hal yang juga dibahas oleh Prof. Ahmad Syauqi Ibrahim, dalam bukunya yang berjudul Misteri Potensi Gaib Manusia. Dalam buku yang didasarkan atas tinjauan syari’at dan pengetahuan ilmiah itu, dijelaskan bahwa fenomena deja vu ini erat kaitannya dengan aktifitas ruh.  Seperti diketahui, manusia terdiri dari akal, jiwa, dan ruh. Saat manusia tidur, ruh keluar dari tubuh manusia itu. Hal ini dijelaskan dalam hadist berikut :  “Segala puji bagi Allah yang telah menghidupkan kami setelah mematikan kami. Dan hanya kepada-Nya kami kembali.”  Rasulullah saw. menyebut tidur sebagai kematian karena ketika dalam keadaan tidur tubuh tidak terkandung ruh. Baru setelah bangun, kemudian ruh itu kembali lagi. Inilah yang disebut ‘kematian kecil’. Adapun saat tertidur, dalam tubuh hanya terkandung jiwanya saja. Kematian seorang manusia terjadi ketika jiwa dan ruh orang tersebut sudah tidak terkandung lagi dalam tubuhnya.  Ketika tidur, ruh akan bergerak meninggalkan tubuh. Walau demikian, ruh masih tetap berhubungan dengannya. Ruh kemudian akan bergerak menuju alam ruh. Aktifitas inilah yang kemudian dikaitkan Ahmad Syauqi menjadi penyebab deja vu.  Albert Einstein, dalam teorinya menyebutkan bahwa tidak akan mungkin ada suatu materi di dunia ini yang mampu melebihi kecepatan dari cahaya. Kalaupun ada, Einstein menjelaskan, maka materi tersebut akan lepas dari ikatan ruang dan waktu. Materi tersebut menjadi bebas. Termasuk bebas dari ikatan hari. Dia bisa saja ada di hari kemarin, di beberapa menit yang lalu, atau bisa juga di masa depan (mungkin pemikiran inilah yang mendorong lahirnya ide untuk menciptakan mesin waktu).  Ahmad Syauqi meyakini ruh manusia memiliki kemampuan seperti itu. Ruh memiliki kemampuan layaknya cahaya, atau bahkan mungkin lebih cepat dari cahaya. Hal tersebut dimungkinkan karena ruh memiliki potensi energi cahaya. Potensi itu salah satunya dibuktikan sekarang ini sebagai aura tubuh. Aura adalah cahaya yang terlihat melingkari tubuh manusia. Cahaya ini berbeda dengan sinar yang memancar dari manusia akibat panas tubuh. Lingkaran cahaya ini dapat menebal atau menipis, tergantung keadaan psikis orang tersebut.  Karena hal tersebutlah, ruh kemudian memiliki kemampuan untuk bergerak ke masa lalu ataupun ke masa depan. Saat kembali ke tubuh, maka pengalaman itu secara tak sadar akan tersimpan dalam otak, dan kadang-kadang pengalaman tersebut terulang kembali dan mempengaruhi memori sadar kita.
Penyebab Deja Vu Menurut Prof. Ahmad Syauqi Ibrahim. Seringkali saat saya melakukan suatu kegiatan, tiba-tiba saja muncul perasaan kalau apa yang dilakukan itu sepertinya sudah pernah saya alami. Entah darimana datangnya perasaan itu, namun saya memang merasa pernah mengalaminya, meskipun pada akhirnya saya tidak tahu kapan tepatnya peristiwa itu terjadi.

Apakah Anda juga pernah merasakan hal serupa? Ya, itulah yang dinamakan dengan deja vu. Peristiwa ini bisa berupa tempat baru yang sedang dikunjungi, percakapan yang baru dilakukan, atau sebuah acara tv yang sedang ditonton. Berbagai penelitian ilmiah telah dicoba untuk dilakukan, namun belum ada penjelasan yang memuaskan mengenai fenomena ini.

De javu menjadi salah satu hal yang juga dibahas oleh Prof. Ahmad Syauqi Ibrahim, dalam bukunya yang berjudul Misteri Potensi Gaib Manusia. Dalam buku yang didasarkan atas tinjauan syari’at dan pengetahuan ilmiah itu, dijelaskan bahwa fenomena deja vu ini erat kaitannya dengan aktifitas ruh.

Seperti diketahui, manusia terdiri dari akal, jiwa, dan ruh. Saat manusia tidur, ruh keluar dari tubuh manusia itu. Hal ini dijelaskan dalam hadist berikut :

“Segala puji bagi Allah yang telah menghidupkan kami setelah mematikan kami. Dan hanya kepada-Nya kami kembali.”

Rasulullah saw. menyebut tidur sebagai kematian karena ketika dalam keadaan tidur tubuh tidak terkandung ruh. Baru setelah bangun, kemudian ruh itu kembali lagi. Inilah yang disebut ‘kematian kecil’. Adapun saat tertidur, dalam tubuh hanya terkandung jiwanya saja. Kematian seorang manusia terjadi ketika jiwa dan ruh orang tersebut sudah tidak terkandung lagi dalam tubuhnya.

Ketika tidur, ruh akan bergerak meninggalkan tubuh. Walau demikian, ruh masih tetap berhubungan dengannya. Ruh kemudian akan bergerak menuju alam ruh. Aktifitas inilah yang kemudian dikaitkan Ahmad Syauqi menjadi penyebab deja vu.

Albert Einstein, dalam teorinya menyebutkan bahwa tidak akan mungkin ada suatu materi di dunia ini yang mampu melebihi kecepatan dari cahaya. Kalaupun ada, Einstein menjelaskan, maka materi tersebut akan lepas dari ikatan ruang dan waktu. Materi tersebut menjadi bebas. Termasuk bebas dari ikatan hari. Dia bisa saja ada di hari kemarin, di beberapa menit yang lalu, atau bisa juga di masa depan (mungkin pemikiran inilah yang mendorong lahirnya ide untuk menciptakan mesin waktu).

Ahmad Syauqi meyakini ruh manusia memiliki kemampuan seperti itu. Ruh memiliki kemampuan layaknya cahaya, atau bahkan mungkin lebih cepat dari cahaya. Hal tersebut dimungkinkan karena ruh memiliki potensi energi cahaya. Potensi itu salah satunya dibuktikan sekarang ini sebagai aura tubuh. Aura adalah cahaya yang terlihat melingkari tubuh manusia. Cahaya ini berbeda dengan sinar yang memancar dari manusia akibat panas tubuh. Lingkaran cahaya ini dapat menebal atau menipis, tergantung keadaan psikis orang tersebut.

