This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences. Now replace these with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences. Now replace these with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences. Now replace these with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences. Now replace these with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences. Now replace these with your own descriptions.

Sabtu, 03 September 2022

Belajar Memaafkan Mantan Suami, Meski Sulit Menjalankan Co-Parenting Bersamanya

Punya cerita mengenai usaha memaafkan? Baik memaafkan diri sendiri maupun orang lain? Atau mungkin punya pengalaman terkait memaafkan dan dimaafkan? Sebuah maaf kadang bisa memberi perubahan yang besar dalam hidup kita. Sebuah usaha memaafkan pun bisa memberi arti yang begitu dalam bagi kita bahkan bagi orang lain.   Perceraianku dengan mantan suami memang penuh dengan drama. Maklum, kami adalah lovebirds sejak zaman SMA. Terlalu sulit untuk aku bisa menerima kenyataan ini. Meski perceraian ini adalah sesuatu yang aku sepakati, tapi aku masih tidak bisa terima dengan apa yang sudah dia lakukan kepadaku.  Intinya, aku masih tidak bisa terima jika anak-anak mendapat sentuhan pendidikan yang tidak baik dari ayahnya. Aku takut, anak-anak akan merasa bingung dengan perbedaan pola asuh antara aku dan ayahnya. Terlebih, dia seenaknya mengenalkan “mamah baru” kepada anak-anak. Dia pikir anak-anak akan ikut bahagia dengan kabar bahagia yang dia bawa? Dia pikir, anak-anak tidak akan sedih dengan semua itu? Tidak, kami sedih. Dan jujur, maaf kami tidak ikut bahagia.  Aku sudah cukup mendapat banyak nasihat dari berbagai pihak. Dari psikolog, konsultan pernikahan, hingga ustazah. Intinya, mereka mengingatkan aku bahwa anak-anak mempunyai hak untuk mendapatkan kasih sayang dari ayahnya. Meski ayahnya tidak menafkahinya. Jujur, sisi egoisku menolak semua itu. Kok enak sekali ya jadi mantan suamiku? Seenaknya selingkuh, seenaknya menelantarkan kami, lalu sekarang, bukannya aku dikuatkan, malah aku yang terus didesak untuk memaafkan dan menerima dia demi anak-anak. Aku sampai stres, merasa sepertinya dunia ini tidak ada yang memihakku.  Aku pernah sampai melampiaskannya pada banyak hal. Dari mulai mogok ikut pengajian, memblokir komunikasi dengan teman-teman ngaji, sampai menjalin kedekatan dengan banyak laki-laki. Aku kembali diingatkan, katanya, aku nggak pantes deket-deket sama banyak cowok gitu. Apalagi posisiku sebagai seorang janda, yang tentu bisa menimbulkan banyak fitnah, dan pandangan negatif dari orang-orang sekitar.  Kembali, sisi egoisku menolak semua itu. Kenapa jika aku yang melakukan, semua serba salah? Semua serba dilarang? Kenapa saat mantan suamiku selingkuh, tidak ada yang berani menyalahkannya? Padahal sudah jelas-jelas dia menginjak-injak harga diriku dengan mengatakan bahwa dia sudah menikah dengan perempuan itu dan sudah menceraikanku. Padahal memasukkan berkas ke pengadilan saja belum. Aku merasa terhina ketika itu. Tapi apa yang dikatakan teman-temanku ketika itu? “Sabar,” katanya.  Aku sampai bertanya-tanya, sampai kapan tepatnya aku harus bersabar hanya untuk tidak kehilangan dia? Padahal hati ini sudah tidak ada lagi rasa sejak aku merasa diinjak-injak oleh sikapnya. Aku jadi ragu untuk menuruti nasehat teman-temanku, apakah benar itu baik untukku? Apakah aku akan bahagia dengan semua itu?  Sebenarnya, untuk apakah aku bersabar? Agar aku bahagia, atau agar aku dipandang baik oleh orang-orang? Jujur saja, entah kenapa, aku mulai tidak memedulikan pandangan baik dari orang-orang. Untuk apa terus-menerus menjadi baik di mata orang, padahal aku sendiri tidak bahagia?  Akhirnya, aku pun mulai mencoba hidup dengan jalan yang aku pilih sendiri. Meski dengan risiko, aku akan menjalani semuanya sendirian. Mungkin aku akan dikucilkan. Mungkin, aku akan banyak mendapatkan kritik dari sana sini. Tapi aku terus menjalaninya, karena aku hanya ingin merasakan setitik saja kebahagiaan.  Di tengah perjalananku menggapai mimpi, tiba-tiba aku bertemu dengan beberapa orang single mom. Awalnya kami nyambung, saling sharing tentang pekerjaan, anak-anak, hingga pengalaman masing-masing saat struggle menjadi seorang single mom. Namun aku merasa tertampar ketika kami membahas tentang parenting. Mereka memperkenalkanku dengan istilah co-parenting. Yang artinya adalah bekerja sama dengan mantan suami untuk memberikan pendidikan keluarga yang baik kepada anak-anak.  Tentu saja, anak-anak adalah yang paling merasakan dampak dari perceraian ini. Mereka yang paling merasakan kebingungan dengan perbedaan struktur keluarga mereka dibanding keluarga normal lainnya. Mereka yang paling merasakan trauma, bahkan trauma yang dirasakan ibunya.  Anak-anak memiliki kedekatan emosional yang sangat tinggi dengan ibunya. Jika ibunya masih marah, masih merasakan trauma, masih tidak terima dengan apa yang dilakukan ayah mereka, maka anak pun tidak akan bisa menerima ayah mereka kembali. Akibatnya, mereka akan kehilangan sosok ayah dalam hidup mereka. Itu akan berpengaruh cukup berat untuk tumbuh kembangnya. Tentu saja anak yang tumbuh tanpa sosok ayah akan berbeda dengan anak lain yang hidup dalam keluarga utuh. Meski keluarganya penuh dengan cekcok.  Dari situ aku mulai berpikir, ya Allah, apa aku salah? Apa aku salah karena telah mengambil keputusan untuk mendidik anak-anakku sendirian, tanpa campur tangan ayahnya? Lalu aku harus bagaimana? Apakah bisa ayah mereka diajak bekerja sama untuk memberikan pendidikan keluarga terbaik untuk mereka? Tapi aku sejujurnya masih belum sanggup menerima semua ini. mungkin jika hanya dia sendirian, aku masih bisa terima. Tapi dengan hadirnya perempuan itu, aku belum bisa tegar menghadapinya.  Tuhan... aku harus bagaimana? Apa yang harus aku lakukan untuk memberikan yang terbaik untuk anak-anakku? Kalau aku harus menurunkan ego, dan harus kembali menjalin komunikasi dengan ayahnya anak-anak, dan menutup rapat-rapat luka hati ini, bagaimana caranya? Sementara komunikasi kami benar-benar tertutup rapat. Hampir tidak ada celah untuk kami menjalin komunikasi kembali.  Sedikit-sedikit, aku mulai belajar dari teman-teman sesama single mom yang sudah membuka diri melakukan co-parenting bersama mantan suaminya. Yang pertama harus dilakukan adalah penerimaan terhadap diri sendiri. Kita harus mengakui bahwa kita turut menyumbang penyebab perceraian itu. Mengakui hal itu bukanlah sesuatu yang buruk. Kita adalah wanita yang kuat karena telah berani mengambil keputusan besar itu. Namun kita akan terjun bebas menjadi wanita yang lemah ketika kita hanya bisa menyalahkan orang lain untuk masalah-masalah yang terjadi dalam hidup kita.  Oke, aku mulai bisa menerima. Bercerai memang keputusanku. Setidaknya dengan bercerai, aku sudah terbebas dari rasa tersakiti karena diselingkuhi, dan rasa tertekan dari mantan mertuaku yang terlalu banyak menuntut ini itu. Dengan alasan itu, tidak ada alasan aku membenci mantan suamiku yang telah mencampakkanku. Bercerai telah membuatku menjadi wanita yang kuat. Aku tidak perlu menyesali itu.  Lalu bagaimana aku memulai menjalin komunikasi dengan mantan suamiku terkait pengasuhan anak bersama? Pengacara. Ya, pengacara. Tapi, aku tidak cukup uang untuk menyewa seorang pengacara. Mungkin aku bisa meminta bantuan orang ketiga yang tanpa dibayar, bisa menjembatani komunikasi kami. Beruntunglah, banyak teman-teman yang rela membantu.  Akhirnya, kini aku mulai bisa menerima dia kembali, meski bukan sebagai suami. Demi anak-anakku. Agar mereka mendapatkan pendidikan keluarga yang lengkap, meski kami tidak lagi bersama. Sulit untuk memperkenalkan kembali anak-anak kepada ayahnya. Tapi ketika mereka melihat keikhlasa ibunya, mereka mulai bisa menerima kehadiran ayah mereka kembali.  Terkadang, aku pun masih sedih. Masih tidak terima. Tapi aku ingat anak-anakku, mereka tidak boleh ikut terhukum karena kesalahan kedua orang tuanya. Itulah ceritaku untuk selalu berusaha menjadi manusia yang lebih baik setiap saat. Memaafkan itu bukan perkara mudah, tapi jika kita mencoba melihat segala hal dari sisi positif, semuanya akan menjadi indah. Percaya, Tuhan akan menyiapkan cerita yang indah di depan sana. Asalkan kita ikhlas terhadap yang sudah lalu. Kalau masih terikat dengan masa lalu, gimana kita bisa melihat yang indah-indah di depan sana?  Referensi : Belajar Memaafkan Mantan Suami, Meski Sulit Menjalankan Co-Parenting Bersamanya
Punya cerita mengenai usaha memaafkan? Baik memaafkan diri sendiri maupun orang lain? Atau mungkin punya pengalaman terkait memaafkan dan dimaafkan? Sebuah maaf kadang bisa memberi perubahan yang besar dalam hidup kita. Sebuah usaha memaafkan pun bisa memberi arti yang begitu dalam bagi kita bahkan bagi orang lain. 

