This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences. Now replace these with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences. Now replace these with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences. Now replace these with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences. Now replace these with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences. Now replace these with your own descriptions.

Kamis, 01 September 2022

Istri Durhaka Diancam Neraka

Islam adalah agama sempurna. Di antara bukti kesempurnaannya adalah Islam memerintahkan kepada umatnya yang telah mampu menikah untuk menikah. Pernikahan akan berjalan dengan baik, jika pasangan suami istri memahami kewajibannya yang menjadi hak pasangannya, kemudian melaksanakan kewajiban  itu dengan baik.  Suami berkewajiban menafkahi istri dan anak-anaknya dengan baik dan menjaga mereka dari siksa api neraka. Sedangkan istri berkewajiban mentaati suaminya dalam perkara yang ma’ruf sesuai dengan kemampuannya. Jika istri melakukan kewajibannya kepada suami dengan sebaik-baiknya, setelah mentaati Allâh l , maka ia akan meraih surga-Nya. Sebagaimana diberitakan oleh Nabi yang mulia di dalam haditsnya:  عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:  إِذَا صَلَّتِ الْمَرْأَةُ خُمُسَهَا، وَصَامَتْ شَهْرَهَا، وَحَصَّنَتْ فَرْجَهَا، وَأَطَاعَتْ بَعْلَهَا دَخَلَتْ مِنْ أَيِّ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ شَاءَتْ  Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, dia berkata, “Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Jika seorang wanita melaksanakan shalat lima waktu, melaksanakan puasa pada bulannya, menjaga kemaluannya, dan mentaati suaminya, maka ia akan masuk surga dari pintu mana saja ia kehendaki.” [HR Ibnu Hibban, no. 4163. Hadits ini dinyatakan sebagai hadits hasan oleh syaikh Al-Albani dan dihukumi sebagai hadits shahih oleh syaikh Syu’aib al-Arnauth]  ISTRI NUSYUZ Kehidupan adalah ladang ujian, sedangkan akhirat merupakan saat memetik hasilnya. Terkadang di dalam rumah tangga, seorang laki-laki diuji dengan kedurhakaan istri. Di dalam istilah agama disebut dengan nusyûz. Wanita nusyûz kepada suami artinya membangkang dan bersikap buruk (Lihat: Mu’jamul Wasith, bab: na-sya-za) Para Ulama Malikiyah, Syafi’iyah dan Hanabilah memberikan definisi bahwa nusyûz  adalah keluarnya istri dari ketaatan yang wajib kepada suami (istri tidak menjalankan kewajiban taat kepada suami-red). Perbuatan nusyûz (dalam artian bersikap tidak baik), sebenarnya bisa bersumber dari suami kepada istri atau sebaliknya, tetapi yang terkenal adalah sikap buruk yang bersumber dari istri kepada suami. [Lihat: al-Mausu’ah al-Fiqhiyyah al-Kuwaitiyah, 40/284]  Para Ulama menyatakan bahwa nusyûz termasuk perbuatan dosa, karena istri menyelisihi kewajibannya untuk mentaati suami, padahal kedudukan suami bagi istri itu sangat agung.  Banyak keterangan dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang hak suami yang begitu tinggi kepada istrinya, sebagaimana hadits berikut:  عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: لَوْ كُنْتُ آمِرًا أَحَدًا أَنْ يَسْجُدَ لأَحَدٍ لأَمَرْتُ الْمَرْأَةَ أَنْ تَسْجُدَ لِزَوْجِهَا.  Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam , Beliau bersabda, “Kalau aku boleh memerintahkan seseorang untuk sujud kepada orang lain, maka tentu aku sudah memerintahkan para istri untuk sujud kepada suaminya”. [HR. At-Tirmidzi, no. 1159. Syaikh Albani berkata, “Hadis hasan shahih.”]  Bentuk-Bentuk Nusyûz Dan Ancamannya Nusyûz atau kedurhakaan istri kepada suami sangat banyak bentuknya. Berikut ini di antara contohnya:  Baca Juga  Ancaman Mencari Ilmu Ad-Din Dengan Tidak Ikhlas 1. Tidak Bersyukur Kepada Suami Kebaikan suami kepada istri itu begitu banyak. Mulai dari nafkah kepada keluarga, menjaga anak istri, memberikan ketenangan dan ketentraman rumah tangga, dan lainnya. Maka kewajiban istri adalah bersyukur kepada Allâh Azza wa Jalla kemudian kepada suaminya. Tidak bersyukur kepada suami menjadi sebab kemurkaan Allâh kepada seorang istri, sebagaimana dijelaskan di dalam hadits Nabi berikut ini:  عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَمْرٍو قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: لَا يَنْظُرُ اللهُ إِلَى امْرَأَةٍ لَا تَشْكَرُ لِزَوْجِهَا وَهِيَ لَا تَسْتَغْنِي عَنْهُ  Dari Abdullah bin ‘Amr, dia berkata: Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Allâh tidak akan melihat seorang istri yang tidak berterima kasih kepada (kebaikan) suaminya padahal ia selalu butuh kepada suaminya”. [HR. An-Nasa’i  dalam as-Sunan al-Kubra, no. 9086]  Bahkan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjelaskan bahwa sikap istri yang tidak bersyukur kepada suami merupakan sebab banyaknya wanita masuk neraka.  عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رضي الله عنه ، قَالَ: قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : أُرِيتُ النَّارَ فَإِذَا أَكْثَرُ أَهْلِهَا النِّسَاءُ، يَكْفُرْنَ قِيلَ: أَيَكْفُرْنَ بِاللَّهِ؟ قَالَ: يَكْفُرْنَ العَشِيرَ، وَيَكْفُرْنَ الإِحْسَانَ، لَوْ أَحْسَنْتَ إِلَى إِحْدَاهُنَّ الدَّهْرَ، ثُمَّ رَأَتْ مِنْكَ شَيْئًا، قَالَتْ: مَا رَأَيْتُ مِنْكَ خَيْرًا قَطُّ  Dari Ibnu Abbas Radhiyallahu anhu , dia berkata, “Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Neraka telah diperlihatkan kepadaku, ternyata mayoritas penghuninya adalah wanita, mereka kufur (mengingkari)”. Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam ditanya, “Apakah mereka kufur (mengingkari) Allâh?” Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Mereka mengingkari suami dan mengingkari perbuatan kebaikan. Jika engkau telah berbuat kebaikan kepada seorang wanita (istri) dalam waktu lama, kemudian dia melihat sesuatu (yang menyakitkannya-red) darimu, dia berkata, “Aku sama sekali tidak melihat kebaikan darimu!”. [HR. Al-Bukhâri, no. 29 dan Muslim, no. 884]  Yang dimaksud bersyukur kepada kebaikan suami bukan sekedar mengakui kebaikannya. Sebab kata “syukur” di dalam Bahasa arab itu dilakukan oleh hati, lidah, dan anggota badan. Oleh karena itu istri wajib mengakui berbagai kebaikan suami dengan hatinya, mengungkapkan dengan lidahnya, dan melakukan segala yang menyenangkan suaminya dengan anggota badannya.  2. Menyakiti Suami Termasuk kewajiban istri adalah mentaati perintah suami dan menyenangkan ketika dilihat suami. Ketika istri berbuat sebaliknya, yaitu menyakiti suami yang Mukmin, dengan bentuk apapun, maka dia akan mendapatkan murka Allâh Azza wa Jalla , bahkan murka bidadari surga yang akan menjadi istrinya. Di dalam hadits shahih disebutkan:  عَنْ مُعَاذِ بْنِ جَبَلٍ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: لاَ تُؤْذِي امْرَأَةٌ زَوْجَهَا فِي الدُّنْيَا، إِلاَّ قَالَتْ زَوْجَتُهُ مِنَ الحُورِ العِينِ: لاَ تُؤْذِيهِ، قَاتَلَكِ اللَّهُ، فَإِنَّمَا هُوَ عِنْدَكَ دَخِيلٌ يُوشِكُ أَنْ يُفَارِقَكِ إِلَيْنَا  Dari Mu’adz bin Jabal, dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam , beliau bersabda, “Tidaklah seorang istri menyakiti suaminya di dunia, melainkan istrinya dari kalangan bidadari akan berkata, “Janganlah engkau menyakitinya, semoga Allâh memusuhimu. Dia (sang suami) hanyalah tamu di sisimu, hampir saja ia akan meninggalkanmu menuju kepada kami.” [HR. At-Tirmidzi, no. 1174; Ibnu Majah, no. 2014. Hadits ini dihukumi sebagai hadits shahih oleh syaikh al-Albani]  Baca Juga  Mengganggu Hak Orang, Hukuman Segera Datang 3. Menolak Ajakan Suami Istri berkewajiban melayani suami sebatas kemampuannya asal bukan dalam perkara maksiat. Termasuk ketika suami mengajaknya ke tempat tidurnya, maka istri tidak boleh menolak.  عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ  رضي الله عنه ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ  : إِذَا دَعَا الرَّجُلُ امْرَأَتَهُ إِلَى فِرَاشِهِ فَأَبَتْ فَبَاتَ غَضْبَانَ عَلَيْهَا لَعَنَتْهَا المَلاَئِكَةُ حَتَّى تُصْبِحَ  Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu , dia berkata: Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Jika seorang suami memanggil isterinya ke tempat tidurnya, namun istrinya enggan (datang), lalu suami bermalam dalam keadaan marah kepadanya, malaikat melaknat isteri itu sampai masuk waktu subuh.” [HR. Al-Bukhâri, no. 3237, 5193 dan Muslim, no. 1436]  Imam Nawawi rahimahullah berkata, “Hadits ini merupakan dalil tentang haramnya istri menolak ajakan suami ke tempat tidur tanpa halangan syar’i. Dan haidh bukan merupakan halangan menolak, sebab suami punya hak bersenang-senang dengan istrinya di atas sarungnya (maksudnya boleh bersenang-senang selama bukan jima’-pen)”. [Syarah Nawawi, 10/7-8]  4. Keluar Rumah Tanpa Idzin Seorang istri tempatnya di rumah, dia tidak  boleh keluar rumah kecuali dengan izin suami. Allâh Azza wa Jalla berfirman:  وَقَرْنَ فِي بُيُوتِكُنَّ وَلَا تَبَرَّجْنَ تَبَرُّجَ الْجَاهِلِيَّةِ الْأُولَىٰ ۖ وَأَقِمْنَ الصَّلَاةَ وَآتِينَ الزَّكَاةَ وَأَطِعْنَ اللَّهَ وَرَسُولَهُ ۚ إِنَّمَا يُرِيدُ اللَّهُ لِيُذْهِبَ عَنْكُمُ الرِّجْسَ أَهْلَ الْبَيْتِ وَيُطَهِّرَكُمْ تَطْهِيرًا  Dan hendaklah kamu (para istri Nabi) tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan taatilah Allâh dan Rasul-Nya. Sesungguhnya Allâh bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, hai ahlul bait dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya. [Al Ahzâb/33: 33]  Ibnu Katsir rahimahullah berkata, “Ayat ini menunjukkan bahwa wanita tidak boleh keluar rumah kecuali ada kebutuhan.” [Tafsir Al Quran Al Adzim, 6/408]  Syaikhul Islam berkata, “Tidak halal bagi seorang istri keluar rumahnya tanpa izin suaminya. Tidak halal bagi seorangpun menjemputnya dan menahannya dari suaminya, baik dia sebagai wanita yang menyusui, atau sebagai dukun bayi (bidan), atau pekerjaan lainnya. Jika dia keluar rumah tanpa izin suaminya, berarti ia telah berbuat nusyûz (durhaka), bermaksiat kepada Allâh dan Rasul-Nya, dan layak mendapat hukuman.” [Majmu’ Fatawa, 32/281]  Setelah kita mengetahui hak besar suami atas istrinya, maka selayaknya para wanita memperhatikannya, sehingga membawa kebahagiaan bagi keluarganya, Wallâhul Musta’an.  [Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 08/Tahun XXI/1439H/2017M.  Diterbitkan Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo – Purwodadi Km.8 Selokaton Gondangrejo Solo 57183 Telp. 0271-858197 Fax 0271-858196. Kontak Pemasaran 085290093792, 08121533647, 081575792961, Redaksi 08122589079] Referensi : https://almanhaj.or.id/11050-istri-durhaka-diancam-neraka.html

