This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences. Now replace these with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences. Now replace these with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences. Now replace these with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences. Now replace these with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences. Now replace these with your own descriptions.

Kamis, 01 September 2022

Apakah Hidupmu Berkah? Periksa 3 Tanda Ini

Apakah Hidupmu Berkah? Periksa 3 Tanda Ini Hidupmu Berkah? Periksa 3 Tanda Ini. Setiap orang pasti ingin agar hidupnya selalu menjadi berkah. Namun kita harus tahu terlebih dahulu, seperti apa berkah itu? Jangan keberkahan melulu dikaitkan dengan kekayaan dan bergelimangnya harta ya.  Sebagian orang mengira bahwa hidup nikmat itu ketika bergelimang harta, jabatan tinggi yang selalu diekspos berita, mobil berderet dan tertata, bahkan dikelilingi banyak perempuan yang cantik dan jelita.  Islam memang tak melarang hamba-Nya memiliki harta banyak. Namun tentu saja harus diperoleh dengan jalan yang halal, agar dapat memperoleh keberkahan. Perlu diketahui, banyak dan bergelimangnya harta tak menjamin juga akan memperoleh suatu keberkahan. Memang alangkah paling baiknya jika harta kita banyak dan juga berkah.  Namun tetap saja, keberkahan haruslah jauh lebih diutamakan daripada banyak harta. Yakinlah harta yang tak berkah tidak akan membawa kebahagiaan dan ketenangan pada diri manusia, tak peduli berapa pun banyaknya. Karena pada diri manusia terdapat suatu kebutuhan lahir dan batin.  Kesemuanya haruslah terpenuhi untuk dapat membuat hidup seorang manusia dapat menjadi tenang dan bahagia. Bila salah satunya saja tak dapat terpenuhi, maka akan menyebabkan ketimpangan dalam hidup manusia. Sehingga akan menyebabkan kegelisahan, maupun perasaan yang selalu menghantui dirinya.  Lalu seperti apakah karakteristik hidup yang berkah itu?  Keberkahan memang mutlak diperlukan untuk membuat hidup ini selalu terasa nikmat. Berdasarkan penuturan dari kitab Tarikh Madinah Dimasqi, ciptaan dari Ibnu Asyakir, mengutip ucapan seorang Ulama’ yang bernama Abu Ridha al-Abid, diksiahkan tentang perkataan dari Imam Qasim al-Ju’i. Perkataan tersebut memaparkan tentang tiga kategori hidup yang nikmat, yaitu:  -Selalu merasa cukup, dan juga tidak menggantungkan diri serta meminta kepada orang lain. Seseorang yang merasa hidupnya nikmat, akan menganggap semua orang merupakan partner kehidupan. Ia pun bahkan tidak pernah membeda-bedakan atau mendiskriminasi seseorang sebagai kawan atau lawan.  Sehat Jasmani. Sehat jasmani sangatlah penting bagi seseorang. Karena ini merupakan faktor utama keberhasilan seseorang. Kesehatan sangatlah penting, karena apabila sedang tidak sehat, manusia tidak akan mampu beraktivitas. Tubuh yang tak sehat juga akan menjadi penghalang seseorang meraih keinginannya.  -Selamat dalam urusan beragama. Ini juga merupakan faktor penting ketika beribadah. Sebab tak jarang orang mengaku beriman tetapi akhlak dan perbuatannya justru tak mencerminkan sebagai orang yang beriman.  Dengan demikian, keimanan yang benar tidak hanya sebatas di mulut. Tetapi anggota badan juga wajib mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Dan juga harus diperkuat dengan kemantapan hati.  Ketiga hal tersebut bila dipraktikkan, maka akan membuat hidup terasa nikmat, serta bertambah keberkahannya. Akan membuat kita menjadi orang yang beruntung di dunia dan akhirat.Apakah Hidupmu Berkah? Periksa 3 Tanda Ini
Hidupmu Berkah? Periksa 3 Tanda Ini. Setiap orang pasti ingin agar hidupnya selalu menjadi berkah. Namun kita harus tahu terlebih dahulu, seperti apa berkah itu? Jangan keberkahan melulu dikaitkan dengan kekayaan dan bergelimangnya harta ya.

Sebagian orang mengira bahwa hidup nikmat itu ketika bergelimang harta, jabatan tinggi yang selalu diekspos berita, mobil berderet dan tertata, bahkan dikelilingi banyak perempuan yang cantik dan jelita.

Islam memang tak melarang hamba-Nya memiliki harta banyak. Namun tentu saja harus diperoleh dengan jalan yang halal, agar dapat memperoleh keberkahan. Perlu diketahui, banyak dan bergelimangnya harta tak menjamin juga akan memperoleh suatu keberkahan. Memang alangkah paling baiknya jika harta kita banyak dan juga berkah.

Namun tetap saja, keberkahan haruslah jauh lebih diutamakan daripada banyak harta. Yakinlah harta yang tak berkah tidak akan membawa kebahagiaan dan ketenangan pada diri manusia, tak peduli berapa pun banyaknya. Karena pada diri manusia terdapat suatu kebutuhan lahir dan batin.

Kesemuanya haruslah terpenuhi untuk dapat membuat hidup seorang manusia dapat menjadi tenang dan bahagia. Bila salah satunya saja tak dapat terpenuhi, maka akan menyebabkan ketimpangan dalam hidup manusia. Sehingga akan menyebabkan kegelisahan, maupun perasaan yang selalu menghantui dirinya.

