This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences. Now replace these with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences. Now replace these with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences. Now replace these with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences. Now replace these with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences. Now replace these with your own descriptions.

Jumat, 02 September 2022

Kewajiban Suami Terhadap Istri yang Harus Dipenuhi

Kewajiban Suami Terhadap Istri yang Harus Dipenuhi Kewajiban Suami Terhadap Istri yang Harus Dipenuhi. Kewajiban suami terhadap istri merupakan hal yang juga sangat penting untuk dibahas sebagaimana kita seringkali membahas mengenai kewajiban istri yang harus dipenuhi pada suami. Selama ini, nilai yang beredar di masyarakat memang lebih cenderung menuntut para istri untuk menaati perintah suami tanpa diimbangi dengan pemenuhan hak istri yang sebenarnya juga penting untuk dilakukan. Anggapan ini tentu sangat keliru dan tidak adil. Agama Islam sendiri mengajarkan kepada umatnya untuk selalu mengakui bahwa suami dan istri memiliki posisi yang sama dan setara di dalam sebuah pernikahan.  Saat hak dan kewajiban masing-masing telah dipenuhi dengan baik, tentu akan tercipta kehidupan rumah tangga yang sakinah, mawaddah, dan warahmah. Pernikahan juga akan terasa lebih bahagia dan tentram. Jika membahas mengenai kewajiban suami terhadap istri, kira-kira apa saja ya kewajiban suami yang harus dipenuhi menurut Agama Islam.  Kewajiban Suami Terhadap Istri Menurut Imam Al-Ghazali di dalam kitabnya yang berjudul Al-Adab fid Din dalam Majmu’ah Rasail, Imam Ghazali (Kaira, Al-Maktabah At-Taufiqiyyah, halam 442) menjelaskan mengenai adab suami terhadap istrinya, yang berbunyi sebagai berikut:  “Adab suami terhadap Istri, yakni: berinteraksi dengan baik, bertutur kata yang lembut, menunjukkan cinta kasih, bersikap lapang ketika sendiri, tidak terlalu sering mempersoalkan kesalahan, memaafkan jika istri berbuat salah. Kemudian juga menjaga harta istri, tidak banyak mendebat, mengeluarkan biaya untuk kebutuhan istri secara tidak bakhil (pelit), memuliakan keluarga istri, senantiasa memberi janji yang baik, dan selalu bersemangat terhadap istri.”  Di bawah ini adalah beberapa daftar kewajiban suami terhadap istri menurut Agama Islam yang harus dipenuhi, antara lain:  1. Memberikan Mahar Perlu dipahami bahwa mahar bukan hanya sekadar syarat sah menikah saja. Tapi juga sebuah bentuk pemenuhan kewajiban suami terhadap istri untuk pertama kalinya, sekecil apapun nominalnya. Kewajiban untuk memberi mahar kepada istri ini sudah ada di dalam Al-Quran, yakni di dalam Surat An-Nisa yang artinya: “Berikanlah maskawin kepada wanita (yang kamu nikahi) sebagai pemberian dengan penuh kerelaan.”  2. Memberikan Nafkah yang Halal Nafkah merupakan hak istri yang wajib dipenuhi oleh suaminya. Di dalam Islam, suami wajib memberikan dan mencukupi kebutuhan istri yang Ia peroleh dari pekerjaan yang halal dan baik. Perlu diingat bahwa di dalam rumah tangga, kelangsungan hidup istri dan juga anak-anak berada di pundak suami. Kewajiban memberi nafkah yang cukup yakni meliputi, pemenuhan kebutuhan pakaian atau sandang, makanan untuk sehari-hari, rumah atau tempat tinggal yang nyaman dan aman.  3. Menggauli Istri dengan Baik Selain pemenuhan nafkah secara lahir, istri juga berhak dipenuhi kebutuhan nafkah batinnya dan juga lahiriah atau seksualnya. Nafkah batin ini menjadi salah satu kewajiban suami yang wujudnya berupa hubungan suami istri yang bersifat mesra, intim, dan penuh dengan kasih sayang. Untuk kriteria hubungan intim yang baik menurut pandangan Agama Islam yaitu tidak ada unsur paksaan di dalamnya. Dimana kedua belah pihak sama-sama mau dan berlandaskan consent. Apabila istri menolak untuk melakukan hubungan suami istri dengan alasan yang rasional dan kuat, maka seharusnya suami bisa memahaminya dan tidak marah.  4. Menunjukkan Kasih Sayang yang Tulus Kewajiban suami terhadap istri selanjutnya adalah harus selalu menunjukkan kasih sayang kepadanya. Laki-laki tidak perlu selalu terlihat galak ataupun terkesan garang, sebagaimana istri juga tidak perlu selalu bersikap lemah lembut.  Keduanya perlu menjalin komunikasi yang baik, termasuk juga menghindari berbicara dengan cara mengintimidasi dan seakan-akan memerintah satu sama lain. Sehingga, cobalah untuk sebisa mungkin menghindari berbicara dengan nada yang tinggi kepada istri. Terlebih sampai mengeluarkan kata-kata yang kasar dan menyakiti hati. Sikap penuh dengan kasih sayang ini merupakan salah satu tanda sayang yang akan membuat istri merasa sangat disayangi dan dicintai oleh sang suami.  5. Menghormati Istri Kewajiban suami terhadap istri yang harus dilakukan yaitu menghormati istri dalam kondisi apapun. Bentuk dari penghormatan suami kepada istri ini dapat dilakukan dengan berbagai macam cara. Misalnya saja dengan mendengarkan perkataan istri dengan baik, menghargai setiap pendapatnya, melaksanakan perintahnya, dan juga menjaga nama baik istri di depan keluarga serta orang lain.  6. Menghormati Keluarga Istri Seorang suami sudah sepatutnya tidak hanya berbuat baik kepada istrinya saja, tapi juga kepada keluarga dari pihak istri. Dengan menghormati keluarga dari pihak istri akan membuat pasangan merasa lebih tenang dan juga bahagia. Memuliakan keluarga pasangan dapat dilakukan dengan berbagai macam cara. Seperti halnya dengan rutin bersilaturahmi atau sekadar bertukar kabar, menjaga nama baik keluarga, mengirimkan makanan ataupun bingkisan kepada mereka, dan saling membantu ketika sedang kesusahan.  7. Menjaga Aib Istri Di dalam Agama Islam, suami istri bagaikan pakaian yang saling melengkapi satu sama lainnya. Oleh karena itu, salah satu kewajiban suami terhadap istri yaitu menjaga aibnya. Jadi, alangkah lebih baik untuk menghindari menceritakan kejelekan ataupun keburukan istri kepada orang lain, terlebih untuk beberapa hal yang sifatnya pribadi.  Dengan menceritakan kesalahan ataupun kejelekan istri justru akan meningkatkan risiko munculnya masalah rumah tangga yang lebih rumit dan berisiko menyakiti perasaannya. Hal itu pastinya akan membuat istri merasa sedih dan kecewa. Jadi, para suami harus senantiasa menjaga marwah istri dengan cara menyimpan rapat aib istri rapat-rapat. Perlu diingat bahwa orang yang memiliki kedudukan paling buruk di hari kiamat adalah para suami yang gemar menceritakan keburukan istrinya sendiri.  8. Membimbing Istri Suami merupakan imam di dalam keluarga dan kewajiban suami terhadap istri yang paling utama adalah membimbing istri dan keluarga supaya selalu mematuhi perintah Allah SWT dan menjauhi segala larangannya. Membimbing keluarga ini tidak hanya dalam hal agama saja, namun juga tentang kehidupan sosial juga. Misalnya saja dengan memberikan pendidikan yang layak kepada anak-anak, mengizinkan istrinya untuk tetap belajar berbagai hal baik, dan mengajarkan ilmu-ilmu agama yang baik kepada keluarga:  Hal ini dijelaskan dalam surah At-Tahriim, ayat 6, yakni:  Artinya:  “Wahai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu (dan anakmu) dan istrimu dari api neraka, yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya adalah malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka. Dan mereka selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (QS. At-Tahriim 6).  9. Memaafkan Kesalahan Istri Saling memaafkan merupakan sebuah hal yang sangat diwajibkan oleh Agama Islam. Begitu juga dalam konteks kehidupan berumah tangga. Dimana suami seharusnya memaafkan segala kesalahan istri dengan lapang dada dan begitupun sebaliknya, istri juga harus selalu memaafkan kesalahan suami. Memaafkan akan menjauhkan hubungan suami istri dari perasaan dendam yang dapat mengakibatkan keretakan dalam rumah tangga. Selain itu, baik suami ataupun istri harus mengimbanginya dengan komunikasi yang baik. Supaya masing-masing pihak tidak akan mengulangi kesalahan yang sama di kemudian hari.  10. Tidak Pelit Terhadap Istri Sangat disayangkan bahwa masih banyak suami yang bersikap seenaknya terhadap istrinya, memberikan jatah nafkah yang terbatas dan seringkali tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Jadi, untuk para suami, yuk selalu penuhi kewajiban untuk memenuhi semua kebutuhan istri dengan baik. Jangan perhitungan jika ingin memberikan nafkah kepada istri untuk kebutuhan rumah tangga. Toh semuanya juga untuk keluarga bukan? Kondisi ekonomi rumah tangga yang baik dan lancar juga menjadi salah satu kunci ketentraman pernikahan.  11. Menjadi Kepala Keluarga yang Baik Seorang suami merupakan seorang imam. Sehingga memiliki kewajiban untuk menjadi pemimpin rumah tangga yang baik. Caranya yaitu dengan memberikan contoh yang baik kepada istri dan anak-anak, memenuhi semua kebutuhan keluarga dengan baik. Akan tetapi, hal tersebut tidak boleh menjadi pembenaran untuk suami dalam bersikap dominan di dalam keluarga. Perlu diingat bahwa kehidupan rumah tangga harus dilandasi dengan konsep “saling”. Baik itu suami ataupun istri memiliki kedudukan yang sama. Oleh karena itu, pasangan suami istri harus saling membantu.  Allah SWT memandang laki-laki sebagai pelindung keluarga yang dinyatakan dalam Alquran surat An-Nisa, ayat 34:  Artinya:  “Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka.” (Surat An-Nisa’ ayat 34).  12. Melayani Istri Tidak hanya istri saja yang memiliki kewajiban untuk patuh kepada suami. Namun suami juga memiliki kewajiban yang sama yakni melayani istri dengan baik. Cobalah untuk selalu mendengarkan perkataan istri, tanyakan juga apakah istri memerlukan bantuan. Akan lebih baik lagi jika suami memiliki inisiatif sendiri untuk mengerjakan berbagai pekerjaan rumah tangga tanpa perlu disuruh. Hal-hal kecil seperti itulah yang pasti akan membuat istri merasa bahagia dan merasa sangat dicintai oleh suaminya.  13. Memenuhi Keinginan Istri Kewajiban suami terhadap istri selanjutnya adalah memenuhi semua keinginan istri. Selama keinginan istri tidak membebani suami atau bertentangan dengan ajaran agama, maka suami diwajibkan untuk memenuhinya dengan baik dan ikhlas.  14. Tidak Curiga Terhadap Istri Rasa saling percaya merupakan sebuah pondasi yang sangat penting dalam kehidupan berumah tangga. Rumah tangga akan awet dan langgeng jika pasangan suami istri saling percaya satu sama lain dan menghargai tanpa adanya rasa curiga ataupun rasa cemburu yang berlebihan.  Rasulullah sendiri juga menganjurkan para suami untuk jangan menaruh rasa curiga terhadap istrinya sendiri. Jadi, mulai sekarang berhentilah untuk mencari kesalahan istri. Memiliki kebiasaan untuk mengecek ponsel ataupun media sosial pasangan hanya karena ingin tahu juga termasuk ke dalam bentuk rasa curiga yang berlebihan. Maka dari itu, yuk kurangi hal tersebut mulai sekarang.  15. Menjaga Harta Istri Menjaga harta istri adalah salah satu kewajiban suami terhadap istri yang harus dilakukan. Adapun arti dari pernyataan ini adalah suami tidak mengklaim harta istri sebagai milik sendiri dan memakainya dengan sesuka hati. Pastinya suami boleh menggunakan harta istri atau uang memiliki istri selama hal tersebut dilakukan dengan sepengetahuan istri dan izin darinya.  Kedaulatan perempuan atas kepemilikan harta ini sudah tertuang dengan jelas dalam perintah Al-Quran yang ada di dalam Surat An-Nisa’ ayat 4 mengenai kewajiban pemberian mahar oleh seorang suami kepada istrinya.  Artinya:  “Berikanlah maskawin (mahar) kepada wanita (yang kamu nikahi) sebagai pemberian dengan penuh kerelaan. Kemudian jika mereka menyerahkan kepada kamu sebagian dari maskawin itu dengan senang hati, Maka makanlah (ambillah) pemberian itu (sebagai makanan) yang sedap lagi baik akibatnya.” (Surat An-Nisa’ ayat 4).  16. Bertutur Kata yang Lembut Terhadap Istri Hal ini dimaksudkan supaya suami selalu bertutur kata yang lembut dan santun terhadap istrinya. Walaupun seorang suami berperan sebagai kepala keluarga, namun tidak selayaknya Ia mengambil jarak dengan istrinya. Berkomunikasi dengan cara yang baik dan lembut akan membuat hubungan suami istri menjadi semakin harmonis.  Sebagaimana dijelaskan dalam ayat:  (Fa bimaa rohmatim minallahi lingta lahum, walau kunta fazhzhon gholiizhol-qolbi langfadhdhuu min haulika fa’fu ‘an-hum wastaghfir lahum wa syaawir-hum fil-amr, fa izaa ‘azamta fa tawakkal ‘alalloh, innalloha yuhibbul-mutawakkiliin.)  Artinya:  “Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu. Karena itu maafkanlah mereka dan mohonkanlah ampun untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sungguh, Allah mencintai orang yang bertawakal.” (QS. Ali Imran: 159).  17. Memberikan Janji yang Baik Kewajiban suami terhadap istri selanjutnya adalah memberikan janji yang baik. Ini artinya, suami harus senantiasa membiasakan hal baik, agar hubungan antara suami istri menjadi semakin harmonis. Hal tersebut tentu akan berdampak baik untuk kesejahteraan rumah tangga.  18. Bersikap Lapang Saat Sedang Sendiri Para suami seharusnya memiliki kemandirian, sehingga ketika sang istri sedang tidak ada bersamanya, maka Ia harus bisa melayani dirinya sendiri dengan baik tanpa perlu mengeluh.  