Perceraianku dengan mantan suami memang penuh dengan drama. Maklum, kami adalah lovebirds sejak zaman SMA. Terlalu sulit untuk aku bisa menerima kenyataan ini. Meski perceraian ini adalah sesuatu yang aku sepakati, tapi aku masih tidak bisa terima dengan apa yang sudah dia lakukan kepadaku.

Intinya, aku masih tidak bisa terima jika anak-anak mendapat sentuhan pendidikan yang tidak baik dari ayahnya. Aku takut, anak-anak akan merasa bingung dengan perbedaan pola asuh antara aku dan ayahnya. Terlebih, dia seenaknya mengenalkan “mamah baru” kepada anak-anak. Dia pikir anak-anak akan ikut bahagia dengan kabar bahagia yang dia bawa? Dia pikir, anak-anak tidak akan sedih dengan semua itu? Tidak, kami sedih. Dan jujur, maaf kami tidak ikut bahagia.

Aku sudah cukup mendapat banyak nasihat dari berbagai pihak. Dari psikolog, konsultan pernikahan, hingga ustazah. Intinya, mereka mengingatkan aku bahwa anak-anak mempunyai hak untuk mendapatkan kasih sayang dari ayahnya. Meski ayahnya tidak menafkahinya. Jujur, sisi egoisku menolak semua itu. Kok enak sekali ya jadi mantan suamiku? Seenaknya selingkuh, seenaknya menelantarkan kami, lalu sekarang, bukannya aku dikuatkan, malah aku yang terus didesak untuk memaafkan dan menerima dia demi anak-anak. Aku sampai stres, merasa sepertinya dunia ini tidak ada yang memihakku.

Aku pernah sampai melampiaskannya pada banyak hal. Dari mulai mogok ikut pengajian, memblokir komunikasi dengan teman-teman ngaji, sampai menjalin kedekatan dengan banyak laki-laki. Aku kembali diingatkan, katanya, aku nggak pantes deket-deket sama banyak cowok gitu. Apalagi posisiku sebagai seorang janda, yang tentu bisa menimbulkan banyak fitnah, dan pandangan negatif dari orang-orang sekitar.

Kembali, sisi egoisku menolak semua itu. Kenapa jika aku yang melakukan, semua serba salah? Semua serba dilarang? Kenapa saat mantan suamiku selingkuh, tidak ada yang berani menyalahkannya? Padahal sudah jelas-jelas dia menginjak-injak harga diriku dengan mengatakan bahwa dia sudah menikah dengan perempuan itu dan sudah menceraikanku. Padahal memasukkan berkas ke pengadilan saja belum. Aku merasa terhina ketika itu. Tapi apa yang dikatakan teman-temanku ketika itu? “Sabar,” katanya.

Aku sampai bertanya-tanya, sampai kapan tepatnya aku harus bersabar hanya untuk tidak kehilangan dia? Padahal hati ini sudah tidak ada lagi rasa sejak aku merasa diinjak-injak oleh sikapnya. Aku jadi ragu untuk menuruti nasehat teman-temanku, apakah benar itu baik untukku? Apakah aku akan bahagia dengan semua itu?

Sebenarnya, untuk apakah aku bersabar? Agar aku bahagia, atau agar aku dipandang baik oleh orang-orang? Jujur saja, entah kenapa, aku mulai tidak memedulikan pandangan baik dari orang-orang. Untuk apa terus-menerus menjadi baik di mata orang, padahal aku sendiri tidak bahagia?

Akhirnya, aku pun mulai mencoba hidup dengan jalan yang aku pilih sendiri. Meski dengan risiko, aku akan menjalani semuanya sendirian. Mungkin aku akan dikucilkan. Mungkin, aku akan banyak mendapatkan kritik dari sana sini. Tapi aku terus menjalaninya, karena aku hanya ingin merasakan setitik saja kebahagiaan.

Di tengah perjalananku menggapai mimpi, tiba-tiba aku bertemu dengan beberapa orang single mom. Awalnya kami nyambung, saling sharing tentang pekerjaan, anak-anak, hingga pengalaman masing-masing saat struggle menjadi seorang single mom. Namun aku merasa tertampar ketika kami membahas tentang parenting. Mereka memperkenalkanku dengan istilah co-parenting. Yang artinya adalah bekerja sama dengan mantan suami untuk memberikan pendidikan keluarga yang baik kepada anak-anak.

Tentu saja, anak-anak adalah yang paling merasakan dampak dari perceraian ini. Mereka yang paling merasakan kebingungan dengan perbedaan struktur keluarga mereka dibanding keluarga normal lainnya. Mereka yang paling merasakan trauma, bahkan trauma yang dirasakan ibunya.

