This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences. Now replace these with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences. Now replace these with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences. Now replace these with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences. Now replace these with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences. Now replace these with your own descriptions.

Jumat, 29 Juli 2022

Secercah Cahaya Iman yang Sangat Berarti

Allah SWT berfirman: “Hampir-hampir kilat itu menyambar penglihatan mereka. Setiap kali kilat itu menyinari mereka, mereka berjalan di bawah sinar itu; dan bila gelap menimpa mereka, mereka berhenti. Jikalau Allah Swt menghendaki, niscaya Dia melenyapkan pendengaran dan penglihatan mereka. Sesungguhnya Allah Swt berkuasa atas segala sesuatu,” (Al-Baqarah ayat 20).

Ayat di atas adalah permisalan bagaiman kondisi orang munafik, orang yang terkumpul dalam dirinya iman dan kekafiran, tetapi mereka selalu memiliki keraguan, dan hanya mencari keuntungan dari keduanya. Karena orientasi hidupnya adalah keuntungan dunia belaka. Iman mereka terkalahkan dengan kepentingan hidup duniawi mereka, sehingga mereka mengalami kepanikan hidup seperti berada dalam gelapnya awan dan sinar kilat yang menyambar.

Dalam bahasa Al-Qur’an, cahaya adalah iman, maka kilat yang menyambar adalah cahaya iman orang munafik yang hanya sekejap saja menempel dalam dada mereka. Tetapi dengan cahaya yang sekejap itu hakikatnya mereka dapat meneduhkan jiwanya. Akan tetapi cahaya iman itu kalah dengan dominasi gelapnya awan. Awan yang gelap adalah kekafiran pada diri mereka, sehingga mereka tidak mampu beranjak dalam kegelapan tersebut.

Hakikatnya kondisi ini akan mereka alami di akhirat kelak. Iman adalah cahaya, cahaya itu akan menerangi jalan mereka ketika berada di shirat (jembatan) yang terbentang di atas neraka jahanam. Sedangkan orang kafir atau munafik mereka akan mencari cahaya yang berasal dari orang-orang beriman, mereka ingin memanfaatkan cahaya orang beriman agar mereka selamat dari gelapnya neraka, akan tetapi semuanya sia-sia. Sebagai mana Allah berfirman:

“Pada hari ketika orang-orang munafik laki-laki dan perempuan berkata kepada orang-orang yang beriman, ‘Tunggulah kami supaya kami dapat mengambil sebagian cahaya kalian.’ Dikatakan (kepada mereka), ‘Kembalilah kalian ke belakang dan carilah sendiri cahaya (untuk kalian)’,” (Al-Hadid: 13).

Cahaya iman yang akan menjadi penerang jalan hamba menuju surgapun sesuai dengan tingkatan iman mereka masing-masing, sebagaimana dalam sebuah hadits:

Disebutkan bahwa Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam pernah bersabda:

“مِنَ الْمُؤْمِنِينَ مَنْ يُضِيءُ نُورُهُ مِنَ الْمَدِينَةِ إِلَى عَدَنَ، أَوْ بَيْنَ صَنْعَاءَ وَدُونَ ذَلِكَ، حَتَّى إِنَّ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ مَنْ لَا يُضِيءُ نُورُهُ إِلَّا مَوْضِعَ قَدَمَيْهِ”

Di antara orang-orang mukmin ada yang cahayanya dapat menyinari sejauh antara Madinah sampai ‘Adn yang lebih jauh dari San’a, dan ada pula yang kurang dari itu, hingga sesungguhnya di antara orang-orang mukmin ada yang cahayanya hanya dapat menyinari tempat kedua telapak kakinya saja.

Hadis riwayat Ibnu Jarir, diriwayatkan pula oleh Ibnu Abu Hatim melalui hadis Imran ibnu Daud Al-Qattan, dari Qatadah hadis yang semisal.

Hendaknya orang beriman memfokuskan pada nilai-nilai iman, karena iman adalah cahaya yang akan melenyapkan kegelapan (dzulumat) kemusyrikan. Sehingga yang ada dalam dada hanya cahaya hidayah yang akan menerangi hidup didunia dan diakhirat.

Tugas Nabi adalah mengeluarkan manusia dari kegelapan menuju cahaya (minadzulumat ilannur). Kegelapan dalam seluruh aspek kehidupan manusia, menuju cahaya hidaya tauhid dalam seluruh bidang hidup manusia pula.