Lalu seperti apakah karakteristik hidup yang berkah itu?

Keberkahan memang mutlak diperlukan untuk membuat hidup ini selalu terasa nikmat. Berdasarkan penuturan dari kitab Tarikh Madinah Dimasqi, ciptaan dari Ibnu Asyakir, mengutip ucapan seorang Ulama’ yang bernama Abu Ridha al-Abid, diksiahkan tentang perkataan dari Imam Qasim al-Ju’i. Perkataan tersebut memaparkan tentang tiga kategori hidup yang nikmat, yaitu:

-Selalu merasa cukup, dan juga tidak menggantungkan diri serta meminta kepada orang lain. Seseorang yang merasa hidupnya nikmat, akan menganggap semua orang merupakan partner kehidupan. Ia pun bahkan tidak pernah membeda-bedakan atau mendiskriminasi seseorang sebagai kawan atau lawan.

Sehat Jasmani. Sehat jasmani sangatlah penting bagi seseorang. Karena ini merupakan faktor utama keberhasilan seseorang. Kesehatan sangatlah penting, karena apabila sedang tidak sehat, manusia tidak akan mampu beraktivitas. Tubuh yang tak sehat juga akan menjadi penghalang seseorang meraih keinginannya.

-Selamat dalam urusan beragama. Ini juga merupakan faktor penting ketika beribadah. Sebab tak jarang orang mengaku beriman tetapi akhlak dan perbuatannya justru tak mencerminkan sebagai orang yang beriman.

Dengan demikian, keimanan yang benar tidak hanya sebatas di mulut. Tetapi anggota badan juga wajib mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Dan juga harus diperkuat dengan kemantapan hati.

Ketiga hal tersebut bila dipraktikkan, maka akan membuat hidup terasa nikmat, serta bertambah keberkahannya. Akan membuat kita menjadi orang yang beruntung di dunia dan akhirat.