Anak-anak memiliki kedekatan emosional yang sangat tinggi dengan ibunya. Jika ibunya masih marah, masih merasakan trauma, masih tidak terima dengan apa yang dilakukan ayah mereka, maka anak pun tidak akan bisa menerima ayah mereka kembali. Akibatnya, mereka akan kehilangan sosok ayah dalam hidup mereka. Itu akan berpengaruh cukup berat untuk tumbuh kembangnya. Tentu saja anak yang tumbuh tanpa sosok ayah akan berbeda dengan anak lain yang hidup dalam keluarga utuh. Meski keluarganya penuh dengan cekcok.

Dari situ aku mulai berpikir, ya Allah, apa aku salah? Apa aku salah karena telah mengambil keputusan untuk mendidik anak-anakku sendirian, tanpa campur tangan ayahnya? Lalu aku harus bagaimana? Apakah bisa ayah mereka diajak bekerja sama untuk memberikan pendidikan keluarga terbaik untuk mereka? Tapi aku sejujurnya masih belum sanggup menerima semua ini. mungkin jika hanya dia sendirian, aku masih bisa terima. Tapi dengan hadirnya perempuan itu, aku belum bisa tegar menghadapinya.

Tuhan... aku harus bagaimana? Apa yang harus aku lakukan untuk memberikan yang terbaik untuk anak-anakku? Kalau aku harus menurunkan ego, dan harus kembali menjalin komunikasi dengan ayahnya anak-anak, dan menutup rapat-rapat luka hati ini, bagaimana caranya? Sementara komunikasi kami benar-benar tertutup rapat. Hampir tidak ada celah untuk kami menjalin komunikasi kembali.

Sedikit-sedikit, aku mulai belajar dari teman-teman sesama single mom yang sudah membuka diri melakukan co-parenting bersama mantan suaminya. Yang pertama harus dilakukan adalah penerimaan terhadap diri sendiri. Kita harus mengakui bahwa kita turut menyumbang penyebab perceraian itu. Mengakui hal itu bukanlah sesuatu yang buruk. Kita adalah wanita yang kuat karena telah berani mengambil keputusan besar itu. Namun kita akan terjun bebas menjadi wanita yang lemah ketika kita hanya bisa menyalahkan orang lain untuk masalah-masalah yang terjadi dalam hidup kita.

Oke, aku mulai bisa menerima. Bercerai memang keputusanku. Setidaknya dengan bercerai, aku sudah terbebas dari rasa tersakiti karena diselingkuhi, dan rasa tertekan dari mantan mertuaku yang terlalu banyak menuntut ini itu. Dengan alasan itu, tidak ada alasan aku membenci mantan suamiku yang telah mencampakkanku. Bercerai telah membuatku menjadi wanita yang kuat. Aku tidak perlu menyesali itu.

Lalu bagaimana aku memulai menjalin komunikasi dengan mantan suamiku terkait pengasuhan anak bersama? Pengacara. Ya, pengacara. Tapi, aku tidak cukup uang untuk menyewa seorang pengacara. Mungkin aku bisa meminta bantuan orang ketiga yang tanpa dibayar, bisa menjembatani komunikasi kami. Beruntunglah, banyak teman-teman yang rela membantu.

Akhirnya, kini aku mulai bisa menerima dia kembali, meski bukan sebagai suami. Demi anak-anakku. Agar mereka mendapatkan pendidikan keluarga yang lengkap, meski kami tidak lagi bersama. Sulit untuk memperkenalkan kembali anak-anak kepada ayahnya. Tapi ketika mereka melihat keikhlasa ibunya, mereka mulai bisa menerima kehadiran ayah mereka kembali.

Terkadang, aku pun masih sedih. Masih tidak terima. Tapi aku ingat anak-anakku, mereka tidak boleh ikut terhukum karena kesalahan kedua orang tuanya. Itulah ceritaku untuk selalu berusaha menjadi manusia yang lebih baik setiap saat. Memaafkan itu bukan perkara mudah, tapi jika kita mencoba melihat segala hal dari sisi positif, semuanya akan menjadi indah. Percaya, Tuhan akan menyiapkan cerita yang indah di depan sana. Asalkan kita ikhlas terhadap yang sudah lalu. Kalau masih terikat dengan masa lalu, gimana kita bisa melihat yang indah-indah di depan sana?

Referensi : Belajar Memaafkan Mantan Suami, Meski Sulit Menjalankan Co-Parenting Bersamanya



