Referensi : 12 Alasan Susah 'Move On' dari Mantan Usai Putus Cinta
Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang taubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri (QS. Al Baqarah: 222)
Go to Blogger edit html and find these sentences. Now replace these with your own descriptions.
Go to Blogger edit html and find these sentences. Now replace these with your own descriptions.
Go to Blogger edit html and find these sentences. Now replace these with your own descriptions.
Go to Blogger edit html and find these sentences. Now replace these with your own descriptions.
Go to Blogger edit html and find these sentences. Now replace these with your own descriptions.
Referensi : 12 Alasan Susah 'Move On' dari Mantan Usai Putus Cinta
Memutuskan hubungan bukan berarti Anda dan mantan sudah tidak saling mencintai. Saat awal putus, Anda pasti merasa tersiksa dengan rasa galau yang kadang secara tidak sadar menginginkannya untuk kembali.
Bahkan, Anda akan lebih sering memperhatikan gerak-geriknya apakah ia masih merasa cinta atau tidak. Jika bertanya-tanya tentang perasaannya sang mantan, berikut 6 tanda kalau dia masih merindukan dan menginginkan Anda kembali dilansir dari Yourtango, Rabu (26/12)
1. Dia Sudah Menjalin Hubungan Baru
Para ahli menunjukkan bahwa memiliki hubungan yang baru adalah umum setelah putus. Namun bisa berarti hubungan ini hanya untuk mengisi kekosongan mantan Anda setelah putus cinta yang menyakitkan.
Jika Anda berdua baru saja putus selama beberapa minggu dan dia sudah berkencan lagi, kemungkinan besar dia masih menyukai Anda. Karena berkencan dengan orang lain saat baru putus hanya sebagai pelarian untuk melupakan.
2. Dia Berkencan Dengan Seseorang yang Tidak Setipe
Seseorang yang masih menaruh hati akan cenderung mendekati seseorang yang tidak memiliki tipe seperti mantan mereka. Artinya Anda tidak tergantikan dan masih ada kemungkinan akan kembali setelah rasa sakit hatinya sudah mulai hilang.
3. Aktif di Media Sosial
Jika mantan pacar masih merespon sosial media Anda seperti memberi like atau berkomentar tentang hal-hal yang diposting, ini adalah tanda bahwa ia mungkin masih memiliki perasaan. Terkadang ia juga memamerkan foto atau video yang menggambarkan bahwa ia sudah bahagia dengan kehidupannya padahal sebenarnya tidak.
4. Dia Tidak Mengembalikan Barang-barang Anda
Selama Anda masih menyimpan barang pemberiannya, begitu juga sebaliknya, Anda berdua akan selalu memiliki urusan yang belum selesai. Sementara jika mantan pacar Anda mengembalikan semua barang setelah putus, ini adalah caranya bahwa dia serius untuk menyudahi hubungan.
5. Dia Tetap Sama
Jika Anda menyadari bahwa mantan pacar sedang mencoba hal-hal baru dan memiliki pengalaman baru, Anda harus mengakui bahwa dia sedang melanjutkan hidupnya. Sedangkan jika ia masih tetap memiliki kehidupan dan penampilan yang sama saat berhubungan dengan Anda, itu tandanya ia masih menunjukkan kalau ia belum move on.
6. Masih Beri Kabar
Ketika Anda dan dia masih saling memberi kabar itu berarti antara kalian berdua masih terjebak dalam cinta masa lalu. Tetapi jika dia memutuskan semua kontak, itu tandanya sang mantan tidak ingin berhubungan sama sekali, ini berarti sudah berakhir.
Referensi : Masih Cinta, Kenali Move On Palsu si Mantan dengan 6 Tanda
Sebagian orang harus mengalami patah hati, meski telah menjalin asmara selama bertahun-tahun.
Bahkan, ada yang masih terngiang-ngiang akan bayangan sang mantan, meski berkali-kali telah disakiti.
