Gimana Caranya Tetap Cool Ketemu mantan yang Dulu Selingkuh?. Kandasnya hubungan karenaperselingkuhanitu bisa menimbulkan trauma yang panjang. Jangankan untuk move on sampai membuka hati dan percaya sama cowok baru, untuk pulih dari patah hati pasca-diselingkuhi itu sendiri saja sudah sangat sulit!
Memang, sikap seseorang dalam menghadapi hal ini berbeda-beda. Ada yang jadi mengurung diri, ada yang justru melibatkan diri dalam keramaian sesering mungkin agar perasaan patah hatinya cepat terdistraksi. Namun terlepas dari bagaimana caranya, bisa dipastikan tujuan mereka sama, yakni untuk melindungi hatinya dari patah hati yang lebih lagi. Sayangnya, kadang usaha tersebut bisa hancur lebur begitu saja akibat satu kali pertemuan yang tidak disengaja.
Musuh utama orang-orang yang sedang mencoba melanjutkan hidup seperti biasa setelah patah hati, adalah kenangan. Kenangan itu bisa muncul dari lagu, dari tempat-tempat yang biasa dikunjungi saat dulu bersamanya, dari sikap pasangan lain yang mirip kebiasaan kamu bersama si mantan dahulu, atau yang terparah; si mantan tiba-tiba muncul di depan muka karena tidak sengaja.
Melihatnya bisa membuat emosi campur aduk sekalipun sudah tidak ada lagi keinginan untuk bersama. Tapi kemarahan, kesedihan, dan kekecewaan akan sikapnya dahulu mungkin masih menyisa dalam hatimu. Akibatnya kamu canggung di hadapannya, bingung bagaimana harus bersikap agar keadaan baik-baik saja seperti tidak ada dia, atau bukan dia yang ada di hadapanmu.
Kadang kala kejadian itu terjadi begitu cepat sehingga kamu tidak punya banyak waktu untuk berpikir harus bersikap bagaimana. Sebelum itu terjadi, tidak ada salahnya kamu memikirkan kemungkinan tersebut dan bersiap-siap merencanakan sikap yang kamu ambil kalau suatu saat kamu dipertemukan dengannya secara tidak sengaja.
Batasi percakapan itu pada hal-hal yang umum saja, seperti misal kamu sedang sibuk apa, dan prestasi-prestasimu sejak putus sama dia. Tidak perlu membahas masa lalu, kalau dia membahasnya, langsung alihkan. Misal, "maaf, ya. yang dulu..", langsung jawab, "maaf apanya ya? Haha, aku lupa. Yaudah, ya, aku duluan" lalu pergi dari sana.
Satu hal yang membuat kamu cool banget saat ketemu mantan yang dulu pernah selingkuhin kamu itu, ketika dia banyak menanyakan soal kamu dan kamu tidak sedikit pun menanyakan soal dia. Biarkan dia tampak peduli dan kamu tak sedikit pun menganggap pertemuan itu berarti.
Referensi : Gimana Caranya Tetap Cool Ketemu mantan yang Dulu Selingkuh?
Kata Psikolog, Ini Perbedaan Pria dan Wanita Saat Mengenang Mantan. Semua orang punya cara yang berbeda untuk mengenang seseorang yang pernah begitu dekat di hati. Tak sedikit yang memilih cara tertentu untuk mengingat mantannya. Misalnya memfokuskan diri pada hal-hal negatif demi melunturkan perasaan yang masih tersisa. Tentu saja tak sedikit pula yang lebih memilih menjadikan mantan sebagai bagian dari memori indah. Lalu, adakah perbedaan di antara pria dan wanita dalam mengenang mantan? Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh para psikolog, ternyata memang ada.
Perempuan Mengenang Keburukan, Pria Mengingat Bagian Indahnya
Studi menemukan jika saat mengenang mantan, perempuan umumnya akan mengingat keburukan yang dilakukan sang mantan. Sedangkan untuk pria, ketika ia mengenang mantan, ia akan lebih mudah teringat pada hal-hal yang membuatnya bahagia, terkesan dan kagum. Sebagian besar pria akan mengenang perhatian dan kebaikan mantan setelah putus cinta.
Ursula Athenstaedt, seorang psikolog sosial di University of Graz, Austria menjelaskan, "Kami tidak menyangka bahwa jenis kelamin bisa berpengaruh pada ingatan mereka terhadap mantan kekasih. Pria umumnya memiliki ingat positif terhadap mantan jika dibandingkan dengan perempuan."