Islam adalah agama sempurna. Di antara bukti kesempurnaannya adalah Islam memerintahkan kepada umatnya yang telah mampu menikah untuk menikah. Pernikahan akan berjalan dengan baik, jika pasangan suami istri memahami kewajibannya yang menjadi hak pasangannya, kemudian melaksanakan kewajiban  itu dengan baik.  Suami berkewajiban menafkahi istri dan anak-anaknya dengan baik dan menjaga mereka dari siksa api neraka. Sedangkan istri berkewajiban mentaati suaminya dalam perkara yang ma’ruf sesuai dengan kemampuannya. Jika istri melakukan kewajibannya kepada suami dengan sebaik-baiknya, setelah mentaati Allâh l , maka ia akan meraih surga-Nya. Sebagaimana diberitakan oleh Nabi yang mulia di dalam haditsnya:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:  إِذَا صَلَّتِ الْمَرْأَةُ خُمُسَهَا، وَصَامَتْ شَهْرَهَا، وَحَصَّنَتْ فَرْجَهَا، وَأَطَاعَتْ بَعْلَهَا دَخَلَتْ مِنْ أَيِّ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ شَاءَتْ

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, dia berkata, “Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Jika seorang wanita melaksanakan shalat lima waktu, melaksanakan puasa pada bulannya, menjaga kemaluannya, dan mentaati suaminya, maka ia akan masuk surga dari pintu mana saja ia kehendaki.” [HR Ibnu Hibban, no. 4163. Hadits ini dinyatakan sebagai hadits hasan oleh syaikh Al-Albani dan dihukumi sebagai hadits shahih oleh syaikh Syu’aib al-Arnauth]

ISTRI NUSYUZ

Kehidupan adalah ladang ujian, sedangkan akhirat merupakan saat memetik hasilnya. Terkadang di dalam rumah tangga, seorang laki-laki diuji dengan kedurhakaan istri. Di dalam istilah agama disebut dengan nusyûz. Wanita nusyûz kepada suami artinya membangkang dan bersikap buruk (Lihat: Mu’jamul Wasith, bab: na-sya-za) Para Ulama Malikiyah, Syafi’iyah dan Hanabilah memberikan definisi bahwa nusyûz  adalah keluarnya istri dari ketaatan yang wajib kepada suami (istri tidak menjalankan kewajiban taat kepada suami-red). Perbuatan nusyûz (dalam artian bersikap tidak baik), sebenarnya bisa bersumber dari suami kepada istri atau sebaliknya, tetapi yang terkenal adalah sikap buruk yang bersumber dari istri kepada suami. [Lihat: al-Mausu’ah al-Fiqhiyyah al-Kuwaitiyah, 40/284]

Para Ulama menyatakan bahwa nusyûz termasuk perbuatan dosa, karena istri menyelisihi kewajibannya untuk mentaati suami, padahal kedudukan suami bagi istri itu sangat agung.