Itu hal yang wajar terjadi dan bukan hal yang memalukan, karena ada banyak hal yang dilewatkan setelah kisah cinta berakhir, terlepas dari siapa yang mengakhirinya atau mengapa hubungan itu harus berakhir.
Berpisah dengan orang yang pernah mengisi hari-hari kita memang berat.
Menurut psikolog berlisensi Dr Wyatt Fisher, otak mengalami gejala penarikan besar-besaran yang hampir identik dengan pecandu heroin yang berhenti mengonsumsinya saat berpisah dari orang yang kita cintai.
"Setelah putus, orang-orang biasanya mengalami gejala penarikan sekitar enam bulan dan harus meningkatkan perawatan diri mereka," ucap dia.
Jika mantan telah menjadi bagian besar dalam hidup kita, hal yang normal jika kita masih sering merindukannya.
Butuh waktu untuk melupakannya. Jadi, saat kita dalam proses untuk move on, jangan panik jika tiba-tiba bayangan tentangnya kembali datang menghantui kita.
Ketika pertama kali memulai suatu hubungan, amigdala dan korteks prefrontal di otak mati.
Area-area ini biasanya bertugas membantu membuat penilaian sebelum memutuskan sesuatu.
Ketika area ini mati, kita tak bisa lagi membuat penilaian dan memikirkan hal negatif tentang pasangan.
Semua perasaan indah yang kita alami ketika jatuh cinta pertama kali, terjadi karena otak mengendalikan emosi kita.
Pada dasarnya, otak melakukan segala daya untuk membuat kita kecanduan pada pasangan.
Jadi, setelah kita berpisah dengannya, kita akan merasa kecanduan dengan mantan kekasih.
Menurut antropolog Helen Fisher, cinta bukan emosi melainkan sistem motivasi atau dorongan yang menjadi bagian dari sistem penghargaan otak.
Dan, semua hubungan di masa lalu telah dipandu oleh sistem penghargaan di otak yang akhirnya membuat kita masih terbayang-bayang akan kenangan indah bersama mantan.
Setelah putus, area segmental ventral otak diaktifkan dan meningkatkan dopamin, yang bertanggung jawab atas proses berpikir obsesif dan berulang.
Hal in akan membuat kita merasakan tidak ada cinta sejati di dunia ini dan tak ada gunanya lagi membuka hati untuk cinta yang baru.
Sebaliknya, memahami dari mana perasaan ini berasal dapat membantu kita untuk move on dan melupakan kenangan bersama mantan.
Penelitian yang dilakukan ahli saraf dari University Columbia juga membuktikan, otak memproses kandasnya jalinan asmara di wilayah yang sama dengan rasa sakit fisik.
Namun, bukan berarti putus cinta menyebabkan rasa sakit fisik yang sebenarnya.
Sebaliknya, otak memberi sinyal keduanya adalah peristiwa penting yang harus diperhatikan.
Menyadari jika pikiran dan perasaan ini adalah hal normal juga sangat membantu.
Bagaimanapun juga, bahan kimia ini akan berkurang seiring berjalannya waktu.
Jadi, rasa kehilangan itu hanya bersifat sementara.
Cobalah menghabiskan waktu bersama teman dan keluarga.
Bergabung dengan komunitas dan orang-orang yang kita cintai juga akan membantu kita untuk move on.
Referensi : Alasan Mengapa Kita Masih Kangen Mantan Pacar Padahal Sering Disakiti dan Telah Putus Hubungan
Perasaan tersebut muncul karena Anda pernah menghabiskan waktu bersama dia. Sehingga Anda harus menyesuaikan diri dengan perubahan yang terkait dengan berakhirnya hubungan tersebut.
Bahkan jika hubungan itu tidak sempurna, Anda mungkin merindukan sang mantan karena adanya beberapa kenangan positif dari hubungan tersebut, jelas ahli sosial berlisensi Jenni Jacobsen, yang dikutip dari Marriage.