Perempuan Galau di Awal, Pria 'Ambyar' di Kemudian Hari
Studi lain yang diterbitkan di Social Psychological and Personality Science menemukan jika sesaat setelah putus cinta perempuan akan sangat galau dan sedih. Sedangkan pria akan bersikap biasa saja dan bahkan seolah bangga. Tapi, dalam jangka waktu lama perempuan akan lebih kuat dan mampu menghadapi putus cinta dengan baik. Ini berbeda dengan pria yang justru galau dan sedih serta merindukan mantan setelah putus cinta dalam jangka waktu lama.
Referensi : Kata Psikolog, Ini Perbedaan Pria dan Wanita Saat Mengenang Mantan
Trauma Masa Lalu Bisa Merusak Hubungan Percintaan Sekarang. Apakah kamu sering insecure dengan hubungan percintaan sekarang? Ketika dia tidak memberi kabar, pikiran-pikiran negatif langsung menerjang dengan membayangkan dia dengan siapa dan sedang berbuat apa.
Atau ketika bersama dengan pasangan yang sekarang, kamu kerap dikhawatirkan dengan kemungkinan pengulangan kejadian buruk masa lalu. Faktanya memang, mereka yang pernah mengalami pengalaman buruk di hubungan sebelumnya akan memiliki sensitivitas akut yang justru bisa merusak hubungan percintaannya sekarang.
Trauma Masa Lalu Berpengaruh pada Relasi Sekarang
Menurut Jill P. Weber Ph.D dari American University sekaligus penulis buku Having Sex, Want Intimacy, menyebutkan kalau manusia pada dasarnya memiliki respons naluriah fisiologis saat berhadapan dengan ancaman.
Kondisi yang sama juga terjadi ketika seseorang mengalami trauma hubungan percintaan di masa lalu, baik secara fisik maupun emosional. Mereka yang mengalami trauma hubungan di masa lalu akan membangun respons, bahkan sebelum peristiwa baru terjadi. Ini adalah bentuk pertahanan natural guna menghindari pengulangan kejadian yang sama.
Walaupun ini respons natural, tetapi bentuk pertahanan ini berpengaruh pada relasi yang sekarang. Ketika kamu mulai insecure, posesif, dan mulai membanding-bandingkan atau menyamakan pasangan yang sekarang dengan pasangan-pasangan sebelumnya. Jill P. Weber memaparkan tanda kalau seseorang punya trauma di hubungan sebelumnya sebagai berikut:
1. Panik ketika pasangan tidak bisa dikontak atau tidak mengontak
Ketika pasangan tidak bisa dikontak ataupun mengontak kamu mulai panik dan stres sendiri. Kamu mulai cemas dan memikirkan yang aneh-aneh dan kemungkinan-kemungkinan yang membuatmu semakin stres
Apakah pasangan menghilang, selingkuh, mulai menjauh, tidak menyayangi kamu lagi, karena gejala tidak mengontak, kemudian menghilang pernah terjadi sebelumnya di hubungan lalu.
2. Ketika tindakan pasangan menjadi 'trigger'
Pernah tidak pasangan yang sekarang mengatakan sesuatu, kemudian tiba-tiba kamu menjadi paranoid sendiri karena pasangan sebelumnya juga pernah mengatakan hal yang sama. Lalu, muncul kekhawatiran jangan-jangan pasangan sekarang sama dengan yang sebelumnya.
3. Bereaksi berlebihan
Kamu menemukan dirimu kerap bereaksi berlebihan terhadap segala situasi. Apapun yang dilakukan pasangan yang sekarang seolah serba salah. Dia “hanya” mengucapkan terima kasih tanpa emoticon pelukan ketika kamu membuatkan klepon dan wedang ronde, lalu kamu beranggapan pasti ada sesuatu yang salah.
Bahkan di momen yang seharusnya sweet, ketika dia memandangmu teduh sambil mengusapkan tangannya ke pipimu dan memperbaiki anak rambutmu, kamu berpikir dia akan meninggalkanmu. Dan kalau ditilik kembali, kamu pernah mengalami momen-momen yang kurang lebih sama di masa lalu, kemudian membandingkannya dengan relasi yang sekarang.
