This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences. Now replace these with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences. Now replace these with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences. Now replace these with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences. Now replace these with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences. Now replace these with your own descriptions.

Senin, 01 Agustus 2022

Orang Munafiq Bisa Masuk Surga

Bisakah Orang Munafiq Bisa Masuk Surga? Ustadz, Ana Ginanjar mahasiswa UNY mau bertanya. Apakah mungkin orang munafik itu masuk surga? afwan ustadz, tolong disertai dalilnya. jazakallohu khoiro.

Jawaban:

Bismillah was shalatu was salamu ‘ala Rasulillah, amma ba’du,

Inti kemunafikan adalah menampakkan kebaikan di depan orang lain, namun menyembunyikan kejahatan dalam dirinya.

Ibnu Katsir mengatakan,

النفاق هو إظهار الخير وإسرار الشر

Kemunafikan adalah menampakkan kebaikan dan menyembunyikan kejahatan. (Tafsir Ibn Katsir, 1/176).

Para ulama menyebutkan, bentuk dan tingkatan kemunafikan beraneka ragam, tergantung dari apa yang disembunyikan. Jika yang disembunyikan adalah kekufuran, apapun bentuknya, menyebabkan pelakunya keluar dari islam. Sebaliknya, jika yang disembunyikan bukan perbuatan kekufuran, tidak penyebabkan pelakunya keluar dari islam.

Kita simak beberapa keterangan ulama berikut,

Syaikhul Islam mengatakan,

والنفاق يطلق على النفاق الأكبر الذي هو إضمار الكفر وعلى النفاق الأصغر الذي هو اختلاف السر والعلانية في الواجبات، هذا مشهور عند العلماء. وبذلك فسروا قول النبي صلى الله عليه وسلم {آية المنافق ثلاث: إذا حدث كذب وإذا وعد أخلف وإذا اؤتمن خان}

Kemunafikan ada yang bentuknya munafiq besar, yaitu menyembunyikan kekufuran, dan ada munafiq kecil, ketika berbeda antara isi hati dengan amal perbuatan dalam masalah kewajiban. Inilah yang banyak dijelaskan ulama. Dan mereka menafsirkan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Tanda munafiq ada 3: apabila berbicara dia berdusta, apabila berjanji dia mengingkari, dan jika dipercaya dia khianat.” hadis ini ditafsirkan dengan munafiq kecil. (Majmu’ al-Fatawa, 11/140).

Al-Hafidz Ibn Katsir mengatakan,

و)النفاق) أنواع: اعتقادي، وهو الذي يخلد صاحبه في النار، وعملي وهو من أكبر الذنوب

Dan kemunafikan bermacam-macam: 

  1. kemunafikan keyakinan, itulah kemunafikan yang menyebabkan pelakunya kekal di neraka, 
  2. kemunafikan amal, dan itu termasuk dosa besar. (Tafsir Ibn Katsir, 1/176).

Keterangan al-Hafidz Ibnu Rajab

Dalam kitab Jami’ al-Ulm wa al-Hikam, al-Hafidz Ibnu Rajab menjelaskan,

والذي فسره به أهلُ العلم المعتبرون أنَّ النفاقَ في اللغة هو من جنس الخداع والمكر وإظهار الخير، وإبطان خلافه، وهو في الشرع ينقسم إلى قسمين:

أحدهما: النفاقُ الأكبرُ، وهو أنْ يظهر الإنسانُ الإيمانَ بالله وملائكته وكتبه ورسله واليوم الآخر، ويُبطن ما يُناقض ذلك كلَّه أو بعضه، وهذا هو النِّفاق الذي كان على عهد النَّبيِّ – صلى الله عليه وسلم -، ونزل القرآن بذمِّ أهله وتكفيرهم، وأخبر أنَّ أهله في الدَّرْكِ الأسفل من النار

والثاني: النفاق الأصغر، وهو نفاق العمل، وهو أنْ يُظهر الإنسانُ علانيةً صالحةً، ويُبطن ما يُخالف ذلك.

وأصولُ هذا النفاق ترجع إلى الخصال المذكورة في هذه الأحاديث

Yang dijelaskan para ulama yang diakui keilmuannya, bahwa kemunafikan secara bahasa bagian dari penipuan, makar, menampakkan kebaikan, dan menyembunyikan kebalikannya. Dan kemunafikan dalam syariat dibagi menjadi dua,

Pertama, munafik besar

Seseorang menampakkan iman kepada Allah, para malaikat, kitab-kitab, para rasul, dan hari akhir. Dan dia menyembunyikan kebalikan itu semua atau sebagiannya. Itulah kemunafikan yang ada di zaman Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan turun beberapa ayat al-Qur’an yang mencela pelakunya dan mengkafirkan mereka, serta mengabarkan bahwa pelakunya berada di kerak neraka.

Kedua, kemunafikan kecil

Itulah nifak amal, yaitu seseorang menampakkan kebaikan di muka umum, namun bertentangan dengan apa yang ada di hatinya. Dan karakter munafik kecil disebutkan dalam beberapa hadis berikut…

Kemudian al-Hafidz Ibn Rajab menyebutkan beberapa dalil bahwa orang yang melanggar salah satu sifat munafik, tidak dihukumi kafir. Diantaranya,

Hadis dari Abdullah bin Amir radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah berkunjung ke rumahnya ketika dia masih kecil. Pada saat dia hendak pergi main, tiba-tiba ibunya memanggil,

“Abdullah sini, tak kasih.”

“Benar kamu mau memberinya sesuatu?” tanya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.

”Saya mau kasih dia kurma.” jawab wanita itu.

Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

أَمَا إِنَّكِ لَوْ لَمْ تَفْعَلِي كُتِبَتْ عَلَيْكِ كَذْبَةٌ

Andai tadi kamu tidak memberinya, maka dicatat untukmu satu dosa berbuat dusta. (Ahmad 15702, dan dihasankan Syuaib al-Arnauth).

Dalam hadis di atas, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak menilai kafir, orang mukmin yang berdusta.

Munafik Besar Kekal di Neraka

Di awal surat al-Baqarah, Allah menyebutkan 3 jenis manusia. Pertama, orang yang beriman, Allah sebutkan dalam 5 ayat, kedua, orang kafir, Allah sebutkan dalam 2 ayat, dan ketiga, orang munafik, Allah singgung dalam 13 ayat. Diantaranya Allah berfirman,

وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَقُولُ آمَنَّا بِاللَّهِ وَبِالْيَوْمِ الْآخِرِ وَمَا هُمْ بِمُؤْمِنِينَ . يُخَادِعُونَ اللَّهَ وَالَّذِينَ آمَنُوا وَمَا يَخْدَعُونَ إِلَّا أَنْفُسَهُمْ وَمَا يَشْعُرُونَ

Di antara manusia ada yang mengatakan: “Kami beriman kepada Allah dan hari kemudian,” pada hal mereka itu Sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman. Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, Padahal mereka hanya menipu dirinya sendiri sedang mereka tidak sadar. (QS. al-Baqarah: 8 – 9)

Diantara sifat mereka,

وَإِذَا لَقُوا الَّذِينَ آمَنُوا قَالُوا آمَنَّا وَإِذَا خَلَوْا إِلَى شَيَاطِينِهِمْ قَالُوا إِنَّا مَعَكُمْ إِنَّمَا نَحْنُ مُسْتَهْزِئُونَ

Apabila mereka berjumpa dengan orang-orang yang beriman, mereka mengatakan: “Kami telah beriman”. dan bila mereka kembali kepada setan-setan mereka (gembong munafik), mereka mengatakan: “Sesungguhnya Kami sependirian dengan kamu, Kami hanyalah berolok-olok.” (QS. al-Baqarah: 14).

Allah juga menyebutkan sifat mereka di ayat lain,

إِذَا جَاءَكَ الْمُنَافِقُونَ قَالُوا نَشْهَدُ إِنَّكَ لَرَسُولُ اللَّهِ وَاللَّهُ يَعْلَمُ إِنَّكَ لَرَسُولُهُ وَاللَّهُ يَشْهَدُ إِنَّ الْمُنَافِقِينَ لَكَاذِبُونَ. اتَّخَذُوا أَيْمَانَهُمْ جُنَّةً فَصَدُّوا عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ إِنَّهُمْ سَاءَ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ. ذَلِكَ بِأَنَّهُمْ آمَنُوا ثُمَّ كَفَرُوا فَطُبِعَ عَلَى قُلُوبِهِمْ فَهُمْ لَا يَفْقَهُونَ

Apabila orang-orang munafik datang kepadamu, mereka berkata: “Kami mengakui, bahwa Sesungguhnya kamu benar-benar Rasul Allah”. dan Allah mengetahui bahwa Sesungguhnya kamu benar-benar Rasul-Nya; dan Allah mengetahui bahwa Sesungguhnya orang-orang munafik itu benar-benar orang pendusta. Mereka itu menjadikan sumpah mereka sebagai perisai], lalu mereka menghalangi (manusia) dari jalan Allah. Sesungguhnya Amat buruklah apa yang telah mereka kerjakan. Yang demikian itu adalah karena bahwa Sesungguhnya mereka telah beriman, kemudian menjadi kafir (lagi) lalu hati mereka dikunci mati; karena itu mereka tidak dapat mengerti. (QS. al-Munafiqun: 1 – 3).