Jika ini terjadi, janganlah membuat kesalahan dengan menelepon mantan. Sebagai gantinya, ikuti 6 tips dari Times of India berikut untuk menghadapi saat-saat ketika Anda merindukan mantan pasca-nikah.
Pikirkan alasan mengapa orang ini menjadi mantan kekasih. Anda putus karena sesuatu. Ia menjadi mantan karena ada sesuatu yang tidak bisa membuat bersama.
Mungkin Anda dan mantan Anda selalu bertengkar, atau mungkin menjalin hubungan membuat Anda berhenti mengejar tujuan karier Anda.
2. Jangan simpan perasaanmu di dalam
Menekan emosi Anda dapat membuat sulit untuk memprosesnya dan benar-benar pindah dari mantan Anda. Alih-alih mencoba mengendalikan perasaan kehilangan mantan, bagikan perasaan itu dengan seseorang yang dapat Anda percayai, seperti teman dekat. Membiarkan perasaan Anda keluar dapat membantu Anda melepaskannya pada akhirnya.
Namun jika Anda merasa tidak nyaman berbagi perasaan dengan seorang teman, cobalah untuk membuat jurnal untuk melepaskan beberapa emosi negatif Anda terkait perasaan rindu dengan mantan, dan simpan jurnal tersebut di tempat yang aman.
Menyibukkan diri atau menjadi produktif dapat mengalihkan pikiran Anda dari sesuatu yang memicu ingatan tentang mantan. Anda dapat mulai dengan melakukan beberapa tugas di tempat kerja, dan proyek yang ingin Anda lakukan di rumah.
Atau bisa juga hal-hal yang Anda sukai, seperti memasak, yang akan membuat Anda sibuk.
4. Bertemu dengan teman
Alih-alih tinggal di rumah sendirian dan merindukan mantan Anda, manfaatkan kesempatan untuk terhubung kembali dengan teman-teman.
Berkumpul untuk makan malam, menonton film yang sangat ingin Anda tonton, atau kembali menikmati aktivitas favorit Anda bersama teman-teman untuk mengalihkan pikiran Anda dari mantan.
Selain itu, Anda juga bisa mengajak pasangan Anda berkencan dan mengingatkan diri sendiri bahwa pasangan disamping Anda lebih layak mendapatkan cinta dan perhatian yang Anda buang untuk mengingat mantan.
Jika Anda sedang merindukan mantan, yang terbaik adalah mengalihkan perhatian Anda untuk melakukan sesuatu yang baik untuk diri sendiri daripada membiarkan emosi negatif atau sedih meresap.
Sedikit perbaikan diri dapat meningkatkan kepercayaan diri dan suasana hati ketika. Cobalah manjakan diri Anda dengan pakaian baru, pergi ke kafe, atau ikuti kelas yang ingin Anda ikuti untuk memajukan karier Anda.
6. Luangkan waktu untuk bepergian
Buat rencana dengan pasangan Anda, dan lakukan perjalanan pendek atau panjang, apa pun yang dimungkinkan oleh kantong Anda.
Terkadang, perjalanan dengan pasangan adalah semua yang sebenarnya dibutuhkan pikiran Anda.
Selain itu, perubahan pemandangan juga dapat membantu Anda mengubah pola pikir dan move on dari mantan.
Referensi : Sudah Menikah tapi Rindu Mantan Kekasih Harus Bagaimana?
Bukan. Bukan demi balikan lagi sama mantan Anda melakukan aksi ini. Terlebih jika Anda pernah terluka karenanya, maka berharap balikan sama sekali bukan pilihan. Melakukan ini hanya demi ketenangan batin Anda, kok, he he he.
Perihal mengapa merindukan Anda bisa membuat pria tersiksa? Karena ya, siapa sih yang tidak akan tersiksa ketika merindu namun tak mungkin bertemu?