4. Sentuhan fisik membuatmu panik
Jika pasangan masa lalu pernah menyakiti secara fisik besar kemungkinan kamu akan sensitif dengan sentuhan fisik. Tidak hanya sensitif, malahan menjadi panik. Jika pasanganmu yang sekarang tidak tahu mengenai pengalamanmu , bisa jadi dia akan bingung dengan perilakumu dan ini akan memicu pertengkaran.
Berdamai dengan Masa Lalu untuk Menjaga yang Sekarang
Trauma masa lalu bisa merusak hubungan percintaan sekarang ketika kamu masih dibayang-bayangi masa lalu dan tidak move on. Sejatinya kamu tidak bisa menyamakan semua orang sama dengan mantanmu. Perilaku ini tidak hanya berdampak pada citra dirimu, tetapi juga hubunganmu dengan pasangan yang sekarang.
Pun, pasanganmu bisa jadi punya pengalaman dan “traumanya” sendiri. Ketika kamu hanya memusatkan diri pada traumamu saja, bagaimana hubungan kalian bisa berjalan dengan semestinya?
Langkah pertama yang harus kamu lakukan adalah jujur kepada pasangan mengenai pengalaman-pengalaman di relasi sebelumnya dan bagaimana kamu masih berjuang untuk pulih dari itu.
Setelah mengutarakan semuanya, bukan berarti kamu lantas bisa sesuka hati menumpahkan semua ke-insecure-anmu ke dia. Sebelum “meledak”, tarik napas dan pertimbangkan hal-hal ini:
Tanyakan pada diri sendiri apakah pemicunya berdasarkan kenyataan atau ketakutan? Tentu saja, jika kamu memiliki bukti langsung bahwa pasangan sekarang tidak dapat dipercaya atau tidak setia, maka kamu tidak perlu ragu untuk mengatakannya secara langsung.
Jika ketakutan didasarkan pada pola perilaku pasangan saat ini yang mirip dengan pasangan sebelumnya, komunikasikan hal itu. Namun, jika itu didasarkan pada rasa takut dari hubungan masa lalu yang tiba-tiba terpicu di hubungan baru, kamu perlu merekonstruksi pemikiran dan meyakini diri kalau pasangan yang sekarang bukan pasangan di masa lalu.
Penting untuk memberi tahu pasangan ketika kamu merasa dipicu oleh perilaku mereka, bahkan jika reaksinya tidak beralasan. Orang takut berbicara dengan pasangannya tentang topik sensitif karena dua alasan, yaitu takut ditolak dan karena berbicara tentang trauma ini membuat mereka rentan untuk mengalami luka lagi
Membicarakan dengan pasangan jauh lebih baik ketimbang kamu memproyeksikannya ke hubungan sekarang yang bisa merusak relasi yang saat ini dibangun. Pasangan yang tepat akan akan membantu pulih dan sebaliknya kamu juga semestinya belajar memulihkan diri sendiri dan membuka hati untuk perjalanan cinta yang baru.
Referensi : Trauma Masa Lalu Bisa Merusak Hubungan Percintaan Sekarang
Trauma karena Pernah Diselingkuhi Mantan (Ini Caranya Agar Bisa Move On). Mengetahui kekasih berselingkuh menjadi bagian percintaan yang paling sulit untuk diterima, apalagi memaafkannya. Meski begitu, kehidupan terus berlanjut. Anda pun tidak bisa selamanya menyimpan dendam.
Membawa hal negatif ke kehidupan Anda dengan selalu mengingat-ingat hal buruk darinya akan mempengaruhi hidup secara keseluruhan. Selain Anda menjadi sulit untuk move on, mengingat perselingkuhannya hanya membuat Anda menjadi kehilangan kepercayaan terhadap pria lain. Ini yang akan menghalangi percintaan Anda selanjutnya. Memang untuk memaafkan tidak semudah diucapkan. Dibutuhkan proses dan waktu. Agar lebih mudah move on dari trauma dan memaafkan mantan kekasih yang pernah berselingkuh.
1. Introspeksi Diri
Meskipun mantan kekasih telah menyakiti Anda, tapi jangan hanya menyalahkan satu pihak. Anda pun mungkin memiliki kesalahan dalam hubungan asmara. Ketika Anda bisa jujur pada diri sendiri tentang kesalahan Anda, maka ini bisa membuat Anda sadar tidak ada satu orang pun sempurna di dunia ini. Dan setiap orang pantas untuk dimaafkan.