Karena hal tersebutlah, ruh kemudian memiliki kemampuan untuk bergerak ke masa lalu ataupun ke masa depan. Saat kembali ke tubuh, maka pengalaman itu secara tak sadar akan tersimpan dalam otak, dan kadang-kadang pengalaman tersebut terulang kembali dan mempengaruhi memori sadar kita.

Referensi : Penyebab Deja Vu Menurut Prof. Ahmad Syauqi Ibrahim


Deja Vu Dalam Perspektif Islam, Begini Penjelasan Buya Yahya

Deja Vu Dalam Perspektif Islam Begini Penjelasan Buya Yahya. Deja Vu dalam bahasa Perancis secara etimologi berarti “pernah dilihat”. Dalam ilmu Psikologi Deja Vu dikenal sebagai suatu peristiwa di mana seseorang mengalami suatu kejadian yang dirasa pernah dialami sebelumnya. Lalu bagaimana tanggapan Islam terkait peristiwa ini?. Dalam video tersebut, ada seseorang yang bertanya mengenai pandangan Islam terhadap Deja Vu kepada Buya Yahya, sekaligus mengkonfirmasi bahwa apakah Deja Vu itu dialami setiap orang di alam arwah dahulu.  “Kejadian yang dialami oleh manusia itu banyak sekali, baik yang disadari maupun tidak disadari. Ada kejadian yang dialami di alam nyata secara sadar, ada juga yang dialami di alam mimpi bahkan bisa jadi dialami di alam khayalan saja. Menurutnya khayalan manusia bisa saja tanpa sadar dirasakan olehnya seperti kenyataan.Beliau memberi perumpamaan semisal ada seorang anak yang berkhayal ingin mondok di Pondok Pesantren Al-Bahjah, yang kemudian dia datang kesana dan akhirnya dia merasa seperti pernah kesana sebelumnya.  “Adapun anggapan bahwa ini terjadi di alam arwah itu berbeda tidak seperti ini, karena alam arwah itu alam sebelum alam dunia dan tidak akan ada yang ingat kejadian di alam arwah” jelas Buya Yahya.  Lebih lanjut beliau memaparkan tentang aktivitas para arwah di alam arwah dahulu, yaitu saling berkumpul dan bersapaan satu sama lain. Ruh orang baik akan berkumpul dengan Ruh orang baik lainnya, begitu juga sebaliknya ruh orang jahat akan berkumpul dengan ruh orang jahat. Begitulah penjelasan Deja Vu versi Da'i ternama, Buya Yahya.  Referensi : Deja Vu Dalam Perspektif Islam, Begini Penjelasan Buya Yahya
Deja Vu Dalam Perspektif Islam Begini Penjelasan Buya Yahya. Deja Vu dalam bahasa Perancis secara etimologi berarti “pernah dilihat”. Dalam ilmu Psikologi Deja Vu dikenal sebagai suatu peristiwa di mana seseorang mengalami suatu kejadian yang dirasa pernah dialami sebelumnya. Lalu bagaimana tanggapan Islam terkait peristiwa ini?. Dalam video tersebut, ada seseorang yang bertanya mengenai pandangan Islam terhadap Deja Vu kepada Buya Yahya, sekaligus mengkonfirmasi bahwa apakah Deja Vu itu dialami setiap orang di alam arwah dahulu.

“Kejadian yang dialami oleh manusia itu banyak sekali, baik yang disadari maupun tidak disadari. Ada kejadian yang dialami di alam nyata secara sadar, ada juga yang dialami di alam mimpi bahkan bisa jadi dialami di alam khayalan saja. Menurutnya khayalan manusia bisa saja tanpa sadar dirasakan olehnya seperti kenyataan.Beliau memberi perumpamaan semisal ada seorang anak yang berkhayal ingin mondok di Pondok Pesantren Al-Bahjah, yang kemudian dia datang kesana dan akhirnya dia merasa seperti pernah kesana sebelumnya.

“Adapun anggapan bahwa ini terjadi di alam arwah itu berbeda tidak seperti ini, karena alam arwah itu alam sebelum alam dunia dan tidak akan ada yang ingat kejadian di alam arwah” jelas Buya Yahya.

Lebih lanjut beliau memaparkan tentang aktivitas para arwah di alam arwah dahulu, yaitu saling berkumpul dan bersapaan satu sama lain. Ruh orang baik akan berkumpul dengan Ruh orang baik lainnya, begitu juga sebaliknya ruh orang jahat akan berkumpul dengan ruh orang jahat. Begitulah penjelasan Deja Vu versi Da'i ternama, Buya Yahya.