Semua ayat di atas berbicara tentang munafik besar. Allah berikan ancaman, mereka akan dihukum di keraknya neraka. Allah berfirman,

إِنَّ الْمُنَافِقِينَ فِي الدَّرْكِ الْأَسْفَلِ مِنَ النَّارِ وَلَنْ تَجِدَ لَهُمْ نَصِيرًا

Sesungguhnya orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari neraka. dan kamu sekali-kali tidak akan mendapat seorang penolongpun bagi mereka. (QS. an-Nisa: 145)

Referensi : Orang Munafiq Bisa Masuk Surga.











Orang Munafik Masih Diberikan Kesempatan Untuk Bertaubat

Ayat sebelumnya membahas mengenai hukuman Allah bagi orang munafik. Namun, orang munafik masih mendapatkan kesempatan untuk memperoleh ampunan Allah. Berikut adalah ayat yang membahas mengenai orang munafik yang masih mendapatkan kesempatan untuk Allah ampuni.

اِلَّا الَّذِيْنَ تَابُوْا وَاَصْلَحُوْا وَاعْتَصَمُوْا بِاللّٰهِ وَاَخْلَصُوْا دِيْنَهُمْ لِلّٰهِ فَاُولٰۤىِٕكَ مَعَ الْمُؤْمِنِيْنَۗ وَسَوْفَ يُؤْتِ اللّٰهُ الْمُؤْمِنِيْنَ اَجْرًا عَظِيْمًا

illallażīna tābụ wa aṣlaḥụ wa'taṣamụ billāhi wa akhlaṣụ dīnahum lillāhi fa ulā`ika ma'al-mu`minīn, wa saufa yu`tillāhul-mu`minīna ajran 'aẓīmā

Kecuali orang-orang yang bertobat dan memperbaiki diri dan berpegang teguh pada (agama) Allah dan dengan tulus ikhlas (menjalankan) agama mereka karena Allah. Maka mereka itu bersama-sama orang-orang yang beriman dan kelak Allah akan memberikan pahala yang besar kepada orang-orang yang beriman.(Q.S. An-Nisa' : 146)

QS. An-Nisa' [4] 

إِنَّ ٱلْمُنَٰفِقِينَ فِى ٱلدَّرْكِ ٱلْأَسْفَلِ مِنَ ٱلنَّارِ وَلَن تَجِدَ لَهُمْ نَصِيرًا

Sesungguhnya orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari neraka. Dan kamu sekali-kali tidak akan mendapat seorang penolongpun bagi mereka.

S. An-Nisa' [4] 

إِلَّا ٱلَّذِينَ تَابُوا۟ وَأَصْلَحُوا۟ وَٱعْتَصَمُوا۟ بِٱللَّهِ وَأَخْلَصُوا۟ دِينَهُمْ لِلَّهِ فَأُو۟لَٰٓئِكَ مَعَ ٱلْمُؤْمِنِينَ ۖ وَسَوْفَ يُؤْتِ ٱللَّهُ ٱلْمُؤْمِنِينَ أَجْرًا عَظِيمًا

Kementrian Agama

Kecuali orang-orang yang taubat dan mengadakan perbaikan dan berpegang teguh pada (agama) Allah dan tulus ikhlas (mengerjakan) agama mereka karena Allah. Maka mereka itu adalah bersama-sama orang yang beriman dan kelak Allah akan memberikan kepada orang-orang yang beriman pahala yang besar.

QS. Al-'Ahzab [33] 

لِّيَجْزِىَ ٱللَّهُ ٱلصَّٰدِقِينَ بِصِدْقِهِمْ وَيُعَذِّبَ ٱلْمُنَٰفِقِينَ إِن شَآءَ أَوْ يَتُوبَ عَلَيْهِمْ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ كَانَ غَفُورًا رَّحِيمًا

supaya Allah memberikan balasan kepada orang-orang yang benar itu karena kebenarannya, dan menyiksa orang munafik jika dikehendaki-Nya, atau menerima taubat mereka. Sesungguhnya Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Referensi : Orang Munafik Masih Diberikan Kesempatan Untuk Bertaubat














Segera Bertaubat jika Pernah Melakukan 3 Hal Ini, Tanda Munafik dalam Diri Kata (Ustadz Adi Hidayat)

Segera Bertaubat jika Pernah Melakukan 3 Hal Ini, Tanda Munafik dalam Diri Kata (Ustadz Adi Hidayat). Dalam salah satu ceramah beliau, Ustadz Adi Hidayat pernah menyebutkan 3 hal yang dianggap sebagai tanda munafik. Jika kemudian seseorang pernah melakukan hal ini, atau bahkan masih melekat dalam dirinya maka hendaknya ia segera bertaubat. Selain dianggap sebagai tanda munafik dalam diri, 3 hal ini bisa merusak hati seseorang jika dibiarkan dalam jangka waktu lama.

Selain dosa yang semakin bertambah, pertolongan Allah juga jauh dari orang-orang yang berbuat 3 hal ini. "Kalau ada ciri ini melekat pada diri kita segera taubat, karena resikonya bahaya," kata Ustadz Adi Hidayat.

3 hal tersebut di antaranya:

1. Suka berdusta

Seseorang yang tanpa sadar sering berdusta terhadap perkataannya sendiri, maka ini tanda sifat munafik menguasai dirinya. "Kalau dia bicara di mana pun hobinya berdusta," kata Ustadz Adi Hidayat.

2. Sering ingkar janji

Tanda munafik yang kedua adalah ketika seseorang menganggap bahwa tidak menepati janji itu adalah hal biasa. Terlebih ia tidak meminta maaf atas ingkar yang dilakukannya, dan melakukannya berulang kali.

3. Tidak bisa dipercaya

Menurut Ustadz Adi Hidayat sifat ketiga ini adalah yang paling bahaya. Selain dosa, ia juga akan merugikan orang lain. "Itu yang paling bahaya, kalau diamanahi dia banyak berkhianat," kata Ustadz Adi Hidayat. Jika 3 perbuatan ini masih melekat dalam diri maka Ustadz Adi Hidayat menyarankan segera kembali kepada Allah sebelum sifat munafik semakin menguasai diri.

Referensi : Segera Bertaubat jika Pernah Melakukan 3 Hal Ini, Tanda Munafik dalam Diri Kata (Ustadz Adi Hidayat) 







7 Ciri-ciri Orang Munafik yang Tercantum dalam Al-Quran

Munafik adalah sifat yang sangat dibenci oleh Allah SWT. Lain di mulut, lain di hati. Inilah istilah yang tepat untuk menggambarkan seorang yang munafik. Munafik atau nifak adalah perbuatan di mana seseorang hanya akan menampakkan sisi baiknya saja, dibanding sisi buruk. Sudah jelas, orang yang memiliki sifat munafik ini berbahaya. Mereka pandai memainkan peran layaknya aktor, memasang wajah manis di hadapan semua orang padahal dibalik itu ia amatlah buruk.

Bukan hanya Allah SWT, semua orang juga pasti sangat membenci orang yang "berwajah dua".

Dalam Islam, munafik adalah golongan manusia yang derajatnya lebih rendah dari pada Muslim biasa. Seseorang yang senang sekali mengatakan sesuatu yang berbeda dari seharusnya ini memiliki ciri-ciri yang tercantum dalam Alquran.

1. Ingkar janji

Ciri-ciri yang pertama adalah ingkar janji. Orang munafik, tentu semua perkataannya sulit sekali dipercaya apalagi ditepati. Orang munafik akan cenderung sulit memegang janji sendiri, terlebih pada semua janji yang telah ia lakukan ke banyak orang.

Dalam Islam, menepati janji itu hukumnya wajib. Ini juga telah tercantum dalam QS. An-Nahl ayat 91 yang artinya:

"Dan tepatilah perjanjian dengan Allah apabila kamu berjanji dan janganlah kamu membatalkan sumpah-sumpah(mu) itu, sesudah meneguhkannya, sedang kamu telah menjadikan Allah sebagai saksimu (terhadap sumpah-sumpahmu itu). Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang kamu perbuat."

2. Dusta

Dusta atau bohong adalah tindakan yang juga tidak disukai oleh Allah SWT, selain ingkar janji. Itulah kenapa ada manusia juga tidak suka dibohongi.