5 Alasan yang Membuat Seseorang Kesulitan Memaafkan Kesalahan Mantan

Punya cerita mengenai usaha memaafkan? Baik memaafkan diri sendiri maupun orang lain? Atau mungkin punya pengalaman terkait memaafkan dan dimaafkan? Sebuah maaf kadang bisa memberi perubahan yang besar dalam hidup kita. Sebuah usaha memaafkan pun bisa memberi arti yang begitu dalam bagi kita bahkan bagi orang lain. 5 Alasan yang Membuat Seseorang Kesulitan Memaafkan Kesalahan Mantan. Terlalu sensitif untuk membahas tentang mantan, bagaimana tidak lebih banyak orang justru berseteru dengan mantan setelah sudah tidak ada lagi ada ikatan di antara keduanya.  Padahal sebelumnya seperti prangko dan amplop begitu lengket dan romantis, tapi setelah putus seperti kucing dan tikus yang sulit untuk didamaikan, lalu apa sebenarnya yang membuat ini semua terjadi.   Dari survey di lapangan dan dari beberapa narasumber yang mengalami putus cinta, kebanyakan dari mereka merasa sangat kesulitan untuk memaafkan mantan. Oleh karena itu kita akan membahas lima alasan yang membuat seseorang kesulitan untuk memaafkan kesalahan mantan.  1. Pengkhianatan Pengkhianatan menjadi kesalahan sangat fatal dan sangat sulit untuk mendapatkan kata maaf. Pengkhianatan inilah yang membuat banyak orang kesulitan untuk memaafkan kesalahan sang mantan. Wajar saja jika pengkhianatan akan selalu membekas di hati karena hal ini terlalu berat untuk diterima. 2. Rasa kecewa yang dalam Rasa kecewa yang terlalu dalam dengan mantan membuat seseorang kesulitan untuk memaafkan sang mantan, karena rasa kecewa itu membuat dinding pondasi kepercayaan yang selama ini dibangun hancur begitu saja. 3. Harapan tinggi akan hubungan yang dijalani Harapan tinggi ketika berpacaran tentunya menginginkan hubungan berlanjut ke jenjang yang lebih serius. Tapi saat kenyataan sebaliknya yang mengharuskan hubungan putus di tengah jalan membuat banyak orang kesulitan untuk memaafkan mantan.  4. Terlanjur mencintai terlalu dalam  Saat terlalu dalam mencintai pacar akan menyusahkan bagi dirimu di saat hubungan kalian harus putus di tengah jalan. Terlanjur mencintai mantan dengan sepenuh hati inilah yang akan menorehkan luka hati yang begitu menyakitkan. Sehingga banyak orang kesulitan untuk memaafkan mantan.  5. Putus karena mengalami kekerasan fisik Trauma akan kekerasan fisik yang dilakukan sang mantan inilah yang menjadi alasan kuat banyak orang kesulitan untuk memaafkan kesalahan sang mantan. Belum menikah saja sudah berani main tangan, jadi wajar saja jika perlakukan semacam ini sulit mendapatkan kata maaf.  Memaafkan butuh waktu, karena butuh yang namanya kerelaan hati untuk membuka pintu hati. Apalagi jika ternyata sang mantan sudah sangat keterlaluan dan kesalahan yang dilakukan cukup berat dilakukan.  Referensi : 5 Alasan yang Membuat Seseorang Kesulitan Memaafkan Kesalahan Mantan. Punya cerita mengenai usaha memaafkan? Baik memaafkan diri sendiri maupun orang lain? Atau mungkin punya pengalaman terkait memaafkan dan dimaafkan? Sebuah maaf kadang bisa memberi perubahan yang besar dalam hidup kita. Sebuah usaha memaafkan pun bisa memberi arti yang begitu dalam bagi kita bahkan bagi orang lain. 5 Alasan yang Membuat Seseorang Kesulitan Memaafkan Kesalahan Mantan. Terlalu sensitif untuk membahas tentang mantan, bagaimana tidak lebih banyak orang justru berseteru dengan mantan setelah sudah tidak ada lagi ada ikatan di antara keduanya. Padahal sebelumnya seperti prangko dan amplop begitu lengket dan romantis, tapi setelah putus seperti kucing dan tikus yang sulit untuk didamaikan, lalu apa sebenarnya yang membuat ini semua terjadi.   Dari survey di lapangan dan dari beberapa narasumber yang mengalami putus cinta, kebanyakan dari mereka merasa sangat kesulitan untuk memaafkan mantan. Oleh karena itu kita akan membahas lima alasan yang membuat seseorang kesulitan untuk memaafkan kesalahan mantan.  1. Pengkhianatan Pengkhianatan menjadi kesalahan sangat fatal dan sangat sulit untuk mendapatkan kata maaf. Pengkhianatan inilah yang membuat banyak orang kesulitan untuk memaafkan kesalahan sang mantan. Wajar saja jika pengkhianatan akan selalu membekas di hati karena hal ini terlalu berat untuk diterima. 2. Rasa kecewa yang dalam Rasa kecewa yang terlalu dalam dengan mantan membuat seseorang kesulitan untuk memaafkan sang mantan, karena rasa kecewa itu membuat dinding pondasi kepercayaan yang selama ini dibangun hancur begitu saja. 3. Harapan tinggi akan hubungan yang dijalani Harapan tinggi ketika berpacaran tentunya menginginkan hubungan berlanjut ke jenjang yang lebih serius. Tapi saat kenyataan sebaliknya yang mengharuskan hubungan putus di tengah jalan membuat banyak orang kesulitan untuk memaafkan mantan.  4. Terlanjur mencintai terlalu dalam  Saat terlalu dalam mencintai pacar akan menyusahkan bagi dirimu di saat hubungan kalian harus putus di tengah jalan. Terlanjur mencintai mantan dengan sepenuh hati inilah yang akan menorehkan luka hati yang begitu menyakitkan. Sehingga banyak orang kesulitan untuk memaafkan mantan.  5. Putus karena mengalami kekerasan fisik Trauma akan kekerasan fisik yang dilakukan sang mantan inilah yang menjadi alasan kuat banyak orang kesulitan untuk memaafkan kesalahan sang mantan. Belum menikah saja sudah berani main tangan, jadi wajar saja jika perlakukan semacam ini sulit mendapatkan kata maaf.  Memaafkan butuh waktu, karena butuh yang namanya kerelaan hati untuk membuka pintu hati. Apalagi jika ternyata sang mantan sudah sangat keterlaluan dan kesalahan yang dilakukan cukup berat dilakukan.  Referensi : 5 Alasan yang Membuat Seseorang Kesulitan Memaafkan Kesalahan Mantan. Punya cerita mengenai usaha memaafkan? Baik memaafkan diri sendiri maupun orang lain? Atau mungkin punya pengalaman terkait memaafkan dan dimaafkan? Sebuah maaf kadang bisa memberi perubahan yang besar dalam hidup kita. Sebuah usaha memaafkan pun bisa memberi arti yang begitu dalam bagi kita bahkan bagi orang lain. 5 Alasan yang Membuat Seseorang Kesulitan Memaafkan Kesalahan Mantan. Terlalu sensitif untuk membahas tentang mantan, bagaimana tidak lebih banyak orang justru berseteru dengan mantan setelah sudah tidak ada lagi ada ikatan di antara keduanya.  Padahal sebelumnya seperti prangko dan amplop begitu lengket dan romantis, tapi setelah putus seperti kucing dan tikus yang sulit untuk didamaikan, lalu apa sebenarnya yang membuat ini semua terjadi.   Dari survey di lapangan dan dari beberapa narasumber yang mengalami putus cinta, kebanyakan dari mereka merasa sangat kesulitan untuk memaafkan mantan. Oleh karena itu kita akan membahas lima alasan yang membuat seseorang kesulitan untuk memaafkan kesalahan mantan.  1. Pengkhianatan Pengkhianatan menjadi kesalahan sangat fatal dan sangat sulit untuk mendapatkan kata maaf. Pengkhianatan inilah yang membuat banyak orang kesulitan untuk memaafkan kesalahan sang mantan. Wajar saja jika pengkhianatan akan selalu membekas di hati karena hal ini terlalu berat untuk diterima. 2. Rasa kecewa yang dalam Rasa kecewa yang terlalu dalam dengan mantan membuat seseorang kesulitan untuk memaafkan sang mantan, karena rasa kecewa itu membuat dinding pondasi kepercayaan yang selama ini dibangun hancur begitu saja. 3. Harapan tinggi akan hubungan yang dijalani Harapan tinggi ketika berpacaran tentunya menginginkan hubungan berlanjut ke jenjang yang lebih serius. Tapi saat kenyataan sebaliknya yang mengharuskan hubungan putus di tengah jalan membuat banyak orang kesulitan untuk memaafkan mantan.  4. Terlanjur mencintai terlalu dalam  Saat terlalu dalam mencintai pacar akan menyusahkan bagi dirimu di saat hubungan kalian harus putus di tengah jalan. Terlanjur mencintai mantan dengan sepenuh hati inilah yang akan menorehkan luka hati yang begitu menyakitkan. Sehingga banyak orang kesulitan untuk memaafkan mantan.  5. Putus karena mengalami kekerasan fisik Trauma akan kekerasan fisik yang dilakukan sang mantan inilah yang menjadi alasan kuat banyak orang kesulitan untuk memaafkan kesalahan sang mantan. Belum menikah saja sudah berani main tangan, jadi wajar saja jika perlakukan semacam ini sulit mendapatkan kata maaf.  Memaafkan butuh waktu, karena butuh yang namanya kerelaan hati untuk membuka pintu hati. Apalagi jika ternyata sang mantan sudah sangat keterlaluan dan kesalahan yang dilakukan cukup berat dilakukan.  Referensi : 5 Alasan yang Membuat Seseorang Kesulitan Memaafkan Kesalahan Mantan. Punya cerita mengenai usaha memaafkan? Baik memaafkan diri sendiri maupun orang lain? Atau mungkin punya pengalaman terkait memaafkan dan dimaafkan? Sebuah maaf kadang bisa memberi perubahan yang besar dalam hidup kita. Sebuah usaha memaafkan pun bisa memberi arti yang begitu dalam bagi kita bahkan bagi orang lain.
5 Alasan yang Membuat Seseorang Kesulitan Memaafkan Kesalahan Mantan. Terlalu sensitif untuk membahas tentang mantan, bagaimana tidak lebih banyak orang justru berseteru dengan mantan setelah sudah tidak ada lagi ada ikatan di antara keduanya.