Referensi : Siksa Mantan dengan Membuatnya Merindukan Anda Setengah Mati
erpisah dengan orang yang pernah mengisi hari-hari kita memang berat. Menurut psikolog berlisensi Dr Wyatt Fisher, otak mengalami gejala penarikan besar-besaran yang hampir identik dengan pecandu heroin yang berhenti mengonsumsinya saat berpisah dari orang yang kita cintai. "Setelah putus, orang-orang biasanya mengalami gejala penarikan sekitar enam bulan dan harus meningkatkan perawatan diri mereka," ucap dia.
Pada dasarnya, otak melakukan segala daya untuk membuat kita kecanduan pada pasangan. Jadi, setelah kita berpisah dengannya, kita akan merasa kecanduan dengan mantan kekasih. Menurut antropolog Helen Fisher, cinta bukan emosi melainkan sistem motivasi atau dorongan yang menjadi bagian dari sistem penghargaan otak. Dan, semua hubungan di masa lalu telah dipandu oleh sistem penghargaan di otak yang akhirnya membuat kita masih terbayang-bayang akan kenangan indah bersama mantan. Setelah putus, area segmental ventral otak diaktifkan dan meningkatkan dopamin, yang bertanggung jawab atas proses berpikir obsesif dan berulang.
Hal in akan membuat kita merasakan tidak ada cinta sejati di dunia ini dan tak ada gunanya lagi membuka hati untuk cinta yang baru. Sebaliknya, memahami dari mana perasaan ini berasal dapat membantu kita untuk move on dan melupakan kenangan bersama mantan. Penelitian yang dilakukan ahli saraf dari University Columbia juga membuktikan, otak memproses kandasnya jalinan asmara di wilayah yang sama dengan rasa sakit fisik. Namun, bukan berarti putus cinta menyebabkan rasa sakit fisik yang sebenarnya. Sebaliknya, otak memberi sinyal keduanya adalah peristiwa penting yang harus diperhatikan.
Menyadari jika pikiran dan perasaan ini adalah hal normal juga sangat membantu. Bagaimanapun juga, bahan kimia ini akan berkurang seiring berjalannya waktu. Jadi, rasa kehilangan itu hanya bersifat sementara. Cobalah menghabiskan waktu bersama teman dan keluarga. Bergabung dengan komunitas dan orang-orang yang kita cintai juga akan membantu kita untuk move on. Saat bersama banyak orang yang memberi dukungan, otak akan menghasilkan lebih banyak opioid, horman yang aka membuat kita merasa baik. Jadi, hindarilah menyendiri atau merenungi nasib saat kita baru saja mengalami momen putus cinta. Coblah untuk menghilangkan rasa kesal yang masih mengendap di hati dan pikiran kita. Sadarilah semua yang kita rasakan adalah hal yang normal dan hanya bersifat sementara. Dengan cara ini, kita akan lebih mudah untuk move on dan menemukan tambatan hati yang baru.
Referensi : Kangen Mantan Meski Pernah Disakiti Berkali-kali
Saya sedang mempertimbangkan untuk mengajukan cerai pada suami saya, dengan alasan dia telah melakukan penganiayaan verbal terhadap saya, dalam bentuk penghinaan/gurauan yang bersifat menghina, ucapan-ucapan yang merendahkan, dan mengacuhkan kebutuhan emosional saya. Penganiayaan ini telah membuat saya menderita secara emosional. Dasar apakah yang bisa saya pakai untuk mengajukan gugatan cerai? Dan bukti apa yang harus saya ajukan di sidang? Sebab suami saya selalu bersikap manis di hadapan orang luar, dan tidak pernah memukul saya. Akan sangat sulit bagi saya untuk membuktikan penganiayaan ini. Namun, saya sendiri amat tidak berbahagia dan tidak yakin saya bisa bertahan hidup berumah tangga dalam kondisi semacam ini.
Ulasan Lengkap
Kami turut prihatin atas kejadian yang menimpa Anda. Perceraian seharusnya adalah jalan atau upaya yang paling akhir dipilih ketika menemui masalah dalam perkawinan. Kami berharap Anda dan suami dapat menempuh upaya-upaya lain, seperti berdialog dan berusaha saling memperbaiki diri, untuk menyelamatkan perkawinan Anda berdua. Namun, jika cara-cara tersebut telah dicoba dan suami Anda tetap menyakiti Anda secara verbal dan Anda memang ingin menyelesaikannya melalui jalur hukum berikut di bawah ini penjelasannya.