"Tanda orang munafik ada tiga, salah satunya adalah jika berbicara dia dusta." (HR. Bukhari dan Muslim)

Ada banyak motif kenapa orang berbohong, terlepas dari itu, berbohong sudah pasti suatu tindakan sadar yang dilakukan agar lawan bicara percaya dengan apa yang kita katakan.

Meskipun ada beberapa orang yang menyebutkan berbohong demi kebaikan. Tapi, yang namanya bohong tetaplah bohong. Dan itu jelas bukan menunjukkan perilaku jujur dan merupakan tindakan yang dibenci oleh agama.

Allah SWT berfirman dalam QS. Al-Ahzab ayat 24 yang artinya:

“Supaya Allah memberikan balasan kepada orang-orang yang benar itu karena kebenarannya, dan menyiksa orang munafik jika dikehendaki-Nya, atau menerima taubat mereka. Sesungguhnya Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”

3. Khianat

Ilustrasi orang yang berkhianat. Foto: Unsplash.com/Valentin Antonucci

Khianat adalah lawan dari amanah. Jika amanah adalah melaksanakan kewajiban yang sudah disanggupi, maka khianat sebaliknya, yaitu berlaku curang atau membatalkan kewajiban. Ini salah satu ciri-ciri orang munafik.

Semua hal yang kita nikmati di dunia, selain dari kerja keras dan usaha, itu adalah bentuk titipan dari Allah SWT. Bila Allah SWT telah menitipkan sesuatu kepada kita, sudah sepatutnya untuk menjaga titipan itu dalam kebaikan.

Allah SWT berfirman dalam QS. An-Nisa ayat 58 yang artinya:

“Sesungguhnya Allah menyuruh kalian menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya....”

Tapi, jika orang munafik, mereka akan mengingkari apa yang sudah dititipkan alias tidak menjaganya dengan baik, bahkan akan menghancurkannya.

4. Malas beribadah

Selain berbohong, berdusta, dan berkhianat, orang yang malas beribadah pun termasuk salah satu dari ciri-ciri orang munafik. 

Allah SWT berfirman dalam QS. An-Nisa ayat 142 yang artinya:

"Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka. Dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya (dengan shalat) di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali."

Orang munafik akan selalu menganggap salat itu menjadi beban yang berat untuk dijalani. Jadi, apa susahnya menyisihkan sedikit waktu untuk melaksanakan salat wajib?

5. Bersumpah palsu

Nah, selanjutnya adalah orang-orang yang selalu dengan mudahnya mengucapkan "Demi Allah" tanpa memikirkan dosa atau akibat yang akan diterima dari sumpah palsu tersebut.

Perihal orang yang suka memberikan sumpah palsu ini telah dijelaskan dalam Alquran surat Al-Munafiqun ayat 2 yang artinya:

"Mereka itu menjadikan sumpah mereka sebagai perisai, lalu mereka menghalangi (manusia) dari jalan Allah. Sesungguhnya amat buruklah apa yang telah mereka kerjakan."

6. Fujur dalam pertikaian

Fujur atau selalu ingin merasa menang sendiri alias tidak menerima kekalahan adalah sikap dari orang-orang munafik.

Allah SWT berfirman dalam QS. Asy-Syams ayat 7-10 yang artinya:

"Demi jiwa serta penyempurnaan ciptaannya, maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya. Sesungguhnya beruntunglah orang yang menyucikan jiwa itu, dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya." 

Allah SWT memberikan jiwa manusia dua sifat, yakni fujur (kefasikan) dan taqwa. Kedua sifat ini saling berlawanan. Di mana sifat fujur diciptakan untuk memaksimalkan sifat taqwa setiap manusia agar menjadi pribadi yang mulia.

Orang yang memilih jalan fujur akan membiarkan akalnya melanglang buana melalui jalan sesat sehingga pemikirannya akan berseberangan dengan fitrah penciptanya. Akibatnya, imannya akan menjadi lemah. Inilah kenapa fujur diciptakan untuk menguatkan ketaqwaan seseorang.

7. Riya

Sifat sombong yang sangat tercela dan dibenci Allah SWT adalah riya. Riya atau sombong adalah perilaku yang sampai saat ini masih ada saja orang yang melakukannya. Mereka cenderung sombong dengan apa yang mereka miliki, sehingga membuat dirinya menjadi orang yang tinggi hati dan jahat.

Allah SWT berfirman dalam QS. Al-Ma'mun ayat 4-7 yang artinya:

"Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, (yaitu) orang-orang yang lalai dari salatnya, orang-orang yang berbuat riya, dan enggan (menolong dengan) barang berguna, sedikit berzikir." Itulah tujuh ciri-ciri yang harus dijauhi setiap manusia agar terjauh dari sifat munafik.

Referensi : 7 Ciri-ciri Orang Munafik yang Tercantum dalam Al-Quran







Pengertian Munafik dalam Islam, Beserta Ciri-Ciri dan Cara Menghindarinya

Pengertian munafik adalah terminologi dalam Islam untuk merujuk pada mereka yang berpura-pura mengikuti ajaran agama Islam, tetapi sebenarnya hati mereka memungkirinya. Sedangkan dalam bahasa Arab, pengertian munafik artinya orang yang berpura-pura.

Sementara itu, mengacu kepada Kamus Besar Bahasa Indonesia atau KBBI, pengertian munafik ialah upaya berpura-pura percaya atau setia dan sebagainya kepada agama dan lainya. Akan tetapi, sebenarnya dalam hatinya tidak. Mereka selalu mengatakan sesuatu yang tidak sesuai dengan perbuatannya serta bermuka dua.

Munafik juga menjadi sifat yang sangat dibenci Allah SWT. Lain mulut, lain di hati adalah istilah yang tepat untuk menggambarkan orang munafik. Bukan hanya Allah SWT, semua orang juga pasti membenci orang yang berwajah dua. Untuk itu, penting mengetahui ciri-ciri sifat munafik yang ada pada diri orang lain dan cara menghindari sifat munafik tersebut.

Berikut ini ulasan mengenai pengertian munafik dalam Islam beserta ciri-ciri sifatnya dan cara menghindarinya.

Menurut bahasa, pengertian munafik diartikan sebagai berpura-pura. Sedangkan menurut istilah, pengertian munafik artinya berpura-pura dalam suatu hal. Orang munafik juga disebut orang yang perkataannya tidak sesuai dengan tindakan atau kenyataan.

Allah SWT berfirman dalam surat An-Nisa ayat 145 bahwa orang munafik akan ditempatkan pada neraka tingkatan paling bawah. Berikut firman-Nya:

Innal-munāfiqīna fid-darkil-asfali minan-nār, wa lan tajida lahum naṣīrā

Artinya: "Sungguh, orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari neraka. Dan kamu tidak akan mendapat seorang penolong pun bagi mereka." (QS. An-Nisa: 145)

Menurut tafsir Kementerian Agama, ayat tersebut menjelaskan tentang peringatan terhadap orang munafik, bahwa mereka akan disiksa di neraka pada tingkatan paling bawah karena munafik adalah perbuatan paling jahat. Mereka (orang-orang munafik) disebut telah menipu Rasulullah SAW dan orang-orang mukmin. Maka, kelak mereka tidak akan mendapatkan penolong yang dapat menyelamatkan ataupun meringankan siksaan yang akan mereka terima

Setelah mengetaui pengertian munafik yang telah di jelaskan di atas, penting pula anda mengetahui ciri-ciri orang munafik. Berikut ini rinciannya:

1. Suka Berdusta

Ciri orang munafik yang pertama adalah suka berdusta atau berbohong. Berdusta sendiri merupakan sifat tercela yang dibenci manusia serta agama apapun. Bahkan agama sendiri telah melarang keras jika umatnya melakukan dusta sekecil apapun. Sesuai dengan hadis dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu, bawasannya rasulullah saw bersabda:

“Tanda orang munafik itu ada tiga, apabila ia berucap berdusta, jika membuat janji ingkar, dan jika dipercaya mengkhianati.” (HR Bukhari, Kitab Iman Bab Tanda-tanda orang munafik, No. 33 dan Muslim, Kitam Iman Bab Penjealsan Sifat-sifat orang munafik no. 59).

2. Ingkar Janji

Ciri orang munafik yang selanjutnya adalah suka ingkar janji. Seseorang yang gemar ingkar janji akan tidak bisa dipegang perkataannya dan juga tidak pernah menepati janjinya yang sudah ia tebarkan ke orang lain. Menepati janji adalah hukumnya wajib, ketika seseorang itu membuat janji maka ia sudah seharusnya menepati apa yang telah ia janjikan. Dalam Alquran larangan untuk mengingkari janji dijelaskan dalam surat An-Nahl ayat 91 yang artinya:

“Dan tepatilah perjanjian dengan Allah apabila kamu berjanji dan janganlah kamu membatalkan sumpah-sumpah (mu) itu, sesudah meneguhkannya, sedang kamu telah menjadikan Allah sebagai saksimu (terhadap sumpah-sumpahmu itu). Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang kamu perbuat.”