Kegelapan dalam dunia Ipteks adalah ketika Ipteks tidak berorientasi pada nilai-nilai iman, nilai tauhid, nilai akhlak mulia, nilai kemaslahatan dan nilai-nilai budaya yang baik. Ketika Ipteks sudah bebas dari nilai-nilai tersebut sungguh itu adalah kegelapan yang nyata, maka wajar perguruan tinggi hanya akan mencetak manusia manusia yang melakukan kerusakan dengan kecerdasan intelektual nya, yang kering nilai keimanan.

Kegelapan itu perlu dilakukan proses perubahan (dakwah ilmiah) dengan melakukan profetisasi ilmu pengetahuan, menjadikan ilmu pengetahuan jalan untuk mengenalkan Tuhan yang Esa, sehingga generasi kedepan adalah manusia yang memiliki kompleksitas kompetensi, baik kognitif maupun spiritual, kompetensi iman dan ilmu, serta skill dan akhlak.

Hal ini perlu perjuangan panjang, membangun profetisasi IPTEKS, karena peradaban saat ini sedang mengalami kegelapan iman, semua hanya di dekati dengan empirikal lupa dengan menyebut nama Allah SWT yang memiliki pengetahuan.

Kegelapan politik juga saat ini terjadi, ketika politik adalah menjadi media mendapatkan kekuasaan, bukan politik yang menjadi media khidmat atau pelayanan. Politik yang diterangi iman adalah politik yang menjadi amanah khilafah, sehingga mereka yang ingin menjadi pemimpin memang siap melayani dan berkorban. Bukan mengeruk kekayaan dari life-service yang mereka lakukan. Dengan kekuasaan yang mereka miliki, mereka menebar iman, menebar kebaikan dan menebar kemaslahatan.

Semua aspek hidup manusia harus disinari cahaya iman, agar dunia ini menjadi terang.

Insan profetis adalah insan yang mencerahkan. Arti mencerahkan adalah menerangi manusia dengan iman tauhid. Karena yang dapat meneduhkan hati manusia bukanlah makhluk, tetapi Allah SWT.

Insan profetis adalah mereka yang selalu berjuang dengan seluruh potensinya, melakukan gerakan dakwah ilmiah, merubah segala pengetahuan yang masih jauh dari cahaya iman, menuju pengetahuan yang dapat menyinari hati dan fikiran manusia.

Ketika insan profetis telah konsisten dengan ini maka peradaban cahaya akan mengalahkan peradaban kegelapan yang selalu akan hadir dalam kehidupan manusia. Bersiap lah menanti, jika datang kebenaran maka akan lenyap kebatilan.

Referensi dari ; Secercah Cahaya Iman yang Sangat Berarti









Membantu meringankan penderitaan orang dapat mengurangi cemas dan stres

Ilustrasi : Membantu meringankan penderitaan orang dapat mengurangi cemas dan stres

Membantu meringankan penderitaan orang dapat mengurangi cemas dan stres. banyak hal yang dapat menyebabkan stres dan rasa cemas di era moderen saat ini. Dengan mudahnya setiap orang bisa mendapatkan berbagai informasi, yang tak jarang banyak diantaranya menyebarkan ketakutan dalam diri.

Seperti berita mengenai adanya virus berbahaya yang dapat dengan menginfeksi dan menyebabkan kematian, hingga negara yang dapat dengan mudah menyerang tanah air Anda, seluruhnya menjadi hal yang mudah menimbulkan kecemasan dan stres.

ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi rasa cemas dan stres menjalani kehidupan ini. Tidak hanya dengan menjauhkan diri dari hal-hal yang dapat menimbulkan masalah tersebut, namun secara spiritual ada beberapa langkah yang bisa diterapkan.

Satu yang perlu diingat, Islam menjadi agama yang luar biasa dengan menegaskan bahwa realitas itu keras, namun dapat memberikan solusi kenyamanan di saat yang sama. Islam mengajarkan keseimbangan dalam hidup, termasuk saat menghadapi masalah dengan percaya pada Allah SWT, serta tidak perlu terobsesi dengan apa yang tidak dapat dikendalikan.

Berikut beberapa cara untuk mengatasi kecemasan dan stres menurut kerangka Islam.

Memahami penderitaan

Menyaksikan situasi yang mengerikan, seperti bencana alam dan pergolakan politik dapat mendorong siapapun untuk merasa cemas. Namun, harus dipahami penderitaan tersebut sebenarnya memiliki peran tersendiri.

Kapan terakhir kali Anda bertemu atau mendengar seseorang dengan kebijaksanaan dan kedamaian yang tidak pernah melawatkan perjuangan apa pun? Kapan terakhir kali Anda bertemu atau mendengar tentang seseorang yang tidak tahu berterima kasih dan tidak berjuang atau bekerja untuk apa pun?