Referensi : Deja Vu Dalam Perspektif Islam, Begini Penjelasan Buya Yahya



Belajar Memaafkan Mantan Suami, Meski Sulit Menjalankan Co-Parenting Bersamanya

Belajar Memaafkan Mantan Suami, Meski Sulit Menjalankan Co-Parenting Bersamanya. Punya cerita mengenai usaha memaafkan? Baik memaafkan diri sendiri maupun orang lain? Atau mungkin punya pengalaman terkait memaafkan dan dimaafkan? Sebuah maaf kadang bisa memberi perubahan yang besar dalam hidup kita. Sebuah usaha memaafkan pun bisa memberi arti yang begitu dalam bagi kita bahkan bagi orang lain. Perceraianku dengan mantan suami memang penuh dengan drama. Maklum, kami adalah lovebirds sejak zaman SMA. Terlalu sulit untuk aku bisa menerima kenyataan ini. Meski perceraian ini adalah sesuatu yang aku sepakati, tapi aku masih tidak bisa terima dengan apa yang sudah dia lakukan kepadaku.  Intinya, aku masih tidak bisa terima jika anak-anak mendapat sentuhan pendidikan yang tidak baik dari ayahnya. Aku takut, anak-anak akan merasa bingung dengan perbedaan pola asuh antara aku dan ayahnya. Terlebih, dia seenaknya mengenalkan “mamah baru” kepada anak-anak. Dia pikir anak-anak akan ikut bahagia dengan kabar bahagia yang dia bawa? Dia pikir, anak-anak tidak akan sedih dengan semua itu? Tidak, kami sedih. Dan jujur, maaf kami tidak ikut bahagia.  Aku sudah cukup mendapat banyak nasihat dari berbagai pihak. Dari psikolog, konsultan pernikahan, hingga ustazah. Intinya, mereka mengingatkan aku bahwa anak-anak mempunyai hak untuk mendapatkan kasih sayang dari ayahnya. Meski ayahnya tidak menafkahinya. Jujur, sisi egoisku menolak semua itu. Kok enak sekali ya jadi mantan suamiku? Seenaknya selingkuh, seenaknya menelantarkan kami, lalu sekarang, bukannya aku dikuatkan, malah aku yang terus didesak untuk memaafkan dan menerima dia demi anak-anak. Aku sampai stres, merasa sepertinya dunia ini tidak ada yang memihakku.  Aku pernah sampai melampiaskannya pada banyak hal. Dari mulai mogok ikut pengajian, memblokir komunikasi dengan teman-teman ngaji, sampai menjalin kedekatan dengan banyak laki-laki. Aku kembali diingatkan, katanya, aku nggak pantes deket-deket sama banyak cowok gitu. Apalagi posisiku sebagai seorang janda, yang tentu bisa menimbulkan banyak fitnah, dan pandangan negatif dari orang-orang sekitar.  Kembali, sisi egoisku menolak semua itu. Kenapa jika aku yang melakukan, semua serba salah? Semua serba dilarang? Kenapa saat mantan suamiku selingkuh, tidak ada yang berani menyalahkannya? Padahal sudah jelas-jelas dia menginjak-injak harga diriku dengan mengatakan bahwa dia sudah menikah dengan perempuan itu dan sudah menceraikanku. Padahal memasukkan berkas ke pengadilan saja belum. Aku merasa terhina ketika itu. Tapi apa yang dikatakan teman-temanku ketika itu? “Sabar,” katanya.  Referensi : Belajar Memaafkan Mantan Suami, Meski Sulit Menjalankan Co-Parenting Bersamanya
Belajar Memaafkan Mantan Suami, Meski Sulit Menjalankan Co-Parenting Bersamanya. Punya cerita mengenai usaha memaafkan? Baik memaafkan diri sendiri maupun orang lain? Atau mungkin punya pengalaman terkait memaafkan dan dimaafkan? Sebuah maaf kadang bisa memberi perubahan yang besar dalam hidup kita. Sebuah usaha memaafkan pun bisa memberi arti yang begitu dalam bagi kita bahkan bagi orang lain. Perceraianku dengan mantan suami memang penuh dengan drama. Maklum, kami adalah lovebirds sejak zaman SMA. Terlalu sulit untuk aku bisa menerima kenyataan ini. Meski perceraian ini adalah sesuatu yang aku sepakati, tapi aku masih tidak bisa terima dengan apa yang sudah dia lakukan kepadaku.

Intinya, aku masih tidak bisa terima jika anak-anak mendapat sentuhan pendidikan yang tidak baik dari ayahnya. Aku takut, anak-anak akan merasa bingung dengan perbedaan pola asuh antara aku dan ayahnya. Terlebih, dia seenaknya mengenalkan “mamah baru” kepada anak-anak. Dia pikir anak-anak akan ikut bahagia dengan kabar bahagia yang dia bawa? Dia pikir, anak-anak tidak akan sedih dengan semua itu? Tidak, kami sedih. Dan jujur, maaf kami tidak ikut bahagia.

Aku sudah cukup mendapat banyak nasihat dari berbagai pihak. Dari psikolog, konsultan pernikahan, hingga ustazah. Intinya, mereka mengingatkan aku bahwa anak-anak mempunyai hak untuk mendapatkan kasih sayang dari ayahnya. Meski ayahnya tidak menafkahinya. Jujur, sisi egoisku menolak semua itu. Kok enak sekali ya jadi mantan suamiku? Seenaknya selingkuh, seenaknya menelantarkan kami, lalu sekarang, bukannya aku dikuatkan, malah aku yang terus didesak untuk memaafkan dan menerima dia demi anak-anak. Aku sampai stres, merasa sepertinya dunia ini tidak ada yang memihakku.

Aku pernah sampai melampiaskannya pada banyak hal. Dari mulai mogok ikut pengajian, memblokir komunikasi dengan teman-teman ngaji, sampai menjalin kedekatan dengan banyak laki-laki. Aku kembali diingatkan, katanya, aku nggak pantes deket-deket sama banyak cowok gitu. Apalagi posisiku sebagai seorang janda, yang tentu bisa menimbulkan banyak fitnah, dan pandangan negatif dari orang-orang sekitar.

Kembali, sisi egoisku menolak semua itu. Kenapa jika aku yang melakukan, semua serba salah? Semua serba dilarang? Kenapa saat mantan suamiku selingkuh, tidak ada yang berani menyalahkannya? Padahal sudah jelas-jelas dia menginjak-injak harga diriku dengan mengatakan bahwa dia sudah menikah dengan perempuan itu dan sudah menceraikanku. Padahal memasukkan berkas ke pengadilan saja belum. Aku merasa terhina ketika itu. Tapi apa yang dikatakan teman-temanku ketika itu? “Sabar,” katanya.

Referensi : Belajar Memaafkan Mantan Suami, Meski Sulit Menjalankan Co-Parenting Bersamanya



Trauma karena Pernah Diselingkuhi Mantan Caranya Agar Bisa Move On Sebagai Berikut