3. Berkhianat

Ciri orang munafik yang berikutnya adalah gemar berkhianat, yaitu orang yang tidak miliki komitmen dengan apa yang akan dijalankannya dan tidak pernah menepati perkataan yang telah diucapkan tanpa adanya kejelasan. Seseorang yang tidak bisa dipercaya dalam memegang amanah nantinya disebut sebagai orang yang munafik. Orang seperti ini biasanya jika berbicara lebih banyak mengandung kebohongan, apabila berjanji akan sering berdusta, dan apabila diserahi amanah maka akan berkhianat.

Hal ini diungkapkan dalam sebuah hadis Nabi Saw yang artinya:

“Tanda-tanda orang munafik ada tiga, jika berbicara berdusta, jika berjanji mengingkari, dan jika diberi amanah mengkhianati.” (HR Bukhari dan Muslim).

4. Gemar Melakukan Tipu Daya

Ciri orang munafik lainnya adalah gemar melakukan tipu daya. Tipu daya yang sering dilakukan orang munafik adalah dalam sikapnya, yang biasanya tampak baik di permukaan tapi dalam hatinya busuk. Tipu daya ini biasa dilakukan untuk mendapatkan apa yang diinginkannya dengan segala cara.

Sifat ini sudah dijelaskan dalam Alquran surat Al-Baqarah ayat 8-10 yang artinya:

“Dan di antara manusia ada yang berkata, “ Kami beriman kepada Allah dan hari akhir,” padahal sesungguhnya mereka bukanlah orang-orang yang beriman. Mereka menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka hanyalah menipu diri sendiri tanpa mereka sadari. Dalam hati mereka ada penyakit, lalu Allah menambah penyakitnya itu, dan mereka mendapatkan azab yang pedih, karena mereka berdusta.”

5. Bermuka Dua

Ciri orang munafik yang kelima adalah bermuka dua, yang juga miliki arti tak miliki pendirian tetap. Sifat ini muncul akibat kebingungan mereka terhadap kebenaran yang dibawa Islam. Sifat orang bermuka dua ini ditulis dalam firman Allah Surat Al-Baqarah ayat 14 yang artinya:

“Dan apabila mereka berjumpa dengan orang-orang yang beriman mereka berkata: “ Kami telah beriman”. Tetapi apabila mereka berjumpa kembali dengan setan-setan mereka berkata: “Sesungguhnya kami bersama kamu, kami hanya berolok-olok.”

6. Riya

Riya juga merupakan salah satu ciri orang munafik. Sikap riya sendiri digambarkan oleh Allah dalam Alquran surat An-Nisa’ ayat142 yang artinya:

"Sesungguhnya orang-orang munafik itu hendak menipu Allah, tetapi Allahlah yang menipu mereka. Apabila mereka berdiri untuk salat, mereka lakukan dengan malas. Mereka bermaksud riya (ingin dipuji) di hadapan manusia. Dan mereka tidak mengingat Allah kecuali sedikit sekali."

7. Malas untuk Beribadah

Ciri orang munafik yang berikutnya adalah malas untuk melakukan ibadah. Hal ini sudah dijelaskan dalam Al-Quran surat An-Nisa’ ayat 142 yang berbunyi:

“Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka. Dan apabila mereka berdiri untuk sholat, mereka berdiri dengan malas.”

8. Mempercepat Salat

Ciri orang munafik juga akan bisa diperhatikan dari cara salatnya. Akan terlihat ketika salat tidak khusyuk serta mempercepat gerakan dan bacaan salatnya merupakan ciri orang munafik. Ciri-ciri ini tercatat dalam hadis Nabi Saw. yang artinya:

“Itulah salat orang munafik. Itulah salat orang munafik. Itulah salat orang munafik. (Yaitu) dia menunggu matahari sampai hampir terbenam kemudian dia berdiri (untuk sholat asar), lalu mempercepat (tanpa ada rasa khusyuk sedikitpun) empat rakaat, tanpa mengingat Allah di dalamnya kecuali sedikit sekali.” (HR Muslim).

9. Gemar Berbuat Kerusakan di Bumi

Ciri orang munafik berikutnya adalah mereka yang gemar membuat kerusakan di bumi yang dengan alasan untuk mengadakan perbaikan. Orang dengan tipe ini biasanya akan sangat pandai untuk memutarbalikkan fakta dan menipu orang-orang seakan sedang mengusahakan suatu perbaikan. Ciri-ciri ini tercantum dalam Surat Al-Baqarah ayat 11-12 yang artinya:

“ Dan bila dikatakan kepada mereka “ Janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi.” Mereka menjawab: “ Sesungguhnya kami orang-orang yang mengadakan perbaikan.” Ingatlah, sesungguhnya mereka itulah orang-orang yang membuat kerusakan, tetapi mereka tidak sadar.”

10. Bangga Atas Dosanya yang Telah Diperbuat

Ciri orang munafik yang kesepuluh adalah mereka yang bangga akan dosanya yang telah diperbuat. Betapa pun banyak dosa yang dilakukan, maka orang munafik akan selalu mencari jalan keluarnya untuk pembenaran tindakannya.

11. Dengki

Iri dan dengki juga merupakan ciri orang munafik yang sangat merugikan. Seperti yang tertuang dalam Surat Al-Imran ayat 120 yang artinya:

“Jika kamu memerolah kebaikan, niscaya mereka bersedih hati. Tetapi jika kamu tertimpa bencana, mereka bergembira karenanya. Jika kamu bersabar dan bertaqwa, tipu daya mereka tidak akan menyusahkan kamu sedikitpun. Sungguh Allah Maha meliputi segala apa yang mereka kerjakan.”

12. Memakan Harta Anak Yatim

Ciri orang munafik merupakan orang yang selalu merasa tak puas akan kekayaan harta yang telah dimiliki. Sehingga, mereka tak akan ragu untuk memakan harta anak yatim. 

Referensi : Pengertian Munafik dalam Islam, Beserta Ciri-Ciri dan Cara Menghindarinya.













Hadist Nabi yang Menjelaskan Ciri-ciri Orang Munafik

Hadis Nabi yang Menjelaskan Ciri-ciri Orang Munafik. “Munafik secara bahasa berarti pura-pura. Sedangkan menurut istilah munafik merupakan pura-pura dalam suatu hal. Orang munafik disebut juga orang yang perkataannya tidak sesuai dengan tindakan atau kenyataan.” jelas Maydilan.

Melanjutkan penjelasannya, Maydilan kemudian menyebutkan ciri-ciri orang munafik sebagai berikut.

  1. Apabila berbicara ia berdusta. Orang yang berbohong atau berdusta termasuk orang yang munafik dan tidak disukai Allah swt.
  2. Apabila berjanji ia ingkar. Hati-hati dalam berbuat janji karena harus ditepati. Dalam Islam diajarkan jika berjanji ucapkanlah insyaallah. “Insyaallah memiliki arti jika Allah menghendaki. Ketika kita berjanji ucapkanlah kalimat tersebut. Dengan kalimat tersebut jangan seenaknya memutus janji di tengah jalan. Berhati-hatilah karena dengan ucapan itu kita membawa nama Allah.” lanjut Maydilan.
  3. Apabila dipercaya ia berkhianat. Bila seseorang diberi amanah kemudian ia berkhianat maka orang tersebut termasuk orang yang munafik.

Ciri-ciri orang munafik di atas dikutip dari hadis Nabi Muhammad saw.

“Tanda-tanda orang munafik ada tiga, jika berbicara berdusta, jika berjanji mengingkari, dan jika diberi amanah mengkhianati.” (HR Bukhari dan Muslim).

Referensi : Hadis Nabi yang Menjelaskan Ciri-ciri Orang Munafik









Ciri Orang Munafik Menurut Agama Islam

Ciri orang munafik menurut agama Islam kiranya perlu dipahami agar supaya kita dapat terhindar dari sifat jelek ini. Munafik merupakan salah satu sifat tercela yang sangat tidak terpuji. Sifat munafik bukanlah sifat yang pantas dimiliki seseorang dengan latar kepercayaan apapun. Karena, sifat munafik sendiri adalah penyakit hati yang akan dapat merugikan diri sendiri serta orang lain.