Banyak keterangan dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang hak suami yang begitu tinggi kepada istrinya, sebagaimana hadits berikut:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: لَوْ كُنْتُ آمِرًا أَحَدًا أَنْ يَسْجُدَ لأَحَدٍ لأَمَرْتُ الْمَرْأَةَ أَنْ تَسْجُدَ لِزَوْجِهَا.

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam , Beliau bersabda, “Kalau aku boleh memerintahkan seseorang untuk sujud kepada orang lain, maka tentu aku sudah memerintahkan para istri untuk sujud kepada suaminya”. [HR. At-Tirmidzi, no. 1159. Syaikh Albani berkata, “Hadis hasan shahih.”]

Bentuk-Bentuk Nusyûz Dan Ancamannya

Nusyûz atau kedurhakaan istri kepada suami sangat banyak bentuknya. Berikut ini di antara contohnya:

1. Tidak Bersyukur Kepada Suami

Kebaikan suami kepada istri itu begitu banyak. Mulai dari nafkah kepada keluarga, menjaga anak istri, memberikan ketenangan dan ketentraman rumah tangga, dan lainnya. Maka kewajiban istri adalah bersyukur kepada Allâh Azza wa Jalla kemudian kepada suaminya. Tidak bersyukur kepada suami menjadi sebab kemurkaan Allâh kepada seorang istri, sebagaimana dijelaskan di dalam hadits Nabi berikut ini:

عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَمْرٍو قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: لَا يَنْظُرُ اللهُ إِلَى امْرَأَةٍ لَا تَشْكَرُ لِزَوْجِهَا وَهِيَ لَا تَسْتَغْنِي عَنْهُ

Dari Abdullah bin ‘Amr, dia berkata: Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Allâh tidak akan melihat seorang istri yang tidak berterima kasih kepada (kebaikan) suaminya padahal ia selalu butuh kepada suaminya”. [HR. An-Nasa’i  dalam as-Sunan al-Kubra, no. 9086]

Bahkan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjelaskan bahwa sikap istri yang tidak bersyukur kepada suami merupakan sebab banyaknya wanita masuk neraka.

عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رضي الله عنه ، قَالَ: قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : أُرِيتُ النَّارَ فَإِذَا أَكْثَرُ أَهْلِهَا النِّسَاءُ، يَكْفُرْنَ قِيلَ: أَيَكْفُرْنَ بِاللَّهِ؟ قَالَ: يَكْفُرْنَ العَشِيرَ، وَيَكْفُرْنَ الإِحْسَانَ، لَوْ أَحْسَنْتَ إِلَى إِحْدَاهُنَّ الدَّهْرَ، ثُمَّ رَأَتْ مِنْكَ شَيْئًا، قَالَتْ: مَا رَأَيْتُ مِنْكَ خَيْرًا قَطُّ

Dari Ibnu Abbas Radhiyallahu anhu , dia berkata, “Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Neraka telah diperlihatkan kepadaku, ternyata mayoritas penghuninya adalah wanita, mereka kufur (mengingkari)”. Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam ditanya, “Apakah mereka kufur (mengingkari) Allâh?” Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Mereka mengingkari suami dan mengingkari perbuatan kebaikan. Jika engkau telah berbuat kebaikan kepada seorang wanita (istri) dalam waktu lama, kemudian dia melihat sesuatu (yang menyakitkannya-red) darimu, dia berkata, “Aku sama sekali tidak melihat kebaikan darimu!”. [HR. Al-Bukhâri, no. 29 dan Muslim, no. 884]

Yang dimaksud bersyukur kepada kebaikan suami bukan sekedar mengakui kebaikannya. Sebab kata “syukur” di dalam Bahasa arab itu dilakukan oleh hati, lidah, dan anggota badan. Oleh karena itu istri wajib mengakui berbagai kebaikan suami dengan hatinya, mengungkapkan dengan lidahnya, dan melakukan segala yang menyenangkan suaminya dengan anggota badannya.

2. Menyakiti Suami

Termasuk kewajiban istri adalah mentaati perintah suami dan menyenangkan ketika dilihat suami. Ketika istri berbuat sebaliknya, yaitu menyakiti suami yang Mukmin, dengan bentuk apapun, maka dia akan mendapatkan murka Allâh Azza wa Jalla , bahkan murka bidadari surga yang akan menjadi istrinya. Di dalam hadits shahih disebutkan:

عَنْ مُعَاذِ بْنِ جَبَلٍ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: لاَ تُؤْذِي امْرَأَةٌ زَوْجَهَا فِي الدُّنْيَا، إِلاَّ قَالَتْ زَوْجَتُهُ مِنَ الحُورِ العِينِ: لاَ تُؤْذِيهِ، قَاتَلَكِ اللَّهُ، فَإِنَّمَا هُوَ عِنْدَكَ دَخِيلٌ يُوشِكُ أَنْ يُفَارِقَكِ إِلَيْنَا

Dari Mu’adz bin Jabal, dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam , beliau bersabda, “Tidaklah seorang istri menyakiti suaminya di dunia, melainkan istrinya dari kalangan bidadari akan berkata, “Janganlah engkau menyakitinya, semoga Allâh memusuhimu. Dia (sang suami) hanyalah tamu di sisimu, hampir saja ia akan meninggalkanmu menuju kepada kami.” [HR. At-Tirmidzi, no. 1174; Ibnu Majah, no. 2014. Hadits ini dihukumi sebagai hadits shahih oleh syaikh al-Albani]

3. Menolak Ajakan Suami

Istri berkewajiban melayani suami sebatas kemampuannya asal bukan dalam perkara maksiat. Termasuk ketika suami mengajaknya ke tempat tidurnya, maka istri tidak boleh menolak.

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ  رضي الله عنه ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ  : إِذَا دَعَا الرَّجُلُ امْرَأَتَهُ إِلَى فِرَاشِهِ فَأَبَتْ فَبَاتَ غَضْبَانَ عَلَيْهَا لَعَنَتْهَا المَلاَئِكَةُ حَتَّى تُصْبِحَ

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu , dia berkata: Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Jika seorang suami memanggil isterinya ke tempat tidurnya, namun istrinya enggan (datang), lalu suami bermalam dalam keadaan marah kepadanya, malaikat melaknat isteri itu sampai masuk waktu subuh.” [HR. Al-Bukhâri, no. 3237, 5193 dan Muslim, no. 1436]

Imam Nawawi rahimahullah berkata, “Hadits ini merupakan dalil tentang haramnya istri menolak ajakan suami ke tempat tidur tanpa halangan syar’i. Dan haidh bukan merupakan halangan menolak, sebab suami punya hak bersenang-senang dengan istrinya di atas sarungnya (maksudnya boleh bersenang-senang selama bukan jima’-pen)”. [Syarah Nawawi, 10/7-8]

4. Keluar Rumah Tanpa Idzin

Seorang istri tempatnya di rumah, dia tidak  boleh keluar rumah kecuali dengan izin suami. Allâh Azza wa Jalla berfirman:

وَقَرْنَ فِي بُيُوتِكُنَّ وَلَا تَبَرَّجْنَ تَبَرُّجَ الْجَاهِلِيَّةِ الْأُولَىٰ ۖ وَأَقِمْنَ الصَّلَاةَ وَآتِينَ الزَّكَاةَ وَأَطِعْنَ اللَّهَ وَرَسُولَهُ ۚ إِنَّمَا يُرِيدُ اللَّهُ لِيُذْهِبَ عَنْكُمُ الرِّجْسَ أَهْلَ الْبَيْتِ وَيُطَهِّرَكُمْ تَطْهِيرًا

Dan hendaklah kamu (para istri Nabi) tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan taatilah Allâh dan Rasul-Nya. Sesungguhnya Allâh bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, hai ahlul bait dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya. [Al Ahzâb/33: 33]

Ibnu Katsir rahimahullah berkata, “Ayat ini menunjukkan bahwa wanita tidak boleh keluar rumah kecuali ada kebutuhan.” [Tafsir Al Quran Al Adzim, 6/408]

Syaikhul Islam berkata, “Tidak halal bagi seorang istri keluar rumahnya tanpa izin suaminya. Tidak halal bagi seorangpun menjemputnya dan menahannya dari suaminya, baik dia sebagai wanita yang menyusui, atau sebagai dukun bayi (bidan), atau pekerjaan lainnya. Jika dia keluar rumah tanpa izin suaminya, berarti ia telah berbuat nusyûz (durhaka), bermaksiat kepada Allâh dan Rasul-Nya, dan layak mendapat hukuman.” [Majmu’ Fatawa, 32/281]

Setelah kita mengetahui hak besar suami atas istrinya, maka selayaknya para wanita memperhatikannya, sehingga membawa kebahagiaan bagi keluarganya, Wallâhul Musta’an.