Padahal sebelumnya seperti prangko dan amplop begitu lengket dan romantis, tapi setelah putus seperti kucing dan tikus yang sulit untuk didamaikan, lalu apa sebenarnya yang membuat ini semua terjadi. 

Dari survey di lapangan dan dari beberapa narasumber yang mengalami putus cinta, kebanyakan dari mereka merasa sangat kesulitan untuk memaafkan mantan. Oleh karena itu kita akan membahas lima alasan yang membuat seseorang kesulitan untuk memaafkan kesalahan mantan.

1. Pengkhianatan

Pengkhianatan menjadi kesalahan sangat fatal dan sangat sulit untuk mendapatkan kata maaf. Pengkhianatan inilah yang membuat banyak orang kesulitan untuk memaafkan kesalahan sang mantan. Wajar saja jika pengkhianatan akan selalu membekas di hati karena hal ini terlalu berat untuk diterima.

2. Rasa kecewa yang dalam

Rasa kecewa yang terlalu dalam dengan mantan membuat seseorang kesulitan untuk memaafkan sang mantan, karena rasa kecewa itu membuat dinding pondasi kepercayaan yang selama ini dibangun hancur begitu saja.

3. Harapan tinggi akan hubungan yang dijalani

Harapan tinggi ketika berpacaran tentunya menginginkan hubungan berlanjut ke jenjang yang lebih serius. Tapi saat kenyataan sebaliknya yang mengharuskan hubungan putus di tengah jalan membuat banyak orang kesulitan untuk memaafkan mantan.

4. Terlanjur mencintai terlalu dalam

Saat terlalu dalam mencintai pacar akan menyusahkan bagi dirimu di saat hubungan kalian harus putus di tengah jalan. Terlanjur mencintai mantan dengan sepenuh hati inilah yang akan menorehkan luka hati yang begitu menyakitkan. Sehingga banyak orang kesulitan untuk memaafkan mantan.

5. Putus karena mengalami kekerasan fisik

Trauma akan kekerasan fisik yang dilakukan sang mantan inilah yang menjadi alasan kuat banyak orang kesulitan untuk memaafkan kesalahan sang mantan. Belum menikah saja sudah berani main tangan, jadi wajar saja jika perlakukan semacam ini sulit mendapatkan kata maaf.

Memaafkan butuh waktu, karena butuh yang namanya kerelaan hati untuk membuka pintu hati. Apalagi jika ternyata sang mantan sudah sangat keterlaluan dan kesalahan yang dilakukan cukup berat dilakukan.

Referensi : 5 Alasan yang Membuat Seseorang Kesulitan Memaafkan Kesalahan Mantan

4 Alasan Kenapa Seseorang Kembali ke Mantan Meski Telah Disakiti

4 Alasan Kenapa Seseorang Kembali ke Mantan Meski Telah Disakiti
4 Alasan Kenapa Seseorang Kembali ke Mantan Meski Telah Disakiti. Kita mungkin sering melihat hubungan yang enggak sehat ini terjadi berulang kali. Mungkin dari teman, keluarga atau bahkan kamu sendiri pernah ada dalam hubungan putus-nyambung yang rumit.

Jika permasalahan dalam hubungan itu masih bisa ditolerir, tentu masih ada kesempatan kedua untuk memperbaikinya. Namun dalam banyak kasus, hubungan yang enggak sehat ini kerap terjadi karena mantan pacarmu itu selingkuh atau sering melakukan kekerasan. Lantas, mengapa masih banyak orang yang dengan mudah kembali pada orang yang telah menyakiti mereka?
1. Terlalu nyaman
Kita sebagai manusia kerap memiliki kebiasaan atau rutinitas. Mungkin kebiasaan atau rutinitas sederhana seperti menghubungi pacar sebelum atau bangun tidur pun akan sulit dilepas.
Ketika putus, kebiasaan itu menghilang hingga kemudian muncul perasaan sedih dan menyakitkan. Menurut Shellby, pangkal dari semua ini adalah karena rasa nyaman yang ditimbulkan.
"Ketika kenyamanan itu hilang, seseorang cenderung mengalami siklus rasa sakit yang konstan. Di mana polanya (rasa sakitnya) berbeda setiap individu. Itulah mengapa seseorang tertarik untuk kembali menjalin hubungan meski sudah enggak sehat," ujarnya.
2. Masih ada rasa percaya
Ada juga contoh saat kita benar-benar dibutakan oleh cinta. Mungkin kamu pernah dengar istilah 'bucin' alias budak cinta? Yap, nyatanya ini bisa terjadi ke semua orang. Meski hubungan tersebut sudah enggak sehat, masih ada saja orang yang beranggapan bahwa pacarnya bisa berubah menjadi sosok yang lebih baik.
Well, bagus jika kenyataannya dia memang bisa berubah, namun biasanya ini cuma jadi sekadar justifikasi untuk pihak yang telah disakiti saja. Terkadang, beberapa orang memang kecanduan untuk menciptakan dramanya sendiri.
"Ada orang yang memang memiliki kapasitas untuk berubah, namun ini enggak berlaku buat beberapa orang karena itu merupakan sifat bawaan mereka," jelas Shellby.
Beberapa orang bahkan kembali ke hubungannya yang toxic itu dan bersikukuh mencari validasi dari mantan yang enggak mampu dia penuhi. Buang-buang waktu banget, kan?
3. Sulit kembali membuka hati
Pacaran saja sudah banyak makan waktu, energi, dan uang. Apalagi untuk kembali memulai sebuah hubungan baru.
Membuka diri untuk seseorang yang baru juga enggak menutup kemungkinan akan menimbulkan masalah baru. Ketakutan ini saja sudah cukup untuk membuat orang malas atau enggan menjalin hubungan baru.
Belum lagi, pikiran seperti 'mengapa harus mulai dengan seseorang yang baru ketika mantan sudah mengenal kita dengan baik?'. Anggapan seperti inilah yang harusnya dibuang jauh-jauh karena hanya akan membuatmu jadi semakin rentan.
Memang enggak mudah untuk memulai kembali hubungan yang baru, namun yang perlu kamu lakukan adalah memberi waktu untuk lebih mengenal dirimu sendiri.
4. Percaya diri yang rendah
Biasanya, orang-orang yang sulit melepaskan diri dari hubungan yang toxic dan kembali melanjutkannya adalah tipikal orang dengan percaya diri yang rendah dan terkadang merasa enggak berharga, kata Shellby.
"Ada perasaan-perasaan seperti enggak layak atau enggak cukup baik untuk pacar ini sebenarnya memilukan. Padahal, kita semua pantas mendapatkan cinta dan hubungan yang sehat," terang Shellby.
Namun masih ada harapan buat kamu yang ingin keluar dari 'lingkaran setan' hubungan enggak sehat ini. Kamu bisa bertanya pada diri sendiri apakah kebutuhan dan keinginanmu selama ini terpenuhi dalam hubungan? Selain itu pergi terapi atau konseling dengan psikolog juga mampu mengatasi rasa sakit, melepaskan, dan menghilangkan pola kebiasaanmu yang bergantung pada mantan.
Berada di antara teman-teman yang suportif juga membantu membangun suasana positif dan mampu membuatmu melewati masa sulit ini jadi lebih mudah. Ingat, hubungan yang sehat adalah hubungan yang mampu membuatmu menunjukkan segala yang terbaik dalam dirimu, kamu pun merasa aman karena punya kesamaan nilai serta tujuan yang sejalan dengan pacar.