6 Tanda Orang Disayang Allah, Cek Apa Kamu Termasuk?

6 Tanda Orang Disayang Allah, Cek Apa Kamu Termasuk? 6 Tanda Orang Disayang Allah, Cek Apa Kamu Termasuk?. Pernahkah kamu mengalami bagaimana rasanya dicintai seseorang yang kamu suka? Pasti senang bukan lalu bagaimana jika yang menyayangi kamu adalah sang Maha Pencipta Allah SWT yang menciptakan apapun itu, dari yang kecil sampai yang besar, dari kecilnya tak terhingga sampai besarnya tak terhingga, dan lain-lainnya. Disayangi Allah merupakan impian tertinggi setiap hamba karena tidak ada rasa sayang yang melebihi sayangnya Allah SWT. Berikut tanda Allah sayang pada hambanya  1. Yang pertama Allah akan menjadikannya paham agama.  Mudah memahami dan cepat mengerti terkait agama Islam merupakan tanda bahwa Allah SWT menyayangi hambaNya.   Dalam mempelajari agama rasanya begitu mudah seperti diberinya petunjuk.  Nabi Muhammad SAW bersabda yang artinya: “Allah memberikan dunia pada yang Dia cintai dan yang Dia Benci tetapi Dia tidak memberikan kesadaran beragama kecuali kepada yang Dia cintai. Maka barangsiapa yang diberikan kesadaran beragama oleh Allah berarti ia dicintai olehnya.” (HR. Imam Ahmad)   Memahami agama dengan mudahnya atau cepat mengerti hal agama atau bahkan tanpa sadar seperti dituntun menuju jalan yang benar dengan berbagai petunjuk tertentu hingga Faqih adalah bentuk dari rasa kasih sayang Allah kepada hambaNya.  Nabi Muhammad SAW bersabda yang artinya: Barangsiapa yang Allah inginkan kebaikan padanya Allah akan faqihkan ia dalam masalah agama.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).  2. Yang kedua Allah akan memberikan ujian atau cobaan ujian atau cobaan yang diberikan Allah kepada kita merupakan salah satu bentuk Cinta dari Allah SWT.  Di balik ujian terdapat pahala dengan diberikann-Nya ujian artinya allah sedang memperhatikan kita. Nabi Muhammad SAW  bersabda yang artinya: Sesungguhnya pahala besar karena balasan untuk ujian yang berat sungguh jika Allah mencintai suatu kaum maka dia akan menimpakan ujian untuk mereka. Barangsiapa yang Ridha maka ia akan Meraih Ridha Allah. Barangsiapa yang tidak suka maka Allah pun akan murka.” (HR. Ibnu Majah).  Allah SWT berfirman: Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati, Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan yang sebenar-benarnya dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan.” (Q.S. Al-Anbiya ayat 35).  Yakinlah bahwa Allah Swt tidak akan memberikan cobaan kepada umatnya melebihi batas kemampuan manusia itu sendiri.” (QS. Al-Baqarah ayat 286)  3. Yang ketiga orang yang dijadikan oleh Allah beramal Shalih sebelum kematian.  Kasih sayang Allah SWT yang sangat luar biasa adalah menutup usia hambanya dengan Khusnul Khotimah.  Rasulullah SAW bersabda: Jika Allah mencintai seorang hamba Allah akan memaniskannya.  Sahabat bertanya: apa itu memaniskannya Ya Rasulullah?  Rasulullah menjawab, Allah akan memberi ia petunjuk untuk melakukan kebaikan saat menjelang ajalnya sehingga orang yang ada disekelilingnya meridhoinya. (HR. Ahmad)  Dari hadis tersebut menjelaskan bahwa jika Allah menghendaki kebaikan kepada hambaNya atau menyayangi hamba-Nya, maka Allah jadikan Ia seorang yang beramal shaleh sebelum wafat.  Perbanyaklah menangis mumpung Allah memberi Hidayah pada kita berupa iman dan Islam.  Jaga hidayah tersebut dengan memperbanyak amal shaleh, karena teman sejati kita di akhirat adalah amal Shalih dan jika ingin melakukan hal-hal yang menjurus ke perbuatan maksiat, takutlah kamu pada kematian pabila kita mati dalam keadaan melakukan maksiat.  4. Yang keempat dipercepat sanksinya di dunia dan tidak menyegerakan azab  Rasulullah SAW bersabda: apabila Allah menginginkan kebaikan kepada hambaNya, Allah akan segera kan sanksi untuknya di dunia dan apabila Allah menginginkan keburukan kepada hambaNya Allah akan menahan azab baginya akibat dosanya di dunia sampai Allah membalasnya dengan sempurna pada hari kiamat.” (HR. At Tirmidzi dan Al-Hakim)   Apabila kamu merasa bahwa Allah memberikan ujian atau teguran, yakini itu merupakan petunjuk bahwa Allah sayang pada kamu.Sanksi kamu di dunia dipercepat karena Allah ingin dosa-dosa kamu segera hilang sebelum kematian dan kita jauh dari azab.  Coba kamu telah melihat orang-orang yang ada di sekeliling kamu, apakah mereka akan langsung mendapatkan azab dari Allah SWT setelah melakukan perbuatan buruk atau bermaksud jahat. Jawabannya tidak.  Hal ini dikarenakan Allah menyayangi kamu, Allah memberikan kesempatan kepada hambaNya untuk memperbaiki diri.  5. Yang kelima Allah menjaganya bentuk penjagaan Allah di antaranya melalui malaikat.  Allah SWT berfirman yang artinya: Bagi manusia ada malaikat malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran di muka dan di belakangnya mereka menjaganya atas perintah Allah.” (QS. Ar Ra'd ayat 11).  Allah senantiasa menjaga hambaNya yang beriman dan bertaqwa serta beramal sholeh dengan adanya penjagaan dari Allah melalui malaikat.  Sangat kecil kemungkinan kamu terjerumus dalam kemaksiatan karena akan selalu diberikan kekuatan Iman serta doa oleh malaikat.  6. Yang keenam adalah Allah selalu membuka Pintu Taubat dan selalu memberikan pengampunan pintu taubat selalu. Allah berikan kepada setiap hambaNya yang bersungguh-sungguh kesempatan selalu ada karena itulah tanda kasih sayang Allah SWT.  Ya Allah swt berfirman: Katakanlah hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah yang Maha pengampun lagi maha penyayang dan kembalilah kamu kepada Tuhanmu dan berserah dirilah kepadanya sebelum datang azab kepadamu, kemudian kamu tidak dapat ditolong lagi.” (Q.S. Az-zumar Ayat 53 dan 54).  Maka segera bertaubat dan memohon ampunan kepada Allah dengan hati yang bersungguh-sungguh niscaya Allah SWT akan segera memberikan pengampunan. beberapa tanda jika Allah SWT  menghendaki kebaikan kepada seseorang. Semoga semua termasuk kedalam golongan orang-orang yang Allah SWT  kehendaki kebaikan.  6 Tanda Orang Disayang Allah, Cek Apa Kamu Termasuk?
6 Tanda Orang Disayang Allah, Cek Apa Kamu Termasuk?. Pernahkah kamu mengalami bagaimana rasanya dicintai seseorang yang kamu suka? Pasti senang bukan lalu bagaimana jika yang menyayangi kamu adalah sang Maha Pencipta Allah SWT yang menciptakan apapun itu, dari yang kecil sampai yang besar, dari kecilnya tak terhingga sampai besarnya tak terhingga, dan lain-lainnya. Disayangi Allah merupakan impian tertinggi setiap hamba karena tidak ada rasa sayang yang melebihi sayangnya Allah SWT. Berikut tanda Allah sayang pada hambanya

1. Yang pertama Allah akan menjadikannya paham agama.

Mudah memahami dan cepat mengerti terkait agama Islam merupakan tanda bahwa Allah SWT menyayangi hambaNya.

Dalam mempelajari agama rasanya begitu mudah seperti diberinya petunjuk.

Nabi Muhammad SAW bersabda yang artinya: “Allah memberikan dunia pada yang Dia cintai dan yang Dia Benci tetapi Dia tidak memberikan kesadaran beragama kecuali kepada yang Dia cintai. Maka barangsiapa yang diberikan kesadaran beragama oleh Allah berarti ia dicintai olehnya.” (HR. Imam Ahmad)

Memahami agama dengan mudahnya atau cepat mengerti hal agama atau bahkan tanpa sadar seperti dituntun menuju jalan yang benar dengan berbagai petunjuk tertentu hingga Faqih adalah bentuk dari rasa kasih sayang Allah kepada hambaNya.

Nabi Muhammad SAW bersabda yang artinya: Barangsiapa yang Allah inginkan kebaikan padanya Allah akan faqihkan ia dalam masalah agama.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).

2. Yang kedua Allah akan memberikan ujian atau cobaan ujian atau cobaan yang diberikan Allah kepada kita merupakan salah satu bentuk Cinta dari Allah SWT.