Referensi :Istri Durhaka Diancam Neraka



Para Istri Wajib Tahu, Inilah 8 Dosa yang Tanpa Disadari Kerap Dilakukan Istri Terhadap Suami

Dalam mengarungi bahtera rumah tangga, seorang istri acap kali tanpa sadar melakukan tindakan berdosa terhadap suami, bahkan menganggap dosa tersebut adalah hal biasa saja.  Padahal surga dan neraka istri ada pada ridho suaminya.  Dikutip dari laman ummi-online, inilah 10 daftar dosa yang paling sering dilakukan oleh istri.  Semoga artikel ini berguna bagi para istri agar terhindar dari murka dan laknat Allah SWT:  1. Menyepelekan kebaikan suami  "Diperlihatkan Neraka kepadaku dan aku melihat kebanyakan penghuninya adalah kaum wanita, mereka kufur.”  Para Shahabat bertanya: “Apakah disebabkan kufurnya mereka kepada Allah?”  Rasul menjawab: “(Tidak), mereka kufur kepada suaminya dan mereka kufur kepada kebaikan. Seandainya seorang suami dari kalian berbuat kebaikan kepada isterinya selama setahun, kemudian isterinya melihat sesuatu yang jelek pada diri suaminya, maka dia mengatakan, ‘Aku tidak pernah melihat kebaikan pada dirimu sekalipun.’”  2. Tidak menghormati keluarga suami  Seorang suami harus berlaku lembut pada istrinya, namun demikian istri pun wajib bersikap lembut pada keluarga suami, terutama kedua orangtua suami. Jangan sampai istri memonopoli suaminya sehingga bahkan ibu dan bapaknya sendiri tak bisa mendapatkan hak mereka terhadap anak laki-lakinya.  Dalam sebuah hadits shahih, diriwayatkan bahwa Aisyah Ra bertanya kepada Rasulullah Saw, ”Siapakah yang berhak terhadap seorang wanita?”  Rasulullah menjawab, “Suaminya” (apabila sudah menikah). Aisyah Ra bertanya lagi, ”Siapakah yang berhak terhadap seorang laki-laki?” Rasulullah menjawab, “Ibunya” (HR. Muslim)  Seorang sahabat, Jabir Ra menceritakan: Suatu hari datang seorang laki-laki kepada Rasulullah Saw, ia berkata, “Ya Rasulallah, saya memiliki harta dan anak, dan bagaimana jika bapak saya menginginkan (meminta) harta saya itu?  Rasulullah menjawab, “Kamu dan harta kamu adalah milik ayahmu”. (HR. Ibnu Majah dan At- Thabrani).   3. Keluar rumah tanpa izin suami  Termasuk berpergian jauh tanpa ditemani oleh mahramnya.  “Seorang wanita tidak boleh bepergian kecuali bersama mahram."  Hadits di atas menyangkut semua bentuk safar. Wallahu a’lam. (Syarh Muslim: 9/103, dengan sedikit perubahan)  4. Menolak ajakan suami berhubungan  Rasulullah saw bersabda: “Apabila laki-laki mengajak istrinya ke tempat tidurnya kemudian ia menolak untuk datang lalu laki-laki itu tidur semalam dalam keadaan marah kepadanya, maka ia dilaknat oleh malaikat hingga subuh.” (HR. Ahmad, Bukhari dan Muslim).  5. Berias bukan untuk suami  "Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang jahiliyah yang dahulu …” (QS. Al-Ahzaab: 33)  6. Mengungkit kebaikan dirinya terhadap suami  Tak sedikit istri yang mengungkit-ungkit kebaikan atau bahkan derajat dirinya di hadapan suaminya sehingga menyakiti dan merendahkan suaminya, hal ini merupakan perkara yang amat besar dosanya.  Abu Dzar radhiyallahu ‘Anhu meriwayatkan, bahwasanya Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, “Ada tiga kelompok manusia dimana Allah tidak akan berbicara dan tak akan memandang mereka pada hari kiamat. Dia tidak mensucikan mereka dan untuk mereka adzab yang pedih.”  Abu Dzar radhiyallahu ‘anhu berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakannya sebanyak tiga kali.” Lalu Abu Dzar bertanya, “Siapakah mereka yang rugi itu, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Orang yang menjulurkan kain sarungnya ke bawah mata kaki (isbal), orang yang suka mengungkit-ungkit kebaikannya dan orang yang suka bersumpah palsu ketika menjual. ” [HR. Muslim]  7. Membangkang terhadap suami (nusyuz)  Ibnu Katsir rahimahullah berkata, “Nusyuz adalah meninggalkan perintah suami, menentangnya dan membencinya” (Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 4: 24).  “Wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya, maka nasehatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, dan pukullah mereka. Kemudian jika mereka mentaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar” (QS. An Nisa’: 34).  8. Menggugat cerai tanpa alasan syari  “Wanita mana saja yang meminta kepada suaminya untuk dicerai tanpa kondisi mendesak maka haram baginya bau surga” (HR Abu Dawud no 2226, At-Turmudzi 1187).  10 Perbuatan Durhaka  Dosa besar lainnya yang kerap dilakukan seorang istri adalah perbuatan durhaka terhadap suami.  Durhaka sendiri tak sekedar melawan dan menentang suami secara terang-terangan.  Dikutip dari webmuslimah ada beberapa hal yang membuat seorang istri menjadi durhaka kepada suaminya.  1. Tak mau berterima kasih  Suami sudah menafkahi istri, mungkin tidak terlalu besar karena kemampuan suami segitu. Suami juga membantu istri dan men-support-nya.  Kadang ia memberikan hadiah. Namun istri tidak pernah berterima kasih? Hati-hati itu bisa jadi tanda istri durhaka.  2. Banyak mengeluh  Jika seorang istri sukanya mengeluh, apapun yang ia dapati dalam rumah tangga ia selalu mengeluh, itu bisa membuatnya menjadi istri durhaka.  Suami pulang malam karena lembur, mengeluh. Suami di rumah juga mengeluh. Belum punya anak mengeluh ingin punya anak, sudah punya anak mengeluh karena repot. Dan sebagainya.  3. Tak pernah puas  Tidak pernah merasa puas, tidak pernah merasa cukup juga merupakan tanda durhaka. Suami gajinya sekian tidak puas. Suami gajinya naik, belum juga puas.  Punya sepeda, tidak puas dan minta suami segera mengusahakan motor. Punya motor, tidak puas dan minta suami segera mengusahakan mobil. Bahkan urusan ranjang pun tidak puas.  4. Suka mengungkit  Di antara tanda istri durhaka, ia suka mengungkit. Baik mengungkit kesalahan suaminya di masa lalu ataupun mengungkit pemberiannya atau pemberian orang tuanya.  5. Suka memarahi suami  Tak selayaknya seorang istri memarahi suaminya. Namun, ada ternyata istri yang hanya karena hal sepele kemudian memarahi suaminya. Anak jatuh, suami dimarahi. Anak berkelahi, suami dimarahi.  6. Mengghibah suami  Ada kalanya istri tidak marah kepada suami, tapi ternyata ia membicarakan suaminya kepada keluarga atau teman-temannya. Ini juga termasuk tanda durhaka.  7. Membandingkan-bandingkan suami  Suka membanding-bandingkan suami dengan laki-laki lain, baik dari keluarganya maupun temannya, membuat seorang suami tersakiti.  Apalagi jika dulunya ia pernah pacaran lalu membandingkan suaminya dengan mantan pacarnya. Duh.  8. Membuka aib suami  Membuka aib suami, baik kepada sahabat dekatnya maupun kepada keluarga sendiri merupakan tanda istri durhaka.  Mungkin seorang wanita beralasan aib itu tidak akan tersebar karena ia hanya bercerita kepada beberapa orang yang ia percaya.  Jangan salah. Bisa jadi seseorang yang disangka bisa menjaga rahasia justru keceplosan dan akhirnya rahasia itu tersebar.  9. Mengintervensi suami  Suami seharusnya menjadi pemimpin rumah tangga. Namun ada kalanya seorang wanita karena merasa pendidikannya lebih tinggi, ia bekerja dengan gaji yang lebih besar, atau memiliki jabatan yang lebih tinggi, membuatnya merasa di atas suami. Akhirnya ia yang cenderung dominan mengatur suami.  10. Menyukai laki-laki lain  Meskipun tidak sampai selingkuh –na’udzulillah- jika seorang wanita menyukai laki-laki lain dan membiarkan rasa itu berkembang, itu adalah tanda istri durhaka. Apalagi jika sudah dilanjutkan dengan komunikasi mesra melalui media sosial atau HP
Para Istri Wajib Tahu, Inilah 8 Dosa yang Tanpa Disadari Kerap Dilakukan Istri Terhadap Suami. Dalam mengarungi bahtera rumah tangga, seorang istri acap kali tanpa sadar melakukan tindakan berdosa terhadap suami, bahkan menganggap dosa tersebut adalah hal biasa saja.