Untuk melakukan perceraian harus ada cukup alasan bahwa antara suami istri itu tidak akan dapat hidup rukun sebagai suami istri (lihat Pasal 39 ayat [2] UU No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan - “UUP”). Alasan-alasan yang dapat dijadikan dasar untuk perceraian menurut penjelasan Pasal 39 ayat (2) UUP adalah:
Dalam hal akan mengajukan gugatan cerai, dibedakan bagi yang beragama Islam gugatan diajukan ke Pengadilan Agama dan bagi yang beragama selain Islam gugatan diajukan ke Pengadilan Negeri. Lebih jauh, simak Bagaimana Mengurus Perceraian Tanpa Advokat? Nantinya, setelah para pihak tidak berhasil didamaikan lewat proses mediasi, Hakim lah yang akan memutus perceraian tersebut berdasarkan pemeriksaan dan pembuktian di persidangan. Menurut hemat kami, Anda dapat saja menggunakan alasan terus menerus terjadi perselisihan dan pertengkaran dan tidak ada harapan akan hidup rukun lagi sebagai dasar perceraian (penjelasan pasal 39 ayat [2] huruf f UUP).
Selain itu, terkait dengan penganiayaan secara emosional yang Anda alami, sebenarnya dapat dikategorikan sebagai Kekerasan dalam Rumah Tangga (“KDRT”). KDRT adalah setiap perbuatan terhadap seseorang terutama perempuan, yang berakibat timbulnya kesengsaraan atau penderitaan secara fisik, seksual, psikologis, dan/atau penelantaran rumah tangga termasuk ancaman untuk melakukan perbuatan, pemaksaan, atau perampasan kemerdekaan secara melawan hukum dalam lingkup rumah tangga (lihat Pasal 1 UU No. 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga – “UU PKDRT”).
Kekerasan psikis ini dilarang dalam Pasal 5 huruf b UU PKDRT dan setiap orang yang melakukan kekerasan psikis dalam lingkup rumah tangga dapat dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun atau denda paling banyak Rp9 juta (lihat Pasal 45 ayat [1] UU PKDRT). Dalam hal KDRT secara psikis ini dilakukan oleh suami terhadap isteri atau sebaliknya yang tidak menimbulkan penyakit atau halangan untuk menjalankan pekerjaan jabatan atau mata pencaharian atau kegiatan sehari-hari, dipidana dengan pidana penjara paling lama 4 (empat) bulan atau denda paling banyak Rp3 juta (lihat Pasal 45 ayat [2] UU PKDRT). Tindak pidana kekerasan psikis yang dilakukan oleh suami terhadap istrinya ini merupakan delik aduan (lihat Pasal 52 UU PKDRT).
Apabila terbukti secara pidana bahwa suami Anda telah melakukan kekerasan secara psikis terhadap Anda, maka hal tersebut dapat menjadi salah satu dasar yang cukup kuat untuk mengajukan gugatan perceraian. Sementara, yang harus Anda berikan sebagai bukti antara lain saksi (misal: pembantu rumah tangga), dan Anda harus memberikan keterangan yang sebenar-benarnya dan bukti-bukti lain yang mungkin ada.
Akan tetapi, karena pada dasarnya jalur hukum, apalagi hukum pidana, seharusnya merupakan ultimum remidium (upaya terakhir) dalam penyelesaian suatu masalah, kami menyarankan Anda untuk lebih mengedepankan upaya kekeluargaan dengan suami Anda, misalnya dengan berkonsultasi dengan orangtua. Hal ini perlu didahulukan mengingat tujuan dari suatu perkawinan itu sendiri yakni untuk membentuk keluarga yang bahagia dan kekal.
Referensi : Ingin Cerai Karena Suami Suka Menghina