Trauma karena Pernah Diselingkuhi Mantan Caranya Agar Bisa Move On Sebagai Berikut Trauma karena Pernah Diselingkuhi Mantan Caranya Agar Bisa Move On Sebagai Berikut. Mengetahui kekasih berselingkuh menjadi bagian percintaan yang paling sulit untuk diterima, apalagi memaafkannya. Meski begitu, kehidupan terus berlanjut. Anda pun tidak bisa selamanya menyimpan dendam. Membawa hal negatif ke kehidupan Anda dengan selalu mengingat-ingat hal buruk darinya akan mempengaruhi hidup secara keseluruhan. Selain Anda menjadi sulit untuk move on, mengingat perselingkuhannya hanya membuat Anda menjadi kehilangan kepercayaan terhadap pria lain. Ini yang akan menghalangi percintaan Anda selanjutnya. Memang untuk memaafkan tidak semudah diucapkan. Dibutuhkan proses dan waktu. Agar lebih mudah move on dari trauma dan memaafkan mantan kekasih yang pernah berselingkuh.   1. Introspeksi Diri Meskipun mantan kekasih telah menyakiti Anda, tapi jangan hanya menyalahkan satu pihak. Anda pun mungkin memiliki kesalahan dalam hubungan asmara. Ketika Anda bisa jujur pada diri sendiri tentang kesalahan Anda, maka ini bisa membuat Anda sadar tidak ada satu orang pun sempurna di dunia ini. Dan setiap orang pantas untuk dimaafkan.  2. Maafkan Diri Sendiri Sebelum berusaha memaafkan orang lain, maafkanlah diri sendiri. Membawa perasaan negatif membuat Anda terus memikirkan kejelekan mantan dan itu tidak akan mengubah keadaan, tapi justru membuat Anda semakin kecewa. Cobalah untuk menerima keadaan, jauhkan perasaan negatif dan mulai dengan memaafkan diri sendiri.  3. Tulis Surat Tulislah surat untuk mantan dan tumpahkan seluruh perasaan Anda padanya, termasuk alasan mengapa Anda harus memaafkannya dan mengapa Anda belum bisa memberi maaf padanya. Ketika surat sudah selesai di tulis, Anda tidak perlu mengirimkan surat tersebut. robeklah. Setidaknya dengan menulis bisa membuat perasaan Anda lebih lega dan beri sugesti bahwa Anda mampu melewati masa terpuruk dan dapat memaafkan mantan kekasih.  4. Fokus Dengan Kemajuan Hidup Mengingat-ingat mantan kekasih, bisa membuat Anda semakin terpuruk. Untuk itu, fokuslah pada diri sendiri. Buatlah daftar apa yang Anda inginkan dan tujuan hidup Anda. Dengan begitu Anda akan melupakan kesalahan-kesalahannya dan bisa memaafkannya.  5. Tidak Perlu Mengumbar Kesalahannya ke Banyak Orang Curhat pada salah satu orang terdekat memang membuat perasaan Anda lebih lega. Tapi Anda tidak perlu mengumbar cerita kesalahan mantan kekasih ke banyak orang. Bukannya membuat lega, Anda malah mendapatkan banyak saran yang mungkin bisa membuat Anda semakin negatif. Ini hanya membuat Anda semakin sulit memaafkannya.  6. Bukan Berarti Kembali ke Pelukan Mantan Sudah bisa menerima keadaan dan memaafkan mantan kekasih, bukan berarti Anda harus berhubungan lagi dengannya atau kembali ke pelukan. Jika luka dan sakit hati masih membekas tidak perlu memaksakan untuk bertemu atau meneleponnya. Ada mantan yang bisa dijadikan teman, namun ada juga yang tidak. Tidak perlu dipaksakan jika memang Anda merasa berat hati.  Referensi : Trauma karena Pernah Diselingkuhi Mantan Caranya Agar Bisa Move On Sebagai Berikut. Trauma karena Pernah Diselingkuhi Mantan Caranya Agar Bisa Move On Sebagai Berikut
Trauma karena Pernah Diselingkuhi Mantan Caranya Agar Bisa Move On Sebagai Berikut. Mengetahui kekasih berselingkuh menjadi bagian percintaan yang paling sulit untuk diterima, apalagi memaafkannya. Meski begitu, kehidupan terus berlanjut. Anda pun tidak bisa selamanya menyimpan dendam. Membawa hal negatif ke kehidupan Anda dengan selalu mengingat-ingat hal buruk darinya akan mempengaruhi hidup secara keseluruhan. Selain Anda menjadi sulit untuk move on, mengingat perselingkuhannya hanya membuat Anda menjadi kehilangan kepercayaan terhadap pria lain. Ini yang akan menghalangi percintaan Anda selanjutnya. Memang untuk memaafkan tidak semudah diucapkan. Dibutuhkan proses dan waktu. Agar lebih mudah move on dari trauma dan memaafkan mantan kekasih yang pernah berselingkuh. 

1. Introspeksi Diri
Meskipun mantan kekasih telah menyakiti Anda, tapi jangan hanya menyalahkan satu pihak. Anda pun mungkin memiliki kesalahan dalam hubungan asmara. Ketika Anda bisa jujur pada diri sendiri tentang kesalahan Anda, maka ini bisa membuat Anda sadar tidak ada satu orang pun sempurna di dunia ini. Dan setiap orang pantas untuk dimaafkan.

2. Maafkan Diri Sendiri
Sebelum berusaha memaafkan orang lain, maafkanlah diri sendiri. Membawa perasaan negatif membuat Anda terus memikirkan kejelekan mantan dan itu tidak akan mengubah keadaan, tapi justru membuat Anda semakin kecewa. Cobalah untuk menerima keadaan, jauhkan perasaan negatif dan mulai dengan memaafkan diri sendiri.

3. Tulis Surat
Tulislah surat untuk mantan dan tumpahkan seluruh perasaan Anda padanya, termasuk alasan mengapa Anda harus memaafkannya dan mengapa Anda belum bisa memberi maaf padanya. Ketika surat sudah selesai di tulis, Anda tidak perlu mengirimkan surat tersebut. robeklah. Setidaknya dengan menulis bisa membuat perasaan Anda lebih lega dan beri sugesti bahwa Anda mampu melewati masa terpuruk dan dapat memaafkan mantan kekasih.

4. Fokus Dengan Kemajuan Hidup
Mengingat-ingat mantan kekasih, bisa membuat Anda semakin terpuruk. Untuk itu, fokuslah pada diri sendiri. Buatlah daftar apa yang Anda inginkan dan tujuan hidup Anda. Dengan begitu Anda akan melupakan kesalahan-kesalahannya dan bisa memaafkannya.

5. Tidak Perlu Mengumbar Kesalahannya ke Banyak Orang
Curhat pada salah satu orang terdekat memang membuat perasaan Anda lebih lega. Tapi Anda tidak perlu mengumbar cerita kesalahan mantan kekasih ke banyak orang. Bukannya membuat lega, Anda malah mendapatkan banyak saran yang mungkin bisa membuat Anda semakin negatif. Ini hanya membuat Anda semakin sulit memaafkannya.