Padahal surga dan neraka istri ada pada ridho suaminya.

Dikutip dari laman ummi-online, inilah 10 daftar dosa yang paling sering dilakukan oleh istri. Semoga artikel ini berguna bagi para istri agar terhindar dari murka dan laknat Allah SWT:

1. Menyepelekan kebaikan suami

"Diperlihatkan Neraka kepadaku dan aku melihat kebanyakan penghuninya adalah kaum wanita, mereka kufur.”

Para Shahabat bertanya: “Apakah disebabkan kufurnya mereka kepada Allah?”

Rasul menjawab: “(Tidak), mereka kufur kepada suaminya dan mereka kufur kepada kebaikan. Seandainya seorang suami dari kalian berbuat kebaikan kepada isterinya selama setahun, kemudian isterinya melihat sesuatu yang jelek pada diri suaminya, maka dia mengatakan, ‘Aku tidak pernah melihat kebaikan pada dirimu sekalipun.’”

2. Tidak menghormati keluarga suami

Seorang suami harus berlaku lembut pada istrinya, namun demikian istri pun wajib bersikap lembut pada keluarga suami, terutama kedua orangtua suami. Jangan sampai istri memonopoli suaminya sehingga bahkan ibu dan bapaknya sendiri tak bisa mendapatkan hak mereka terhadap anak laki-lakinya.

Dalam sebuah hadits shahih, diriwayatkan bahwa Aisyah Ra bertanya kepada Rasulullah Saw, ”Siapakah yang berhak terhadap seorang wanita?”

Rasulullah menjawab, “Suaminya” (apabila sudah menikah). Aisyah Ra bertanya lagi, ”Siapakah yang berhak terhadap seorang laki-laki?” Rasulullah menjawab, “Ibunya” (HR. Muslim)

Seorang sahabat, Jabir Ra menceritakan: Suatu hari datang seorang laki-laki kepada Rasulullah Saw, ia berkata, “Ya Rasulallah, saya memiliki harta dan anak, dan bagaimana jika bapak saya menginginkan (meminta) harta saya itu?

Rasulullah menjawab, “Kamu dan harta kamu adalah milik ayahmu”. (HR. Ibnu Majah dan At- Thabrani).

 3. Keluar rumah tanpa izin suami

Termasuk berpergian jauh tanpa ditemani oleh mahramnya.

“Seorang wanita tidak boleh bepergian kecuali bersama mahram."

Hadits di atas menyangkut semua bentuk safar. Wallahu a’lam. (Syarh Muslim: 9/103, dengan sedikit perubahan)

4. Menolak ajakan suami berhubungan

Rasulullah saw bersabda: “Apabila laki-laki mengajak istrinya ke tempat tidurnya kemudian ia menolak untuk datang lalu laki-laki itu tidur semalam dalam keadaan marah kepadanya, maka ia dilaknat oleh malaikat hingga subuh.” (HR. Ahmad, Bukhari dan Muslim).

5. Berias bukan untuk suami

"Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang jahiliyah yang dahulu …” (QS. Al-Ahzaab: 33)

6. Mengungkit kebaikan dirinya terhadap suami

Tak sedikit istri yang mengungkit-ungkit kebaikan atau bahkan derajat dirinya di hadapan suaminya sehingga menyakiti dan merendahkan suaminya, hal ini merupakan perkara yang amat besar dosanya.

Abu Dzar radhiyallahu ‘Anhu meriwayatkan, bahwasanya Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, “Ada tiga kelompok manusia dimana Allah tidak akan berbicara dan tak akan memandang mereka pada hari kiamat. Dia tidak mensucikan mereka dan untuk mereka adzab yang pedih.”

Abu Dzar radhiyallahu ‘anhu berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakannya sebanyak tiga kali.” Lalu Abu Dzar bertanya, “Siapakah mereka yang rugi itu, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Orang yang menjulurkan kain sarungnya ke bawah mata kaki (isbal), orang yang suka mengungkit-ungkit kebaikannya dan orang yang suka bersumpah palsu ketika menjual. ” [HR. Muslim]

7. Membangkang terhadap suami (nusyuz)

Ibnu Katsir rahimahullah berkata, “Nusyuz adalah meninggalkan perintah suami, menentangnya dan membencinya” (Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 4: 24).

“Wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya, maka nasehatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, dan pukullah mereka. Kemudian jika mereka mentaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar” (QS. An Nisa’: 34).

8. Menggugat cerai tanpa alasan syari

“Wanita mana saja yang meminta kepada suaminya untuk dicerai tanpa kondisi mendesak maka haram baginya bau surga” (HR Abu Dawud no 2226, At-Turmudzi 1187).

10 Perbuatan Durhaka

Dosa besar lainnya yang kerap dilakukan seorang istri adalah perbuatan durhaka terhadap suami.

Durhaka sendiri tak sekedar melawan dan menentang suami secara terang-terangan.

Dikutip dari webmuslimah ada beberapa hal yang membuat seorang istri menjadi durhaka kepada suaminya.

1. Tak mau berterima kasih

Suami sudah menafkahi istri, mungkin tidak terlalu besar karena kemampuan suami segitu. Suami juga membantu istri dan men-support-nya.

Kadang ia memberikan hadiah. Namun istri tidak pernah berterima kasih? Hati-hati itu bisa jadi tanda istri durhaka.

2. Banyak mengeluh

Jika seorang istri sukanya mengeluh, apapun yang ia dapati dalam rumah tangga ia selalu mengeluh, itu bisa membuatnya menjadi istri durhaka.

Suami pulang malam karena lembur, mengeluh. Suami di rumah juga mengeluh. Belum punya anak mengeluh ingin punya anak, sudah punya anak mengeluh karena repot. Dan sebagainya.