Di balik ujian terdapat pahala dengan diberikann-Nya ujian artinya allah sedang memperhatikan kita. Nabi Muhammad SAW  bersabda yang artinya: Sesungguhnya pahala besar karena balasan untuk ujian yang berat sungguh jika Allah mencintai suatu kaum maka dia akan menimpakan ujian untuk mereka. Barangsiapa yang Ridha maka ia akan Meraih Ridha Allah. Barangsiapa yang tidak suka maka Allah pun akan murka.” (HR. Ibnu Majah).

Allah SWT berfirman: Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati, Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan yang sebenar-benarnya dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan.” (Q.S. Al-Anbiya ayat 35).

Yakinlah bahwa Allah Swt tidak akan memberikan cobaan kepada umatnya melebihi batas kemampuan manusia itu sendiri.” (QS. Al-Baqarah ayat 286)

3. Yang ketiga orang yang dijadikan oleh Allah beramal Shalih sebelum kematian.

Kasih sayang Allah SWT yang sangat luar biasa adalah menutup usia hambanya dengan Khusnul Khotimah.

Rasulullah SAW bersabda: Jika Allah mencintai seorang hamba Allah akan memaniskannya.

Sahabat bertanya: apa itu memaniskannya Ya Rasulullah?

Rasulullah menjawab, Allah akan memberi ia petunjuk untuk melakukan kebaikan saat menjelang ajalnya sehingga orang yang ada disekelilingnya meridhoinya. (HR. Ahmad)

Dari hadis tersebut menjelaskan bahwa jika Allah menghendaki kebaikan kepada hambaNya atau menyayangi hamba-Nya, maka Allah jadikan Ia seorang yang beramal shaleh sebelum wafat.

Perbanyaklah menangis mumpung Allah memberi Hidayah pada kita berupa iman dan Islam.

Jaga hidayah tersebut dengan memperbanyak amal shaleh, karena teman sejati kita di akhirat adalah amal Shalih dan jika ingin melakukan hal-hal yang menjurus ke perbuatan maksiat, takutlah kamu pada kematian pabila kita mati dalam keadaan melakukan maksiat.

4. Yang keempat dipercepat sanksinya di dunia dan tidak menyegerakan azab

Rasulullah SAW bersabda: apabila Allah menginginkan kebaikan kepada hambaNya, Allah akan segera kan sanksi untuknya di dunia dan apabila Allah menginginkan keburukan kepada hambaNya Allah akan menahan azab baginya akibat dosanya di dunia sampai Allah membalasnya dengan sempurna pada hari kiamat.” (HR. At Tirmidzi dan Al-Hakim)

Apabila kamu merasa bahwa Allah memberikan ujian atau teguran, yakini itu merupakan petunjuk bahwa Allah sayang pada kamu.Sanksi kamu di dunia dipercepat karena Allah ingin dosa-dosa kamu segera hilang sebelum kematian dan kita jauh dari azab.

Coba kamu telah melihat orang-orang yang ada di sekeliling kamu, apakah mereka akan langsung mendapatkan azab dari Allah SWT setelah melakukan perbuatan buruk atau bermaksud jahat. Jawabannya tidak.

Hal ini dikarenakan Allah menyayangi kamu, Allah memberikan kesempatan kepada hambaNya untuk memperbaiki diri.

5. Yang kelima Allah menjaganya bentuk penjagaan Allah di antaranya melalui malaikat.

Allah SWT berfirman yang artinya: Bagi manusia ada malaikat malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran di muka dan di belakangnya mereka menjaganya atas perintah Allah.” (QS. Ar Ra'd ayat 11).

Allah senantiasa menjaga hambaNya yang beriman dan bertaqwa serta beramal sholeh dengan adanya penjagaan dari Allah melalui malaikat.

Sangat kecil kemungkinan kamu terjerumus dalam kemaksiatan karena akan selalu diberikan kekuatan Iman serta doa oleh malaikat.

6. Yang keenam adalah Allah selalu membuka Pintu Taubat dan selalu memberikan pengampunan pintu taubat selalu. Allah berikan kepada setiap hambaNya yang bersungguh-sungguh kesempatan selalu ada karena itulah tanda kasih sayang Allah SWT.

Ya Allah swt berfirman: Katakanlah hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah yang Maha pengampun lagi maha penyayang dan kembalilah kamu kepada Tuhanmu dan berserah dirilah kepadanya sebelum datang azab kepadamu, kemudian kamu tidak dapat ditolong lagi.” (Q.S. Az-zumar Ayat 53 dan 54).

Maka segera bertaubat dan memohon ampunan kepada Allah dengan hati yang bersungguh-sungguh niscaya Allah SWT akan segera memberikan pengampunan. beberapa tanda jika Allah SWT  menghendaki kebaikan kepada seseorang. Semoga semua termasuk kedalam golongan orang-orang yang Allah SWT  kehendaki kebaikan. 