Munafik memiliki arti suka menampakkan sesuatu yang sejalan dengan kebenaran di depan orang banyak, namun sebetulnya tidak sesuai dengan kondisi pada batinnya serta perbuatannya. Ciri orang munafik biasanya yaitu suka berubah-ubah karakternya. Terutama saat interaksi dengan sesama manusia, baik itu tidak sesuai antara percakapan serta perbuatan mereka.

ita akan bisa mengetahui sosok dari pribadi kita sendiri dan juga orang lain melalui apa yang mereka katakan, yaitu antara kesesuaian yang dikatakan dengan apa yang diyakininya. Agar Anda dapat mengetahui dengan rinci, berikut ini kami telah rangkum 12 ciri orang munafik menurut agama islam, yang dilansir Dream, serta berdasarkan pada Alquran dan Hadist:

Ciri Orang Munafik

1. Suka Berdusta'

Ciri orang munafik yang pertama adalah suka berdusta atau berbohong. Berdusta sendiri merupakan sifat tercela yang dibenci manusia serta agama apapun. Bahkan agama sendiri telah melarang keras jika umatnya melakukan dusta sekecil apapun.

Sesuai dengan hadis dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu, bawasannya rasulullah saw bersabda: “ Tanda orang munafik itu ada tiga, apabila ia berucap berdusta, jika membuat janji ingkar, dan jika dipercaya mengkhianati.” (HR Bukhari, Kitab Iman Bab Tanda-tanda orang munafik, No. 33 dan Muslim, Kitam Iman Bab Penjealsan Sifat-sifat orang munafik no. 59).

2. Ingkar Janji

Ciri orang munafik yang selanjutnya adalah suka ingkar janji. Seseorang yang gemar ingkar janji akan tidak bisa dipegang perkataannya dan juga tidak pernah menepati janjinya yang sudah ia tebarkan ke orang lain.

Menepati janji adalah hukumnya wajib, ketika seseorang itu membuat janji maka ia sudah seharusnya menepati apa yang telah ia janjikan.

Dalam Alquran larangan untuk mengingkari janji dijelaskan dalam surat An-Nahl ayat 91 yang artinya:

“Dan tepatilah perjanjian dengan Allah apabila kamu berjanji dan janganlah kamu membatalkan sumpah-sumpah (mu) itu, sesudah meneguhkannya, sedang kamu telah menjadikan Allah sebagai saksimu (terhadap sumpah-sumpahmu itu). Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang kamu perbuat.”

3. Berkhianat

Ciri orang munafik yang berikutnya adalah gemar berkhianat, yaitu orang yang tidak miliki komitmen dengan apa yang akan dijalankannya dan tidak pernah menepati perkataan yang telah diucapkan tanpa adanya kejelasan. Seseorang yang tidak bisa dipercaya dalam memegang amanah nantinya disebut sebagai orang yang munafik.

Orang seperti ini biasanya jika berbicara lebih banyak mengandung kebohongan, apabila berjanji akan sering berdusta, dan apabila diserahi amanah maka akan berkhianat.

Hal ini diungkapkan dalam sebuah hadis Nabi Saw. yang artinya:

“ Tanda-tanda orang munafik ada tiga, jika berbicara berdusta, jika berjanji mengingkari, dan jika diberi amanah mengkhianati.” (HR Bukhari dan Muslim).

Ciri Orang Munafik dalam Islam

4. Gemar Melakukan Tipu Daya

Ciri orang munafik yang keempat adalah gemar melakukan tipu daya. Tipu daya yang sering dilakukan orang munafik adalah dalam sikapnya, yang biasanya tampak baik di permukaan tapi dalam hatinya busuk. Tipu daya ini biasa dilakukan untuk mendapatkan apa yang diinginkannya dengan segala cara.

Sifat ini sudah dijelaskan dalam Alquran surat Al-Baqarah ayat 8-10 yang artinya:

“Dan di antara manusia ada yang berkata, “ Kami beriman kepada Allah dan hari akhir,” padahal sesungguhnya mereka bukanlah orang-orang yang beriman. Mereka menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka hanyalah menipu diri sendiri tanpa mereka sadari. Dalam hati mereka ada penyakit, lalu Allah menambah penyakitnya itu, dan mereka mendapatkan azab yang pedih, karena mereka berdusta.”

5. Bermuka Dua

Ciri orang munafik yang kelima adalah bermuka dua, yang juga miliki arti tak miliki pendirian tetap. Sifat ini muncul akibat kebingungan mereka terhadap kebenaran yang dibawa Islam.

Sifat orang bermuka dua ini ditulis dalam firman Allah Surat Al-Baqarah ayat 14 yang artinya:

“Dan apabila mereka berjumpa dengan orang-orang yang beriman mereka berkata: “ Kami telah beriman”. Tetapi apabila mereka berjumpa kembali dengan setan-setan mereka berkata: “Sesungguhnya kami bersama kamu, kami hanya berolok-olok.”

6. Riya

Riya juga merupakan salah satu ciri orang munafik. Sikap riya sendiri digambarkan oleh Allah dalam Alquran surat An-Nisa’ ayat142 yang artinya:

"Sesungguhnya orang-orang munafik itu hendak menipu Allah, tetapi Allahlah yang menipu mereka. Apabila mereka berdiri untuk salat, mereka lakukan dengan malas. Mereka bermaksud riya (ingin dipuji) di hadapan manusia. Dan mereka tidak mengingat Allah kecuali sedikit sekali."

Ciri Orang Munafik yang Perlu Dihindari

7. Malas untuk Beribadah

Ciri orang munafik yang berikutnya adalah malas untuk melakukan ibadah. Hal ini sudah dijelaskan dalam Al-Quran surat An-Nisa’ ayat 142 yang berbunyi:

“Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka. Dan apabila mereka berdiri untuk sholat, mereka berdiri dengan malas.”

8. Mempercepat Sholat

Ciri orang munafik juga akan bisa diperhatikan dari cara sholatnya. Akan terlihat ketika sholat tidak khusyuk serta mempercepat gerakan dan bacaan sholatnya merupakan ciri orang munafik.

Ciri-ciri ini tercatat dalam hadis Nabi Saw. yang artinya:

“Itulah salat orang munafik. Itulah salat orang munafik. Itulah salat orang munafik. (Yaitu) dia menunggu matahari sampai hampir terbenam kemudian dia berdiri (untuk sholat asar), lalu mempercepat (tanpa ada rasa khusyuk sedikitpun) empat rakaat, tanpa mengingat Allah di dalamnya kecuali sedikit sekali.” (HR Muslim).

9. Gemar Berbuat Kerusakan di Bumi

Ciri orang munafik berikutnya adalah mereka yang gemar membuat kerusakan di bumi yang dengan alasan untuk mengadakan perbaikan. Orang dengan tipe ini biasanya akan sangat pandai untuk memutarbalikkan fakta dan menipu orang-orang seakan sedang mengusahakan suatu perbaikan.

Ciri-ciri ini tercantum dalam Surat Al-Baqarah ayat 11-12 yang artinya:

“ Dan bila dikatakan kepada mereka “ Janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi.” Mereka menjawab: “ Sesungguhnya kami orang-orang yang mengadakan perbaikan.” Ingatlah, sesungguhnya mereka itulah orang-orang yang membuat kerusakan, tetapi mereka tidak sadar.”

5 dari 5 halaman

Ciri Orang Munafik yang Perlu Diketahui

10. Bangga Atas Dosanya yang Telah Diperbuat

Ciri orang munafik yang kesepuluh adalah mereka yang bangga akan dosanya yang telah diperbuat. Betapa pun banyak dosa yang dilakukan, maka orang munafik akan selalu mencari jalan keluarnya untuk pembenaran tindakannya.

11. Dengki

Iri dan dengki juga merupakan ciri orang munafik yang sangat merugikan. Seperti yang tertuang dalam Surat Al-Imran ayat 120 yang artinya:

“Jika kamu memerolah kebaikan, niscaya mereka bersedih hati. Tetapi jika kamu tertimpa bencana, mereka bergembira karenanya. Jika kamu bersabar dan bertaqwa, tipu daya mereka tidak akan menyusahkan kamu sedikitpun. Sungguh Allah Maha meliputi segala apa yang mereka kerjakan.”

12. Memakan Harta Anak Yatim

Ciri orang munafik merupakan orang yang selalu merasa tak puas akan kekayaan harta yang telah dimiliki. Sehingga, mereka tak akan ragu untuk memakan harta anak yatim

Referensi : Ciri Orang Munafik Menurut Agama Islam














Baca Amalan dan Doa Ini, Dosa Sebesar Gunung Dapat Ampunan Kata (KH Abdul Ghofur)

Dosa sebesar gunung sekalipun, hanya dengan mengamakan amalan dan doa ini, Allah akan memberikan ampunanNya.