2. Maafkan Diri Sendiri
Sebelum berusaha memaafkan orang lain, maafkanlah diri sendiri. Membawa perasaan negatif membuat Anda terus memikirkan kejelekan mantan dan itu tidak akan mengubah keadaan, tapi justru membuat Anda semakin kecewa. Cobalah untuk menerima keadaan, jauhkan perasaan negatif dan mulai dengan memaafkan diri sendiri.
3. Tulis Surat
Tulislah surat untuk mantan dan tumpahkan seluruh perasaan Anda padanya, termasuk alasan mengapa Anda harus memaafkannya dan mengapa Anda belum bisa memberi maaf padanya. Ketika surat sudah selesai di tulis, Anda tidak perlu mengirimkan surat tersebut. robeklah. Setidaknya dengan menulis bisa membuat perasaan Anda lebih lega dan beri sugesti bahwa Anda mampu melewati masa terpuruk dan dapat memaafkan mantan kekasih.
4. Fokus Dengan Kemajuan Hidup
Mengingat-ingat mantan kekasih, bisa membuat Anda semakin terpuruk. Untuk itu, fokuslah pada diri sendiri. Buatlah daftar apa yang Anda inginkan dan tujuan hidup Anda. Dengan begitu Anda akan melupakan kesalahan-kesalahannya dan bisa memaafkannya.
5. Tidak Perlu Mengumbar Kesalahannya ke Banyak Orang
Curhat pada salah satu orang terdekat memang membuat perasaan Anda lebih lega. Tapi Anda tidak perlu mengumbar cerita kesalahan mantan kekasih ke banyak orang. Bukannya membuat lega, Anda malah mendapatkan banyak saran yang mungkin bisa membuat Anda semakin negatif. Ini hanya membuat Anda semakin sulit memaafkannya.
6. Bukan Berarti Kembali ke Pelukan Mantan
Sudah bisa menerima keadaan dan memaafkan mantan kekasih, bukan berarti Anda harus berhubungan lagi dengannya atau kembali ke pelukan. Jika luka dan sakit hati masih membekas tidak perlu memaksakan untuk bertemu atau meneleponnya. Ada mantan yang bisa dijadikan teman, namun ada juga yang tidak. Tidak perlu dipaksakan jika memang Anda merasa berat hati.
Referensi : Trauma karena Pernah Diselingkuhi Mantan, Ini Caranya Agar Bisa Move On
Pria lebih patah hati dibanding wanita saat putus cinta. Menurut sebuah studi yang meneliti keadaan hubungan, pria cenderung mengalami lebih banyak rasa sakit emosional dibandingkan dengan wanita saat putus cinta.
Studi yang dilakukan oleh tim psikolog internasional yang dipimpin oleh para peneliti di Universitas Lancaster tersebut hasilnya telah diterbitkan dalam Journal of Social and Personal Relationships.
Dalam penelitianya, mereka melakukan analisis data besar pertama tentang masalah hubungan asmara. Tujuan penelitian ini adalah untuk membuat peta masalah hubungan yang paling umum dialami oleh orang-orang di luar konseling.
“Sebagian besar dari apa yang kita ketahui tentang masalah hubungan berasal dari studi tentang orang-orang dalam terapi pasangan. Kami ingin memahami tidak hanya masalah hubungan apa yang paling sering dialami oleh masyarakat umum, tapi siapa yang lebih banyak mengalami masalah,” kata penulis utama studi, Charlotte Entwiste.
Peneliti menganalisis karakteristik demografis dan psikologis lebih dari 184.000 orang yang mengunggah masalah hubungan mereka ke forum online anonim.
Para peneliti kemudian bisa membuat peta masalah hubungan paling umum. Menurut hasil, masalah komunikas menjadi masalah yang paling sering disebutkan, dengan hampir 1 dari 5 orang mencatat kesulitan mendiskusikan masalah dan 1 dari 8 menyebutkan masalah kepercayaan dalam hubungan mereka.
Hasil penelitian
Analisis juga mengungkapkan bahwa masalah paling umum yang disebutkan oleh orang-orang adalah rasa sakit emosional yang disebabkan oleh mereka, daripada masalah itu sendiri.
Kata yang paling banyak disebutkan adalah tentang sakit hati dan terdiri dari penyesalan, putus cinta, menangis dan patah hati. Bertentangan dengan harapan mereka, temuan tim menunjukkan bahwa pria membahas patah hati secara signifikan lebih banyak daripada wanita.