Demikian penjelasan mengenai kewajiban suami terhadap istri yang harus dipenuhi dan dipahami. Hal ini bertujuan agar hubungan rumah tangga selalu terjalin dengan baik dan bisa membawa suami istri ke dalam kehidupan yang damai dan dekat dengan Allah SWT.. Kewajiban Suami Terhadap Istri yang Harus DipenuhiKewajiban Suami Terhadap Istri yang Harus Dipenuhi. Kewajiban suami terhadap istri merupakan hal yang juga sangat penting untuk dibahas sebagaimana kita seringkali membahas mengenai kewajiban istri yang harus dipenuhi pada suami. Selama ini, nilai yang beredar di masyarakat memang lebih cenderung menuntut para istri untuk menaati perintah suami tanpa diimbangi dengan pemenuhan hak istri yang sebenarnya juga penting untuk dilakukan. Anggapan ini tentu sangat keliru dan tidak adil. Agama Islam sendiri mengajarkan kepada umatnya untuk selalu mengakui bahwa suami dan istri memiliki posisi yang sama dan setara di dalam sebuah pernikahan.  Saat hak dan kewajiban masing-masing telah dipenuhi dengan baik, tentu akan tercipta kehidupan rumah tangga yang sakinah, mawaddah, dan warahmah. Pernikahan juga akan terasa lebih bahagia dan tentram. Jika membahas mengenai kewajiban suami terhadap istri, kira-kira apa saja ya kewajiban suami yang harus dipenuhi menurut Agama Islam.  Kewajiban Suami Terhadap Istri Menurut Imam Al-Ghazali di dalam kitabnya yang berjudul Al-Adab fid Din dalam Majmu’ah Rasail, Imam Ghazali (Kaira, Al-Maktabah At-Taufiqiyyah, halam 442) menjelaskan mengenai adab suami terhadap istrinya, yang berbunyi sebagai berikut:  “Adab suami terhadap Istri, yakni: berinteraksi dengan baik, bertutur kata yang lembut, menunjukkan cinta kasih, bersikap lapang ketika sendiri, tidak terlalu sering mempersoalkan kesalahan, memaafkan jika istri berbuat salah. Kemudian juga menjaga harta istri, tidak banyak mendebat, mengeluarkan biaya untuk kebutuhan istri secara tidak bakhil (pelit), memuliakan keluarga istri, senantiasa memberi janji yang baik, dan selalu bersemangat terhadap istri.”  Di bawah ini adalah beberapa daftar kewajiban suami terhadap istri menurut Agama Islam yang harus dipenuhi, antara lain:  1. Memberikan Mahar Perlu dipahami bahwa mahar bukan hanya sekadar syarat sah menikah saja. Tapi juga sebuah bentuk pemenuhan kewajiban suami terhadap istri untuk pertama kalinya, sekecil apapun nominalnya. Kewajiban untuk memberi mahar kepada istri ini sudah ada di dalam Al-Quran, yakni di dalam Surat An-Nisa yang artinya: “Berikanlah maskawin kepada wanita (yang kamu nikahi) sebagai pemberian dengan penuh kerelaan.”  2. Memberikan Nafkah yang Halal Nafkah merupakan hak istri yang wajib dipenuhi oleh suaminya. Di dalam Islam, suami wajib memberikan dan mencukupi kebutuhan istri yang Ia peroleh dari pekerjaan yang halal dan baik. Perlu diingat bahwa di dalam rumah tangga, kelangsungan hidup istri dan juga anak-anak berada di pundak suami. Kewajiban memberi nafkah yang cukup yakni meliputi, pemenuhan kebutuhan pakaian atau sandang, makanan untuk sehari-hari, rumah atau tempat tinggal yang nyaman dan aman.  3. Menggauli Istri dengan Baik Selain pemenuhan nafkah secara lahir, istri juga berhak dipenuhi kebutuhan nafkah batinnya dan juga lahiriah atau seksualnya. Nafkah batin ini menjadi salah satu kewajiban suami yang wujudnya berupa hubungan suami istri yang bersifat mesra, intim, dan penuh dengan kasih sayang. Untuk kriteria hubungan intim yang baik menurut pandangan Agama Islam yaitu tidak ada unsur paksaan di dalamnya. Dimana kedua belah pihak sama-sama mau dan berlandaskan consent. Apabila istri menolak untuk melakukan hubungan suami istri dengan alasan yang rasional dan kuat, maka seharusnya suami bisa memahaminya dan tidak marah.  4. Menunjukkan Kasih Sayang yang Tulus Kewajiban suami terhadap istri selanjutnya adalah harus selalu menunjukkan kasih sayang kepadanya. Laki-laki tidak perlu selalu terlihat galak ataupun terkesan garang, sebagaimana istri juga tidak perlu selalu bersikap lemah lembut.  Keduanya perlu menjalin komunikasi yang baik, termasuk juga menghindari berbicara dengan cara mengintimidasi dan seakan-akan memerintah satu sama lain. Sehingga, cobalah untuk sebisa mungkin menghindari berbicara dengan nada yang tinggi kepada istri. Terlebih sampai mengeluarkan kata-kata yang kasar dan menyakiti hati. Sikap penuh dengan kasih sayang ini merupakan salah satu tanda sayang yang akan membuat istri merasa sangat disayangi dan dicintai oleh sang suami.  5. Menghormati Istri Kewajiban suami terhadap istri yang harus dilakukan yaitu menghormati istri dalam kondisi apapun. Bentuk dari penghormatan suami kepada istri ini dapat dilakukan dengan berbagai macam cara. Misalnya saja dengan mendengarkan perkataan istri dengan baik, menghargai setiap pendapatnya, melaksanakan perintahnya, dan juga menjaga nama baik istri di depan keluarga serta orang lain.  6. Menghormati Keluarga Istri Seorang suami sudah sepatutnya tidak hanya berbuat baik kepada istrinya saja, tapi juga kepada keluarga dari pihak istri. Dengan menghormati keluarga dari pihak istri akan membuat pasangan merasa lebih tenang dan juga bahagia. Memuliakan keluarga pasangan dapat dilakukan dengan berbagai macam cara. Seperti halnya dengan rutin bersilaturahmi atau sekadar bertukar kabar, menjaga nama baik keluarga, mengirimkan makanan ataupun bingkisan kepada mereka, dan saling membantu ketika sedang kesusahan.  7. Menjaga Aib Istri Di dalam Agama Islam, suami istri bagaikan pakaian yang saling melengkapi satu sama lainnya. Oleh karena itu, salah satu kewajiban suami terhadap istri yaitu menjaga aibnya. Jadi, alangkah lebih baik untuk menghindari menceritakan kejelekan ataupun keburukan istri kepada orang lain, terlebih untuk beberapa hal yang sifatnya pribadi.  Dengan menceritakan kesalahan ataupun kejelekan istri justru akan meningkatkan risiko munculnya masalah rumah tangga yang lebih rumit dan berisiko menyakiti perasaannya. Hal itu pastinya akan membuat istri merasa sedih dan kecewa. Jadi, para suami harus senantiasa menjaga marwah istri dengan cara menyimpan rapat aib istri rapat-rapat. Perlu diingat bahwa orang yang memiliki kedudukan paling buruk di hari kiamat adalah para suami yang gemar menceritakan keburukan istrinya sendiri.  8. Membimbing Istri Suami merupakan imam di dalam keluarga dan kewajiban suami terhadap istri yang paling utama adalah membimbing istri dan keluarga supaya selalu mematuhi perintah Allah SWT dan menjauhi segala larangannya. Membimbing keluarga ini tidak hanya dalam hal agama saja, namun juga tentang kehidupan sosial juga. Misalnya saja dengan memberikan pendidikan yang layak kepada anak-anak, mengizinkan istrinya untuk tetap belajar berbagai hal baik, dan mengajarkan ilmu-ilmu agama yang baik kepada keluarga:  Hal ini dijelaskan dalam surah At-Tahriim, ayat 6, yakni:  Artinya:  “Wahai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu (dan anakmu) dan istrimu dari api neraka, yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya adalah malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka. Dan mereka selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (QS. At-Tahriim 6).  9. Memaafkan Kesalahan Istri Saling memaafkan merupakan sebuah hal yang sangat diwajibkan oleh Agama Islam. Begitu juga dalam konteks kehidupan berumah tangga. Dimana suami seharusnya memaafkan segala kesalahan istri dengan lapang dada dan begitupun sebaliknya, istri juga harus selalu memaafkan kesalahan suami. Memaafkan akan menjauhkan hubungan suami istri dari perasaan dendam yang dapat mengakibatkan keretakan dalam rumah tangga. Selain itu, baik suami ataupun istri harus mengimbanginya dengan komunikasi yang baik. Supaya masing-masing pihak tidak akan mengulangi kesalahan yang sama di kemudian hari.  10. Tidak Pelit Terhadap Istri Sangat disayangkan bahwa masih banyak suami yang bersikap seenaknya terhadap istrinya, memberikan jatah nafkah yang terbatas dan seringkali tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Jadi, untuk para suami, yuk selalu penuhi kewajiban untuk memenuhi semua kebutuhan istri dengan baik. Jangan perhitungan jika ingin memberikan nafkah kepada istri untuk kebutuhan rumah tangga. Toh semuanya juga untuk keluarga bukan? Kondisi ekonomi rumah tangga yang baik dan lancar juga menjadi salah satu kunci ketentraman pernikahan.  11. Menjadi Kepala Keluarga yang Baik Seorang suami merupakan seorang imam. Sehingga memiliki kewajiban untuk menjadi pemimpin rumah tangga yang baik. Caranya yaitu dengan memberikan contoh yang baik kepada istri dan anak-anak, memenuhi semua kebutuhan keluarga dengan baik. Akan tetapi, hal tersebut tidak boleh menjadi pembenaran untuk suami dalam bersikap dominan di dalam keluarga. Perlu diingat bahwa kehidupan rumah tangga harus dilandasi dengan konsep “saling”. Baik itu suami ataupun istri memiliki kedudukan yang sama. Oleh karena itu, pasangan suami istri harus saling membantu.  Allah SWT memandang laki-laki sebagai pelindung keluarga yang dinyatakan dalam Alquran surat An-Nisa, ayat 34:  Artinya:  “Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka.” (Surat An-Nisa’ ayat 34).  12. Melayani Istri Tidak hanya istri saja yang memiliki kewajiban untuk patuh kepada suami. Namun suami juga memiliki kewajiban yang sama yakni melayani istri dengan baik. Cobalah untuk selalu mendengarkan perkataan istri, tanyakan juga apakah istri memerlukan bantuan. Akan lebih baik lagi jika suami memiliki inisiatif sendiri untuk mengerjakan berbagai pekerjaan rumah tangga tanpa perlu disuruh. Hal-hal kecil seperti itulah yang pasti akan membuat istri merasa bahagia dan merasa sangat dicintai oleh suaminya.  13. Memenuhi Keinginan Istri Kewajiban suami terhadap istri selanjutnya adalah memenuhi semua keinginan istri. Selama keinginan istri tidak membebani suami atau bertentangan dengan ajaran agama, maka suami diwajibkan untuk memenuhinya dengan baik dan ikhlas.  14. Tidak Curiga Terhadap Istri Rasa saling percaya merupakan sebuah pondasi yang sangat penting dalam kehidupan berumah tangga. Rumah tangga akan awet dan langgeng jika pasangan suami istri saling percaya satu sama lain dan menghargai tanpa adanya rasa curiga ataupun rasa cemburu yang berlebihan.  Rasulullah sendiri juga menganjurkan para suami untuk jangan menaruh rasa curiga terhadap istrinya sendiri. Jadi, mulai sekarang berhentilah untuk mencari kesalahan istri. Memiliki kebiasaan untuk mengecek ponsel ataupun media sosial pasangan hanya karena ingin tahu juga termasuk ke dalam bentuk rasa curiga yang berlebihan. Maka dari itu, yuk kurangi hal tersebut mulai sekarang.  15. Menjaga Harta Istri Menjaga harta istri adalah salah satu kewajiban suami terhadap istri yang harus dilakukan. Adapun arti dari pernyataan ini adalah suami tidak mengklaim harta istri sebagai milik sendiri dan memakainya dengan sesuka hati. Pastinya suami boleh menggunakan harta istri atau uang memiliki istri selama hal tersebut dilakukan dengan sepengetahuan istri dan izin darinya.  Kedaulatan perempuan atas kepemilikan harta ini sudah tertuang dengan jelas dalam perintah Al-Quran yang ada di dalam Surat An-Nisa’ ayat 4 mengenai kewajiban pemberian mahar oleh seorang suami kepada istrinya.  Artinya:  “Berikanlah maskawin (mahar) kepada wanita (yang kamu nikahi) sebagai pemberian dengan penuh kerelaan. Kemudian jika mereka menyerahkan kepada kamu sebagian dari maskawin itu dengan senang hati, Maka makanlah (ambillah) pemberian itu (sebagai makanan) yang sedap lagi baik akibatnya.” (Surat An-Nisa’ ayat 4).  16. Bertutur Kata yang Lembut Terhadap Istri Hal ini dimaksudkan supaya suami selalu bertutur kata yang lembut dan santun terhadap istrinya. Walaupun seorang suami berperan sebagai kepala keluarga, namun tidak selayaknya Ia mengambil jarak dengan istrinya. Berkomunikasi dengan cara yang baik dan lembut akan membuat hubungan suami istri menjadi semakin harmonis.  Sebagaimana dijelaskan dalam ayat:  (Fa bimaa rohmatim minallahi lingta lahum, walau kunta fazhzhon gholiizhol-qolbi langfadhdhuu min haulika fa’fu ‘an-hum wastaghfir lahum wa syaawir-hum fil-amr, fa izaa ‘azamta fa tawakkal ‘alalloh, innalloha yuhibbul-mutawakkiliin.)  Artinya:  “Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu. Karena itu maafkanlah mereka dan mohonkanlah ampun untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sungguh, Allah mencintai orang yang bertawakal.” (QS. Ali Imran: 159).  17. Memberikan Janji yang Baik Kewajiban suami terhadap istri selanjutnya adalah memberikan janji yang baik. Ini artinya, suami harus senantiasa membiasakan hal baik, agar hubungan antara suami istri menjadi semakin harmonis. Hal tersebut tentu akan berdampak baik untuk kesejahteraan rumah tangga.  18. Bersikap Lapang Saat Sedang Sendiri Para suami seharusnya memiliki kemandirian, sehingga ketika sang istri sedang tidak ada bersamanya, maka Ia harus bisa melayani dirinya sendiri dengan baik tanpa perlu mengeluh.  Demikian penjelasan mengenai kewajiban suami terhadap istri yang harus dipenuhi dan dipahami. Hal ini bertujuan agar hubungan rumah tangga selalu terjalin dengan baik dan bisa membawa suami istri ke dalam kehidupan yang damai dan dekat dengan Allah SWT.    