Makna Berkah dan Ciri Keberkahan dalam Hidup

Makna Berkah dan Ciri Keberkahan dalam Hidup Makna Berkah dan Ciri Keberkahan dalam Hidup. Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering mendengar atau menyebut istilah berkah. Kata berkah ini juga selalu menjadi doa dan diucapkan untuk mendoakan agar kehidupan orang lain selalu diberkahi oleh Allah SWT. Tentunya kita ingin hidup kita pun senantiasa dalam keberkahan. Namun, apa sebenarnya makna berkah itu sendiri?  Makna Kata Berkah dalam Ayat Al-Quran Dalam bahasa Arab, berkah berasal dari kata barokah yang memiliki arti nikmat. Dalam istilah atau bentuk kata lain dalam bahasa Arab juga disebut mubarak dan tabaruk.  Imam Al-Ghazali juga membahas tentang makna kata berkah yaitu berarti bertambahnya kebaikan. Para ulama pun juga menterjemahkan makna kata berkah adalah segala hal yang berlimpah, baik dari aspek spiritual atau material. Termasuk di dalamnya kasih sayang, ketenangan, kenyamanan, waktu, usia, dsb.  Termasuk dengan dengan kehadiran Al-Quran dalam hidup manusia, disebut dalam Al-Quran surat Shaad ayat 29, “Ini (Al-Quran) adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu, penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya orang-orang yang mempunyai pikiran mendapatkan pelajaran.”  Dalam ayat lain, disebutkan juga kata berkah. “Jika sekiranya penduduk negeri-negeri itu beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi.” (QS. Al-A’raf: 96).  Langit dan bumi adalah semesta yang melingkupi hidup manusia. Mulai dari air hujan, tumbuhan, hewan, dan segala macam sumber-sumber kehidupan telah Allah limpahkan di langit dan bumi untuk manusia. Untuk itu, keberkahan ini berarti bahwa memang Allah memberikan nikmat berupa segala materi yang dibutuhkan manusia.  Ciri-Ciri Keberkahan dalam Hidup Dalam ayat lainnya, Allah juga menyebutkan bahwa ada beberapa keberkahan lainnya yang bisa dirasakan oleh manusia yang sifatnya imaterial atau spritual. Ustad Aam Amirudin, menyebutkan beberapa diantaranya adalah:  Merasakan Nikmat dan Beramal Shaleh “Barang siapa yang Allah menghendaki akan memberikan kepadanya petunjuk, niscaya Dia melapangkan dadanya untuk (memeluk agama) Islam” (QS: Al-An'am: 125)  Dalam ayat ini dijelaskan bahwa keberkahan hidup dari Allah salah satunya adalah dengan merasakan nikmat Iman dan Islam serta kenikmatan dalam beribadah. Tentunya tanpa ada perasaan tertekan, berat, atau merasa payah dalam menjalankannya. Misalnya saja, saat melaksanakan sedekah. Maka kita akan merasakan keutamaan sedekah tersebut dan manfaatnya dalam hidup. Sehingga ringan untuk melaksanakannya.  Konsisten dalam Kebaikan “Dan bagaimana kamu (sampai) menjadi kafir, padahal ayat-ayat Allah dibacakan kepada kamu, dan Rasul-Nya (Muhammad) pun berada di tengah-tengah kamu? Barangsiapa berpegang teguh kepada (agama) Allah, maka sungguh, dia diberi petunjuk kepada jalan yang lurus” (QS Ali Imron: 101)  Konsisten dalam kebaikan artinya kita terus berpegang teguh pada perintah Allah dalam kondisi apapun. Orang yang dalam hidupnya penuh dengan keberkahan maka dia akan menjalankan kebaikan tersebut secara konsisten sampai akhir hidupnya.  Merasakan Kerinduan pada Allah Orang yang dalam hidupnya penuh dengan keberkahan, menyadari bahwa nikmat yang bisa ia rasakan saat ini bersumber dari Allah SWT. Untuk itu, tidak ada pilihan lain bahwa ketaqwaan dan selalu rindu kepada Allah adalah hal yang selalu dirasakannya. Karena mereka menyadari bahwa manusia tidak akan mendapatkan apapun tanpa pertolongan Allah.  “Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal. (yaitu) orang-orang yang mendirikan shalat dan yang menafkahkan sebagian dari rezeki yang Kami berikan kepada mereka. (QS Al-Anfal: 2-3)  Selalu Sabar Menghadapi Ujian “Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah, supaya kamu beruntung” (QS Ali Imran: 200)  Dengan keberkahan dari Allah SWT, maka orang-orang tersebut akan mudah untuk bersabar dalam menghadapi berbagai ujian. Baik ujian dalam kebahagiaan atau kesulitan. Seluruhnya adalah hal dengan ikhlas mereka hadapi.  Makna berkah dalam hidup memang bisa berbeda dari setiap orang. Namun, sebenarnya Allah senantiasa memberikan kemudahan dan kebutuhan dalam hidup kita, baik kita sadari ataupun tidak. Semoga sebagai manusia kita selalu menyadarinya dan bersyukur setiap saat akan kenikmatan yang menjadi berkah dalam hidup kita.  Untuk menambah keberkahan dalam hidup, sedekah bisa menjadi salah satu kuncinya. Rezeki yang merupakan salah satu nikmat dalam hidup ini, akan bertambah keberkahannya jika kita membagikannya kepada orang lain membutuhkan. Selamat mencari keberkahan dan gapailah makna berkah dalam hidup.  Referensi : Makna Berkah dan Ciri Keberkahan dalam HidupMakna Berkah dan Ciri Keberkahan dalam Hidup
Makna Berkah dan Ciri Keberkahan dalam Hidup. Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering mendengar atau menyebut istilah berkah. Kata berkah ini juga selalu menjadi doa dan diucapkan untuk mendoakan agar kehidupan orang lain selalu diberkahi oleh Allah SWT. Tentunya kita ingin hidup kita pun senantiasa dalam keberkahan. Namun, apa sebenarnya makna berkah itu sendiri?

Makna Kata Berkah dalam Ayat Al-Quran

Dalam bahasa Arab, berkah berasal dari kata barokah yang memiliki arti nikmat. Dalam istilah atau bentuk kata lain dalam bahasa Arab juga disebut mubarak dan tabaruk.