Temuan ini menunjukkan stereotip bahwa laki-laki kurang emosional daripada wanita. Pria bahkan cenderung mencari bantuan, meski secara online.
“Faktanya, fakta bahwa tema sakit hati lebih sering didiskusikan oleh pria menekankan bagaimana pria paling tidak terpengaruh secara emosional oleh masalah hubungan seperti wanita,” ucap Charlotte.
Referensi : Pria lebih patah hati dibanding wanita saat putus cinta
Tanda Anda Masih Punya Trauma dari Hubungan Cinta Sebelumnya. Dalam hubungan asmara, putus menjadi salah satu keputusan terbaik yang diambil setiap pasangan jika hubungan cinta nya mengalami masalah dan tak bisa diselesaikan.
Putus cinta tentu sangat menyakitkan. Namun, bukan hanya rasa sakit emosional dan mental, tapi juga trauma fisik dan kerusakan yang bisa disebabkan oleh patah hati. Sangat wajar untuk mengalami kesedihan karena kehilangan suatu hubungan. Namun, jika Anda meninggalkan hubungan dengan beban berat, Anda harus mempertimbangkan kemungkinan bahwa Anda mengalami trauma pasca-hubungan.
Berikut beberapa tanda bahwa Anda mengalami trauma pasca-hubungan setelah putus cinta,
1. Sangat mencurigai dan tidak bisa dipercayai
Hubungan di mana pasanganmu menggunakan kekerasa, penyerangan seksual, ancaman, kecurangan, pelecehan finansial, pelecehan emosional, alkoholisme, kebohongan terus-menerus, atau narsisme akan memiliki dampak negatif jangka panjang pada kesehatan emosionalmu.
Anda mungkin ditinggalkan dengan rasa tidak percaya dan ketidakpercayaan yang kuat, dan perlu waktu bagi Anda untuk mempercayai siapa pun lagi.
2. Anda merasa bersalah
Rasa bersalah karena tidak segera move on bisa menggantikan perasaan tidak percaya dan kesepian. Akan ada perasaan di mana waktu terbuang, hari-hari yang hilang, bulan-bulan, atau tahun-tahun hidup, dan kerinduan untuk maju. Ini sering terjadi setelah hubungan yang gagal.
Anda akan bertanya-tanya mengapa Anda tinggal dengan seseorang yang tidak cocok untukmu. Namun, jika toksisitas hadir, ini semakin memperkuat. Semua ini menempatkan seseorang pada posisi yang rentan.
3. Anda mendapat kilas balik
Tentu sulit untuk melepaskan masa lalu. Peristiwa sulit bisa berdampak besar pada kehidupan sehari-hari orang, dari keyakinan mereka hingga keputusan yang mereka buat.
Kilas balik adalah ingatan yang intens dan mengganggu dari peristiwa yang menyedihkan. Mereka benar-benar menjengkelkan dan membuatmu merasa seolah-plah sedang menghidupkan kembali suatu peristiwa. Gangguan ini bahkan bisa berulang dan tidak diinginkan.
4. Anda tidak yakin dalam hubungan baru
Jangan kaget jika Anda merasa tidak nyaman dan gelisah saat memulai hubungan baru. Setelah meninggalkan hubungan beracun, seseorang akan menemukan diri mereka bereaksi terhadap hubungan baru dengan pola atau kecurigaan.
Kemungkinan juga Anda akan menafsirkan apa yang dikatakan pasangan baru Anda salah dan merasa mereka melanggar batas padahal sebenarnya tidak.
Karena itu, penting untuk memercayai instingmu. Jangan abaikan kecenderungan beracun serupa pada pasangan barumu.
Percayai apa yang telah Anda pelajari dari hubungan sebelumnya, dan jangan ragu untuk mengakhiri hubungan baru jika itu memberimu getaran negatif.
Referensi : Tanda Anda Masih Punya Trauma dari Hubungan Cinta Sebelumnya
Mengapa Ada Orang yang Bisa Memaafkan Pasangan Setelah Diselingkuhi?. Saat mendengar cerita seorang teman yang diselingkuhi oleh pasangannya, reaksi pertama Anda mungkin adalah geram. Menariknya, reaksi yang sama belum tentu muncul ketika Anda yang menjadi korban dari perselingkuhan tersebut. Anda bisa saja memilih untuk memaafkan pasangan yang selingkuh. Alasan orang-orang memaafkan pasangannya
Memaafkan pasangan yang selingkuh justru berdampak buruk bagi hubungan. Pelaku dapat mengulangi perbuatannya dengan risiko kekerasan fisik dan psikologis yang lebih besar.