Referensi : Kewajiban Suami Terhadap Istri yang Harus Dipenuhi Kewajiban Suami Terhadap Istri yang Harus Dipenuhi Kewajiban Suami Terhadap Istri yang Harus Dipenuhi. Kewajiban suami terhadap istri merupakan hal yang juga sangat penting untuk dibahas sebagaimana kita seringkali membahas mengenai kewajiban istri yang harus dipenuhi pada suami. Selama ini, nilai yang beredar di masyarakat memang lebih cenderung menuntut para istri untuk menaati perintah suami tanpa diimbangi dengan pemenuhan hak istri yang sebenarnya juga penting untuk dilakukan. Anggapan ini tentu sangat keliru dan tidak adil. Agama Islam sendiri mengajarkan kepada umatnya untuk selalu mengakui bahwa suami dan istri memiliki posisi yang sama dan setara di dalam sebuah pernikahan.  Saat hak dan kewajiban masing-masing telah dipenuhi dengan baik, tentu akan tercipta kehidupan rumah tangga yang sakinah, mawaddah, dan warahmah. Pernikahan juga akan terasa lebih bahagia dan tentram. Jika membahas mengenai kewajiban suami terhadap istri, kira-kira apa saja ya kewajiban suami yang harus dipenuhi menurut Agama Islam.  Kewajiban Suami Terhadap Istri Menurut Imam Al-Ghazali di dalam kitabnya yang berjudul Al-Adab fid Din dalam Majmu’ah Rasail, Imam Ghazali (Kaira, Al-Maktabah At-Taufiqiyyah, halam 442) menjelaskan mengenai adab suami terhadap istrinya, yang berbunyi sebagai berikut:  “Adab suami terhadap Istri, yakni: berinteraksi dengan baik, bertutur kata yang lembut, menunjukkan cinta kasih, bersikap lapang ketika sendiri, tidak terlalu sering mempersoalkan kesalahan, memaafkan jika istri berbuat salah. Kemudian juga menjaga harta istri, tidak banyak mendebat, mengeluarkan biaya untuk kebutuhan istri secara tidak bakhil (pelit), memuliakan keluarga istri, senantiasa memberi janji yang baik, dan selalu bersemangat terhadap istri.”  Di bawah ini adalah beberapa daftar kewajiban suami terhadap istri menurut Agama Islam yang harus dipenuhi, antara lain:  1. Memberikan Mahar Perlu dipahami bahwa mahar bukan hanya sekadar syarat sah menikah saja. Tapi juga sebuah bentuk pemenuhan kewajiban suami terhadap istri untuk pertama kalinya, sekecil apapun nominalnya. Kewajiban untuk memberi mahar kepada istri ini sudah ada di dalam Al-Quran, yakni di dalam Surat An-Nisa yang artinya: “Berikanlah maskawin kepada wanita (yang kamu nikahi) sebagai pemberian dengan penuh kerelaan.”  2. Memberikan Nafkah yang Halal Nafkah merupakan hak istri yang wajib dipenuhi oleh suaminya. Di dalam Islam, suami wajib memberikan dan mencukupi kebutuhan istri yang Ia peroleh dari pekerjaan yang halal dan baik. Perlu diingat bahwa di dalam rumah tangga, kelangsungan hidup istri dan juga anak-anak berada di pundak suami. Kewajiban memberi nafkah yang cukup yakni meliputi, pemenuhan kebutuhan pakaian atau sandang, makanan untuk sehari-hari, rumah atau tempat tinggal yang nyaman dan aman.  3. Menggauli Istri dengan Baik Selain pemenuhan nafkah secara lahir, istri juga berhak dipenuhi kebutuhan nafkah batinnya dan juga lahiriah atau seksualnya. Nafkah batin ini menjadi salah satu kewajiban suami yang wujudnya berupa hubungan suami istri yang bersifat mesra, intim, dan penuh dengan kasih sayang. Untuk kriteria hubungan intim yang baik menurut pandangan Agama Islam yaitu tidak ada unsur paksaan di dalamnya. Dimana kedua belah pihak sama-sama mau dan berlandaskan consent. Apabila istri menolak untuk melakukan hubungan suami istri dengan alasan yang rasional dan kuat, maka seharusnya suami bisa memahaminya dan tidak marah.  4. Menunjukkan Kasih Sayang yang Tulus Kewajiban suami terhadap istri selanjutnya adalah harus selalu menunjukkan kasih sayang kepadanya. Laki-laki tidak perlu selalu terlihat galak ataupun terkesan garang, sebagaimana istri juga tidak perlu selalu bersikap lemah lembut.  Keduanya perlu menjalin komunikasi yang baik, termasuk juga menghindari berbicara dengan cara mengintimidasi dan seakan-akan memerintah satu sama lain. Sehingga, cobalah untuk sebisa mungkin menghindari berbicara dengan nada yang tinggi kepada istri. Terlebih sampai mengeluarkan kata-kata yang kasar dan menyakiti hati. Sikap penuh dengan kasih sayang ini merupakan salah satu tanda sayang yang akan membuat istri merasa sangat disayangi dan dicintai oleh sang suami.  5. Menghormati Istri Kewajiban suami terhadap istri yang harus dilakukan yaitu menghormati istri dalam kondisi apapun. Bentuk dari penghormatan suami kepada istri ini dapat dilakukan dengan berbagai macam cara. Misalnya saja dengan mendengarkan perkataan istri dengan baik, menghargai setiap pendapatnya, melaksanakan perintahnya, dan juga menjaga nama baik istri di depan keluarga serta orang lain.  6. Menghormati Keluarga Istri Seorang suami sudah sepatutnya tidak hanya berbuat baik kepada istrinya saja, tapi juga kepada keluarga dari pihak istri. Dengan menghormati keluarga dari pihak istri akan membuat pasangan merasa lebih tenang dan juga bahagia. Memuliakan keluarga pasangan dapat dilakukan dengan berbagai macam cara. Seperti halnya dengan rutin bersilaturahmi atau sekadar bertukar kabar, menjaga nama baik keluarga, mengirimkan makanan ataupun bingkisan kepada mereka, dan saling membantu ketika sedang kesusahan.  7. Menjaga Aib Istri Di dalam Agama Islam, suami istri bagaikan pakaian yang saling melengkapi satu sama lainnya. Oleh karena itu, salah satu kewajiban suami terhadap istri yaitu menjaga aibnya. Jadi, alangkah lebih baik untuk menghindari menceritakan kejelekan ataupun keburukan istri kepada orang lain, terlebih untuk beberapa hal yang sifatnya pribadi.  Dengan menceritakan kesalahan ataupun kejelekan istri justru akan meningkatkan risiko munculnya masalah rumah tangga yang lebih rumit dan berisiko menyakiti perasaannya. Hal itu pastinya akan membuat istri merasa sedih dan kecewa. Jadi, para suami harus senantiasa menjaga marwah istri dengan cara menyimpan rapat aib istri rapat-rapat. Perlu diingat bahwa orang yang memiliki kedudukan paling buruk di hari kiamat adalah para suami yang gemar menceritakan keburukan istrinya sendiri.  8. Membimbing Istri Suami merupakan imam di dalam keluarga dan kewajiban suami terhadap istri yang paling utama adalah membimbing istri dan keluarga supaya selalu mematuhi perintah Allah SWT dan menjauhi segala larangannya. Membimbing keluarga ini tidak hanya dalam hal agama saja, namun juga tentang kehidupan sosial juga. Misalnya saja dengan memberikan pendidikan yang layak kepada anak-anak, mengizinkan istrinya untuk tetap belajar berbagai hal baik, dan mengajarkan ilmu-ilmu agama yang baik kepada keluarga:  Hal ini dijelaskan dalam surah At-Tahriim, ayat 6, yakni:  Artinya:  “Wahai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu (dan anakmu) dan istrimu dari api neraka, yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya adalah malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka. Dan mereka selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (QS. At-Tahriim 6).  9. Memaafkan Kesalahan Istri Saling memaafkan merupakan sebuah hal yang sangat diwajibkan oleh Agama Islam. Begitu juga dalam konteks kehidupan berumah tangga. Dimana suami seharusnya memaafkan segala kesalahan istri dengan lapang dada dan begitupun sebaliknya, istri juga harus selalu memaafkan kesalahan suami. Memaafkan akan menjauhkan hubungan suami istri dari perasaan dendam yang dapat mengakibatkan keretakan dalam rumah tangga. Selain itu, baik suami ataupun istri harus mengimbanginya dengan komunikasi yang baik. Supaya masing-masing pihak tidak akan mengulangi kesalahan yang sama di kemudian hari.  10. Tidak Pelit Terhadap Istri Sangat disayangkan bahwa masih banyak suami yang bersikap seenaknya terhadap istrinya, memberikan jatah nafkah yang terbatas dan seringkali tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Jadi, untuk para suami, yuk selalu penuhi kewajiban untuk memenuhi semua kebutuhan istri dengan baik. Jangan perhitungan jika ingin memberikan nafkah kepada istri untuk kebutuhan rumah tangga. Toh semuanya juga untuk keluarga bukan? Kondisi ekonomi rumah tangga yang baik dan lancar juga menjadi salah satu kunci ketentraman pernikahan.  11. Menjadi Kepala Keluarga yang Baik Seorang suami merupakan seorang imam. Sehingga memiliki kewajiban untuk menjadi pemimpin rumah tangga yang baik. Caranya yaitu dengan memberikan contoh yang baik kepada istri dan anak-anak, memenuhi semua kebutuhan keluarga dengan baik. Akan tetapi, hal tersebut tidak boleh menjadi pembenaran untuk suami dalam bersikap dominan di dalam keluarga. Perlu diingat bahwa kehidupan rumah tangga harus dilandasi dengan konsep “saling”. Baik itu suami ataupun istri memiliki kedudukan yang sama. Oleh karena itu, pasangan suami istri harus saling membantu.  Allah SWT memandang laki-laki sebagai pelindung keluarga yang dinyatakan dalam Alquran surat An-Nisa, ayat 34:  Artinya:  “Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka.” (Surat An-Nisa’ ayat 34).  12. Melayani Istri Tidak hanya istri saja yang memiliki kewajiban untuk patuh kepada suami. Namun suami juga memiliki kewajiban yang sama yakni melayani istri dengan baik. Cobalah untuk selalu mendengarkan perkataan istri, tanyakan juga apakah istri memerlukan bantuan. Akan lebih baik lagi jika suami memiliki inisiatif sendiri untuk mengerjakan berbagai pekerjaan rumah tangga tanpa perlu disuruh. Hal-hal kecil seperti itulah yang pasti akan membuat istri merasa bahagia dan merasa sangat dicintai oleh suaminya.  13. Memenuhi Keinginan Istri Kewajiban suami terhadap istri selanjutnya adalah memenuhi semua keinginan istri. Selama keinginan istri tidak membebani suami atau bertentangan dengan ajaran agama, maka suami diwajibkan untuk memenuhinya dengan baik dan ikhlas.  14. Tidak Curiga Terhadap Istri Rasa saling percaya merupakan sebuah pondasi yang sangat penting dalam kehidupan berumah tangga. Rumah tangga akan awet dan langgeng jika pasangan suami istri saling percaya satu sama lain dan menghargai tanpa adanya rasa curiga ataupun rasa cemburu yang berlebihan.  Rasulullah sendiri juga menganjurkan para suami untuk jangan menaruh rasa curiga terhadap istrinya sendiri. Jadi, mulai sekarang berhentilah untuk mencari kesalahan istri. Memiliki kebiasaan untuk mengecek ponsel ataupun media sosial pasangan hanya karena ingin tahu juga termasuk ke dalam bentuk rasa curiga yang berlebihan. Maka dari itu, yuk kurangi hal tersebut mulai sekarang.  15. Menjaga Harta Istri Menjaga harta istri adalah salah satu kewajiban suami terhadap istri yang harus dilakukan. Adapun arti dari pernyataan ini adalah suami tidak mengklaim harta istri sebagai milik sendiri dan memakainya dengan sesuka hati. Pastinya suami boleh menggunakan harta istri atau uang memiliki istri selama hal tersebut dilakukan dengan sepengetahuan istri dan izin darinya.  Kedaulatan perempuan atas kepemilikan harta ini sudah tertuang dengan jelas dalam perintah Al-Quran yang ada di dalam Surat An-Nisa’ ayat 4 mengenai kewajiban pemberian mahar oleh seorang suami kepada istrinya.  Artinya:  “Berikanlah maskawin (mahar) kepada wanita (yang kamu nikahi) sebagai pemberian dengan penuh kerelaan. Kemudian jika mereka menyerahkan kepada kamu sebagian dari maskawin itu dengan senang hati, Maka makanlah (ambillah) pemberian itu (sebagai makanan) yang sedap lagi baik akibatnya.” (Surat An-Nisa’ ayat 4).  16. Bertutur Kata yang Lembut Terhadap Istri Hal ini dimaksudkan supaya suami selalu bertutur kata yang lembut dan santun terhadap istrinya. Walaupun seorang suami berperan sebagai kepala keluarga, namun tidak selayaknya Ia mengambil jarak dengan istrinya. Berkomunikasi dengan cara yang baik dan lembut akan membuat hubungan suami istri menjadi semakin harmonis.  Sebagaimana dijelaskan dalam ayat:  (Fa bimaa rohmatim minallahi lingta lahum, walau kunta fazhzhon gholiizhol-qolbi langfadhdhuu min haulika fa’fu ‘an-hum wastaghfir lahum wa syaawir-hum fil-amr, fa izaa ‘azamta fa tawakkal ‘alalloh, innalloha yuhibbul-mutawakkiliin.)  Artinya:  “Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu. Karena itu maafkanlah mereka dan mohonkanlah ampun untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sungguh, Allah mencintai orang yang bertawakal.” (QS. Ali Imran: 159).  17. Memberikan Janji yang Baik Kewajiban suami terhadap istri selanjutnya adalah memberikan janji yang baik. Ini artinya, suami harus senantiasa membiasakan hal baik, agar hubungan antara suami istri menjadi semakin harmonis. Hal tersebut tentu akan berdampak baik untuk kesejahteraan rumah tangga.  18. Bersikap Lapang Saat Sedang Sendiri Para suami seharusnya memiliki kemandirian, sehingga ketika sang istri sedang tidak ada bersamanya, maka Ia harus bisa melayani dirinya sendiri dengan baik tanpa perlu mengeluh.  Demikian penjelasan mengenai kewajiban suami terhadap istri yang harus dipenuhi dan dipahami. Hal ini bertujuan agar hubungan rumah tangga selalu terjalin dengan baik dan bisa membawa suami istri ke dalam kehidupan yang damai dan dekat dengan Allah SWT.. Kewajiban Suami Terhadap Istri yang Harus Dipenuhi
Kewajiban Suami Terhadap Istri yang Harus Dipenuhi. 
Kewajiban suami terhadap istri merupakan hal yang juga sangat penting untuk dibahas sebagaimana kita seringkali membahas mengenai kewajiban istri yang harus dipenuhi pada suami. Selama ini, nilai yang beredar di masyarakat memang lebih cenderung menuntut para istri untuk menaati perintah suami tanpa diimbangi dengan pemenuhan hak istri yang sebenarnya juga penting untuk dilakukan.