Dalam sebuah kajian Prof. Dr. KH Abdul Ghofur memberikan ijazah amalan dan doa kepada santri dan semua muslim, agar dosa-dosanya mendapat ampunan dari Allah SWT.

KH Abdul Ghofur memberikan cara-caranya untuk memohon ampunan atas dosa-dosa yang diperbuatnya.

Caranya adalah dengan mengamalkan amalan dan doa singkat yang sangat mudah dilakukan oleh siapapun, kapanpun dan dimanapun.

"Barang siapa mengamalkan amalan dan doa ini, Allah pasti mengampuni semua dosa hamba-hambaNya," ujar KH Abdul Ghofur

Lalu, amalan dan doa apakah itu? KH Abdul Ghofur mengijazahkan setiap muslim agar memperbanyak amalan dan doa bacaan tahlil 'Laa Ilaha Illallah'

Bacalah amalan dan doa itu setiap selesai shalat wajib maupun sunnah, diseratai kalimat permohonan ampunan kepada Allah, maka seluruh dosa-dosanya akan mendapat ampunanNya.

Bacalah amalan dan doa itu setiap selesai shalat wajib maupun sunnah, diseratai kalimat permohonan ampunan kepada Allah, maka seluruh dosa-dosanya akan mendapat ampunanNya.

Pondok Pesantren Sunan Drajat adalah satu-satunya pesantren peninggalan wali songo yang tetap berdiri sampai sekarang, dengan jumlah santri terbanyak di Indonesia.

Referensi : Baca Amalan dan Doa Ini, Dosa Sebesar Gunung Dapat Ampunan Kata KH Abdul Ghofur










Ketika Merasa Memiliki Dosa Besar, Bacalah Doa Ini

Apa yang dirasakan seseorang ketika merasa memiliki dosa besar. Setiap manusia tidak terlepas dari dosa. Dalam bentangan perjalanan hidupnya, manusia pasti pasti pernah bermksiat dan melakukan dosa kepada Allah, baik kecil maupun besar. Karena itu, jika seseorang sudah menyadari dosa-dosanya dan ia merasa sudah begitu banyak berbuat maksiat dan melakukan dosa besar, maka ia harus segera bertaubat. Selain itu, ia harus memperbanyak doa berikut;

اللّهُمَّ مَغْفِرَتُكَ أَوْسَعُ مِنْ ذُنُوْبِيْ، وَرَحْمَتُكَ أَرْجَى عِنْدِيْ مِنْ عَمَلِيْ

Allohumma maghfirotuka awsa’u min zunubi wa rohmatuka arja ‘indi min ‘amali.

Ya Allah, ampunan-Mu lebih luas daripada dosa-dosaku, rahmat-Mu lebih bisa diharapkan untukku daripada amalku.

Doa berdasarkan hadis riwayat Imam Al-Hakim dari Jabir bin Abdullah, dia berkata,

جَاءَ رَجُلٌ إِلَى رَسُوْلِ اللهِ صلى الله عليه و سلم ، فَقَالَ : وَا ذُنُوْبَاهُ، وَا ذُنُوْبَاهُ، مَرَّتَيْنِ أَوْ ثَلاَثًا. فَقَالَ لَهُ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه و سلم : قُلْ : اللّهُمَّ مَغْفِرَتُكَ أَوْسَعُ مِنْ ذُنُوْبِيْ، وَرَحْمَتُكَ أَرْجَى عِنْدِيْ مِنْ عَمَلِيْ. فَقَالَهَا. ثُمَّ قَالَ : عُدْ، فَعَادَ. ثُمَّ قَالَ: عُدْ، فَعَادَ. فَقَالَ : قُمْ، فَقَدْ غُفِرَ لَكَ.

Seorang laki-laki datang kepada Rasulullah Saw, seraya berkata; ‘Alangkah besar dosaku, alangkah besar dosaku, dua atau tiga kali. Maka Rasulullah Saw bersabda kepadanya; ‘Katakanlah, ‘Ya Allah, ampunan-Mu lebih luas daripada dosa-dosaku, rahmat-Mu lebih bisa diharapkan untukku daripada amalku.’ Maka dia mengucapkannya. Kemudian Rasulullah Saw bersabda, ‘Ulangilah’. Maka dia mengulangi. Kemudian Rasulullah Saw bersabda, ‘Ulangilah’. Maka dia mengulangi. Kemudian Rasulullah Saw bersabda, ‘Berdirilah, sungguh dosamu telah diampuni untukmu.’

Referensi : Ketika Merasa Memiliki Dosa Besar, Bacalah Doa Ini











Yang Suka Puasa Senin Kamis Perhatikan Ini Jika Tidak Ingin Mendapat Dosa Sebesar Gunung Arafah

ng Suka Puasa Senin Kamis Perhatikan Ini Jika Tidak Ingin Mendapat Dosa Sebesar Gunung Arafah. Bagi yang sering menjalankan ibadah puada Senin Kamis, ada hal-hal yang perlu diperhatikan agar terhindar dari dosa besar sebesar Gunung Arafah.

Lalu perbuatan apakah yang bisa mendatangkan dosa saat kita sering menjalankan puasa Senin Kamis?

Gus Baha mengingatkan hal ini dalam sebuah ceramahnya di kanal YouTube SANTRI OFFICIAl, beberapa waktu lalu.

Menurutnya, bagi seseorang yang sudah terbiasa menjalankan puasa sunah Senin Kamis, alangkah baiknya memperhatikan hal sebagai berikut.

Menurut Gus Baha, puasa Senin Kamis hukumnya sunah, yang artinya jika dikerjakan mendapatkan pahala jika ditinggalkan juga tidak berdosa.

Sebagai hal yang tidak wajib tentu bisa dilakukan secara rutin atau terputus, artinya bisa ditinggalkan dalam kondisi tertentu.

Diriwayatkan bahwa Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wasallam bersabda: laksanakanlah hal-hal yang pokok (wajib). Dan terimalah kemurahan Allah.

Melaksanakan hal yang wajib atau yang diperintahkan oleh Allah tentu harus dilakukan, tetapi yang bersifat wajib juga tidak boleh ditinggalkan.

Oleh karena itu menurut Gus Baha, hal-hal yang tidak wajib sesekali boleh tidak dilakukan untuk menerima rukhsah dari Allah.

Hal ini jika dilakukan akan menghindarkan dari dosa sebesar gunung Arafah, yang tentu saja tidak ada seorang pun yang ingin mendapatkannya.

Ini sesuai dengan salah satu hadits yang menyebutkan bahwa, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wasallam bersabda, “Barang siapa tidak menerima rukhsah Allah, maka dia mendapat dosa seperti Gunung Arafah.

Referensi : Yang Suka Puasa Senin Kamis Perhatikan Ini Jika Tidak Ingin Mendapat Dosa Sebesar Gunung Arafah










Banyak Amal Tetapi Banyak Dosa

Banyak Amal Tetapi Banyak Dosa

Sebagian manusia telah menganggap remeh atas dosa-dosa mereka, mereka menganggap bahwa kebaikan-kebaikan mereka sudah terlalu banyak, mereka menganggap bahwa amalan-amalan shalih mereka sudah begitu melimpah sehingga pahala yang mereka kumpulkanpun sudah begitu menggunung. Mereka menganggap bahwa shalat malamnya, puasa senin kamisnya, haji dan umrahnya, infaqnya dan seterusnya dari amalan-amalan shalih yang mereka kerjakan akan seperti lautan yang akan menenggelamkan dosa-dosa yang mereka lakukan. Jika seseorang menganggap remeh suatu dosa, ketahuilah bahwa sesungguhnya dia telah terpedaya oleh syaitan, walaupun mereka telah banyak beramal dengan amalan-amalan ketaatan.