Referensi : 4 Alasan Kenapa Seseorang Kembali ke Mantan Meski Telah Disakiti


Lebih Susah Move On, Ternyata Ini yang Dirasakan Pria saat Putus Cinta

Lebih Susah Move On, Ternyata Ini yang Dirasakan Pria saat Putus Cinta Lebih Susah Move On,  Ternyata Ini yang Dirasakan Pria saat Putus Cinta. Setiap orang memiliki cara yang berbeda untuk menghadapi putus cinta. Bagi kaum Hawa, patah hati identik dengan masa-masa galau atau curhat pada teman. Meski begitu, lain halnya dengan kaum pria. Saat patah hati, mayoritas laki-laki akan mencoba untuk tetap bersikap tangguh serta tidak menunjukkan kesedihan mereka.  Tidak hanya itu, laki-laki juga cenderung enggan untuk curhat atau membagikan perasaan mereka kepada orang lain. Melansir laman Your Tango, belum lama ini seorang warganet bertanya kepada para lelaki di laman Reddit soal pengalaman mereka saat putus cinta. Tidak jauh berbeda dengan perempuan, inilah hal-hal yang dirasakan para pria setelah putus cinta.  1. Tidak mau cepat-cepat berkencan lagi  Melihat orang lain berkencan setelah putus cinta ternyata dapat membuat laki-laki teringat lagi dengan momen patah hati mereka.  "Aku merasa paling buruk ketika melihat pilihan kencan yang tersedia dan mengingat betapa suramnya situasiku," ungkap seorang pengguna Reddit.  2. Kehilangan kesempatan besar  Bagi beberapa lelaki, putus cinta terasa seperti kehilangan kesempatan besar dalam hidup.  "Rasanya seperti kehilangan pekerjaan yang diinginkan dalam hidup."  3. Tidak sanggup melihatmu move on  Bukan cuma kamu yang sakit hati, laki-laki juga akan merasa sedih saat menyadari mantan pacar mereka sudah move on. Hal ini membuat ingatan mereka soal putus cinta terasa makin menyakitkan.  4. Merasa dihantui  Laki-laki ternyata juga bisa merasa dihantui oleh mantan. Biasanya, mereka akan merasa makin sakit hati jika sampai memimpikan mantan.  5. Pura-pura sudah move on  Kadang, pria akan berpura-pura jika mereka sudah move on. Namun, perasaan patah hati itu ternyata masih bisa muncul beberapa tahun mendatang.  "Rasanya sakit di kali pertama, kemudian perasaan itu akan datang lagi beberapa tahun ke depan," curhat salah satu akun.  6. Menghindari komunikasi  Agar cepat move on, laki-laki akan sengaja menghindari segala bentuk komunikasi dengan mantan.  7. Patah hati terasa lebih menyakitkan jika datang tiba-tiba  Laki-laki juga tidak suka jika mendadak diputuskan tanpa alasan yang jelas.  Saat diputuskan secara mendadak, laki-laki berpikir bahwa mereka tidak lagi diperhatikan dan hubungan kalian selama ini tidak berarti.  8. Menghapus semua foto  Tidak jauh berbeda dengan perempuan, beberapa laki-laki juga akan memilih untuk menghapus semua foto bersama pacar.  Selain itu, mereka juga akan sakit hati ketika menyadari bahwa si mantan sudah lebih dulu menghapus foto-foto kebersamaan selama pacaran.  9. Mereka punya cara sendiri untuk mengekspresikan rindu  Meski dari luar terlihat tangguh, laki-laki juga bisa merindukan mantan pacar mereka.  Biasanya, para pria akan rindu dengan momen-momen kebersamaan yang dulu pernah dilalui serta mampu merasakan kekosongan yang ada.  10. Susah membuka diri kepada teman  Terakhir, mayoritas laki-laki mengaku jika mereka kesulitan untuk curhat dengan teman. Hal ini pun membuat mereka lebih kesepian. Ketika putus, seorang laki-laki akan merasa tidak mendapat dukungan dari teman-teman mereka sehingga makin susah move on.  Referensi : Lebih Susah Move On, Ternyata Ini yang Dirasakan Pria saat Putus Cinta. Lebih Susah Move On, Ternyata Ini yang Dirasakan Pria saat Putus Cinta
Lebih Susah Move On,  Ternyata Ini yang Dirasakan Pria saat Putus Cinta. Setiap orang memiliki cara yang berbeda untuk menghadapi putus cinta. Bagi kaum Hawa, patah hati identik dengan masa-masa galau atau curhat pada teman. Meski begitu, lain halnya dengan kaum pria. Saat patah hati, mayoritas laki-laki akan mencoba untuk tetap bersikap tangguh serta tidak menunjukkan kesedihan mereka.

Tidak hanya itu, laki-laki juga cenderung enggan untuk curhat atau membagikan perasaan mereka kepada orang lain. Melansir laman Your Tango, belum lama ini seorang warganet bertanya kepada para lelaki di laman Reddit soal pengalaman mereka saat putus cinta. Tidak jauh berbeda dengan perempuan, inilah hal-hal yang dirasakan para pria setelah putus cinta.

1. Tidak mau cepat-cepat berkencan lagi

Melihat orang lain berkencan setelah putus cinta ternyata dapat membuat laki-laki teringat lagi dengan momen patah hati mereka.

"Aku merasa paling buruk ketika melihat pilihan kencan yang tersedia dan mengingat betapa suramnya situasiku," ungkap seorang pengguna Reddit.

2. Kehilangan kesempatan besar

Bagi beberapa lelaki, putus cinta terasa seperti kehilangan kesempatan besar dalam hidup.

"Rasanya seperti kehilangan pekerjaan yang diinginkan dalam hidup."

3. Tidak sanggup melihatmu move on

Bukan cuma kamu yang sakit hati, laki-laki juga akan merasa sedih saat menyadari mantan pacar mereka sudah move on. Hal ini membuat ingatan mereka soal putus cinta terasa makin menyakitkan.

4. Merasa dihantui

Laki-laki ternyata juga bisa merasa dihantui oleh mantan. Biasanya, mereka akan merasa makin sakit hati jika sampai memimpikan mantan.

5. Pura-pura sudah move on

Kadang, pria akan berpura-pura jika mereka sudah move on. Namun, perasaan patah hati itu ternyata masih bisa muncul beberapa tahun mendatang.

"Rasanya sakit di kali pertama, kemudian perasaan itu akan datang lagi beberapa tahun ke depan," curhat salah satu akun.

6. Menghindari komunikasi

Agar cepat move on, laki-laki akan sengaja menghindari segala bentuk komunikasi dengan mantan.

7. Patah hati terasa lebih menyakitkan jika datang tiba-tiba

Laki-laki juga tidak suka jika mendadak diputuskan tanpa alasan yang jelas.

Saat diputuskan secara mendadak, laki-laki berpikir bahwa mereka tidak lagi diperhatikan dan hubungan kalian selama ini tidak berarti.

8. Menghapus semua foto

Tidak jauh berbeda dengan perempuan, beberapa laki-laki juga akan memilih untuk menghapus semua foto bersama pacar.

Selain itu, mereka juga akan sakit hati ketika menyadari bahwa si mantan sudah lebih dulu menghapus foto-foto kebersamaan selama pacaran.