Anggapan ini tentu sangat keliru dan tidak adil. Agama Islam sendiri mengajarkan kepada umatnya untuk selalu mengakui bahwa suami dan istri memiliki posisi yang sama dan setara di dalam sebuah pernikahan.

Saat hak dan kewajiban masing-masing telah dipenuhi dengan baik, tentu akan tercipta kehidupan rumah tangga yang sakinah, mawaddah, dan warahmah. Pernikahan juga akan terasa lebih bahagia dan tentram. Jika membahas mengenai kewajiban suami terhadap istri, kira-kira apa saja ya kewajiban suami yang harus dipenuhi menurut Agama Islam.

Kewajiban Suami Terhadap Istri

Menurut Imam Al-Ghazali di dalam kitabnya yang berjudul Al-Adab fid Din dalam Majmu’ah Rasail, Imam Ghazali (Kaira, Al-Maktabah At-Taufiqiyyah, halam 442) menjelaskan mengenai adab suami terhadap istrinya, yang berbunyi sebagai berikut:

“Adab suami terhadap Istri, yakni: berinteraksi dengan baik, bertutur kata yang lembut, menunjukkan cinta kasih, bersikap lapang ketika sendiri, tidak terlalu sering mempersoalkan kesalahan, memaafkan jika istri berbuat salah. Kemudian juga menjaga harta istri, tidak banyak mendebat, mengeluarkan biaya untuk kebutuhan istri secara tidak bakhil (pelit), memuliakan keluarga istri, senantiasa memberi janji yang baik, dan selalu bersemangat terhadap istri.”

Di bawah ini adalah beberapa daftar kewajiban suami terhadap istri menurut Agama Islam yang harus dipenuhi, antara lain:

1. Memberikan Mahar

Perlu dipahami bahwa mahar bukan hanya sekadar syarat sah menikah saja. Tapi juga sebuah bentuk pemenuhan kewajiban suami terhadap istri untuk pertama kalinya, sekecil apapun nominalnya. Kewajiban untuk memberi mahar kepada istri ini sudah ada di dalam Al-Quran, yakni di dalam Surat An-Nisa yang artinya: “Berikanlah maskawin kepada wanita (yang kamu nikahi) sebagai pemberian dengan penuh kerelaan.”

2. Memberikan Nafkah yang Halal

Nafkah merupakan hak istri yang wajib dipenuhi oleh suaminya. Di dalam Islam, suami wajib memberikan dan mencukupi kebutuhan istri yang Ia peroleh dari pekerjaan yang halal dan baik. Perlu diingat bahwa di dalam rumah tangga, kelangsungan hidup istri dan juga anak-anak berada di pundak suami. Kewajiban memberi nafkah yang cukup yakni meliputi, pemenuhan kebutuhan pakaian atau sandang, makanan untuk sehari-hari, rumah atau tempat tinggal yang nyaman dan aman.

3. Menggauli Istri dengan Baik

Selain pemenuhan nafkah secara lahir, istri juga berhak dipenuhi kebutuhan nafkah batinnya dan juga lahiriah atau seksualnya. Nafkah batin ini menjadi salah satu kewajiban suami yang wujudnya berupa hubungan suami istri yang bersifat mesra, intim, dan penuh dengan kasih sayang. Untuk kriteria hubungan intim yang baik menurut pandangan Agama Islam yaitu tidak ada unsur paksaan di dalamnya. Dimana kedua belah pihak sama-sama mau dan berlandaskan consent. Apabila istri menolak untuk melakukan hubungan suami istri dengan alasan yang rasional dan kuat, maka seharusnya suami bisa memahaminya dan tidak marah.

4. Menunjukkan Kasih Sayang yang Tulus

Kewajiban suami terhadap istri selanjutnya adalah harus selalu menunjukkan kasih sayang kepadanya. Laki-laki tidak perlu selalu terlihat galak ataupun terkesan garang, sebagaimana istri juga tidak perlu selalu bersikap lemah lembut.

Keduanya perlu menjalin komunikasi yang baik, termasuk juga menghindari berbicara dengan cara mengintimidasi dan seakan-akan memerintah satu sama lain. Sehingga, cobalah untuk sebisa mungkin menghindari berbicara dengan nada yang tinggi kepada istri. Terlebih sampai mengeluarkan kata-kata yang kasar dan menyakiti hati. Sikap penuh dengan kasih sayang ini merupakan salah satu tanda sayang yang akan membuat istri merasa sangat disayangi dan dicintai oleh sang suami.

5. Menghormati Istri

Kewajiban suami terhadap istri yang harus dilakukan yaitu menghormati istri dalam kondisi apapun. Bentuk dari penghormatan suami kepada istri ini dapat dilakukan dengan berbagai macam cara. Misalnya saja dengan mendengarkan perkataan istri dengan baik, menghargai setiap pendapatnya, melaksanakan perintahnya, dan juga menjaga nama baik istri di depan keluarga serta orang lain.

6. Menghormati Keluarga Istri

Seorang suami sudah sepatutnya tidak hanya berbuat baik kepada istrinya saja, tapi juga kepada keluarga dari pihak istri. Dengan menghormati keluarga dari pihak istri akan membuat pasangan merasa lebih tenang dan juga bahagia. Memuliakan keluarga pasangan dapat dilakukan dengan berbagai macam cara. Seperti halnya dengan rutin bersilaturahmi atau sekadar bertukar kabar, menjaga nama baik keluarga, mengirimkan makanan ataupun bingkisan kepada mereka, dan saling membantu ketika sedang kesusahan.

7. Menjaga Aib Istri

Di dalam Agama Islam, suami istri bagaikan pakaian yang saling melengkapi satu sama lainnya. Oleh karena itu, salah satu kewajiban suami terhadap istri yaitu menjaga aibnya. Jadi, alangkah lebih baik untuk menghindari menceritakan kejelekan ataupun keburukan istri kepada orang lain, terlebih untuk beberapa hal yang sifatnya pribadi.

Dengan menceritakan kesalahan ataupun kejelekan istri justru akan meningkatkan risiko munculnya masalah rumah tangga yang lebih rumit dan berisiko menyakiti perasaannya. Hal itu pastinya akan membuat istri merasa sedih dan kecewa. Jadi, para suami harus senantiasa menjaga marwah istri dengan cara menyimpan rapat aib istri rapat-rapat. Perlu diingat bahwa orang yang memiliki kedudukan paling buruk di hari kiamat adalah para suami yang gemar menceritakan keburukan istrinya sendiri.

8. Membimbing Istri

Suami merupakan imam di dalam keluarga dan kewajiban suami terhadap istri yang paling utama adalah membimbing istri dan keluarga supaya selalu mematuhi perintah Allah SWT dan menjauhi segala larangannya. Membimbing keluarga ini tidak hanya dalam hal agama saja, namun juga tentang kehidupan sosial juga. Misalnya saja dengan memberikan pendidikan yang layak kepada anak-anak, mengizinkan istrinya untuk tetap belajar berbagai hal baik, dan mengajarkan ilmu-ilmu agama yang baik kepada keluarga:

Hal ini dijelaskan dalam surah At-Tahriim, ayat 6, yakni:

Artinya:

“Wahai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu (dan anakmu) dan istrimu dari api neraka, yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya adalah malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka. Dan mereka selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (QS. At-Tahriim 6).

9. Memaafkan Kesalahan Istri

Saling memaafkan merupakan sebuah hal yang sangat diwajibkan oleh Agama Islam. Begitu juga dalam konteks kehidupan berumah tangga. Dimana suami seharusnya memaafkan segala kesalahan istri dengan lapang dada dan begitupun sebaliknya, istri juga harus selalu memaafkan kesalahan suami. Memaafkan akan menjauhkan hubungan suami istri dari perasaan dendam yang dapat mengakibatkan keretakan dalam rumah tangga. Selain itu, baik suami ataupun istri harus mengimbanginya dengan komunikasi yang baik. Supaya masing-masing pihak tidak akan mengulangi kesalahan yang sama di kemudian hari.

10. Tidak Pelit Terhadap Istri

Sangat disayangkan bahwa masih banyak suami yang bersikap seenaknya terhadap istrinya, memberikan jatah nafkah yang terbatas dan seringkali tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Jadi, untuk para suami, yuk selalu penuhi kewajiban untuk memenuhi semua kebutuhan istri dengan baik. Jangan perhitungan jika ingin memberikan nafkah kepada istri untuk kebutuhan rumah tangga. Toh semuanya juga untuk keluarga bukan? Kondisi ekonomi rumah tangga yang baik dan lancar juga menjadi salah satu kunci ketentraman pernikahan.