Imam Al-Ghazali juga membahas tentang makna kata berkah yaitu berarti bertambahnya kebaikan. Para ulama pun juga menterjemahkan makna kata berkah adalah segala hal yang berlimpah, baik dari aspek spiritual atau material. Termasuk di dalamnya kasih sayang, ketenangan, kenyamanan, waktu, usia, dsb.

Termasuk dengan dengan kehadiran Al-Quran dalam hidup manusia, disebut dalam Al-Quran surat Shaad ayat 29, “Ini (Al-Quran) adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu, penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya orang-orang yang mempunyai pikiran mendapatkan pelajaran.”

Dalam ayat lain, disebutkan juga kata berkah. “Jika sekiranya penduduk negeri-negeri itu beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi.” (QS. Al-A’raf: 96).

Langit dan bumi adalah semesta yang melingkupi hidup manusia. Mulai dari air hujan, tumbuhan, hewan, dan segala macam sumber-sumber kehidupan telah Allah limpahkan di langit dan bumi untuk manusia. Untuk itu, keberkahan ini berarti bahwa memang Allah memberikan nikmat berupa segala materi yang dibutuhkan manusia.

Ciri-Ciri Keberkahan dalam Hidup

Dalam ayat lainnya, Allah juga menyebutkan bahwa ada beberapa keberkahan lainnya yang bisa dirasakan oleh manusia yang sifatnya imaterial atau spritual. Ustad Aam Amirudin, menyebutkan beberapa diantaranya adalah:

  1. Merasakan Nikmat dan Beramal Shaleh

“Barang siapa yang Allah menghendaki akan memberikan kepadanya petunjuk, niscaya Dia melapangkan dadanya untuk (memeluk agama) Islam” (QS: Al-An'am: 125)

Dalam ayat ini dijelaskan bahwa keberkahan hidup dari Allah salah satunya adalah dengan merasakan nikmat Iman dan Islam serta kenikmatan dalam beribadah. Tentunya tanpa ada perasaan tertekan, berat, atau merasa payah dalam menjalankannya. Misalnya saja, saat melaksanakan sedekah. Maka kita akan merasakan keutamaan sedekah tersebut dan manfaatnya dalam hidup. Sehingga ringan untuk melaksanakannya.

  1. Konsisten dalam Kebaikan

“Dan bagaimana kamu (sampai) menjadi kafir, padahal ayat-ayat Allah dibacakan kepada kamu, dan Rasul-Nya (Muhammad) pun berada di tengah-tengah kamu? Barangsiapa berpegang teguh kepada (agama) Allah, maka sungguh, dia diberi petunjuk kepada jalan yang lurus” (QS Ali Imron: 101)

Konsisten dalam kebaikan artinya kita terus berpegang teguh pada perintah Allah dalam kondisi apapun. Orang yang dalam hidupnya penuh dengan keberkahan maka dia akan menjalankan kebaikan tersebut secara konsisten sampai akhir hidupnya.

  1. Merasakan Kerinduan pada Allah

Orang yang dalam hidupnya penuh dengan keberkahan, menyadari bahwa nikmat yang bisa ia rasakan saat ini bersumber dari Allah SWT. Untuk itu, tidak ada pilihan lain bahwa ketaqwaan dan selalu rindu kepada Allah adalah hal yang selalu dirasakannya. Karena mereka menyadari bahwa manusia tidak akan mendapatkan apapun tanpa pertolongan Allah.

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal. (yaitu) orang-orang yang mendirikan shalat dan yang menafkahkan sebagian dari rezeki yang Kami berikan kepada mereka. (QS Al-Anfal: 2-3)

  1. Selalu Sabar Menghadapi Ujian

“Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah, supaya kamu beruntung” (QS Ali Imran: 200)

Dengan keberkahan dari Allah SWT, maka orang-orang tersebut akan mudah untuk bersabar dalam menghadapi berbagai ujian. Baik ujian dalam kebahagiaan atau kesulitan. Seluruhnya adalah hal dengan ikhlas mereka hadapi.

Makna berkah dalam hidup memang bisa berbeda dari setiap orang. Namun, sebenarnya Allah senantiasa memberikan kemudahan dan kebutuhan dalam hidup kita, baik kita sadari ataupun tidak. Semoga sebagai manusia kita selalu menyadarinya dan bersyukur setiap saat akan kenikmatan yang menjadi berkah dalam hidup kita.

Untuk menambah keberkahan dalam hidup, sedekah bisa menjadi salah satu kuncinya. Rezeki yang merupakan salah satu nikmat dalam hidup ini, akan bertambah keberkahannya jika kita membagikannya kepada orang lain membutuhkan. Selamat mencari keberkahan dan gapailah makna berkah dalam hidup.