Jika demikian, mengapa ada orang yang tetap memilih memaafkan pasangannya? Begini kira-kira alasannya.
1. Cinta dan rasa nyaman
Ketika mengetahui pasangan selingkuh, perasaan Anda akan ambil bagian dalam menentukan tindakan selanjutnya. Hal ini amat wajar, mengingat Anda berdua telah membangun ikatan emosional serta kenyamanan yang kuat antara satu sama lain.
Beberapa orang akhirnya memaafkan pasangan yang selingkuh karena menganggap kesalahan ini tidak lebih besar dibandingkan cinta yang telah terjalin. Mereka ingin menuntaskan konflik yang memicu perselingkuhan untuk mencegahnya terjadi lagi.
Jadi, mereka melihat akar masalahnya ada pada hal lain dan masih bisa diselesaikan selama masih cinta. Bukan perselingkuhannya yang jadi perkara utama.
2. Ketergantungan keuangan
Tidak sedikit korban perselingkuhan yang terpaksa bertahan dalam hubungan karena secara ekonomi ia bergantung pada pasangannya yang selingkuh. Mereka mungkin tidak memaafkan, melainkan berusaha menerima kesalahan pasangannya karena tidak memiliki pilihan.
Tidak hanya perselingkuhan, hal yang sama juga terjadi pada hubungan abusive. Para korban tidak memiliki penghasilan untuk menghidupi diri. Mereka tidak bisa hidup secara mandiri dan akhirnya terpaksa mengesampingkan kebahagiaan pribadi.
3. Pasangan benar-benar merasa bersalah
Perselingkuhan tidak selalu berujung dengan berakhirnya hubungan, terutama jika pasangan Anda benar-benar merasa bersalah. Bahkan, rasa bersalah merupakan tanda bahwa hubungan Anda masih dapat diselamatkan.
Ini sebabnya beberapa orang memilih memaafkan pasangan yang selingkuh. Mereka sepakat untuk berdamai karena pasangannya berjanji tidak mengulangi kesalahannya lagi. Hubungan akhirnya terus berlanjut, meskipun pemulihan tetap membutuhkan waktu.
4. Bertahan demi anak
Jika bicara tentang perselingkuhan, masalah anak menjadi pertimbangan yang amat besar. Sekuat apa pun keinginan Anda untuk mengakhiri hubungan, perlu diingat bahwa keputusan Anda akan turut berdampak pada anak.
Tanpa adanya perceraian sekalipun, anak-anak yang mengetahui perselingkuhan orangtuanya sudah rentan mengalami gejolak emosi negatif. Akhirnya, banyak orangtua memilih berdamai dibandingkan harus melibatkan anak lebih jauh lagi.
5. Yakin pasangan yang selingkuh akan berubah
Hal ini sering dijadikan alasan ketika seseorang memaafkan pasangan yang selingkuh. Terlepas dari adanya rasa bersalah dari yang selingkuh, pihak yang diselingkuhi betul-betul meyakini bahwa pasangannya akan berubah apabila mereka berdamai.
Padahal, memaafkan pasangan tidak bisa semudah itu. Ada beberapa pertanyaan yang harus Anda ajukan kepada diri sendiri terlebih dahulu. Di antaranya:
Apakah ini pertama kalinya pasangan Anda selingkuh?
Apakah pasangan Anda memahami rasa sakit yang ia timbulkan?
Apakah pasangan Anda mengakui perselingkuhannya sebagai masalah?
Sudahkah pasangan Anda meminta maaf?
Apakah ia benar-benar tulus menyadari kesalahannya?
Bisakah Anda memercayai pasangan Anda lagi?
Apakah hubungan Anda sepadan untuk dipertahankan?
Bagi kebanyakan orang, memaafkan pasangan yang selingkuh diyakini dapat membawa kedamaian bagi diri sendiri. Berpegang pada sakit hati, kekecewaan, dan amarah memang patut diakui akan menghabiskan banyak energi.
Meski demikian, sah-sah saja jika Anda memutuskan untuk tidak memaafkan pasangan yang selingkuh. Perselingkuhan menimbulkan dampak yang berbeda bagi setiap orang. Anda mungkin membutuhkan lebih banyak waktu untuk pulih sebelum benar-benar bisa memaafkan.