11. Menjadi Kepala Keluarga yang Baik

Seorang suami merupakan seorang imam. Sehingga memiliki kewajiban untuk menjadi pemimpin rumah tangga yang baik. Caranya yaitu dengan memberikan contoh yang baik kepada istri dan anak-anak, memenuhi semua kebutuhan keluarga dengan baik. Akan tetapi, hal tersebut tidak boleh menjadi pembenaran untuk suami dalam bersikap dominan di dalam keluarga. Perlu diingat bahwa kehidupan rumah tangga harus dilandasi dengan konsep “saling”. Baik itu suami ataupun istri memiliki kedudukan yang sama. Oleh karena itu, pasangan suami istri harus saling membantu.

Allah SWT memandang laki-laki sebagai pelindung keluarga yang dinyatakan dalam Alquran surat An-Nisa, ayat 34:

Artinya:

“Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka.” (Surat An-Nisa’ ayat 34).

12. Melayani Istri

Tidak hanya istri saja yang memiliki kewajiban untuk patuh kepada suami. Namun suami juga memiliki kewajiban yang sama yakni melayani istri dengan baik. Cobalah untuk selalu mendengarkan perkataan istri, tanyakan juga apakah istri memerlukan bantuan. Akan lebih baik lagi jika suami memiliki inisiatif sendiri untuk mengerjakan berbagai pekerjaan rumah tangga tanpa perlu disuruh. Hal-hal kecil seperti itulah yang pasti akan membuat istri merasa bahagia dan merasa sangat dicintai oleh suaminya.

13. Memenuhi Keinginan Istri

Kewajiban suami terhadap istri selanjutnya adalah memenuhi semua keinginan istri. Selama keinginan istri tidak membebani suami atau bertentangan dengan ajaran agama, maka suami diwajibkan untuk memenuhinya dengan baik dan ikhlas.

14. Tidak Curiga Terhadap Istri

Rasa saling percaya merupakan sebuah pondasi yang sangat penting dalam kehidupan berumah tangga. Rumah tangga akan awet dan langgeng jika pasangan suami istri saling percaya satu sama lain dan menghargai tanpa adanya rasa curiga ataupun rasa cemburu yang berlebihan.

Rasulullah sendiri juga menganjurkan para suami untuk jangan menaruh rasa curiga terhadap istrinya sendiri. Jadi, mulai sekarang berhentilah untuk mencari kesalahan istri. Memiliki kebiasaan untuk mengecek ponsel ataupun media sosial pasangan hanya karena ingin tahu juga termasuk ke dalam bentuk rasa curiga yang berlebihan. Maka dari itu, yuk kurangi hal tersebut mulai sekarang.

15. Menjaga Harta Istri

Menjaga harta istri adalah salah satu kewajiban suami terhadap istri yang harus dilakukan. Adapun arti dari pernyataan ini adalah suami tidak mengklaim harta istri sebagai milik sendiri dan memakainya dengan sesuka hati. Pastinya suami boleh menggunakan harta istri atau uang memiliki istri selama hal tersebut dilakukan dengan sepengetahuan istri dan izin darinya.

Kedaulatan perempuan atas kepemilikan harta ini sudah tertuang dengan jelas dalam perintah Al-Quran yang ada di dalam Surat An-Nisa’ ayat 4 mengenai kewajiban pemberian mahar oleh seorang suami kepada istrinya.

Artinya:

“Berikanlah maskawin (mahar) kepada wanita (yang kamu nikahi) sebagai pemberian dengan penuh kerelaan. Kemudian jika mereka menyerahkan kepada kamu sebagian dari maskawin itu dengan senang hati, Maka makanlah (ambillah) pemberian itu (sebagai makanan) yang sedap lagi baik akibatnya.” (Surat An-Nisa’ ayat 4).

16. Bertutur Kata yang Lembut Terhadap Istri

Hal ini dimaksudkan supaya suami selalu bertutur kata yang lembut dan santun terhadap istrinya. Walaupun seorang suami berperan sebagai kepala keluarga, namun tidak selayaknya Ia mengambil jarak dengan istrinya. Berkomunikasi dengan cara yang baik dan lembut akan membuat hubungan suami istri menjadi semakin harmonis.

Sebagaimana dijelaskan dalam ayat:

(Fa bimaa rohmatim minallahi lingta lahum, walau kunta fazhzhon gholiizhol-qolbi langfadhdhuu min haulika fa’fu ‘an-hum wastaghfir lahum wa syaawir-hum fil-amr, fa izaa ‘azamta fa tawakkal ‘alalloh, innalloha yuhibbul-mutawakkiliin.)

Artinya:

“Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu. Karena itu maafkanlah mereka dan mohonkanlah ampun untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sungguh, Allah mencintai orang yang bertawakal.” (QS. Ali Imran: 159).

17. Memberikan Janji yang Baik

Kewajiban suami terhadap istri selanjutnya adalah memberikan janji yang baik. Ini artinya, suami harus senantiasa membiasakan hal baik, agar hubungan antara suami istri menjadi semakin harmonis. Hal tersebut tentu akan berdampak baik untuk kesejahteraan rumah tangga.

18. Bersikap Lapang Saat Sedang Sendiri

Para suami seharusnya memiliki kemandirian, sehingga ketika sang istri sedang tidak ada bersamanya, maka Ia harus bisa melayani dirinya sendiri dengan baik tanpa perlu mengeluh.

Demikian penjelasan mengenai kewajiban suami terhadap istri yang harus dipenuhi dan dipahami. Hal ini bertujuan agar hubungan rumah tangga selalu terjalin dengan baik dan bisa membawa suami istri ke dalam kehidupan yang damai dan dekat dengan Allah SWT.