Mereka yang bijaksana dan tenang seringkali adalah orang-orang yang telah melewati penderitaan luar biasa. Dari sana, mereka menggunakannya sebagai alat untuk belajar dan melakukan perubahan besar. Sebagai contoh adalah Nelson Mandela, Bunda Theresa, serta setiap Nabi, orang-orang yang telah mengalami penderitaan dan mengambilnya sebagai seuatu untuk belajar, serta kesempatan berbuat baik.

Fokus pada orang lain

Begitu memahami penderitaan ada di dunia karena suatu alasan. Kita dapat mulai melihatnya sebagai tawaran pekerjaan. Allah SWT telah menunjuk kita untuk menjadi agen moral di dunia ini, seperti menjadi aktivis untuk masyarakat yang lebih baik.

Nabi Muhammad SAW berkata filantropi adalah penangkal fantastis kecemasan dan stres, bahkan jika kecemasan dan stres itu menyangkut kehidupan pribadi. Menjadi sukarelawan dan memberi kepada orang lain memungkinkan kita untuk menempatkan segala sesuatu dalam perspektif.

Memahami dan membantu meringankan penderitaan orang-orang dapat mengurangi kecemasan dan stres, dengan mengetahui kita telah melakukan sesuatu yang berarti. Tak hanya itu, ada imbalan yang dijanjikan secara tidak langsung apa pun hasilnya.

Mengenal Allah SWT

Memahami ada kekuatan yang lebih tinggi dan mengendalikan alam semesta serta segala yang ada di dalamnya dapat memberi rasa bahagia dalam diri seseorang yang merasa bahwa banyak hal yang tdak dapat dengan mudah dikendalikan. Allah SWT berfirman dalam Alquran, “Apakah mereka tidak melihat Allah-Dia yang menciptakan langit dan bumi dan tidak lelah dengan menciptakan mereka-memiliki kekuatan untuk menghidupkan orang mati? Ya memang! Dia memiliki kuasa atas semua hal,” (QS 46: 33).

Karena itu, kita dapat melepaskan kecemasan dan membiarkan Allah SWT bekerja. Bahkan, sekalipun belum dapat melihat hikmah di balik sesuatu yang terjadi, apa yang dapat Muslim ketahui menurut Alquran adalah rencana Allah SWT adalah yang terbaik.

Shalat lima waktu

Menciptakan rutinitas telah lama menjadi saran medis untuk memerangi stres dan kecemasan. Tetapi, sejak lebih lama hal itu telah menjadi instruksi dari Allah SWT, sebagaimana dituliskan dalam Alquran.

“Dan mencari bantuan melalui kesabaran dan doa; dan memang, itu sulit kecuali untuk tunduk dengan rendah hati (kepada Allah)” (QS 2:45)

Rutinitas shalat lima waktu yang diminta Allah SWT untuk kita lakukan adalah rutinitas terbaik. Itu bisa menjadi titik jangkar di zaman kita untuk meninggalkan semua stres dan kecemasan. Kita dapat menyerahkan diri kepada Allah SWT yang mengendalikan semua hal.

Referensi : Membantu meringankan penderitaan orang dapat mengurangi cemas dan stres.




Sebab Gelapnya Hati dan Solusinya

Setiap orang pasti mempunyai pengalaman yang berbeda dalam merasakan hati. Hati adalah kunci kebahagiaan namun juga sumber kegelisahan. Ketika seseorang melakukan sebuah kebaikan, hatinya akan senang. Satu kebaikan menanamkan satu kebahagiaan. Namun, di saat satu keburukan dilakukan, hal ini menjadi investasi kegelisahan di dalam hatinya. Misalnya, ketika seseorang dapat membantu meringankan beban hidup saudaranya, dengan memberikan uang semampunya, ia akan merasakan getaran jiwa yang dasyat yang memberikan sinyal bahwa hidupnya memiliki makna bagi orang lain. 

Hasil jerih payahnya bekerja tidak hanya untuk menambah jumlah rekeningnya, namun dapat membuat orang lain lepas dari derita. Tatkala hal ini ia nikmati, maka ia tidak hanya mendapat senyuman mengembang dari saudaranya itu, tetapi ia akan memperoleh kedamaian hati yang mendalam. Kedamaian ini merasuk dalam relung jiwanya yang mengirimkan sensasi kebahagiaan luar biasa. Oleh sebab itu, orang yang biasa peduli dengan lingkungan sekitarnya dan berusaha membantu semaksimal yang ia bisa lakukan, niscaya ia akan merasakan bahagianya hidup dalam hatinya.