9. Mereka punya cara sendiri untuk mengekspresikan rindu

Meski dari luar terlihat tangguh, laki-laki juga bisa merindukan mantan pacar mereka.

Biasanya, para pria akan rindu dengan momen-momen kebersamaan yang dulu pernah dilalui serta mampu merasakan kekosongan yang ada.

10. Susah membuka diri kepada teman

Terakhir, mayoritas laki-laki mengaku jika mereka kesulitan untuk curhat dengan teman. Hal ini pun membuat mereka lebih kesepian. Ketika putus, seorang laki-laki akan merasa tidak mendapat dukungan dari teman-teman mereka sehingga makin susah move on.

Referensi : Lebih Susah Move On, Ternyata Ini yang Dirasakan Pria saat Putus Cinta



Penyebab Wanita Masih Sering Ingat Mantan

Penyebab Wanita Masih Sering Ingat Mantan Penyebab Wanita Masih Sering Ingat Mantan. Sudah punya kekasih atau suami, kok masih sering ya teringat pada mantan? Nggak hanya Anda saja yang pernah merasakannya. Kenangan tentang mantan memang tidak sopan, sering muncul tiba-tiba dan mengejutkan. Tetapi apakah arti semua ini.  Sebenarnya Anda tak perlu berpikir macam-macam, karena kenangan tentang mantan itu memang wajar muncul. Yang perlu Anda tahu, kenangan tersebut hanyalah sebagian memori yang kerap hilang dan muncul kembali. Penyebabnya ada lima, di antaranya berikut ini:  Masih ada rasa sakit hati  Kalau Anda adalah pihak yang diputuskan, Anda akan lebih sulit move on ketimbang pihak yang memutuskan. Sebagian besar orang yang diputuskan masih merasa kecewa, sakit hati dan tidak terima akan perbuatan orang yang disayanginya.  Masih banyak pertanyaan-pertanyaan tak terjawab yang bikin penasaran, apalagi kalau Anda diputuskan tanpa penjelasan dan hanya ditinggalkan begitu saja.  Putus karena keadaan  Masih saling sayang, tetapi keadaan membuat Anda berdua harus berpisah. Entah karena perbedaan status sosial, perbedaan keyakinan dan lain sebagainya. Alhasil, di saat keduanya sudah menemukan tambatan hati sekalipun, Anda tidak akan pernah bisa melupakan satu sama lain. Bahkan ketika ada masalah dengan pasangan, cenderung Anda akan membandingkannya dengan sang mantan.  Terlanjur memberikan segalanya  Sudah banyak berkorban, baik fisik maupun batin, ternyata ujung-ujungnya harus berpisah. Bukan bermaksud perhitungan, tetapi penyesalan di akhir memang terkadang membuat Anda selalu penasaran dan berandai-andai hasilnya akan berbeda.  Biasanya hal ini lebih sering muncul ketika ternyata hubungan Anda yang sekarang tidak berlangsung bahagia.  Kelebihan yang dimiliki mantan  Namanya juga manusia, memiliki kelebihan dan kekurangan di dalam dirinya. Dan terkadang memang orang masih suka membanding-bandingkan, kelebihan yang dimiliki mantan dan tak dimiliki pasangan yang sekarang.  Dulu mantan orang yang romantis dan suka memberikan kejutan, dan suami Anda tidak. Dulu mantan orang yang rapi, sedangkan suami lebih suka tampil seadanya, hal-hal seperti ini membuat wanita dilema dan masih sering membanding-bandingkan.  Bertemu lagi dengan mantan  Semua ingatan dan kenangan di masa lalu bisa terpancing dengan sekali saja komunikasi atau pertemuan kembali. Entah itu karena reuni, tak sengaja ketemu di jalan, atau bertemu lagi di social media.  Percikan asmara yang dulu pernah ada seketika memancing bara api untuk kembali menyala. Padahal toh hubungan sudah lama berakhir dan tak seharusnya muncul lagi di saat Anda dan dia sudah berpasangan.  Lantas bagaimana solusinya?  Kalau sudah berkomitmen serius, hendaknya tetap memegang komitmen tersebut dan tidak mencurangi komitmen tersebut. Dekatkan diri pada Tuhan dan keluarga, sehingga selalu ada yang mengingatkan Anda dan membuat Anda tidak salah jalan.. Penyebab Wanita Masih Sering Ingat Mantan
Penyebab Wanita Masih Sering Ingat Mantan. Sudah punya kekasih atau suami, kok masih sering ya teringat pada mantan? Nggak hanya Anda saja yang pernah merasakannya. Kenangan tentang mantan memang tidak sopan, sering muncul tiba-tiba dan mengejutkan. Tetapi apakah arti semua ini.

Sebenarnya Anda tak perlu berpikir macam-macam, karena kenangan tentang mantan itu memang wajar muncul. Yang perlu Anda tahu, kenangan tersebut hanyalah sebagian memori yang kerap hilang dan muncul kembali. Penyebabnya ada lima, di antaranya berikut ini:

Masih ada rasa sakit hati

Kalau Anda adalah pihak yang diputuskan, Anda akan lebih sulit move on ketimbang pihak yang memutuskan. Sebagian besar orang yang diputuskan masih merasa kecewa, sakit hati dan tidak terima akan perbuatan orang yang disayanginya.

Masih banyak pertanyaan-pertanyaan tak terjawab yang bikin penasaran, apalagi kalau Anda diputuskan tanpa penjelasan dan hanya ditinggalkan begitu saja.

Putus karena keadaan

Masih saling sayang, tetapi keadaan membuat Anda berdua harus berpisah. Entah karena perbedaan status sosial, perbedaan keyakinan dan lain sebagainya. Alhasil, di saat keduanya sudah menemukan tambatan hati sekalipun, Anda tidak akan pernah bisa melupakan satu sama lain. Bahkan ketika ada masalah dengan pasangan, cenderung Anda akan membandingkannya dengan sang mantan.

Terlanjur memberikan segalanya

Sudah banyak berkorban, baik fisik maupun batin, ternyata ujung-ujungnya harus berpisah. Bukan bermaksud perhitungan, tetapi penyesalan di akhir memang terkadang membuat Anda selalu penasaran dan berandai-andai hasilnya akan berbeda.

Biasanya hal ini lebih sering muncul ketika ternyata hubungan Anda yang sekarang tidak berlangsung bahagia.

Kelebihan yang dimiliki mantan

Namanya juga manusia, memiliki kelebihan dan kekurangan di dalam dirinya. Dan terkadang memang orang masih suka membanding-bandingkan, kelebihan yang dimiliki mantan dan tak dimiliki pasangan yang sekarang.

Dulu mantan orang yang romantis dan suka memberikan kejutan, dan suami Anda tidak. Dulu mantan orang yang rapi, sedangkan suami lebih suka tampil seadanya, hal-hal seperti ini membuat wanita dilema dan masih sering membanding-bandingkan.

Bertemu lagi dengan mantan

Semua ingatan dan kenangan di masa lalu bisa terpancing dengan sekali saja komunikasi atau pertemuan kembali. Entah itu karena reuni, tak sengaja ketemu di jalan, atau bertemu lagi di social media.

Percikan asmara yang dulu pernah ada seketika memancing bara api untuk kembali menyala. Padahal toh hubungan sudah lama berakhir dan tak seharusnya muncul lagi di saat Anda dan dia sudah berpasangan.

Lantas bagaimana solusinya?