Referensi : Mengapa Ada Orang yang Bisa Memaafkan Pasangan Setelah Diselingkuhi?
Cara Melupakan Kesalahan Pasangan Ini Syarat Bahagia dalam Berkeluarga. Melupakan kesalahan pasangan adalah cara efektif untuk hidup dalam bahagia dalam keluarga. Tanpa itu, tidak akan bisa, pasti. Kadang ada suami atau istri selalu terobsesi dengan kesalahan pasangan. Tidak bisa melupakan kesalahan pasangan, walaupun sudah bertahun-tahun yang lalu. Mereka terus menerus mengingatnya. Suasana ini membuat mereka tersiksa dan tidak bisa bahagia.
Lalu, bagaimana cara agar tidak lagi mengingat kesalahan yang pernah dilakukan pasangan? Anda tentu ingat dengan pertanyaan, “Bisakah selembar daun menutupi dunia ini?” Jawabnya adalah: bisa, ketika daun itu menutupi kedua mata kita.
Dunia yang sangat besar ini tertutup oleh selembar daun yang menempel di mata kita. Demikian pula dengan hati dan otak kita, apa yang paling banyak memenuhinya itu yang akan selalu teringat dan tidak pernah dilupakan. Jadi kata kunci pertama adalah; fokuslah mengingat sisi kebaikan pasangan.
Agar bisa fokus mengingat sisi kebaikan pasangan, gunakan langkah berikut ini: Hadirkan Semua Kebaikan Pasangan Anda Selama Ini. Coba buat daftar kebaikan dan sisi positif dari pasangan Anda. Lihatlah, ia memiliki sangat banyak kebaikan selama ini. Jadikan itu sebagai kenangan indah yang memenuhi rongga memori di hati dan otak Anda.
Semakin banyak dan semakin detail daftar kebaikan pasangan berhasil Anda buat, akan semakin memperbanyak jumlah 'sahabat kebaikan' yang Anda ciptakan.
Hal ini yang akan membuat psychological time Anda, saat melompat ke belakang, hanya akan menemui 'sahabat-sahabat kebaikan' yang menenteramkan Anda. Di sana tidak ada 'hantu kegelapan' yang mengajak Anda mengingat-ingat kekurangan dan kesalahan pasangan.
Fokuslah Membangun Harapan di Masa Depan
Selalu ada harapan kebaikan di masa depan. Semua orang bisa berproses menjadi lebih baik di masa yang akan datang. Seseorang yang pernah bersalah di masa lalu, bisa menjadi orang yang sangat baik di masa mendatang, karena belajar dari pengalamannya.
Hal ini yang akan membuat psychological time Anda, saat melompat ke depan, hanya akan menemui optimisme dan harapan perbaikan. Jika psycological time sudah bisa terkoordinasi dalam bingkai pikiran positif, maka akan membuat Anda lebih bisa berdamai dengan diri Anda dan pasangan Anda.
Berikan Makna Baru Atas Kesalahan Pasangan
Berikutnya, berikan makna baru yang positif atas hal yang pernah terjadi. Kesalahan itu sudah terlanjur terjadi. Tidak bisa diputar ulang arah jarum jam untuk membuat peristiwa itu tidak terjadi. Sekarang tinggal memberikan makna atas hal yang sudah terlanjur terjadi tersebut. Menurut Ibrahim Elfiky, kadang kala Allah menutup pintu yang ada di depan kita, tapi Dia membuka pintu lain yang lebih baik.
Namun, kebanyakan manusia menyia-nyiakan waktu, konsentrasi, dan tenaga untuk memandang pintu yang tertutup daripada menyambut pintu lain yang terbuka di hadapannya. Inilah cara pandang yang membuat orang selalu terpenjara oleh masalah dan persoalan dalam kehidupan. Kita menghendaki hidup bahagia bersama sosok pasangan yang sempurna, sebagaimana kisah-kisah romantis yang ada dalam film atau novel cinta. Ketika itu tidak kita dapatkan seutuhnya, masih banyak pintu kebahagiaan lain yang bisa kita dapatkan. Cobalah mengubah cara pandang dan persepsi Anda atas kesalahan pasangan yang sudah terlanjur terjadi. Anda akan mampu berdamai dengan kehidupan yang Anda hadapi saat ini dan berbahagia dengan kehidupan yang akan datang.
Referensi : Cara Melupakan Kesalahan Pasangan, Ini Syarat Bahagia dalam Berkeluarga