3. Tak pernah puas

Tidak pernah merasa puas, tidak pernah merasa cukup juga merupakan tanda durhaka. Suami gajinya sekian tidak puas. Suami gajinya naik, belum juga puas.

Punya sepeda, tidak puas dan minta suami segera mengusahakan motor. Punya motor, tidak puas dan minta suami segera mengusahakan mobil. Bahkan urusan ranjang pun tidak puas.

4. Suka mengungkit

Di antara tanda istri durhaka, ia suka mengungkit. Baik mengungkit kesalahan suaminya di masa lalu ataupun mengungkit pemberiannya atau pemberian orang tuanya.

5. Suka memarahi suami

Tak selayaknya seorang istri memarahi suaminya. Namun, ada ternyata istri yang hanya karena hal sepele kemudian memarahi suaminya. Anak jatuh, suami dimarahi. Anak berkelahi, suami dimarahi.

6. Mengghibah suami

Ada kalanya istri tidak marah kepada suami, tapi ternyata ia membicarakan suaminya kepada keluarga atau teman-temannya. Ini juga termasuk tanda durhaka.

7. Membandingkan-bandingkan suami

Suka membanding-bandingkan suami dengan laki-laki lain, baik dari keluarganya maupun temannya, membuat seorang suami tersakiti.

Apalagi jika dulunya ia pernah pacaran lalu membandingkan suaminya dengan mantan pacarnya. Duh.

8. Membuka aib suami

Membuka aib suami, baik kepada sahabat dekatnya maupun kepada keluarga sendiri merupakan tanda istri durhaka.

Mungkin seorang wanita beralasan aib itu tidak akan tersebar karena ia hanya bercerita kepada beberapa orang yang ia percaya.

Jangan salah. Bisa jadi seseorang yang disangka bisa menjaga rahasia justru keceplosan dan akhirnya rahasia itu tersebar.

9. Mengintervensi suami

Suami seharusnya menjadi pemimpin rumah tangga. Namun ada kalanya seorang wanita karena merasa pendidikannya lebih tinggi, ia bekerja dengan gaji yang lebih besar, atau memiliki jabatan yang lebih tinggi, membuatnya merasa di atas suami. Akhirnya ia yang cenderung dominan mengatur suami.

10. Menyukai laki-laki lain

Meskipun tidak sampai selingkuh –na’udzulillah- jika seorang wanita menyukai laki-laki lain dan membiarkan rasa itu berkembang, itu adalah tanda istri durhaka. Apalagi jika sudah dilanjutkan dengan komunikasi mesra melalui media sosial atau HP.

Referensi : Para Istri Wajib Tahu, Inilah 8 Dosa yang Tanpa Disadari Kerap Dilakukan Istri Terhadap Suami


Kalau Istrimu Memiliki 4 Ciri Ini Berarti Dia Adalah Wali Allah, Jangan Sepelekan Dirinya: BIASA KUALAT

Kalau Istrimu Memiliki 4 Ciri Ini Berarti Dia Adalah Wali Allah Swt Jangan Sepelekan Dirinya: BIASA KUALATKalau Istrimu Memiliki 4 Ciri Ini Berarti Dia Adalah Wali Allah, Jangan Sepelekan Dirinya: BIASA KUALAT. Predikat wali Allah tidak seperti predikat nabi. Kewalian bisa diminta, sedangkan kenabian adalah hak prerogatif Allah. Semua orang bisa menjadi wali Allah selama melakukan usaha-usaha untuk menjadi wali. Namun, tidak untuk menjadi nabi. Orang yang sudah menjadi istri, memiliki kemungkinan besar untuk menjadi wali Allah daripada seorang suami. Wali Allah adalah orang yang dijamin masuk surganya Allah SWT. Bagi istri yang menjadi wali Allah pasti dijamin masuk surga.  Istri yang sudah menjadi Wali Allah akan menempati surga yang paling tinggi tingkatannya, bahkan bisa melewati tingkatan suami. Seorang istri yang menjadi wali Allah memiliki 4 ciri, sebagaimana. Ciri ini harus diketahui oleh suami, supaya dirinya tidak bersikap sembarang kepada istrinya.Sebab ketika suami sembarang kepada istrinya, sementara sang istri telah ditetapkan sebagai wali, maka Allah murka besar kepadanya.  Oleh karena itu, suami harus senantiasa berhati-hati ketika melihat 4 ciri ini dalam diri istrinya.  1. Menjaga sholat 5 waktu  Salah satu ciri istri yang ditetapkan sebagai wali Allah adalah istri yang selalu menjaga sholat 5 waktu. Seseorang yang mampu menjaga sholat 5 waktu di akhir zaman ini adalah orang yang sangat luar biasa.   2. Puasa pada bulan Ramadhan  Menjaga puasa bulan Ramadhan bagi seorang istri dapat menjadikan dirinya mendapatkan predikat kewalian di hadapan Allah SWT. Untuk berpuasa pada bulan Ramadhan, selama dirinya berniat puasa, pasti akan bisa menunaikannya. Apalagi pada saat itu ada banyak orang yang berpuasa. Seorang istri yang berpuasa bulan Ramadhan tidak semudah suami, karena dirinya dihadapkan dengan beberapa rintangan. Di antara rintangannya yaitu hamil, menyusui, dan datang bulan. Istri yang datang bulan tidak diperbolehkan berpuasa Ramadhan.  Namun, dirinya wajib mengganti pada hari-hari yang lain. Nah, ketika harus mengganti pada hari yang lain, inilah yang menjadi ujiannya, apakah bisa atau tidak. Oleh karena itu, maka tidak heran jika istri yang mampu berpuasa Ramadhan dan mengganti yang bolong sebagai salah satu ciri wali Allah.  3. Menjaga farji  Istilah farji adalah bahasa arab yang berarti lubang yang menjadi jalan keluarnya anak. Istri yang mampu menjaga farji berarti dia memiliki ciri wali Allah. Menjaga farji dalam hal ini bisa bermakna luas, misalnya menjaga diri dari pandangan lelaki selain suaminya. Istri yang tidak berani pamer foto diri di media sosial, juga salah satu ciri istri yang menjaga farji. Kecuali jika sangat dibutuhkan, dan tidak bermaksud pamer wajah.  4. Taat suami  Ciri yang terakhir dari seorang istri yang menjadi wali Allah adalah istri yang taat kepada suami, selama perintahnya tidak menyalahi syariat. Istri yang taat terhadap suami, tentunya akan melakukan apapun yang diperintahkan suaminya, selama tidak untuk bermaksiat. Selain itu, istri juga bisa dikatakan bertaat pada suami manakala mengingatkan suami ketika melanggar ketentuan Allah SWT.Empat kriteria di atas berdasarkan hadis Rasulullah Saw. riwayat Abdurrahman bin 'Auf yang artinya:  Abdurrahman bin 'Auf berkata: "Rasulullah Saw bersabda: Apabila istri menjaga sholat 5 waktu, puasa bulan Ramadhan, menjaga farjinya, dan bertahan kepada suami, maka dikatakan kepadanya: masuklah kamu ke dalam surga dari pintu manapun yang kamu mau."  Ketika istri telah diperintahkan oleh Allah untuk masuk ke dalam surga dari pintu manapun, berarti dia adalah wali Allah SWT. Kalau Istrimu Memiliki 4 Ciri Ini Berarti Dia Adalah Wali Allah Swt Jangan Sepelekan Dirinya: BIASA KUALAT
Kalau Istrimu Memiliki 4 Ciri Ini Berarti Dia Adalah Wali Allah, Jangan Sepelekan Dirinya: BIASA KUALAT. Predikat wali Allah tidak seperti predikat nabi. Kewalian bisa diminta, sedangkan kenabian adalah hak prerogatif Allah. Semua orang bisa menjadi wali Allah selama melakukan usaha-usaha untuk menjadi wali. Namun, tidak untuk menjadi nabi. Orang yang sudah menjadi istri, memiliki kemungkinan besar untuk menjadi wali Allah daripada seorang suami. Wali Allah adalah orang yang dijamin masuk surganya Allah SWT. Bagi istri yang menjadi wali Allah pasti dijamin masuk surga.