6. Bukan Berarti Kembali ke Pelukan Mantan
Sudah bisa menerima keadaan dan memaafkan mantan kekasih, bukan berarti Anda harus berhubungan lagi dengannya atau kembali ke pelukan. Jika luka dan sakit hati masih membekas tidak perlu memaksakan untuk bertemu atau meneleponnya. Ada mantan yang bisa dijadikan teman, namun ada juga yang tidak. Tidak perlu dipaksakan jika memang Anda merasa berat hati.

Referensi : Trauma karena Pernah Diselingkuhi Mantan Caranya Agar Bisa Move On Sebagai Berikut



15 Cara Move On dari Mantan, Ampuh Lupakan Hubungan yang Kandas

15 Cara Move On dari Mantan, Ampuh Lupakan Hubungan yang Kandas. ngin hidupmu kembali bahagia tanpa bayang-bayang mantan? Berikut cara move on untuk melupakan mantan yang masih dicintai. Hidup terkadang berjalan tak seperti yang kita inginkan. Ada saatnya kita mengalami kegagalan hubungan. Apalagi bila kisah asmara yang kandas itu sudah dijalani selama bertahun-tahun.  Setiap hubungan yang gagal memang menyakitkan. Kamu mungkin marah pada diri sendiri dan terus menangis. Ketika sedang patah hati, kamu akan mengalami masa-masa yang sulit.  Masa-masa galau saat dia tidak mengajakmu balikan atau bahkan dia sudah bersama orang lain. Patah hati membuat rasa sedih, kecewa, dan marah memenuhi hatimu.   Cara Terbaik Move On dari Mantan Kamu tidak boleh terus terpuruk, ini saatnya move on dari mantan yang tak perlu kamu tangisi. Menonton film atau makanan kesukaan tak cukup, ini tips cepat move on dari mantan:  1. Terima Apa yang Terjadi Kesal, marah, dan sakit hati setelah putus adalah hal yang wajar. Kamu mungkin akan marah untuk waktu yang lama. Tetapi jika kamu tetap marah, hal itu hanya akan membuatmu stres. Cara pertama untuk melupakan mantan yang masih dicintai adalah menerima apa yang terjadi.  Inilah saatnya kamu mencoba langkah pertama ini, kamu harus menerima dan jangan terlalu memikirkan apalagi menganalisis hal-hal secara berlebihan. Anagha Bhave, Terapis sekaligus Psikolog Konseling, mengatakan bahwa mengakui duka yang dialami adalah tahap pertama dan terpenting dalam memulai perjalanan untuk move on setelah patah hati.  Kamu harus menerima bahwa hubunganmu telah berakhir dan berhenti terus memohon untuk kembali, itu hanya melukai dirimu sendiri. Cara yang baik untuk menerima apa yang terjadi adalah dengan menulis tentang perasaan kamu. Tidak perlu bagus, tulis saja semua yang kamu rasa. Bayangkan jika kamu menulisnya, perasaan sakit hati yang kamu alami itu menempel di kertas.   2. Beri Dirimu Waktu untuk Pulih Seperti kata Regina Brett, “waktu menyembuhkan luka, bersabarlah dengan waktu”. Kesalahan terbesar yang dilakukan orang ketika mencoba untuk move on adalah melakukan aktivitas yang buruk seperti melukai diri sendiri, mabuk, atau hal lain yang merugikan.  Beri dirimu waktu untuk sembuh dengan melakukan aktivitas yang positif. Mulailah rutin olahraga, jalan-jalan, menonton film, dan makan makanan sehat. Dampak positif akan terasa pada kesehatan mental dan diri kamu.  3. Merelakan Cara berikutnya adalah kamu harus belajar merelakannya. Hal ini memang tidak mudah, namun merelakan atau melepaskan adalah fase paling krusial dan tersulit dalam setiap hubungan. Ada terlalu banyak kenangan dan kamu merasa untuk melupakan kenangan ini terasa seperti mustahil. Kamu merasa telah menginvestasikan begitu banyak waktu, tenaga, dan air mata untuk membuat hubungan berhasil hanya untuk sesaat.  Di balik itu semua, kamu harus memikirkan diri sendiri. Kamu harus menghormati dan menghargai diri sendiri lebih dari siapapun. Jangan bergantung pada seseorang yang tidak menghargaimu apalagi membuatmu sakit, kamu harus bisa belajar untuk merelakan.  4. Jangan Terlalu Kejam pada Dirimu Sendiri Berhentilah menyalahkan seluruh dunia atas perpisahanmu dengannya. Hadapi kenyataan bahwa orang yang paling membuat kamu marah adalah kamu sendiri. Kamu mungkin ingin mencari cara untuk menghukum diri sendiri dengan melakukan perilaku yang merugikan atau terus memohon agar dia kembali.  Namun, kamu ingat bahwa setiap orang membuat kesalahan. Yang perlu kamu lakukan hanyalah menyeka air mata dan mencegah ‘mahkotamu’ jatuh. Ingat, kamu lebih kuat dari apa yang kamu pikirkan!  5. Curhat ke Orang Terdekat Memendam perasaan sedih sendiri terkadang rasanya tidak enak. Kamu akan merasa lebih tenang saat berbagi isi hati dengan orang terdekat yang kamu percaya.  Deborah Serani, Psy.D, seorang psikolog klinis dan penulis buku Living with Depression menyarankan untuk terang-terangan mengatakan apa yang kamu butuhkan ke teman, mungkin sesederhana berkata “aku hanya ingin didengarkan”.  Curhatlah kepada mereka mengenai kondisimu, hal ini akan membuatmu lega. Selain itu, mereka bisa saja untuk memberikan nasihat dan saran terbaik agar kamu cepat move on.  6. Tingkatkan Kualitas Diri Ketika kamu sudah putus, ini adalah waktu terbaik bagimu untuk fokus pada dirimu. Pergilah ke spa, mani-pedi, atau ke salon. Kamu juga bisa membeli pakaian, sepatu, celana atau tas untuk perubahan sebagai seseorang yang kuat dan mandiri.  Selain itu, lakukan aktivitas bermanfaat seperti yoga, berenang, bersepeda, dan seni. Hal ini bisa meningkatkan kualitas dirimu. Kamu akan membangun kepercayaan diri yang dirusak oleh hubunganmu sebelumnya. Percaya diri dan nyaman dengan diri sendiri akan membuatmu bahagia.  7. Berhenti untuk Kepo tentang dirinya di Media Sosial Setelah putus, kamu mungkin terus bertanya-tanya apa yang sedang dia lakukan pada waktu tertentu dan penasaran bagaimana dia sekarang.  Dengan bantuan media sosial,kamu bisa sangat mudah untuk tahu apa yang dia lakukan. Tapi, menguntitnya hanya akan membuatmu semakin sedih dan cemas. Cara terbaik untuk menghadapi putus cinta adalah dengan tidak mengecek dan sering melihat sosial medianya.  