Referensi : Kewajiban Suami Terhadap Istri yang Harus Dipenuhi



Suami Suka Berkata Kasar? Ini Cara Menghadapinya

Suami Suka Berkata Kasar? Ini Cara Menghadapinya Suami Suka Berkata Kasar? Ini Cara Menghadapinya. Pertikaian adalah hal yang lumrah terjadi pada sebuah pernikahan. Namun, bila suami selalu berkata kasar tiap kali bertengkar, tentu hal tersebut bisa menyakiti hatimu dan tak jarang makin memperkeruh keadaan. Lantas, bagaimana cara menghadapi suami yang suka berkata kasar?  Kekerasan dalam rumah tangga tidak selalu hanya melibatkan fisik. Kamu perlu tahu bahwa perkataan kasar, hinaan, dan ejekan dari pasangan juga bisa termasuk kekerasan dalam rumah tangga, lho, tetapi dalam bentuk verbal.  Tips Menghadapi Suami yang Suka Berkata Kasar Apa pun alasannya, melontarkan kata-kata kasar kepada istri tidak dibenarkan dan bukan perilaku yang baik bagi seorang pemimpin keluarga. Bila hal ini terjadi 1–2 kali di dalam rumah tanggamu, mungkin kamu bisa menganggapnya kekhilafan saja.  Akan tetapi, jika hal ini selalu terjadi setiap kali ada masalah, bahkan masalah yang sepele sekalipun, kamu perlu bertindak agar ia bisa berubah dan tidak mengulangi kesalahannya lagi.  Berikut ini ada beberapa tips untuk menghadapi suami yang berkata kasar:  1. Tetap bersikap tenang Pertama-tama, mengertilah bahwa kebanyakan ledakan emosi dan kata-kata kasar yang keluar dari mulut seseorang berasal dari luka di masa lalu. Jadi, saat ia mulai berkata kasar, usahakan untuk tetap tenang dan tidak tersulut emosi ataupun terlihat marah.  Berikan sugesti positif pada pikiranmu sendiri. Lihatlah kemarahannya dari sudut pandang lain dan cobalah pahami kira-kira hal apa yang membuka luka masa lalu dan menyulut kemarahannya.  2. Jangan membalas balik Walau sakit hati dengan apa yang ia katakan, kamu harus berbesar hati untuk tidak membalas perkataan kasarnya, ya. Memaki balik tidak akan menyelesaikan masalah, malah justru bisa memperburuk keadaan. Bukan tidak mungkin suami bisa melakukan kekerasan fisik karena tersulut perkataanmu.  Di dalam hubungan pernikahan, tidak ada kalah atau menang. Jadi, mengalah bukan berarti kalah. Dalam situasi ini, kamu harus bisa menjadi pendingin keadaan yang tengah memanas oleh perkataan suami.  Lagi pula, berbicara balik dengan seseorang yang sedang marah biasanya akan percuma. Oleh karena itu, mengalahlah sebentar sampai amarah suami mereda.  3. Dengarkan dan ajak berdiskusi Setelah kegusarannya mulai reda, cobalah memancingnya untuk menceritakan alasan kemarahannya dan dengarkan ia dengan rasa empati. Ulangi apa yang ia katakan sebagai konfirmasi, agar ia benar-benar merasa didengarkan.  Setelah kira-kira ia sudah bisa diajak berdiskusi, mulailah nyatakan pendapatmu dengan kepala dingin. Katakan bahwa yang ia lakukan itu tidak baik dan menyakiti hatimu. Ingatkan bahwa apa yang ia lakukan bisa saja ditiru oleh anak. Namun, gunakanlah kata-kata yang lembut dan tidak menyudutkannya.  Bila ia menyalahkanmu dan kamu memang mengakui kesalahanmu, jangan ragu untuk meminta maaf kepadanya. Kamu juga bisa mencium atau memeluknya untuk memperbaiki suasana hatinya yang sedang buruk.  4. Beri waktu Jika semua usahamu untuk mendengarkan, berdiskusi baik-baik, dan meluluhkan hatinya tidak juga menghilangkan amarah dan kata-kata kasarnya, ada baiknya untuk memberinya waktu.  Berlama-lama mendengar perkataan kasar suami tentu bisa berdampak tidak baik bagi kesehatan mentalmu. Kamu boleh, kok, pergi sebentar agar ia bisa berpikir jernih dan menyadari kesalahannya.  Jika ia benar-benar mencintaimu dan anakmu, serta ingin mempertahankan pernikahan kalian, tentu ia akan berusaha untuk berubah menjadi pribadi yang lebih baik lagi.  Ada beberapa penyebab mengapa suami bisa marah besar dan berkata kasar kepada istri. Salah satunya adalah trauma emosional yang terpendam. Selain itu, tingkat stres yang tinggi dan masalah kesehatan mental, seperti depresi, juga bisa menyebabkan seorang pria mudah marah dan berkata kasar.  Bila tips-tips di atas sudah dilakukan tapi suami tetap sering berkata kasar saat marah, ajaklah ia untuk berkonsultasi dengan psikolog atau psikiater agar akar masalah dari kebiasaan berkata kasar ini bisa segera ditemukan dan diatasi. Suami Suka Berkata Kasar? Ini Cara Menghadapinya Suami Suka Berkata Kasar? Ini Cara Menghadapinya. Pertikaian adalah hal yang lumrah terjadi pada sebuah pernikahan. Namun, bila suami selalu berkata kasar tiap kali bertengkar, tentu hal tersebut bisa menyakiti hatimu dan tak jarang makin memperkeruh keadaan. Lantas, bagaimana cara menghadapi suami yang suka berkata kasar? Kekerasan dalam rumah tangga tidak selalu hanya melibatkan fisik. Kamu perlu tahu bahwa perkataan kasar, hinaan, dan ejekan dari pasangan juga bisa termasuk kekerasan dalam rumah tangga, lho, tetapi dalam bentuk verbal.  Tips Menghadapi Suami yang Suka Berkata Kasar Apa pun alasannya, melontarkan kata-kata kasar kepada istri tidak dibenarkan dan bukan perilaku yang baik bagi seorang pemimpin keluarga. Bila hal ini terjadi 1–2 kali di dalam rumah tanggamu, mungkin kamu bisa menganggapnya kekhilafan saja.  Akan tetapi, jika hal ini selalu terjadi setiap kali ada masalah, bahkan masalah yang sepele sekalipun, kamu perlu bertindak agar ia bisa berubah dan tidak mengulangi kesalahannya lagi.  Berikut ini ada beberapa tips untuk menghadapi suami yang berkata kasar:  1. Tetap bersikap tenang Pertama-tama, mengertilah bahwa kebanyakan ledakan emosi dan kata-kata kasar yang keluar dari mulut seseorang berasal dari luka di masa lalu. Jadi, saat ia mulai berkata kasar, usahakan untuk tetap tenang dan tidak tersulut emosi ataupun terlihat marah.  Berikan sugesti positif pada pikiranmu sendiri. Lihatlah kemarahannya dari sudut pandang lain dan cobalah pahami kira-kira hal apa yang membuka luka masa lalu dan menyulut kemarahannya.  2. Jangan membalas balik Walau sakit hati dengan apa yang ia katakan, kamu harus berbesar hati untuk tidak membalas perkataan kasarnya, ya. Memaki balik tidak akan menyelesaikan masalah, malah justru bisa memperburuk keadaan. Bukan tidak mungkin suami bisa melakukan kekerasan fisik karena tersulut perkataanmu.  Di dalam hubungan pernikahan, tidak ada kalah atau menang. Jadi, mengalah bukan berarti kalah. Dalam situasi ini, kamu harus bisa menjadi pendingin keadaan yang tengah memanas oleh perkataan suami.  Lagi pula, berbicara balik dengan seseorang yang sedang marah biasanya akan percuma. Oleh karena itu, mengalahlah sebentar sampai amarah suami mereda.  3. Dengarkan dan ajak berdiskusi Setelah kegusarannya mulai reda, cobalah memancingnya untuk menceritakan alasan kemarahannya dan dengarkan ia dengan rasa empati. Ulangi apa yang ia katakan sebagai konfirmasi, agar ia benar-benar merasa didengarkan.  Setelah kira-kira ia sudah bisa diajak berdiskusi, mulailah nyatakan pendapatmu dengan kepala dingin. Katakan bahwa yang ia lakukan itu tidak baik dan menyakiti hatimu. Ingatkan bahwa apa yang ia lakukan bisa saja ditiru oleh anak. Namun, gunakanlah kata-kata yang lembut dan tidak menyudutkannya.  Bila ia menyalahkanmu dan kamu memang mengakui kesalahanmu, jangan ragu untuk meminta maaf kepadanya. Kamu juga bisa mencium atau memeluknya untuk memperbaiki suasana hatinya yang sedang buruk.  4. Beri waktu Jika semua usahamu untuk mendengarkan, berdiskusi baik-baik, dan meluluhkan hatinya tidak juga menghilangkan amarah dan kata-kata kasarnya, ada baiknya untuk memberinya waktu.  Berlama-lama mendengar perkataan kasar suami tentu bisa berdampak tidak baik bagi kesehatan mentalmu. Kamu boleh, kok, pergi sebentar agar ia bisa berpikir jernih dan menyadari kesalahannya.  Jika ia benar-benar mencintaimu dan anakmu, serta ingin mempertahankan pernikahan kalian, tentu ia akan berusaha untuk berubah menjadi pribadi yang lebih baik lagi.  Ada beberapa penyebab mengapa suami bisa marah besar dan berkata kasar kepada istri. Salah satunya adalah trauma emosional yang terpendam. Selain itu, tingkat stres yang tinggi dan masalah kesehatan mental, seperti depresi, juga bisa menyebabkan seorang pria mudah marah dan berkata kasar.  Bila tips-tips di atas sudah dilakukan tapi suami tetap sering berkata kasar saat marah, ajaklah ia untuk berkonsultasi dengan psikolog atau psikiater agar akar masalah dari kebiasaan berkata kasar ini bisa segera ditemukan dan diatasi.    Referensi : Suami Suka Berkata Kasar? Ini Cara Menghadapinya Suami Suka Berkata Kasar? Ini Cara Menghadapinya Suami Suka Berkata Kasar? Ini Cara Menghadapinya. Pertikaian adalah hal yang lumrah terjadi pada sebuah pernikahan. Namun, bila suami selalu berkata kasar tiap kali bertengkar, tentu hal tersebut bisa menyakiti hatimu dan tak jarang makin memperkeruh keadaan. Lantas, bagaimana cara menghadapi suami yang suka berkata kasar?  Kekerasan dalam rumah tangga tidak selalu hanya melibatkan fisik. Kamu perlu tahu bahwa perkataan kasar, hinaan, dan ejekan dari pasangan juga bisa termasuk kekerasan dalam rumah tangga, lho, tetapi dalam bentuk verbal.  Tips Menghadapi Suami yang Suka Berkata Kasar Apa pun alasannya, melontarkan kata-kata kasar kepada istri tidak dibenarkan dan bukan perilaku yang baik bagi seorang pemimpin keluarga. Bila hal ini terjadi 1–2 kali di dalam rumah tanggamu, mungkin kamu bisa menganggapnya kekhilafan saja.  Akan tetapi, jika hal ini selalu terjadi setiap kali ada masalah, bahkan masalah yang sepele sekalipun, kamu perlu bertindak agar ia bisa berubah dan tidak mengulangi kesalahannya lagi.  Berikut ini ada beberapa tips untuk menghadapi suami yang berkata kasar:  1. Tetap bersikap tenang Pertama-tama, mengertilah bahwa kebanyakan ledakan emosi dan kata-kata kasar yang keluar dari mulut seseorang berasal dari luka di masa lalu. Jadi, saat ia mulai berkata kasar, usahakan untuk tetap tenang dan tidak tersulut emosi ataupun terlihat marah.  Berikan sugesti positif pada pikiranmu sendiri. Lihatlah kemarahannya dari sudut pandang lain dan cobalah pahami kira-kira hal apa yang membuka luka masa lalu dan menyulut kemarahannya.  2. Jangan membalas balik Walau sakit hati dengan apa yang ia katakan, kamu harus berbesar hati untuk tidak membalas perkataan kasarnya, ya. Memaki balik tidak akan menyelesaikan masalah, malah justru bisa memperburuk keadaan. Bukan tidak mungkin suami bisa melakukan kekerasan fisik karena tersulut perkataanmu.  Di dalam hubungan pernikahan, tidak ada kalah atau menang. Jadi, mengalah bukan berarti kalah. Dalam situasi ini, kamu harus bisa menjadi pendingin keadaan yang tengah memanas oleh perkataan suami.  Lagi pula, berbicara balik dengan seseorang yang sedang marah biasanya akan percuma. Oleh karena itu, mengalahlah sebentar sampai amarah suami mereda.  3. Dengarkan dan ajak berdiskusi Setelah kegusarannya mulai reda, cobalah memancingnya untuk menceritakan alasan kemarahannya dan dengarkan ia dengan rasa empati. Ulangi apa yang ia katakan sebagai konfirmasi, agar ia benar-benar merasa didengarkan.  Setelah kira-kira ia sudah bisa diajak berdiskusi, mulailah nyatakan pendapatmu dengan kepala dingin. Katakan bahwa yang ia lakukan itu tidak baik dan menyakiti hatimu. Ingatkan bahwa apa yang ia lakukan bisa saja ditiru oleh anak. Namun, gunakanlah kata-kata yang lembut dan tidak menyudutkannya.  Bila ia menyalahkanmu dan kamu memang mengakui kesalahanmu, jangan ragu untuk meminta maaf kepadanya. Kamu juga bisa mencium atau memeluknya untuk memperbaiki suasana hatinya yang sedang buruk.  4. Beri waktu Jika semua usahamu untuk mendengarkan, berdiskusi baik-baik, dan meluluhkan hatinya tidak juga menghilangkan amarah dan kata-kata kasarnya, ada baiknya untuk memberinya waktu.  Berlama-lama mendengar perkataan kasar suami tentu bisa berdampak tidak baik bagi kesehatan mentalmu. Kamu boleh, kok, pergi sebentar agar ia bisa berpikir jernih dan menyadari kesalahannya.  Jika ia benar-benar mencintaimu dan anakmu, serta ingin mempertahankan pernikahan kalian, tentu ia akan berusaha untuk berubah menjadi pribadi yang lebih baik lagi.  Ada beberapa penyebab mengapa suami bisa marah besar dan berkata kasar kepada istri. Salah satunya adalah trauma emosional yang terpendam. Selain itu, tingkat stres yang tinggi dan masalah kesehatan mental, seperti depresi, juga bisa menyebabkan seorang pria mudah marah dan berkata kasar.  Bila tips-tips di atas sudah dilakukan tapi suami tetap sering berkata kasar saat marah, ajaklah ia untuk berkonsultasi dengan psikolog atau psikiater agar akar masalah dari kebiasaan berkata kasar ini bisa segera ditemukan dan diatasi. Suami Suka Berkata Kasar? Ini Cara Menghadapinya
Suami Suka Berkata Kasar? Ini Cara Menghadapinya. Pertikaian adalah hal yang lumrah terjadi pada sebuah pernikahan. Namun, bila suami selalu berkata kasar tiap kali bertengkar, tentu hal tersebut bisa menyakiti hatimu dan tak jarang makin memperkeruh keadaan. Lantas, bagaimana cara menghadapi suami yang suka berkata kasar?

Kekerasan dalam rumah tangga tidak selalu hanya melibatkan fisik. Kamu perlu tahu bahwa perkataan kasar, hinaan, dan ejekan dari pasangan juga bisa termasuk kekerasan dalam rumah tangga, lho, tetapi dalam bentuk verbal.

Tips Menghadapi Suami yang Suka Berkata Kasar

Apa pun alasannya, melontarkan kata-kata kasar kepada istri tidak dibenarkan dan bukan perilaku yang baik bagi seorang pemimpin keluarga. Bila hal ini terjadi 1–2 kali di dalam rumah tanggamu, mungkin kamu bisa menganggapnya kekhilafan saja.

Akan tetapi, jika hal ini selalu terjadi setiap kali ada masalah, bahkan masalah yang sepele sekalipun, kamu perlu bertindak agar ia bisa berubah dan tidak mengulangi kesalahannya lagi.

Berikut ini ada beberapa tips untuk menghadapi suami yang berkata kasar:

1. Tetap bersikap tenang

Pertama-tama, mengertilah bahwa kebanyakan ledakan emosi dan kata-kata kasar yang keluar dari mulut seseorang berasal dari luka di masa lalu. Jadi, saat ia mulai berkata kasar, usahakan untuk tetap tenang dan tidak tersulut emosi ataupun terlihat marah.

Berikan sugesti positif pada pikiranmu sendiri. Lihatlah kemarahannya dari sudut pandang lain dan cobalah pahami kira-kira hal apa yang membuka luka masa lalu dan menyulut kemarahannya.

2. Jangan membalas balik

Walau sakit hati dengan apa yang ia katakan, kamu harus berbesar hati untuk tidak membalas perkataan kasarnya, ya. Memaki balik tidak akan menyelesaikan masalah, malah justru bisa memperburuk keadaan. Bukan tidak mungkin suami bisa melakukan kekerasan fisik karena tersulut perkataanmu.

Di dalam hubungan pernikahan, tidak ada kalah atau menang. Jadi, mengalah bukan berarti kalah. Dalam situasi ini, kamu harus bisa menjadi pendingin keadaan yang tengah memanas oleh perkataan suami.

Lagi pula, berbicara balik dengan seseorang yang sedang marah biasanya akan percuma. Oleh karena itu, mengalahlah sebentar sampai amarah suami mereda.

3. Dengarkan dan ajak berdiskusi

Setelah kegusarannya mulai reda, cobalah memancingnya untuk menceritakan alasan kemarahannya dan dengarkan ia dengan rasa empati. Ulangi apa yang ia katakan sebagai konfirmasi, agar ia benar-benar merasa didengarkan.

Setelah kira-kira ia sudah bisa diajak berdiskusi, mulailah nyatakan pendapatmu dengan kepala dingin. Katakan bahwa yang ia lakukan itu tidak baik dan menyakiti hatimu. Ingatkan bahwa apa yang ia lakukan bisa saja ditiru oleh anak. Namun, gunakanlah kata-kata yang lembut dan tidak menyudutkannya.

Bila ia menyalahkanmu dan kamu memang mengakui kesalahanmu, jangan ragu untuk meminta maaf kepadanya. Kamu juga bisa mencium atau memeluknya untuk memperbaiki suasana hatinya yang sedang buruk.

4. Beri waktu

Jika semua usahamu untuk mendengarkan, berdiskusi baik-baik, dan meluluhkan hatinya tidak juga menghilangkan amarah dan kata-kata kasarnya, ada baiknya untuk memberinya waktu.

Berlama-lama mendengar perkataan kasar suami tentu bisa berdampak tidak baik bagi kesehatan mentalmu. Kamu boleh, kok, pergi sebentar agar ia bisa berpikir jernih dan menyadari kesalahannya.

Jika ia benar-benar mencintaimu dan anakmu, serta ingin mempertahankan pernikahan kalian, tentu ia akan berusaha untuk berubah menjadi pribadi yang lebih baik lagi.

Ada beberapa penyebab mengapa suami bisa marah besar dan berkata kasar kepada istri. Salah satunya adalah trauma emosional yang terpendam. Selain itu, tingkat stres yang tinggi dan masalah kesehatan mental, seperti depresi, juga bisa menyebabkan seorang pria mudah marah dan berkata kasar.

Bila tips-tips di atas sudah dilakukan tapi suami tetap sering berkata kasar saat marah, ajaklah ia untuk berkonsultasi dengan psikolog atau psikiater agar akar masalah dari kebiasaan berkata kasar ini bisa segera ditemukan dan diatasi.