Istri yang sudah menjadi Wali Allah akan menempati surga yang paling tinggi tingkatannya, bahkan bisa melewati tingkatan suami. Seorang istri yang menjadi wali Allah memiliki 4 ciri, sebagaimana. Ciri ini harus diketahui oleh suami, supaya dirinya tidak bersikap sembarang kepada istrinya.Sebab ketika suami sembarang kepada istrinya, sementara sang istri telah ditetapkan sebagai wali, maka Allah murka besar kepadanya.

Oleh karena itu, suami harus senantiasa berhati-hati ketika melihat 4 ciri ini dalam diri istrinya.

1. Menjaga sholat 5 waktu

Salah satu ciri istri yang ditetapkan sebagai wali Allah adalah istri yang selalu menjaga sholat 5 waktu. Seseorang yang mampu menjaga sholat 5 waktu di akhir zaman ini adalah orang yang sangat luar biasa. 

2. Puasa pada bulan Ramadhan

Menjaga puasa bulan Ramadhan bagi seorang istri dapat menjadikan dirinya mendapatkan predikat kewalian di hadapan Allah SWT. Untuk berpuasa pada bulan Ramadhan, selama dirinya berniat puasa, pasti akan bisa menunaikannya. Apalagi pada saat itu ada banyak orang yang berpuasa. Seorang istri yang berpuasa bulan Ramadhan tidak semudah suami, karena dirinya dihadapkan dengan beberapa rintangan. Di antara rintangannya yaitu hamil, menyusui, dan datang bulan. Istri yang datang bulan tidak diperbolehkan berpuasa Ramadhan.

Namun, dirinya wajib mengganti pada hari-hari yang lain. Nah, ketika harus mengganti pada hari yang lain, inilah yang menjadi ujiannya, apakah bisa atau tidak. Oleh karena itu, maka tidak heran jika istri yang mampu berpuasa Ramadhan dan mengganti yang bolong sebagai salah satu ciri wali Allah.

3. Menjaga farji

Istilah farji adalah bahasa arab yang berarti lubang yang menjadi jalan keluarnya anak. Istri yang mampu menjaga farji berarti dia memiliki ciri wali Allah. Menjaga farji dalam hal ini bisa bermakna luas, misalnya menjaga diri dari pandangan lelaki selain suaminya. Istri yang tidak berani pamer foto diri di media sosial, juga salah satu ciri istri yang menjaga farji. Kecuali jika sangat dibutuhkan, dan tidak bermaksud pamer wajah.

4. Taat suami

Ciri yang terakhir dari seorang istri yang menjadi wali Allah adalah istri yang taat kepada suami, selama perintahnya tidak menyalahi syariat. Istri yang taat terhadap suami, tentunya akan melakukan apapun yang diperintahkan suaminya, selama tidak untuk bermaksiat. Selain itu, istri juga bisa dikatakan bertaat pada suami manakala mengingatkan suami ketika melanggar ketentuan Allah SWT.Empat kriteria di atas berdasarkan hadis Rasulullah Saw. riwayat Abdurrahman bin 'Auf yang artinya:

Abdurrahman bin 'Auf berkata: "Rasulullah Saw bersabda: Apabila istri menjaga sholat 5 waktu, puasa bulan Ramadhan, menjaga farjinya, dan bertahan kepada suami, maka dikatakan kepadanya: masuklah kamu ke dalam surga dari pintu manapun yang kamu mau."

Ketika istri telah diperintahkan oleh Allah untuk masuk ke dalam surga dari pintu manapun, berarti dia adalah wali Allah SWT.


Referensi : Kalau Istrimu Memiliki 4 Ciri Ini Berarti Dia Adalah Wali Allah, Jangan Sepelekan Dirinya: BIASA KUALAT

Suami yang Durhaka kepada Istri, Menurut Al-Qur'an dan Hadis

Suami yang Durhaka kepada Istri, Menurut Al-Qur'an dan Hadis Suami yang Durhaka kepada Istri, Menurut Al-Qur'an dan Hadis. Bukan hanya istri yang rentan durhaka terhadap suami. Menurut al-Qur'an dan hadis, ada beberapa hal yang bisa membuat seorang suami dianggap berbuat durhaka pada istri, apa saja? berikut ini.  1. Menjadikan Istri Sebagai Pemimpin Rumah Tangga  Dari Abu Bakrah, ia berkata:”Rasulullah saw.bersabda: ‘tidak akan beruntung suatu kaum yang dipimpin oleh seorang wanita.’ “(HR.Ahmad n0.19612 CD,Bukhari,Tirmidzi,dan Nasa’i)    2. Tidak memberi uang belanja/ nafkah  Dari ‘Abdullah bin ‘Amr,ia berkata:”Rasulullah bersabda: ’seseorang cukup dipandang berdosa bila ia menelantarkan belanja orang yang menjadi tanggung jawabnya.’” (HR.Abu Dawud no.1442 CD,Muslim,Ahmad,dan Thabarani)  Terhadap suami yang seperti ini, istri boleh mengambil diam-diam harta suami untuk mencukupi kebutuhan hidup diri dan anaknya:    “Dari Asyah ra,bahwa Hindun binti Utbah pernah berkata:’Wahai Rasulullah,sesungguhnya Abu Sufyan adalah orang yang kikir dan tidak mau memberikan kepadaku belanja yang cukup untuk aku dan anakku,sehingga terpaksa aku mengambil dari hartanya tanpa sepengetahuannya.”beliau besabda:’Ambillah sekadar cukup untuk dirimu dan anakmu dengan wajar.” (HR.Bukhari no.4945 CD,Muslim,Nasa’i,Abu dawud,Ibnu Majah,Ahmad,dan Darimi)    3. Tidak melunaskan mahar pernikahan  Dari Maimun Al-Kurady,dari bapaknya,ia berkata:”saya mendengar nabi saw.(bersabda):’siapa saja laki laki yang menikahi seorang perempuan dengan mahar sedikit atau banyak,tetapi dalam hatinya bermaksud tidak akan menunaikan apa yang menjadi hak perempuan itu,berarti ia telah mengacuhkannya. Bila ia mati sebelum menunaikan hak perempuan itu,kelakpada hari kiamat ia akan bertemu dengan Allah sebagai orang yang fasiq…’” (HR.Thabarani, Al-Mu;jamul, Ausath II/237/1851 CD)    4. Mengabaikan kebutuhan seksual istri  Suami yang berjima hanya untuk memuaskan kebutuhannya saja dan tidak peduli pada istrinya, sesungguhnya juga telah berbuat kesalahan.  Dari anas ra,Nabi saw bersabda:”jika seseorang di antara kalian bersenggama dengan istrinya,hendaklah ia melakukannya dengan penuh kesungguhan. Selanjutnya, bila ia telah menyelesaikan kebutuhannya (mendapat kepuasan) sebelum istrinya mendapatkan kepuasan, janganlah ia buru buru (mencabut kemaluannya) sampai istrinya menemukan kepuasan.” (HR.’Abdur Razzaq dan Abu Ya’la, Jami’ Kabir II/19/1233)  Rasullullah saw bersabda:”Janganlah sekali kali seseorang diantara kalian menyenggamai istrinya seperti seekor hewan bersenggama,tetapi hendaklah ada pendahuluan diantara keduanya.’ada yang bertanya”apakah pendahuluan itu?” Beliau bersabda :”Ciuman dan ucapan (romantis).” (HR Abu Syaikh)    5. Berjimak ketika istri haid atau melalui dubur  Dari Ibnu Abbas, ia berkata:”’Umar (Ibnu Khaththa) datang kepada Rosulullah saw.,ia bertanya:’Ya Rosullullah, saya telah binasa.’ Beliau bertanya:’apa yang menyebabkan kamu binasa?’ Ia menjawab:’semalam saya telah membalik posisi istriku.’akan tetapi beliau tidak menjawab sedikitpun,lalu turun kepada Rosulullah saw ayat.’istri kalian adalah ladang bagi kalian,maka datangilah lading kalian dimana dan kapan saja kalian kehendaki.’(selanjutnya Beliau bersabda:’Datangilah dari depan atau belakang,tetapi jauhilah dubur dan ketika haidh.’”( HR Tarmidzi no.2906)    6. Menuduh istri berzina  “Dan orang orang yang menuduh istri mereka berzina,padahal mereka tidak mempunyai saksi saksi selain diri mereka sendiri,maka kesaksian satu orang dari meeka adalah bersumpah empat kalli dengan nama Allah bahwa sesungguhnya dia adalah termasuk orang orang yang benar(dalam tuduhannya) (7) dan kelima kalinya(ia mengucapkan) bahwa laknat Allah akan menimpa dirinyajika ternyata ia tergolong orang orang yang berdusta.” (QS.An-Nuur (24):6-7)    7.Memukul dan menjelek-jelekkan istri di hadapan orang lain  Dari mu’awiyah Al-Qusrayiri,ia berkata:”saya pernah datang kepada Rosulullah saw.’ Ia berkata lagi:’saya lalu bertanya:’Ya Rosulullah,apa saja yang engkau perintahkan(untuk kami perbuat)terhadap istri-istri kami?’Beliau bersabda:’…janganlah kalian memukul dan janganlah kalian menjelek-jelekan mereka.’” (HR Abu Dawud no 1832).    Referensi : Suami yang Durhaka kepada Istri, Menurut Al-Qur'an dan Hadis Suami yang Durhaka kepada Istri, Menurut Al-Qur'an dan Hadis
Suami yang Durhaka kepada Istri, Menurut Al-Qur'an dan Hadis. Bukan hanya istri yang rentan durhaka terhadap suami. Menurut al-Qur'an dan hadis, ada beberapa hal yang bisa membuat seorang suami dianggap berbuat durhaka pada istri, apa saja? berikut ini.