Studi membuktikan mereka yang masih kepo dengan mantan lebih rentan merasa tertekan setelah putus, merasa rindu yang berkepanjangan, dan terhambat pertumbuhan kualitas dirinya.  8. Hindari Kontak dengan Mantan Mantanmu mungkin masih ingin menghubungimu bahkan setelah putus. Jika hal ini terjadi, tentu akan membuat kamu semakin sulit melupakannya. Bersikaplah biasa saja tetapi perhatikan kebutuhanmu. Kamu bisa menghapus atau memblokir nomornya jika ingin melupakannya.  Tetaplah sibuk sehingga kamu bahkan tidak punya waktu untuk memikirkan untuk menghubunginya. Dari saran Jean Kim M.D., sebisa mungkin, batasi kontak dengan si dia. Kamu mungkin mengalami periode penarikan yang sulit, tetapi itulah satu-satunya cara untuk bergerak maju dan sembuh.  9. Jangan Cari Alasan untuk Bertemu Lagi Kamu mungkin berpikir bahwa satu pertemuan bisa membuat kalian berdua kembali bersama. Namun, inilah saatnya kamu menyadari bahwa apa yang tidak bisa diperbaiki dalam suatu hubungan tidak akan pernah bisa diselesaikan hanya dalam satu pertemuan.  Sebuah hubungan adalah tentang usaha dari kedua sisi, dan setelah mati dengan kematian yang menyakitkan, tidak ada gunanya mencoba kembali.  Kalau kata Jill P. Weber Ph.D. di Psychology Today, menemui mantan hanya mengingatkanmu pada masa lalu, sehingga proses untuk menerima bahwa kamu harus move on akan terhambat.  10. Berhenti Berteman Dengannya Jika Masih Ada Perasaan Jika kamu mencoba berteman dengan mantanmu, itu akan menyakitimu lebih dari yang kamu kira. Setelah sebuah kapal berlayar, tidak ada gunanya mencoba memutarnya.  Persahabatan adalah hubungan yang sangat istimewa dan tidak boleh digunakan untuk motif tersembunyi. Jika kamu ingin tetap berteman lalu dia dekat dengan orang lain, hal ini akan membuatmu sakit hati.  Kalau kamu merasa sayang sekali merelakan hubungan meskipun sebagai teman, kamu bisa ingat quote dari Marilyn Monroe satu ini: “Terkadang, hal baik hancur agar hal lebih baik bisa masuk”.  11. Singkirkan Hal yang Mengingatkanmu Tentangnya Mungkin kamu pernah menyimpan tiket konser saat pertama kali bepergian bersama, album foto, surat cinta, atau sweater yang kamu bawa saat di meninggalkannya.  Nah, kini saatnya melepaskan bukan hanya barang-barangnya tapi juga kenangan yang terus kamu kenang. Gwendolyn Seidman Ph.D. dalam artikelnya di Psychology Today menyatakan bahwa pengingat mantan dapat membuat kamu tetap terikat pada orang itu dan membuatnya lebih sulit untuk melupakannya.  12. Luangkan Waktu untuk Hobimu Berurusan dengan patah hati mungkin membuatmu kehilangan energi, tidak produktif, dan akhirnya tidak merasa seperti dirimu lagi. Salah satu cara untuk kembali menemukan diri yang sempat hilang adalah dengan melakukan aktivitas yang kamu suka.  Dengan menjalankan hobi, kamu akan menemukan passion yang membuat kamu merasa semangat menjalani hari. Kamu bisa memotret, menonton film, bernyanyi, atau menghasilkan karya seni sehingga kamu sadar bahwa ada banyak hal yang bisa dijelajahi di luar sana.  Ann Futterman Collier, seorang psikolog di Northern Arizona University, menyatakan bahwa begitu seseorang memiliki hobi, hal itu memberikan rasa identitas. Memiliki identitas itu sendiri dikaitkan dengan kesejahteraan dan kepuasan.  13. Habiskan Waktu dengan Teman dan Keluarga Beberapa dari kamu mungkin merasa bahwa patah hatimu hanya bisa diatasi sendiri. Padahal, masa-masa ini bisa jadi waktu yang tepat untuk terhubung kembali dengan orang-orang dalam hidupmu, orang yang benar-benar akan bertahan apapun yang akan terjadi.  Menghabiskan waktu bersama keluarga dan teman dekat dapat membantumu menjernihkan pikiran dan mendapatkan penyegaran di tengah hari-harimu yang terasa gelap.  Riset yang dilakukan oleh Joe Labianca, Ph.D. menyatakan bahwa bertukar kabar dengan kerabat dan teman terdekat membuat orang lebih bahagia dan menghilangkan stres.menjernihkan pikiran.  14. Cintai Diri Sendiri Kamu tidak bisa mengharapkan orang lain mencintaimu dengan baik dibanding dirimu sendiri. Jika kamu mau dicintai orang lain, kamu harus belajar untuk mencintai dirimu sendiri.  Kamu harus bisa menerima segala kekurangan dan kelemahan yang kamu miliki. Dengan begitu, kamu akan tahu caranya bangkit dan memperbaiki diri.  Ingat kata-kata Turcois Ominek, waktumu terlalu berharga untuk dihabiskan dengan orang yang tidak bisa menerimamu.  15. Berhenti Menanyakan Kabarnya dari Teman Keputusan yang kamu dan mantan ambil untuk pisah berarti satu hal: kamu dan dia memiliki jalannya masing-masing. Kalau kamu masih sering terpikir tentang si dia dan terus berusaha untuk mencari tahu, kapan mau move on?  Tahan dorongan untuk mencari tahu kabarnya. Untuk bisa melanjutkan hidupmu tanpa bayangan mantan, beri waktu untuk menjauh darinya secara fisik, emosional, dan mental, sampai kamu benar-benar pulih. Jika kamu mulai terpikir untuk tanya-tanya teman tentang kabar mantan, tanamkan kata-kata Wilder Poetry ini di kepala: “Merelakan itu berat, tapi merasa bebas itu indah.” Itulah berbagai cara yang bisa kamu lakukan untuk move on dari mantan. Mencintai diri sendiri dengan berbelanja dan liburan, sangatlah penting untuk move on. Bagaimana Toppers, sudah siap move on?
15 Cara Move On dari Mantan, Ampuh Lupakan Hubungan yang Kandas. ngin hidupmu kembali bahagia tanpa bayang-bayang mantan? Berikut cara move on untuk melupakan mantan yang masih dicintai. Hidup terkadang berjalan tak seperti yang kita inginkan. Ada saatnya kita mengalami kegagalan hubungan. Apalagi bila kisah asmara yang kandas itu sudah dijalani selama bertahun-tahun.  Setiap hubungan yang gagal memang menyakitkan. Kamu mungkin marah pada diri sendiri dan terus menangis. Ketika sedang patah hati, kamu akan mengalami masa-masa yang sulit.