Referensi : Suami Suka Berkata Kasar? Ini Cara Menghadapinya



Renungan untuk Suami yang Kasar kepada Istri

Renungan untuk Suami yang Kasar kepada Istri. Hingga saat ini, ada saja suami yang mempunyai sikap buruk seperti halnya sering membentak istrinya dan selalu menunjukkan sifat marah dengan berbagai alasan bahkan juga hanya karena masalah yang sepele.  Selain itu, karena adanya masalah yang mungkin saja sedang dihadapi suami, seringkali istri yang justru menjadi pelampiasan dari kemarahannya tersebut. Pada akhirnya, suami mengatakan kata-kata yang kurang baik bahkan berlaku kasar terhadap istrinya.  Hal yang seperti itu pastinya sangat berlawanan dengan apa yang sudah disampaikan oleh Rasulullah SAW,  “Sebaik2 kalian, (yaitu) yg paling baik untuk istrinya serta saya yaitu orang yg paling baik diantara kalian pada istriku. [HR. Tirmidzi].  Islam adalah agama yang sangat memuliakan seorang istri seperti yang telah diajarkan oleh Nabi Muhammad terhadap istri-istrinya. Oleh sebab itu, Agama Islam sangat tidak suka dengan sikap suami yang berlaku buruk terhadap istrinya.  Hal yang perlu dipahami oleh suami bila mungkin jasa-jasa yang sudah dilakukan oleh seorang istri memang tidak bisa dinilai dengan materi.  Namun, beban seorang istri seperti halnya mengandung, melahirkan, membesarkan anak, dan juga mengurus suami serta semua urusan rumah tangga tidak bisa tergantikan oleh apapun.  Perasaan perempuan yang sangat lembut dan penuh kasih sayang pastinya akan merasa sakit hati jika dibentak dan mendapatkan perlakuan kasar dari suaminya. Oleh karena itu, semua suami harus berpikir ulang jika ingin berbicara keras kepada istri.  Hal yang mungkin saja terjadi jika suami sering membentak dan berlaku kasar terhadap istri adalah hati yang merasa terluka dan hal itu bisa saja membuat istri merubah sikapnya menjadi dendam, penuh benci, dan hilang perasaan cintanya yang tulus.  Kemudian berganti dengan perasaan benci kepada para suami. Oleh sebab itu, janganlah sesekali berlaku kasar terhadap istri jika tidak ingin mendapatkan itu semua.  Semua laki-laki yang sudah menjadi seorang suami seharusnya melakukan renungan dan berpikir ulang tentang semua hal yang sudah dilakukan oleh istri.  Selain itu, suami juga seharusnya memikirkan tentang hukum menyakiti istri di dalam Islam. Sebagai seorang suami yang bijak, sudah seharusnya memperlakukan istri dengan baik, memeluknya, dan menyayanginya serta selalu berkata baik dan lembut. Sehingga hal itu akan menyejukkan hati istri.  Itulah beberapa penjelasan hadist suami menyakiti istri yang harus dipahami dan direnungkan. Dengan alasan apapun, kekerasan tidak boleh dilakukan oleh siapapun, terlebih suami kepada istri. Karena hal itu tidak hanya menyebabkan luka fisik, tapi juga batin.  Referensi : Renungan untuk Suami yang Kasar kepada Istri
Renungan untuk Suami yang Kasar kepada Istri. Hingga saat ini, ada saja suami yang mempunyai sikap buruk seperti halnya sering membentak istrinya dan selalu menunjukkan sifat marah dengan berbagai alasan bahkan juga hanya karena masalah yang sepele.

Selain itu, karena adanya masalah yang mungkin saja sedang dihadapi suami, seringkali istri yang justru menjadi pelampiasan dari kemarahannya tersebut. Pada akhirnya, suami mengatakan kata-kata yang kurang baik bahkan berlaku kasar terhadap istrinya.

Hal yang seperti itu pastinya sangat berlawanan dengan apa yang sudah disampaikan oleh Rasulullah SAW,

“Sebaik2 kalian, (yaitu) yg paling baik untuk istrinya serta saya yaitu orang yg paling baik diantara kalian pada istriku. [HR. Tirmidzi].

Islam adalah agama yang sangat memuliakan seorang istri seperti yang telah diajarkan oleh Nabi Muhammad terhadap istri-istrinya. Oleh sebab itu, Agama Islam sangat tidak suka dengan sikap suami yang berlaku buruk terhadap istrinya.

Hal yang perlu dipahami oleh suami bila mungkin jasa-jasa yang sudah dilakukan oleh seorang istri memang tidak bisa dinilai dengan materi.

Namun, beban seorang istri seperti halnya mengandung, melahirkan, membesarkan anak, dan juga mengurus suami serta semua urusan rumah tangga tidak bisa tergantikan oleh apapun.

Perasaan perempuan yang sangat lembut dan penuh kasih sayang pastinya akan merasa sakit hati jika dibentak dan mendapatkan perlakuan kasar dari suaminya. Oleh karena itu, semua suami harus berpikir ulang jika ingin berbicara keras kepada istri.

Hal yang mungkin saja terjadi jika suami sering membentak dan berlaku kasar terhadap istri adalah hati yang merasa terluka dan hal itu bisa saja membuat istri merubah sikapnya menjadi dendam, penuh benci, dan hilang perasaan cintanya yang tulus.

Kemudian berganti dengan perasaan benci kepada para suami. Oleh sebab itu, janganlah sesekali berlaku kasar terhadap istri jika tidak ingin mendapatkan itu semua.

Semua laki-laki yang sudah menjadi seorang suami seharusnya melakukan renungan dan berpikir ulang tentang semua hal yang sudah dilakukan oleh istri.

Selain itu, suami juga seharusnya memikirkan tentang hukum menyakiti istri di dalam Islam. Sebagai seorang suami yang bijak, sudah seharusnya memperlakukan istri dengan baik, memeluknya, dan menyayanginya serta selalu berkata baik dan lembut. Sehingga hal itu akan menyejukkan hati istri.

Itulah beberapa penjelasan hadist suami menyakiti istri yang harus dipahami dan direnungkan. Dengan alasan apapun, kekerasan tidak boleh dilakukan oleh siapapun, terlebih suami kepada istri. Karena hal itu tidak hanya menyebabkan luka fisik, tapi juga batin.

Referensi : Renungan untuk Suami yang Kasar kepada Istri



Dosa-Dosa Suami Terhadap Istri

Dosa-Dosa Suami Terhadap Istri. Di bawah ini adalah berbagai macam dosa yang seringkali dilakukan oleh suami kepada istrinya karena mereka mengabaikan kewajiban kepada istrinya.  1. Tidak Mengajarkan Ilmu Agama Kepada Istri Suami yang sudah ahli dalam pekerjaannya, memberikan nafkah kepada istrinya, dan memenuhi berbagai macam kebutuhan istri mungkin sudah banyak. Tapi berapa banyak suami yang mau mengajarkan ilmu agama kepada istri dan juga anak-anaknya?  Padahal pada dasarnya hal tersebut sudah menjadi kewajiban semua suami, yaitu wajib untuk menjauhkan diri dan keluarganya dari pedihnya azab kubur dan juga api neraka. Seperti hadist yang ada di bawah ini:  “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan melakukan apa yang diperintahkan,” (QS. At-Tahrim: 6).  2. Tidak Cemburu dengan Istri Bersikap cemburu dengan kadar yang normal bisa menjadi sebuah tanda cinta. Sehingga bila pasangan tidak merasa cemburu dengan istrinya, maka hal itu perlu dipertanyakan rasa cinta mereka.  Terlebih bila istri jalan-jalan keluar rumah dengan laki-laki lain, namun pasangan tidak merasa cemburu. Itu adalah kesalahan besar yang dilakukan oleh suami.  “Tiga golongan yang Allah tidak akan melihat mereka pada hari kiamat yaitu seseorang yang durhaka kepada kedua orang tuanya, wanita yang menyerupai lelaki dan ad-Dayyuts,” (HR An-Nasa’i ‘hasan’ oleh syeikh Albani, lihat ash-Shahihah: 674).  3. Tidak Memberi Nafkah Istri Sekarang ini sudah ada banyak contoh tentang suami yang tidak memberi nafkah kepada istrinya sama sekali. Hal tersebut adalah sebuah dosa besar bagi para suami. Karena memberikan nafkah kepada istri merupakan kewajiban dan tanggung jawab utama bagi suami.  Bayangkan saja bila seorang istri yang sudah berkorban meninggalkan kedua orang tuanya untuk hidup bersama suami justru tidak dihargai dan tidak diberi nafkah.  Hal tersebut juga sudah dijelaskan di hadits Rasulullah yang berbunyi:  ”Rasulullah bersabda, seseorang cukup dipandang berdosa bila ia menelantarkan belanja orang yang menjadi tanggung jawabnya,” (HR.Abu Dawud no.1442 CD, Muslim, Ahmad, dan Thabrani).  4. Membenci Istri Istri merupakan pasangan hidup seorang suami. Dengan istri, seorang suami akan mengarungi perjalanan hidup yang sangat panjang. Apabila suami membenci istrinya, maka kemungkinan besar mereka akan menghadapi sebuah kegagalan.  Sebab, tema hidupnya tidak lagi memperoleh kepercayaan. Sehingga hal tersebut akan merusak hubungannya sendiri.  Rasulullah SAW juga sudah memperingatkan kepada para suami untuk tidak membenci istrinya. Terlebih jika istrinya adalah seorang yang beriman, sebagaimana hadist di bawah ini:  “Janganlah seorang suami yang beriman membenci istrinya yang beriman. Jika dia tidak menyukai satu akhlak darinya, dia pasti meridhoi akhlak lain darinya,” (H.R. Muslim).  5. Ringan Tangan kepada Istri Ringan tangan disini artinya mudah memukul dan menyakiti istri. Apabila ada masalah ataupun perselisihan seringkali suami memilih untuk menyelesaikannya dengan kekerasan. Hal tersebut sangat dibenci oleh Allah SWT.  “Hendaklah engkau memberinya makan jika engkau makan, memberinya pakaian jika engkau berpakaian, tidak memukul wajah, tidak menjelek-jelekkannya…” (H.R. Ibnu Majah dishahihkan oleh Syaikh Albani).  Referensi :  Dosa-Dosa Suami Terhadap Istri

Dosa-Dosa Suami Terhadap Istri. Di bawah ini adalah berbagai macam dosa yang seringkali dilakukan oleh suami kepada istrinya karena mereka mengabaikan kewajiban kepada istrinya.

1. Tidak Mengajarkan Ilmu Agama Kepada Istri

Suami yang sudah ahli dalam pekerjaannya, memberikan nafkah kepada istrinya, dan memenuhi berbagai macam kebutuhan istri mungkin sudah banyak. Tapi berapa banyak suami yang mau mengajarkan ilmu agama kepada istri dan juga anak-anaknya?

Padahal pada dasarnya hal tersebut sudah menjadi kewajiban semua suami, yaitu wajib untuk menjauhkan diri dan keluarganya dari pedihnya azab kubur dan juga api neraka. Seperti hadist yang ada di bawah ini:

“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan melakukan apa yang diperintahkan,” (QS. At-Tahrim: 6).

2. Tidak Cemburu dengan Istri

Bersikap cemburu dengan kadar yang normal bisa menjadi sebuah tanda cinta. Sehingga bila pasangan tidak merasa cemburu dengan istrinya, maka hal itu perlu dipertanyakan rasa cinta mereka.

Terlebih bila istri jalan-jalan keluar rumah dengan laki-laki lain, namun pasangan tidak merasa cemburu. Itu adalah kesalahan besar yang dilakukan oleh suami.

“Tiga golongan yang Allah tidak akan melihat mereka pada hari kiamat yaitu seseorang yang durhaka kepada kedua orang tuanya, wanita yang menyerupai lelaki dan ad-Dayyuts,” (HR An-Nasa’i ‘hasan’ oleh syeikh Albani, lihat ash-Shahihah: 674).

3. Tidak Memberi Nafkah Istri

Sekarang ini sudah ada banyak contoh tentang suami yang tidak memberi nafkah kepada istrinya sama sekali. Hal tersebut adalah sebuah dosa besar bagi para suami. Karena memberikan nafkah kepada istri merupakan kewajiban dan tanggung jawab utama bagi suami.

Bayangkan saja bila seorang istri yang sudah berkorban meninggalkan kedua orang tuanya untuk hidup bersama suami justru tidak dihargai dan tidak diberi nafkah.

Hal tersebut juga sudah dijelaskan di hadits Rasulullah yang berbunyi:

”Rasulullah bersabda, seseorang cukup dipandang berdosa bila ia menelantarkan belanja orang yang menjadi tanggung jawabnya,” (HR.Abu Dawud no.1442 CD, Muslim, Ahmad, dan Thabrani).

4. Membenci Istri

Istri merupakan pasangan hidup seorang suami. Dengan istri, seorang suami akan mengarungi perjalanan hidup yang sangat panjang. Apabila suami membenci istrinya, maka kemungkinan besar mereka akan menghadapi sebuah kegagalan.

Sebab, tema hidupnya tidak lagi memperoleh kepercayaan. Sehingga hal tersebut akan merusak hubungannya sendiri.

Rasulullah SAW juga sudah memperingatkan kepada para suami untuk tidak membenci istrinya. Terlebih jika istrinya adalah seorang yang beriman, sebagaimana hadist di bawah ini:

“Janganlah seorang suami yang beriman membenci istrinya yang beriman. Jika dia tidak menyukai satu akhlak darinya, dia pasti meridhoi akhlak lain darinya,” (H.R. Muslim).

5. Ringan Tangan kepada Istri

Ringan tangan disini artinya mudah memukul dan menyakiti istri. Apabila ada masalah ataupun perselisihan seringkali suami memilih untuk menyelesaikannya dengan kekerasan. Hal tersebut sangat dibenci oleh Allah SWT.