Kalau sudah berkomitmen serius, hendaknya tetap memegang komitmen tersebut dan tidak mencurangi komitmen tersebut. Dekatkan diri pada Tuhan dan keluarga, sehingga selalu ada yang mengingatkan Anda dan membuat Anda tidak salah jalan.

Referensi : Penyebab Wanita Masih Sering Ingat Mantan


Jumat, 02 September 2022

Zodiak yang Paling Sering Kangen Sama Mantannya

Sebagai manusia yang memiliki memori, kita tentu sesekali pernah teringat dengan masa lalu, termasuk ingatan tentang mantan. Beberapa orang merindukan mantannya karena berbagai alasan, dan terkadang rindu tidaknya seseorang terhadap mantan bisa diterbak dari kepribadian zodiaknya. Ini sekian zodiak yang paling sering kangen sama mantannya.  Taurus adalah zodiak yang sangat kaku dalam menghadapi cinta, termasuk tidak mudah rela melepaskan bayangan mantan. Sebegitu keras kepala sifatnya hingga terbawa pada masa lalu. Begitu ia terbiasa dengan rutinitas bersama pasangan, maka kenangan itu akan sangat sulit ia tinggalkan. Jadi untuk membuatnya perlahan mampu melepaskan dan merelakan, sesekali ia pasti akan mengingat mantannya. Bahkan mungkin bukan mantan yang dirindukan seorang Taurus, tapi rasa aman, nyaman dan stabilitas dalam hubunganlah yang sebenarnya dia rindukan.  Salah satu alasan Pisces tidak segera memulai hubungan cinta adalah seringnya ia merasa kangen pada mantan. Bahkan ketika sudah menjalin hubungan cinta baru karena tidak tahan merasa kesepian, otaknya sesekali berputar mengingatkannya pada mantan. Tempat-tempat, makanan, jalan dan berbagai hal bisa mengingatkannya pada mantan. Bagi Pisces, meskipun sudah tak ada lagi cinta, kenangan manis akan selalu terasa manis ketika diingat lagi. Lagipula Pisces mau membuka kesempatan kedua untuk balikan dengan mantan ketika cinta itu masih ada.  Cancer tidak tahu bagaimana cara melepaskan seseorang ketika sudah jatuh cinta. Bahkan terkadang ketika ia sudah disakiti, kebaikan pasangan selalu terbayang di kepalanya sehingga ia mudah memaafkan dan memberikan kesempatan kedua. Ketika pada akhirnya ia menghadapi kata 'putus' karena sudah marah dan tak tahan, itu pasti akan membuatnya menangis berhari-hari karena merindukan mantan yang pernah ia cintai. Bagaimana pun, mengikis cinta tidak semudah seperti membalikkan telapak tangan. Seringkali tetap ada sisa rasa sayang pada mantan.  Virgo tidak menyukai perubahan mendadak meskipun bisa berlatih menyesuaikan diri. Sebagai zodiak yang lebih nyaman dengan rutinitas, putus cinta pasti mengejutkan baginya. Itu pasti akan memberikan perubahan besar dalam hidupnya. Tidak mengherankan jika ia sering termenung dan tanpa sengaja merindukan mantannya. Pada dasarnya Virgo menginginkan hubungan yang langgeng, dan hubungan baru bukanlah tugas yang mudah. Jadi daripada cepat merelakan mantan, Virgo sering terjebak dalam rasa rindu.  Libra adalah orang yang romantis dan tidak menyukai perpisahan. Ketika putus dengan seseorang, kenangan itu pasti masih akan berputar di kepalanya dalam waktu cukup lama. Bahkan ketika ia sudah menjalani hidupnya dengan baik tanpa si mantan, ada kalanya otaknya mengingatkan kembali pada kenangan manis di masa lalu. Tidak peduli seberapa parah mantan telah menyakitinya, Libra adalah sosok yang pengertian dan pemaaf. Ia akan melupakan rasa kesal di masa lalu dan merindukan sisi manis dari mantannya.

Sebagai manusia yang memiliki memori, kita tentu sesekali pernah teringat dengan masa lalu, termasuk ingatan tentang mantan. Beberapa orang merindukan mantannya karena berbagai alasan, dan terkadang rindu tidaknya seseorang terhadap mantan bisa diterbak dari kepribadian zodiaknya. Ini sekian zodiak yang paling sering kangen sama mantannya.

Taurus adalah zodiak yang sangat kaku dalam menghadapi cinta, termasuk tidak mudah rela melepaskan bayangan mantan. Sebegitu keras kepala sifatnya hingga terbawa pada masa lalu. Begitu ia terbiasa dengan rutinitas bersama pasangan, maka kenangan itu akan sangat sulit ia tinggalkan. Jadi untuk membuatnya perlahan mampu melepaskan dan merelakan, sesekali ia pasti akan mengingat mantannya. Bahkan mungkin bukan mantan yang dirindukan seorang Taurus, tapi rasa aman, nyaman dan stabilitas dalam hubunganlah yang sebenarnya dia rindukan.

Salah satu alasan Pisces tidak segera memulai hubungan cinta adalah seringnya ia merasa kangen pada mantan. Bahkan ketika sudah menjalin hubungan cinta baru karena tidak tahan merasa kesepian, otaknya sesekali berputar mengingatkannya pada mantan. Tempat-tempat, makanan, jalan dan berbagai hal bisa mengingatkannya pada mantan. Bagi Pisces, meskipun sudah tak ada lagi cinta, kenangan manis akan selalu terasa manis ketika diingat lagi. Lagipula Pisces mau membuka kesempatan kedua untuk balikan dengan mantan ketika cinta itu masih ada.

Cancer tidak tahu bagaimana cara melepaskan seseorang ketika sudah jatuh cinta. Bahkan terkadang ketika ia sudah disakiti, kebaikan pasangan selalu terbayang di kepalanya sehingga ia mudah memaafkan dan memberikan kesempatan kedua. Ketika pada akhirnya ia menghadapi kata 'putus' karena sudah marah dan tak tahan, itu pasti akan membuatnya menangis berhari-hari karena merindukan mantan yang pernah ia cintai. Bagaimana pun, mengikis cinta tidak semudah seperti membalikkan telapak tangan. Seringkali tetap ada sisa rasa sayang pada mantan.

Virgo tidak menyukai perubahan mendadak meskipun bisa berlatih menyesuaikan diri. Sebagai zodiak yang lebih nyaman dengan rutinitas, putus cinta pasti mengejutkan baginya. Itu pasti akan memberikan perubahan besar dalam hidupnya. Tidak mengherankan jika ia sering termenung dan tanpa sengaja merindukan mantannya. Pada dasarnya Virgo menginginkan hubungan yang langgeng, dan hubungan baru bukanlah tugas yang mudah. Jadi daripada cepat merelakan mantan, Virgo sering terjebak dalam rasa rindu.

Libra adalah orang yang romantis dan tidak menyukai perpisahan. Ketika putus dengan seseorang, kenangan itu pasti masih akan berputar di kepalanya dalam waktu cukup lama. Bahkan ketika ia sudah menjalani hidupnya dengan baik tanpa si mantan, ada kalanya otaknya mengingatkan kembali pada kenangan manis di masa lalu. Tidak peduli seberapa parah mantan telah menyakitinya, Libra adalah sosok yang pengertian dan pemaaf. Ia akan melupakan rasa kesal di masa lalu dan merindukan sisi manis dari mantannya.


Referensi : Zodiak yang Paling Sering Kangen Sama Mantannya