Masa-masa galau saat dia tidak mengajakmu balikan atau bahkan dia sudah bersama orang lain. Patah hati membuat rasa sedih, kecewa, dan marah memenuhi hatimu. 

Cara Terbaik Move On dari Mantan

Kamu tidak boleh terus terpuruk, ini saatnya move on dari mantan yang tak perlu kamu tangisi. Menonton film atau makanan kesukaan tak cukup, ini tips cepat move on dari mantan:

1. Terima Apa yang Terjadi

Kesal, marah, dan sakit hati setelah putus adalah hal yang wajar. Kamu mungkin akan marah untuk waktu yang lama. Tetapi jika kamu tetap marah, hal itu hanya akan membuatmu stres. Cara pertama untuk melupakan mantan yang masih dicintai adalah menerima apa yang terjadi.

Inilah saatnya kamu mencoba langkah pertama ini, kamu harus menerima dan jangan terlalu memikirkan apalagi menganalisis hal-hal secara berlebihan. Anagha Bhave, Terapis sekaligus Psikolog Konseling, mengatakan bahwa mengakui duka yang dialami adalah tahap pertama dan terpenting dalam memulai perjalanan untuk move on setelah patah hati.

Kamu harus menerima bahwa hubunganmu telah berakhir dan berhenti terus memohon untuk kembali, itu hanya melukai dirimu sendiri. Cara yang baik untuk menerima apa yang terjadi adalah dengan menulis tentang perasaan kamu. Tidak perlu bagus, tulis saja semua yang kamu rasa. Bayangkan jika kamu menulisnya, perasaan sakit hati yang kamu alami itu menempel di kertas.

2. Beri Dirimu Waktu untuk Pulih

Seperti kata Regina Brett, “waktu menyembuhkan luka, bersabarlah dengan waktu”. Kesalahan terbesar yang dilakukan orang ketika mencoba untuk move on adalah melakukan aktivitas yang buruk seperti melukai diri sendiri, mabuk, atau hal lain yang merugikan.

Beri dirimu waktu untuk sembuh dengan melakukan aktivitas yang positif. Mulailah rutin olahraga, jalan-jalan, menonton film, dan makan makanan sehat. Dampak positif akan terasa pada kesehatan mental dan diri kamu.

3. Merelakan

Cara berikutnya adalah kamu harus belajar merelakannya. Hal ini memang tidak mudah, namun merelakan atau melepaskan adalah fase paling krusial dan tersulit dalam setiap hubungan. Ada terlalu banyak kenangan dan kamu merasa untuk melupakan kenangan ini terasa seperti mustahil. Kamu merasa telah menginvestasikan begitu banyak waktu, tenaga, dan air mata untuk membuat hubungan berhasil hanya untuk sesaat.

Di balik itu semua, kamu harus memikirkan diri sendiri. Kamu harus menghormati dan menghargai diri sendiri lebih dari siapapun. Jangan bergantung pada seseorang yang tidak menghargaimu apalagi membuatmu sakit, kamu harus bisa belajar untuk merelakan.

4. Jangan Terlalu Kejam pada Dirimu Sendiri

Berhentilah menyalahkan seluruh dunia atas perpisahanmu dengannya. Hadapi kenyataan bahwa orang yang paling membuat kamu marah adalah kamu sendiri. Kamu mungkin ingin mencari cara untuk menghukum diri sendiri dengan melakukan perilaku yang merugikan atau terus memohon agar dia kembali.

Namun, kamu ingat bahwa setiap orang membuat kesalahan. Yang perlu kamu lakukan hanyalah menyeka air mata dan mencegah ‘mahkotamu’ jatuh. Ingat, kamu lebih kuat dari apa yang kamu pikirkan!

5. Curhat ke Orang Terdekat

Memendam perasaan sedih sendiri terkadang rasanya tidak enak. Kamu akan merasa lebih tenang saat berbagi isi hati dengan orang terdekat yang kamu percaya.

Deborah Serani, Psy.D, seorang psikolog klinis dan penulis buku Living with Depression menyarankan untuk terang-terangan mengatakan apa yang kamu butuhkan ke teman, mungkin sesederhana berkata “aku hanya ingin didengarkan”.

Curhatlah kepada mereka mengenai kondisimu, hal ini akan membuatmu lega. Selain itu, mereka bisa saja untuk memberikan nasihat dan saran terbaik agar kamu cepat move on.

6. Tingkatkan Kualitas Diri

Ketika kamu sudah putus, ini adalah waktu terbaik bagimu untuk fokus pada dirimu. Pergilah ke spa, mani-pedi, atau ke salon. Kamu juga bisa membeli pakaian, sepatu, celana atau tas untuk perubahan sebagai seseorang yang kuat dan mandiri.

Selain itu, lakukan aktivitas bermanfaat seperti yoga, berenang, bersepeda, dan seni. Hal ini bisa meningkatkan kualitas dirimu. Kamu akan membangun kepercayaan diri yang dirusak oleh hubunganmu sebelumnya. Percaya diri dan nyaman dengan diri sendiri akan membuatmu bahagia.

7. Berhenti untuk Kepo tentang dirinya di Media Sosial

Setelah putus, kamu mungkin terus bertanya-tanya apa yang sedang dia lakukan pada waktu tertentu dan penasaran bagaimana dia sekarang.

Dengan bantuan media sosial,kamu bisa sangat mudah untuk tahu apa yang dia lakukan. Tapi, menguntitnya hanya akan membuatmu semakin sedih dan cemas. Cara terbaik untuk menghadapi putus cinta adalah dengan tidak mengecek dan sering melihat sosial medianya.