“Hendaklah engkau memberinya makan jika engkau makan, memberinya pakaian jika engkau berpakaian, tidak memukul wajah, tidak menjelek-jelekkannya…” (H.R. Ibnu Majah dishahihkan oleh Syaikh Albani).

Referensi :  Dosa-Dosa Suami Terhadap Istri



Hadist Suami Menyakiti Istri dan Hukumnya

Di dunia ini, masih ada banyak suami yang seringkali menyakiti istrinya dengan sangat mudah dan ringan tangan pada istrinya saat mereka berbuat salah. Padahal pada kenyataannya, masalah dapat diselesaikan dengan kepala dingin tanpa harus menyakiti fisik salah satunya.  Bukannya minta maaf dan tidak mengulanginya lagi, istri justru akan merasa menderita luar dan dalam. Terlebih lagi, Islam melarang keras suami yang sering memukul istrinya. Untuk lebih jelasnya, berikut adalah salah satu hadist suami menyakiti istri yang perlu kamu pahami.  “Takutlah kalian kepada Allah SWT mengenai urusan istri kalian, karena kalian telah mengambilnya dengan amanat dari Allah SWT, dan kalian halalkan farjinya dengan kalimat Allah SWT, maka hak kalian atas mereka adalah supaya mereka kaum istri jangan mengizinkan orang yang kalian benci masuk ke rumah kalian.  Kalau sampai mereka melakukannya maka pukullah mereka dengan pukulan yang tidak menyakiti, sedangkan hak mereka atas kalian adalah kalian berikan nafkah dan juga pakaiannya dengan cara yang baik” (HR. Muslim: 1218)  Dari hadist di atas dapat kita simpulkan bahwa di dalam Islam kita tidak pernah diajarkan untuk berlaku kasar terhadap perempuan. Sebab, mereka juga manusia yang mempunyai perasaan yang lembut dan sangat mudah rapuh. Apabila disakiti sedikit saja, maka mereka akan merasa sakit hati yang luar biasa.  Oleh sebab itu, perempuan harus diperlakukan dengan baik. Apabila perempuan melakukan kesalahan, maka jangan hadapi hal itu dengan kemarahan yang terlalu keras.  Hukum Suami Menyakiti Istri Seperti yang kita pahami selama ini bahwa suami adalah imam bagi keluarganya. Suami diamanahkan oleh Allah SWT untuk menjadi seorang pemimpin bagi istri dan anak-anaknya.  Walaupun kedudukan suami juga sebagai seorang kepala rumah tangga, itu bukan berarti mereka bisa seenaknya sendiri berlaku kasar terhadap istrinya, menyakiti hati istri dengan kata-kata kasar, terlebih sampai melakukan kekerasan.  Sebagaimana yang sudah diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW bahwa suami harus senantiasa berbuat baik kepada istrinya dan janganlah menyakiti hati istri. Tak hanya itu saja, Allah SWT juga berfirman, yang artinya:  “Dan para istri mempunyai hak yang seimbang dengan kewajiban mereka menurut cara yang ma’ruf.” (QS. Al-Baqarah: 228)  Sementara itu, Ath-Thabari mengungkapkan bahwa ayat di atas memiliki makna tentang kewajiban bagi suami tidaklah hanya sekedar memberi nafkah saja, tapi juga berkewajiban untuk memperbaiki sikap terhadap istrinya dan juga tidak menyakiti hati istri.  Hal tersebut dilakukan karena istri sudah menaati perintah Allah SWT dan menaati suami mereka dengan cara yang baik.  Muawiyah bin Haidah pernah bertanya kepada Rasulullah SAW,  “Wahai Rasulullah, apa saja hak istri terhadap suaminya?” Rasulullah pun menjawab, “Engkau beri makan istrimu apabila engkau makan, dan engkau beri pakaian bila engkau berpakaian. Janganlah engkau memukul wajahnya, jangan menjelekkannya, dan jangan mendiamkannya kecuali di dalam rumah.” (HR. Abu Dawud)  Dari dua dalil di atas, yaitu dari hadist dan juga Al-Quran, menjelaskan bahwa kedudukan istri di dalam Islam sangat dimuliakan. Seorang istri jangan hanya dibebankan kewajiban saja, tapi juga harus mendapatkan haknya dengan baik.  Sementara suami juga tidak hanya sekedar mencari nafkah saja, tapi juga harus memperlakukan istri dengan baik dan selalu berkata baik kepada istri.  Sebab, kata-kata yang kasar akan menyakiti hati istri. Hal itu berarti suami telah melanggar haknya yang harus dipenuhi sebagaimana yang sudah dijelaskan di atas.  Adapun sebuah hadits yang menyebutkan bahwa laki-laki yang baik akhlaknya adalah seorang laki-laki yang bersikap baik kepada istrinya. Dari Abdullah bin ‘Amr, beliau Shallallahu‘alaihi wa sallam bersabda,  “Orang yang imannya paling sempurna di antara kaum mukminin adalah orang yang paling bagus akhlaknya di antara mereka, dan sebaik-baik kalian adalah yang terbaik akhlaknya terhadap istri-istrinya.” (HR. At Tirmidzi dan Ibnu Majah).  Lalu, bagaimana bila istri yang berbuat dosa dan melanggar agama?  Allah berfirman dalam surat An-Nisa ayat 34,  “…Wanita-wanita yang kalian khawatirkan nusyuznya, maka nasihatilah mereka, dan jauhilah mereka di tempat tidur, dan pukullah mereka. Jika mereka menaati kalian, janganlah kalian mencari-cari jalan untuk menyusahkan mereka. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.”  Di dalam ayat di atas, bisa kita simpulkan bahwa bla istri melakukan suatu hal yang melanggar agama, maka sebagai seorang suami seharusnya menasehati istri dengan cara dan kata-kata yang baik.  Apabila istri tidak dapat dinasehati, maka suami boleh mendiamkan mereka dan pisah ranjang. Apabila masih tidak bisa juga, maka suami diizinkan untuk memukul istrinya, tapi dengan syarat yaitu pukulan tersebut tidak boleh menimbulkan cedera dan tidak boleh memukul di bagian wajah.  Selain itu, suami juga tidak boleh memukul dengan tongkat dan benda lainnya yang bersifat keras. Pukulan yang boleh dilakukan yaitu dengan menggunakan tangan dan tidak untuk menyakiti. Tapi hanya untuk pelajaran saja.  Dibandingkan dengan laki-laki, sebenarnya perempuan adalah makhluk yang paling lemah, baik itu secara fisik maupun hati. Maka dari itu, sudah seharusnya suami bersikap baik dengan istri karena hati perempuan mudah sekali tersakiti.  Suami wajib memperlakukan istrinya dengan baik kecuali istri melakukan perbuatan yang sangat keji. Namun, cara menegurnya juga tidak boleh sampai menyakiti hati istri ataupun kekerasan yang bisa membuatnya terluka.  Referensi : Hadist Suami Menyakiti Istri dan Hukumnya
Di dunia ini, masih ada banyak suami yang seringkali menyakiti istrinya dengan sangat mudah dan ringan tangan pada istrinya saat mereka berbuat salah. Padahal pada kenyataannya, masalah dapat diselesaikan dengan kepala dingin tanpa harus menyakiti fisik salah satunya.

Bukannya minta maaf dan tidak mengulanginya lagi, istri justru akan merasa menderita luar dan dalam. Terlebih lagi, Islam melarang keras suami yang sering memukul istrinya. Untuk lebih jelasnya, berikut adalah salah satu hadist suami menyakiti istri yang perlu kamu pahami.

“Takutlah kalian kepada Allah SWT mengenai urusan istri kalian, karena kalian telah mengambilnya dengan amanat dari Allah SWT, dan kalian halalkan farjinya dengan kalimat Allah SWT, maka hak kalian atas mereka adalah supaya mereka kaum istri jangan mengizinkan orang yang kalian benci masuk ke rumah kalian.

Kalau sampai mereka melakukannya maka pukullah mereka dengan pukulan yang tidak menyakiti, sedangkan hak mereka atas kalian adalah kalian berikan nafkah dan juga pakaiannya dengan cara yang baik” (HR. Muslim: 1218)

Dari hadist di atas dapat kita simpulkan bahwa di dalam Islam kita tidak pernah diajarkan untuk berlaku kasar terhadap perempuan. Sebab, mereka juga manusia yang mempunyai perasaan yang lembut dan sangat mudah rapuh. Apabila disakiti sedikit saja, maka mereka akan merasa sakit hati yang luar biasa.

Oleh sebab itu, perempuan harus diperlakukan dengan baik. Apabila perempuan melakukan kesalahan, maka jangan hadapi hal itu dengan kemarahan yang terlalu keras.

Hukum Suami Menyakiti Istri
Seperti yang kita pahami selama ini bahwa suami adalah imam bagi keluarganya. Suami diamanahkan oleh Allah SWT untuk menjadi seorang pemimpin bagi istri dan anak-anaknya.

Walaupun kedudukan suami juga sebagai seorang kepala rumah tangga, itu bukan berarti mereka bisa seenaknya sendiri berlaku kasar terhadap istrinya, menyakiti hati istri dengan kata-kata kasar, terlebih sampai melakukan kekerasan.

Sebagaimana yang sudah diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW bahwa suami harus senantiasa berbuat baik kepada istrinya dan janganlah menyakiti hati istri. Tak hanya itu saja, Allah SWT juga berfirman, yang artinya:

“Dan para istri mempunyai hak yang seimbang dengan kewajiban mereka menurut cara yang ma’ruf.” (QS. Al-Baqarah: 228)

Sementara itu, Ath-Thabari mengungkapkan bahwa ayat di atas memiliki makna tentang kewajiban bagi suami tidaklah hanya sekedar memberi nafkah saja, tapi juga berkewajiban untuk memperbaiki sikap terhadap istrinya dan juga tidak menyakiti hati istri.

Hal tersebut dilakukan karena istri sudah menaati perintah Allah SWT dan menaati suami mereka dengan cara yang baik.

Muawiyah bin Haidah pernah bertanya kepada Rasulullah SAW,

“Wahai Rasulullah, apa saja hak istri terhadap suaminya?” Rasulullah pun menjawab, “Engkau beri makan istrimu apabila engkau makan, dan engkau beri pakaian bila engkau berpakaian. Janganlah engkau memukul wajahnya, jangan menjelekkannya, dan jangan mendiamkannya kecuali di dalam rumah.” (HR. Abu Dawud)

Dari dua dalil di atas, yaitu dari hadist dan juga Al-Quran, menjelaskan bahwa kedudukan istri di dalam Islam sangat dimuliakan. Seorang istri jangan hanya dibebankan kewajiban saja, tapi juga harus mendapatkan haknya dengan baik.

Sementara suami juga tidak hanya sekedar mencari nafkah saja, tapi juga harus memperlakukan istri dengan baik dan selalu berkata baik kepada istri.

Sebab, kata-kata yang kasar akan menyakiti hati istri. Hal itu berarti suami telah melanggar haknya yang harus dipenuhi sebagaimana yang sudah dijelaskan di atas.

Adapun sebuah hadits yang menyebutkan bahwa laki-laki yang baik akhlaknya adalah seorang laki-laki yang bersikap baik kepada istrinya. Dari Abdullah bin ‘Amr, beliau Shallallahu‘alaihi wa sallam bersabda,

“Orang yang imannya paling sempurna di antara kaum mukminin adalah orang yang paling bagus akhlaknya di antara mereka, dan sebaik-baik kalian adalah yang terbaik akhlaknya terhadap istri-istrinya.” (HR. At Tirmidzi dan Ibnu Majah).

Lalu, bagaimana bila istri yang berbuat dosa dan melanggar agama?

Allah berfirman dalam surat An-Nisa ayat 34,

“…Wanita-wanita yang kalian khawatirkan nusyuznya, maka nasihatilah mereka, dan jauhilah mereka di tempat tidur, dan pukullah mereka. Jika mereka menaati kalian, janganlah kalian mencari-cari jalan untuk menyusahkan mereka. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.”

Di dalam ayat di atas, bisa kita simpulkan bahwa bla istri melakukan suatu hal yang melanggar agama, maka sebagai seorang suami seharusnya menasehati istri dengan cara dan kata-kata yang baik.

Apabila istri tidak dapat dinasehati, maka suami boleh mendiamkan mereka dan pisah ranjang. Apabila masih tidak bisa juga, maka suami diizinkan untuk memukul istrinya, tapi dengan syarat yaitu pukulan tersebut tidak boleh menimbulkan cedera dan tidak boleh memukul di bagian wajah.

Selain itu, suami juga tidak boleh memukul dengan tongkat dan benda lainnya yang bersifat keras. Pukulan yang boleh dilakukan yaitu dengan menggunakan tangan dan tidak untuk menyakiti. Tapi hanya untuk pelajaran saja.

Dibandingkan dengan laki-laki, sebenarnya perempuan adalah makhluk yang paling lemah, baik itu secara fisik maupun hati. Maka dari itu, sudah seharusnya suami bersikap baik dengan istri karena hati perempuan mudah sekali tersakiti.

Suami wajib memperlakukan istrinya dengan baik kecuali istri melakukan perbuatan yang sangat keji. Namun, cara menegurnya juga tidak boleh sampai menyakiti hati istri ataupun kekerasan yang bisa membuatnya terluka.

Referensi : Hadist Suami Menyakiti Istri dan Hukumnya