Wahai saudaraku yang semoga Allah melimpahkan rahmat kepadamu…

Allah ta”ala memberikan permisalan tentang orang yang telah mengumpulkan banyak kebaikan akan tetapi nanti di akhirat, amalan kebaikan yang diandalkannya tidak dapat banyak bermanfaat, Allah berfirman

أَيَوَدُّ أَحَدُكُمْ أَنْ تَكُونَ لَهُ جَنَّةٌ مِنْ نَخِيلٍ وَأَعْنَابٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ لَهُ فِيهَا مِنْ كُلِّ الثَّمَرَاتِ وَأَصَابَهُ الْكِبَرُ وَلَهُ ذُرِّيَّةٌ ضُعَفَاءُ فَأَصَابَهَا إِعْصَارٌ فِيهِ نَارٌ فَاحْتَرَقَتْ كَذَلِكَ يُبَيِّنُ اللَّهُ لَكُمُ الْآَيَاتِ لَعَلَّكُمْ تَتَفَكَّرُونَ

“Apakah ada salah seorang di antaramu yang ingin mempunyai kebun kurma dan anggur yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; dia mempunyai dalam kebun itu segala macam buah-buahan, kemudian datanglah masa tua pada orang itu sedang dia mempunyai keturunan yang masih kecil-kecil. Maka kebun itu ditiup angin keras yang mengandung api, lalu terbakarlah, Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada kamu supaya kamu memikirkannya. (QS. Al-Baqarah:266)

Ibnu Abbas radhiallahu”anhuma ketika menjelaskan ayat di atas, beliau mengilustrasikan dengan orang kaya yang beramal karena taat kepada Allah, kemudian Allah mengutus setan padanya, lalu orang itu melakukan banyak kemaksiatan sehingga amal-amalnya terhapus (Tafsir Ibnu Katsier)

Wahai saudaraku yang semoga Allah melimpahkan rahmat kepadamu…

Janganlah sekali-kali kita meremehkan dosa karena kita menganggap sudah mempunyai amal kebaikan yang banyak. Ketahuilah wahai saudaraku bahwa belum tentu amal kebaikan yang kita kerjakan dihitung sebagai amal shaleh di sisi Allah, apakah karena kita tidak ikhlas atau tidak sesuai dengan yang dicontohkan Rasulullah shalallaahu ‘alaihi wa sallam. Selain itu, amal kebaikan juga akan dapat terhapus dengan kemaksiatan-kemaksiatan.

Tsauban radhiaallahu”anhu meriwayatkan sebuah hadits yang dapat membuat orang-orang shalih susah tidur dan selalu mengkhawatirkan amal-amal mereka. Tsauban radhiaallahu”anhu berkata, Rasulullah shalallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda

لأعلمن أقواما من أمتي يأتون يوم القيامة بحسنات أمثال جبال تهامة بيضا فيجعلها الله هباء منثورا . قال ثوبان : يا رسول الله صفهم لنا جلهم لنا أن لا نكون منهم و نحن لا نعلم ، قال : أما إنهم إخوانكم و من جلدتكم و يأخذون من الليل كما تأخذون و لكنهم أقوام إذا خلو بمحارم الله انتهكوها

Aku benar-benar melihat diantara umatku pada hari Kiamat nanti, ada yang datang dengan membawa kebaikan sebesar gunung di Tihamah yang putih, lalu Allah menjadikannya seperti kapas berterbangan, Tsauban bertanya, Ya Rasulullah, jelaskan kepada kami siapa mereka itu agar kami tidak seperti mereka sementara kami tidak mengetahui!, Beliau bersabda, Mereka adalah saudara-saudara kalian dan sebangsa dengan kalian, mereka juga bangun malam seperti kalian, akan tetapi apabila mendapat kesempatan untuk berbuat dosa, mereka melakukannya (HR. Ibnu Majah, disahihkan oleh Syaikh Al-Bany dalam Silsilatul Ahaadits Shahihah No,505)

Saudaraku, masihkah kita merasa bangga dengan amal-amal kita kemudian berbuat dosa dan menganggap bahwa dosa kita akan tenggelam dalam lautan amalan shalih kita.

Maka wajib bagi kita untuk senantiasa bersabar, bersabar dan bersabar. Sabar dalam melaksanakan ketaatan dan sabar dalam menjauhi dosa-dosa.

Semoga Allah merahmati Imam Ahmad yang mengatakan bahwa sabar adalah terus menerus sampai seseorang menapakkan kakinya di Surga kelak.

Ketika seseorang bertanya kepada Abu Hurairah radhiallahu”anhu tentang makna takwa, Abu Hurairah kemudian bertanya kepada orang tersebut, “Apakah engkau pernah melewati jalan yang berduri? Ia menjawab, Ya pernah. Abu Hurairah bertanya lagi, Apa yang engkau lakukan, Ia menjawab, Jika aku melihat duri maka aku menghindar darinya, atau melangkahinya, atau mundur darinya, Abu Hurairah berkata, Seperti itulah takwa.

“Apakah engkau pernah melewati jalan yang berduri? Ia menjawab, Ya pernah. Abu Hurairah bertanya lagi, Apa yang engkau lakukan, Ia menjawab, Jika aku melihat duri maka aku menghindar darinya, atau melangkahinya, atau mundur darinya, Abu Hurairah berkata, Seperti itulah takwa.

Maka bukanlah dikatakan takwa jika seseorang sengaja menerjang rambu-rambu syariat, mengerjakan apa-apa yang diharamkan oleh Allah atau meninggalkan apa-apa yang diperintahkan-Nya.

Kemudian kita juga harus takut karena kita tidak tau kapan ajal akan menjemput! Kalau kita amati disekitar kita, maka kita dapati bahwa jumlah manula lebih sedikit daripada orang muda dan anak-anak, hal ini menunjukkan bahwa kebanyakan manusia meninggal dalam usia muda, maka waspadalah!

Wahai saudaraku yang semoga Allah melimpahkan rahmat kepadamu…

Terakhir saudaraku, hendaknya kita senantiasa bertakwa dan tidak meremehkan dosa-dosa agar kita tidak seperti yang digambarkan dalam ayat dan hadits di atas, semoga Allah menjadikan kita nanti, termasuk yang diseru dalam firman-Nya

يَا أَيَّتُهَا النَّفْسُ الْمُطْمَئِنَّةُ * ارْجِعِي إِلَى رَبِّكِ رَاضِيَةً مَرْضِيَّةً * فَادْخُلِي فِي عِبَادِي * وَادْخُلِي جَنَّتِي

Hai jiwa yang tenang, Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya, Maka masuklah ke dalam golongan hamba-hamba-Ku, Maka masuklah ke dalam Surga-Ku (Al-Fajr: 27-30)

Referensi : Banyak Amal Tetapi Banyak Dosa











Mukmin Melihat Dosa Seolah Gunung Hawatir Menimpanya

Sesungguhnya seorang mukmin (ketika) ia melihat dosa-dosanya adalah seperti (ketika) ia duduk di lereng sebuah gunung, dan ia sangat khawatir gunung itu akan menimpanya. Sedangkan seorang fajir (orang yang selalu berbuat dosa), ketika ia melihat dosa-dosanya adalah seperti ia melihat seekor lalat yang hinggap di batang hidungnya, kemudian ia mengusirnya seperti ini lalu terbang (ia menganggap remeh dosa).

عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مَسْعُودٍ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّ الْمُؤْمِنَ يَرَى ذُنُوبَهُ كَأَنَّهُ قَاعِدٌ تَحْتَ جَبَلٍ يَخَافُ أَنْ يَقَعَ عَلَيْهِ وَإِنَّ الْفَاجِرَ يَرَى ذُنُوبَهُ كَذُبَابٍ مَرَّ عَلَى أَنْفِهِ فَقَالَ بِهِ هَكَذَا (رواه البخاري)

Dari Abdullah bin Mas’ud ra berkata, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Sesungguhnya seorang mukmin (ketika) ia melihat dosa-dosanya, adalah seperti (ketika) ia duduk di lereng sebuah gunung, dan ia sangat khawatir gunung itu akan menimpanya. Sedangkan seorang fajir (orang yang selalu berbuat dosa), ketika ia melihat dosa-dosanya adalah seperti ia melihat seekor lalat yang hinggap di batang hidungnya, kemudian ia mengusirnya seperti ini lalu terbang (ia menganggap remeh dosa).” (HR. Bukhari)

Hikmah Hadits:

  1. Di antara ciri keimanan seseorang kepada Allah adalah rasa takut dan khawatir yang sangat besar dan mendalam terhadap dosa-dosanya. Karena setiap dosa kelak akan menjadi kepedihan mendalam dan menjadi bara neraka yang menyiksa dan menyengsarakannya. Maka ia merasa takut, seolah ia seperti berada di lereng sebuah gunung yang menjulang dan terjal, dan ia khawatir gunung tersebut akan jatuh menimpanya.
  2. Sementara seorang ahli maksiat ia tidak takut akan perbuatan maksiat dan dosa-dosanya, sehingga setiap hari hidupnya bergelimang dengan kemaksiatan dan dosa seperti hinggapan lalat saja.
Referensi : Mukmin Melihat Dosa Seolah Gunung Hawatir Menimpanya





Ketika Dosa Menggunung, Masih Terbukakah Pintu Taubat

Ketika Dosa Menggunung, Masih Terbukakah Pintu Taubat.Ketika seorang hamba merasa dirinya tidak akan mendapat ampunan akan dosa-dosa yang telah ia lakukan, ketika ia mengira Allah telah menutup pintu taubat baginya, padahal ia sangat ingin kembali kepada Allah, ia sangat ingin membersihkan dirinya dari kotoran kemaksiatan. Maka Allah berpesan melalui lisan Rasul-Nya:

قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَى أَنْفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا مِنْ رَحْمَةِ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ

“Katakanlah: “Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang,” (QS. Az Zumar: 53).