Studi membuktikan mereka yang masih kepo dengan mantan lebih rentan merasa tertekan setelah putus, merasa rindu yang berkepanjangan, dan terhambat pertumbuhan kualitas dirinya.

8. Hindari Kontak dengan Mantan

Mantanmu mungkin masih ingin menghubungimu bahkan setelah putus. Jika hal ini terjadi, tentu akan membuat kamu semakin sulit melupakannya. Bersikaplah biasa saja tetapi perhatikan kebutuhanmu. Kamu bisa menghapus atau memblokir nomornya jika ingin melupakannya.

Tetaplah sibuk sehingga kamu bahkan tidak punya waktu untuk memikirkan untuk menghubunginya. Dari saran Jean Kim M.D., sebisa mungkin, batasi kontak dengan si dia. Kamu mungkin mengalami periode penarikan yang sulit, tetapi itulah satu-satunya cara untuk bergerak maju dan sembuh.

9. Jangan Cari Alasan untuk Bertemu Lagi

Kamu mungkin berpikir bahwa satu pertemuan bisa membuat kalian berdua kembali bersama. Namun, inilah saatnya kamu menyadari bahwa apa yang tidak bisa diperbaiki dalam suatu hubungan tidak akan pernah bisa diselesaikan hanya dalam satu pertemuan.

Sebuah hubungan adalah tentang usaha dari kedua sisi, dan setelah mati dengan kematian yang menyakitkan, tidak ada gunanya mencoba kembali.

Kalau kata Jill P. Weber Ph.D. di Psychology Today, menemui mantan hanya mengingatkanmu pada masa lalu, sehingga proses untuk menerima bahwa kamu harus move on akan terhambat.

10. Berhenti Berteman Dengannya Jika Masih Ada Perasaan

Jika kamu mencoba berteman dengan mantanmu, itu akan menyakitimu lebih dari yang kamu kira. Setelah sebuah kapal berlayar, tidak ada gunanya mencoba memutarnya.

Persahabatan adalah hubungan yang sangat istimewa dan tidak boleh digunakan untuk motif tersembunyi. Jika kamu ingin tetap berteman lalu dia dekat dengan orang lain, hal ini akan membuatmu sakit hati.

Kalau kamu merasa sayang sekali merelakan hubungan meskipun sebagai teman, kamu bisa ingat quote dari Marilyn Monroe satu ini: “Terkadang, hal baik hancur agar hal lebih baik bisa masuk”.

11. Singkirkan Hal yang Mengingatkanmu Tentangnya

Mungkin kamu pernah menyimpan tiket konser saat pertama kali bepergian bersama, album foto, surat cinta, atau sweater yang kamu bawa saat di meninggalkannya.

Nah, kini saatnya melepaskan bukan hanya barang-barangnya tapi juga kenangan yang terus kamu kenang. Gwendolyn Seidman Ph.D. dalam artikelnya di Psychology Today menyatakan bahwa pengingat mantan dapat membuat kamu tetap terikat pada orang itu dan membuatnya lebih sulit untuk melupakannya.

12. Luangkan Waktu untuk Hobimu

Berurusan dengan patah hati mungkin membuatmu kehilangan energi, tidak produktif, dan akhirnya tidak merasa seperti dirimu lagi. Salah satu cara untuk kembali menemukan diri yang sempat hilang adalah dengan melakukan aktivitas yang kamu suka.

Dengan menjalankan hobi, kamu akan menemukan passion yang membuat kamu merasa semangat menjalani hari. Kamu bisa memotret, menonton film, bernyanyi, atau menghasilkan karya seni sehingga kamu sadar bahwa ada banyak hal yang bisa dijelajahi di luar sana.

Ann Futterman Collier, seorang psikolog di Northern Arizona University, menyatakan bahwa begitu seseorang memiliki hobi, hal itu memberikan rasa identitas. Memiliki identitas itu sendiri dikaitkan dengan kesejahteraan dan kepuasan.

13. Habiskan Waktu dengan Teman dan Keluarga

Beberapa dari kamu mungkin merasa bahwa patah hatimu hanya bisa diatasi sendiri. Padahal, masa-masa ini bisa jadi waktu yang tepat untuk terhubung kembali dengan orang-orang dalam hidupmu, orang yang benar-benar akan bertahan apapun yang akan terjadi.

Menghabiskan waktu bersama keluarga dan teman dekat dapat membantumu menjernihkan pikiran dan mendapatkan penyegaran di tengah hari-harimu yang terasa gelap.

Riset yang dilakukan oleh Joe Labianca, Ph.D. menyatakan bahwa bertukar kabar dengan kerabat dan teman terdekat membuat orang lebih bahagia dan menghilangkan stres.menjernihkan pikiran.

14. Cintai Diri Sendiri

Kamu tidak bisa mengharapkan orang lain mencintaimu dengan baik dibanding dirimu sendiri. Jika kamu mau dicintai orang lain, kamu harus belajar untuk mencintai dirimu sendiri.

Kamu harus bisa menerima segala kekurangan dan kelemahan yang kamu miliki. Dengan begitu, kamu akan tahu caranya bangkit dan memperbaiki diri.

Ingat kata-kata Turcois Ominek, waktumu terlalu berharga untuk dihabiskan dengan orang yang tidak bisa menerimamu.

15. Berhenti Menanyakan Kabarnya dari Teman

Keputusan yang kamu dan mantan ambil untuk pisah berarti satu hal: kamu dan dia memiliki jalannya masing-masing. Kalau kamu masih sering terpikir tentang si dia dan terus berusaha untuk mencari tahu, kapan mau move on?

Tahan dorongan untuk mencari tahu kabarnya. Untuk bisa melanjutkan hidupmu tanpa bayangan mantan, beri waktu untuk menjauh darinya secara fisik, emosional, dan mental, sampai kamu benar-benar pulih. Jika kamu mulai terpikir untuk tanya-tanya teman tentang kabar mantan, tanamkan kata-kata Wilder Poetry ini di kepala: “Merelakan itu berat, tapi merasa bebas itu indah.” Itulah berbagai cara yang bisa kamu lakukan untuk move on dari mantan. Mencintai diri sendiri dengan berbelanja dan liburan, sangatlah penting untuk move on. Bagaimana Toppers, sudah siap move on?


referensi : 15 Cara Move On dari Mantan Ampuh Lupakan Hubungan yang Kandas