Referensi : Makna Berkah dan Ciri Keberkahan dalam Hidup



Makna di Balik Nyadran, Nyekar, dan Tradisi Ramadhan Lainnya

Makna di Balik Nyadran, Nyekar, dan Tradisi Ramadhan LainnyaMakna di Balik Nyadran, Nyekar, dan Tradisi Ramadhan Lainnya. Ramadhan merupakan bulan suci yang disambut dengan persiapan khusus. Memasuki bulan Ramadhan, umat Muslim bukan hanya melakukan persiapan fisik untuk menjalani ibadah puasa sebulan penuh, tetapi juga persiapan batin. Sebelum datangnya Ramadhan ada tradisi atau adat lokal di berbagai daerah di Indonesia contohnya di Jawa dan khususnya didaerah tempat tinggal saya di daerah Kabupaten Temanggung, yaitu ada tradisi nyadran, padusan, dan nyekar (ziarah kubur). Nyadran adalah serangkaian upacara atau acara yang dilakukan oleh masyarakat Jawa, terutama Jawa Tengah. Tradisi ini merupakan hasil dialog tradisi lokal bertahun-tahun dengan ajaran agama Islam. Nyadran berasal dari bahasa Sanskerta, sraddha yang artinya keyakinan. Nyadran adalah tradisi pembersihan makam oleh masyarakat Jawa, umumnya di pedesaan. Dalam bahasa Jawa, nyadran berasal dari kata sadran yang artinya ruwah syakban. Nyadran biasanya dilaksanakan dengan suatu rangkaian budaya yang berupa pembersihan makam leluhur, tabur bunga, dan puncaknya berupa kenduri selamatan di makam leluhur atau di halaman masjid.  Biasanya dalam tradisi nyadran, setelah membersihkan makam para warga desa akan membawa makanan untuk kenduri atau selamatan berupa ingkung (ayam yang dimasak utuh), nasi bucu (nasi kerucut), dan lauk lain untuk melengkapi. Kegiatan kenduri sendiri sangat islami, diawali dengan pembacaan ayat Al-Quran, zikir, tahlil, dan doa, kemudian ditutup dengan makan bersama. Dipimpin oleh seorang tokoh agama atau masyarakat desa sering menyebut dengan mudin yang diambil dari kata imamuddin.  Makanan untuk kenduri tersebut pada zaman dulu dibawa dengan menggunakan wadah tenong tapi pada zaman sekarang mereka menggunakan rantang untuk membawanya. Masih ada saja yang masih menggunakan tenong, tapi jarang dijumpai. Lokasi kenduri nyadran biasanya dilakukan di halaman masjid atau di jalan dengan dialasi karpet untuk duduk dan daun pisang untuk makan bersama. Acara nyadran ini dilakukan oleh seluruh warga desa mulai dari anak-anak, remaja, orang dewasa, dan orang tua. Mereka makan bersama-sama di tempat itu saling berbagi makanan sehingga menjaga keakraban dan silaturahmi yang erat di antara warga masyarakat desa.  Selain nyadran ada tradisi lainnya juga yang dilakukan oleh umat Islam, biasanya dilakukan sebelum memasuki bulan Ramadhan yaitu padusan. Berasal dari kata adus yang berarti mandi. Padusan merupakan tradisi masyarakat Jawa untuk menyucikan diri, membersihkan jiwa dan raga, dalam menyambut datangnya bulan suci. Tradisi ini merupakan tradisi warisan leluhur yang dilakukan secara turun temurun dan yang perlu dilestarikan ini dijalani dengan cara berendam atau mandi di sumur-sumur atau sumber mata air. Tujuan dari padusan ini adalah agar saat Ramadhan datang, kita dapat menjalani ibadah dalam kondisi suci lahir maupun batin.  Selain itu, bila ditelisik lebih jauh, padusan memiliki makna yang sangat dalam yaitu sebagai media untuk merenung dan introspeksi diri dari berbagai kesalahan yang telah dibuat pada masa lalu. Oleh karena itu, semestinya ritual ini dilakukan seorang diri di tempat yang sepi. Dalam sepi diharapkan muncul kesadaran diri untuk menjadi pribadi yang lebih baik daripada sebelumnya. Dalam kondisi hening, akan hadir keyakinan dan kesadaran untuk melangkah memasuki bulan Ramadhan yang suci sebagai pribadi yang lebih baik lagi.  Akan tetapi, akhir-akhir ini telah terjadi pergeseran nilai terhadap ritual yang merupakan tradisi leluhur ini. Padusan yang semestinya dilakukan seorang diri, kini sudah berubah menjadi mandi, keramas atau berendam beramai-ramai di satu mata air, di tempat wisata air seperti waterpark dan kolam renang ataupun di sungai-sungai yang ada di daerah desa. Padusan ini dilakukan sehari sebelum menjalani ibadah puasa Ramadhan. Ritual yang semestinya bersifat sakral ini pun telah berubah menjadi komoditi pariwisata.  Selain nyadran dan padusan ada satu tradisi lagi yang dilakukan sebelum memasuki bulan Ramadhan atau dilakukan sebelum hari raya idul fitri yaitu nyekar (ziarah kubur). Kebiasaan nyekar atau ziarah kubur menjadi tradisi yang umum dilakukan masyarakat Indonesia sebelum Ramadhan atau Idul Fitri. Ada yang berziarah ke makam orangtua atau sanak keluarga, hingga berziarah ke makam ulama atau tokoh-tokoh ternama. Nyekar berasal dari kata Jawa sekar yang berarti kembang atau bunga. Dalam praktiknya, benar jika ziarah ini melibatkan penaburan bunga di atas makam yang dikunjungi. Pada saat nyekar, yang pasti dan umumnya dilakukan, adalah (bersik) pembersihan makam dan pembacaan doa-doa atau bagian dari surat Al-Quran, yang pendek atau panjang, bervariasi antara satu dengan yang lain. Makna di Balik Nyadran, Nyekar, dan Tradisi Ramadhan Lainnya
Makna di Balik Nyadran, Nyekar, dan Tradisi Ramadhan Lainnya. 
Ramadhan merupakan bulan suci yang disambut dengan persiapan khusus. Memasuki bulan Ramadhan, umat Muslim bukan hanya melakukan persiapan fisik untuk menjalani ibadah puasa sebulan penuh, tetapi juga persiapan batin. Sebelum datangnya Ramadhan ada tradisi atau adat lokal di berbagai daerah di Indonesia contohnya di Jawa dan khususnya didaerah tempat tinggal saya di daerah Kabupaten Temanggung, yaitu ada tradisi nyadran, padusan, dan nyekar (ziarah kubur).