Inilah pesan dari Allah kepada para hamba-Nya yang merasa jauh dari rahmat Allah, merasa dirinya telah tidak mampu lagi membenahi diri, sehingga mengira lautan kebaikan dan keshalihan mustahil bagi dirinya. Ketika dosa telah menggunung ingatlah bahwa firman Allah, “Innallaha Yaghfiru dzunuba jami’a” (Allah mengampuni segala dosa). Semua dosa? Ya, inilah janji Allah, Allah berfirman:

وَهُوَ الَّذِي يَقْبَلُ التَّوْبَةَ عَنْ عِبَادِهِ وَيَعْفُو عَنِ السَّيِّئَاتِ وَيَعْلَمُ مَا تَفْعَلُونَ

“Dan Dialah yang menerima taubat dari hamba-hamba-Nya dan memaafkan kesalahan-kesalahan dan mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Asy Syuro: 25)

Bagaimana dengan orang-orang yang sering meninggalkan sholat? Ingatlah “Wa Ya’fu ‘Anissyyiat.” (dan memaafkan kesalahan-kesalahan), bagaimana dengan orang yang durhaka kepada kedua orang tua? Ingatlah “Wa Ya’fu ‘Anissyyiat.” (dan memaafkan kesalahan-kesalahan), bagaimana dengan orang yang pernah terjerumus dalam dosa riba? Ingatlah “Wa Ya’fu ‘Anissyyiat.” (dan memaafkan kesalahan-kesalahan).

ingatlah kepada sosok manusia paling durhaka, Firaun. Yang pernah berkata dengan kecongkakannya, “Ana rabbukumul A’la.” (Akulah Rabb kalian yang paling tinggi), ketika ia nyawa telah sampai ditenggorokannya, maka Malaikat Jibril bersegera memasukkan tanah ke dalam mulutnya. Mangapa Jibril melakukan hal ini? Ia khawatir jika Firaun berkata “La ilaha illah” dan Allah merahmatinya. Maka Allah berfirman kepada Jibril, “

وَعِزَّتِي وَجَلاَلِي لَوْ اسْتَغَاثَنِي وَاسْتَغْفَرَنِي لَغَفَرْتُ لَهُ.

“Demi kemuliaan-Ku dan keaguangan-Ku, jikalau ia berdoa dan memohon ampun kepada-Ku, niscaya aku akan ampuni ia.”

Wahai jiwa yang berputus asa, inilah rahmat Allah kepada manusia yang paling sombong dan melampaui batas kepada Allah, maka bagaimana dengan orang yang mengakui kesalahannya, ingin kembali kepada Allah, sambil meneteskan air mata dengan mengharapkan ampunan Allah?.

Dan ingat pula, bahwa di antara rahmat Allah kepada para hamba-Nya, Ia (Allah) mengajak para hamba-Nya untuk medapatkan ampunannya,

قَالَتْ رُسُلُهُمْ أَفِي اللَّهِ شَكٌّ فَاطِرِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ يَدْعُوكُمْ لِيَغْفِرَ لَكُمْ مِنْ ذُنُوبِكُمْ

Berkata rasul-rasul mereka: “Apakah ada keragu-raguan terhadap Allah, Pencipta langit dan bumi? Dia menyeru kamu untuk memberi ampunan kepadamu dari dosa-dosamu…” (QS. Ibrahim: 10)

Allah sebagai dzat yang maha tinggi, maha mulia tidak hanya menerima ampunan ketika hamba-Nya datang kepada-Nya, namun dengan sifat pengasih-Nya Allah pun mengajak hamba guna memputihkan diri mereka dari noktah kemaksiatan, meskipun dosanya terbilang besar? Ya meskipun dosanya sebesar gunung Uhud.

Abu Nu’aim berkata dalam “Al Hilyah” dari Wahab bin Munabbih:

أَوْحَى الله إلى دَاود عَلَيْهِ السَّلاَمُ فَقَالَ: يَا دَاوُدَ لَوْ يَعْلَمُ المدْبِرُوْنَ عَنِّي انْتِظَارِي لَهمْ وَرِفْقِي بِهْم وَشَوْقِي إِلَى تَرْكِ مَعَاصِيْهِمْ لَمَاتُوا شَوْقًا إِلَّي وَلَتَقَطَّعَتْ أَوْصَالُهُمْ لِمَحَبَّتِي يَا دَاوُدُ هَذِهِ إِرَادَتِي باِلمدْبِرِيْنَ عَنِّي فَكَيْفَ بِالمقْبِلِيْنَ عَلَيَّ

Allah berfirman kepada Nabi Daud as: “Wahai Daud, ketahuilah jika orang-orang yang berpaling dari-Ku itu, mengetahui penungguan-Ku, kasih sayang-Ku, dan rasa rindu-Ku kepada mereka, untuk menghapus dosa-dosa mereka, niscaya mereka akan mati saat itu juga karena rindunya padaku, dan niscaya anggota tubuh mereka akan terputus karena kecintaannya kepada-ku, Wahai Daud inilah keinginan-Ku terhadap hamba yang berpaling dariku, lantas bagaimana perbuatan-Ku kepada hamba yang datang menghadap kepada-Ku?.”

Kalau saja perhatian Allah kepada orang-orang yang berpaling dari-Nya sedemikian rupa, maka bagaimana perhatian Allah terhadap orang-orang yang senantiasa berharap ampunan Allah, senantiasa tenggelam dalam sujudnya untuk meminta ampunan, bagaimana perhatian Allah terhadap orang yang wajahnya dibasahi dengan air mata karen takut terhadap siksaan Allah?

Inilah rahmat Allah kepada para hamba-Nya, semoga kita termasuk orang-orang yang sadar terhadap rahmat Allah, termasuk orang-orang yang menghadap kepada Allah dengan mengakui kesalahan dan kelalaian

Referensi : Ketika Dosa Menggunung, Masih Terbukakah Pintu Taubat










Dosa Sebesar Gunung Diampuni, Kata (Gus Baha) 3 Amalan Ini Kuncinya

Kata Gus Baha sebesar gunung sekalipun dosa yang pernah kita lakukan akan diampuni jika kerjakan 3 amalan ini. Gus Baha mengatakan, 3 amalan ini adalah kunci jika kita berharap semua dosa diampuni. Jika ingin dosa diampuni, Gus Baha anjurkan kerjakan 3 amalan ini secara ikhlas dan rutin. Berkali-kali Gus Baha menyampaikan perihal 3 amalan ini dalam pengajiannya. Gus Baha mengatakan, jika dosa masa lalu sudah terhapus maka kehidupan akan lebih baik. Kita akan mudah menata kehidupan menjadi lebih baik dari sebelumnya. Karena itulah 3 amalan ini menjadi kunci kata Gus Baha.

Gus Baha menekankan bahwa 3 amalan akan bisa melebur semua dosa dan menjadikan kehidupan di dunia dan akhirat lebih baik. “Dosa besar sekalipun akan diampuni, terhempas atau terhapus dengan 3 amalan ini,” kata Gus Baha. Berikut ini penjelasan kyai muda asal Rembang, Jawa Tengah tersebut. Menyempurnakan wudhu di waktu dingin bisa meleburkan dosa kita. Dosa akan terhempas seperti ditiup angina kata Gus Baha.

Gus Baha mengibaratkan seperti bulan Januari di Makkah, Yordania, dan Israel. "Itu dingin sekali," ujar Gus Baha. Gus Baha mengungkapkan, pada zaman nabi sering hujan salju di Arab Saudi. “Ketika musim salju orang masih bisa menyempurnakan wudhunya, itulha yang akan menjadi pelebur dosa. Dosa terhempas atau terhapus,.” “Tapi harus memperhatikan kesempurnaan wudhu, bukan sembarangan agar mendapat keutamaan,” kata Gus Baha. 

Melangkahkan kaki untuk sholat. Menggerakkan semua anggota tubuh ke tempat yang baik adalah salah satu cara bersyukur atas nikmat yang Allah berikan. Gus Baha menyebut melangkahkan kaki menuju masjid untuk sholat berjamaah, ke pengajian, dan lain-lain akan membuat dosa terhempas. Menanti waktu sholat di setiap tempat. Kiai-kiai tetap di mesjid setelah Maghrib karena menunggu Isya. Itulah contoh yang Gus Baha berikan. Gus Baha menjelaskan bahwa Imam Nawawi mengatakan, menunggu kebaikan selanjutnya setelah berbuat baik dihitung sebagai amal sholeh. Itulah 3 amalan agar dosa sebesar gunung sekalipun diampuni menurut Gus Baha.

Referensi : Dosa Sebesar Gunung Diampuni, Kata (Gus Baha) 3 Amalan Ini Kuncinya