1. Menjadikan Istri Sebagai Pemimpin Rumah Tangga

Dari Abu Bakrah, ia berkata:”Rasulullah saw.bersabda: ‘tidak akan beruntung suatu kaum yang dipimpin oleh seorang wanita.’ “(HR.Ahmad n0.19612 CD,Bukhari,Tirmidzi,dan Nasa’i)


2. Tidak memberi uang belanja/ nafkah

Dari ‘Abdullah bin ‘Amr,ia berkata:”Rasulullah bersabda: ’seseorang cukup dipandang berdosa bila ia menelantarkan belanja orang yang menjadi tanggung jawabnya.’” (HR.Abu Dawud no.1442 CD,Muslim,Ahmad,dan Thabarani)

Terhadap suami yang seperti ini, istri boleh mengambil diam-diam harta suami untuk mencukupi kebutuhan hidup diri dan anaknya:


“Dari Asyah ra,bahwa Hindun binti Utbah pernah berkata:’Wahai Rasulullah,sesungguhnya Abu Sufyan adalah orang yang kikir dan tidak mau memberikan kepadaku belanja yang cukup untuk aku dan anakku,sehingga terpaksa aku mengambil dari hartanya tanpa sepengetahuannya.”beliau besabda:’Ambillah sekadar cukup untuk dirimu dan anakmu dengan wajar.” (HR.Bukhari no.4945 CD,Muslim,Nasa’i,Abu dawud,Ibnu Majah,Ahmad,dan Darimi)


3. Tidak melunaskan mahar pernikahan

Dari Maimun Al-Kurady,dari bapaknya,ia berkata:”saya mendengar nabi saw.(bersabda):’siapa saja laki laki yang menikahi seorang perempuan dengan mahar sedikit atau banyak,tetapi dalam hatinya bermaksud tidak akan menunaikan apa yang menjadi hak perempuan itu,berarti ia telah mengacuhkannya. Bila ia mati sebelum menunaikan hak perempuan itu,kelakpada hari kiamat ia akan bertemu dengan Allah sebagai orang yang fasiq…’” (HR.Thabarani, Al-Mu;jamul, Ausath II/237/1851 CD)


4. Mengabaikan kebutuhan seksual istri

Suami yang berjima hanya untuk memuaskan kebutuhannya saja dan tidak peduli pada istrinya, sesungguhnya juga telah berbuat kesalahan.

Dari anas ra,Nabi saw bersabda:”jika seseorang di antara kalian bersenggama dengan istrinya,hendaklah ia melakukannya dengan penuh kesungguhan. Selanjutnya, bila ia telah menyelesaikan kebutuhannya (mendapat kepuasan) sebelum istrinya mendapatkan kepuasan, janganlah ia buru buru (mencabut kemaluannya) sampai istrinya menemukan kepuasan.” (HR.’Abdur Razzaq dan Abu Ya’la, Jami’ Kabir II/19/1233)

Rasullullah saw bersabda:”Janganlah sekali kali seseorang diantara kalian menyenggamai istrinya seperti seekor hewan bersenggama,tetapi hendaklah ada pendahuluan diantara keduanya.’ada yang bertanya”apakah pendahuluan itu?” Beliau bersabda :”Ciuman dan ucapan (romantis).” (HR Abu Syaikh)


5. Berjimak ketika istri haid atau melalui dubur

Dari Ibnu Abbas, ia berkata:”’Umar (Ibnu Khaththa) datang kepada Rosulullah saw.,ia bertanya:’Ya Rosullullah, saya telah binasa.’ Beliau bertanya:’apa yang menyebabkan kamu binasa?’ Ia menjawab:’semalam saya telah membalik posisi istriku.’akan tetapi beliau tidak menjawab sedikitpun,lalu turun kepada Rosulullah saw ayat.’istri kalian adalah ladang bagi kalian,maka datangilah lading kalian dimana dan kapan saja kalian kehendaki.’(selanjutnya Beliau bersabda:’Datangilah dari depan atau belakang,tetapi jauhilah dubur dan ketika haidh.’”( HR Tarmidzi no.2906)


6. Menuduh istri berzina

“Dan orang orang yang menuduh istri mereka berzina,padahal mereka tidak mempunyai saksi saksi selain diri mereka sendiri,maka kesaksian satu orang dari meeka adalah bersumpah empat kalli dengan nama Allah bahwa sesungguhnya dia adalah termasuk orang orang yang benar(dalam tuduhannya) (7) dan kelima kalinya(ia mengucapkan) bahwa laknat Allah akan menimpa dirinyajika ternyata ia tergolong orang orang yang berdusta.” (QS.An-Nuur (24):6-7)


7.Memukul dan menjelek-jelekkan istri di hadapan orang lain

Dari mu’awiyah Al-Qusrayiri,ia berkata:”saya pernah datang kepada Rosulullah saw.’ Ia berkata lagi:’saya lalu bertanya:’Ya Rosulullah,apa saja yang engkau perintahkan(untuk kami perbuat)terhadap istri-istri kami?’Beliau bersabda:’…janganlah kalian memukul dan janganlah kalian menjelek-jelekan mereka.’” (HR Abu Dawud no 1832).


Referensi : Suami yang Durhaka kepada Istri, Menurut Al-Qur'an dan Hadis