Nyadran adalah serangkaian upacara atau acara yang dilakukan oleh masyarakat Jawa, terutama Jawa Tengah. Tradisi ini merupakan hasil dialog tradisi lokal bertahun-tahun dengan ajaran agama Islam. Nyadran berasal dari bahasa Sanskerta, sraddha yang artinya keyakinan. Nyadran adalah tradisi pembersihan makam oleh masyarakat Jawa, umumnya di pedesaan. Dalam bahasa Jawa, nyadran berasal dari kata sadran yang artinya ruwah syakbanNyadran biasanya dilaksanakan dengan suatu rangkaian budaya yang berupa pembersihan makam leluhur, tabur bunga, dan puncaknya berupa kenduri selamatan di makam leluhur atau di halaman masjid.

Biasanya dalam tradisi nyadran, setelah membersihkan makam para warga desa akan membawa makanan untuk kenduri atau selamatan berupa ingkung (ayam yang dimasak utuh), nasi bucu (nasi kerucut), dan lauk lain untuk melengkapi. Kegiatan kenduri sendiri sangat islami, diawali dengan pembacaan ayat Al-Quran, zikir, tahlil, dan doa, kemudian ditutup dengan makan bersama. Dipimpin oleh seorang tokoh agama atau masyarakat desa sering menyebut dengan mudin yang diambil dari kata imamuddin.

Makanan untuk kenduri tersebut pada zaman dulu dibawa dengan menggunakan wadah tenong tapi pada zaman sekarang mereka menggunakan rantang untuk membawanya. Masih ada saja yang masih menggunakan tenong, tapi jarang dijumpai. Lokasi kenduri nyadran biasanya dilakukan di halaman masjid atau di jalan dengan dialasi karpet untuk duduk dan daun pisang untuk makan bersama. Acara nyadran ini dilakukan oleh seluruh warga desa mulai dari anak-anak, remaja, orang dewasa, dan orang tua. Mereka makan bersama-sama di tempat itu saling berbagi makanan sehingga menjaga keakraban dan silaturahmi yang erat di antara warga masyarakat desa.

Selain nyadran ada tradisi lainnya juga yang dilakukan oleh umat Islam, biasanya dilakukan sebelum memasuki bulan Ramadhan yaitu padusan. Berasal dari kata adus yang berarti mandi. Padusan merupakan tradisi masyarakat Jawa untuk menyucikan diri, membersihkan jiwa dan raga, dalam menyambut datangnya bulan suci. Tradisi ini merupakan tradisi warisan leluhur yang dilakukan secara turun temurun dan yang perlu dilestarikan ini dijalani dengan cara berendam atau mandi di sumur-sumur atau sumber mata air. Tujuan dari padusan ini adalah agar saat Ramadhan datang, kita dapat menjalani ibadah dalam kondisi suci lahir maupun batin.

Selain itu, bila ditelisik lebih jauh, padusan memiliki makna yang sangat dalam yaitu sebagai media untuk merenung dan introspeksi diri dari berbagai kesalahan yang telah dibuat pada masa lalu. Oleh karena itu, semestinya ritual ini dilakukan seorang diri di tempat yang sepi. Dalam sepi diharapkan muncul kesadaran diri untuk menjadi pribadi yang lebih baik daripada sebelumnya. Dalam kondisi hening, akan hadir keyakinan dan kesadaran untuk melangkah memasuki bulan Ramadhan yang suci sebagai pribadi yang lebih baik lagi.

Akan tetapi, akhir-akhir ini telah terjadi pergeseran nilai terhadap ritual yang merupakan tradisi leluhur ini. Padusan yang semestinya dilakukan seorang diri, kini sudah berubah menjadi mandi, keramas atau berendam beramai-ramai di satu mata air, di tempat wisata air seperti waterpark dan kolam renang ataupun di sungai-sungai yang ada di daerah desa. Padusan ini dilakukan sehari sebelum menjalani ibadah puasa Ramadhan. Ritual yang semestinya bersifat sakral ini pun telah berubah menjadi komoditi pariwisata.

Selain nyadran dan padusan ada satu tradisi lagi yang dilakukan sebelum memasuki bulan Ramadhan atau dilakukan sebelum hari raya idul fitri yaitu nyekar (ziarah kubur). Kebiasaan nyekar atau ziarah kubur menjadi tradisi yang umum dilakukan masyarakat Indonesia sebelum Ramadhan atau Idul Fitri. Ada yang berziarah ke makam orangtua atau sanak keluarga, hingga berziarah ke makam ulama atau tokoh-tokoh ternama. Nyekar berasal dari kata Jawa sekar yang berarti kembang atau bunga. Dalam praktiknya, benar jika ziarah ini melibatkan penaburan bunga di atas makam yang dikunjungi. Pada saat nyekar, yang pasti dan umumnya dilakukan, adalah (bersik) pembersihan makam dan pembacaan doa-doa atau bagian dari surat Al-Quran, yang pendek atau panjang, bervariasi antara satu dengan yang lain.


Referensi : Makna di Balik Nyadran, Nyekar, dan