Jika hal ini dikaitkan dengan ajaran Islam, banyak ayat yang memberikan dorongan untuk melakukan hal ini. Misalnya, firman ALLH SWT dalam Ali Imran 92 yang intinya “tidaklah kalian akan mendapatkan kebaikan sampai kalian mampu memberikan apa yang kalian sukai kepada orang lain.” Ayat ini sering ditafsirkan sebagai ayat yang memotivasi seseorang untuk memberikan harta terbaiknya. 

Cukup sampai di situ. Ternyata tidak!  Ayat ini bisa dimaknai bahwa seseorang tidak akan merasakan kebahagiaan hakiki dalam hatinya jika ia belum bisa berbagi dengan orang lain, terlebih dapat memberikan harta yang layak diterima. Dengan kata lain, salah satu sebab kecerahan hati seseorang adalah kemampuan orang itu mengurangi egonya dan mau mencerahkan hati orang lain sehingga kebahagiaan hati orang lain itu memantul kepada hatinya.

Hal lain yang dapat menenteramkan hati adalah bangunan relasi antara manusia dengan tuhannya. Allah SWT adalah sang pencipta. Ia telah memberikan resep terbaik agar seseorang mencapai kebahagiaan hakiki. Misalnya, Allah SWT memberikan tuntunan seseorang untuk tidak melakukan maksiat. Maksiat berarti perbuatan tidak baik yang dilarang oleh Allah SWT. Larangan ini tidak jarang  sangat sesuai dengan hati nurani manusia. 

Sebagai contoh konkret, Allah SWT tidak mengizinkan kita melihat aurat orang lain. Aurat adalah hal yang semestinya ditutupi. Ketika seseorang menggunakan inderanya melihat aurat orang lain, maka ia akan merendahkan harga diri orang lain itu sekaligus merendahkan harga dirinya sendiri. Ia telah merusak etika yang semestinya ia jaga. 

Kesalahan yang demikian ini akan berbekas dalam hatinya yang berefek pada kegelapan hati. Sadar atau tidak, dipungkiri atau tidak, semakin banyak kesalahan yang kita lakukan, sebanyak keburukan yang kita perbuat, lambat laun akan meredupkan sinar hati. 

Akibatnya, orang tersebut akan kehilangan keseimbangan hatinya sehingga ia tidak dapat berpikir jernih, memutuskan dengan teliti, atau mengerjakan tugas dengan sempurna. Hati yang kotor ibarat cermin yang tertutup oleh debu keburukan yang akhirnya memudarkan cahaya hatinya. 

Hidup menjadi kehilangan arah, pikiran jadi keruh, sikap yang diekspresikan pun cenderung keras dan tak beraturan. Itulah pentingnya menjadi kejernihan hati. Semakin banyak kebaikan yang kita lakukan, semakin bening hati kita. Semakin bening hati kita, semakin cerah wajah kita dan semakin besar semangat kita untuk hidup lebih optimistik. Jadi, jangan pernah berhenti menebar kebaikan. Semoga hati kita tetap jernih sepanjang masa. 

Referensi sebagai berikut ini ; Sebab Gelapnya Hati dan Solusinya










3 Penyakit Hati Dalam Islam

Setiap manusia tentu memiliki sisi buruk dalam dirinya. Inilah yang dinamakan keseimbangan. Di mana ada sisi baik, tentu ada sisi buruk, seperti ada hitam dan putih, kurus dan gemuk, pendek dan tinggi. 

Namun, sisi buruk yang ada dalam diri bisa saja menghancurkan sifat baik yang ada. Untuk itu, di dalam Islam mengajarkan kepada semua umat manusia untuk menyucikan hati dari kotoran atau yang namanya penyakit hati.

Kita tahu, bahwa ada banyak sifat tercela dalam hati seseorang hingga membuatnya tampak sangat buruk. Baik buruknya seseorang ditentukan dari dalam hati mereka. Sebab, inilah tempat di mana lahirnya sebuah perasaan.

Allah SWT berfirman dalam QS. At-Taubah ayat 125 yang artinya:

"Dan adapun orang-orang yang di dalam hati mereka ada penyakit, maka dengan surat itu bertambah kekafiran mereka, disamping kekafirannya (yang telah ada) dan mereka mati dalam keadaan kafir."

Setiap manusia memang tidak pernah luput dari penyakit hati. Tapi, mereka bisa belajar untuk menghilangkan penyakit hati karena setiap manusia pun memiliki iman.

Untuk itu, kalian perlu tahu apa saja keburukan dalam hati yang harus dihindari agar selamat dunia dan akhirat.

1. Hasad atau dengki

Hasad atau dengki menjadi penyakit hati yang pertama karena inilah yang mudah sekali memasuki perasaan seseorang.

Sifat iri memang paling gampang membuat diri terjatuh dalam lubang kegelapan. Perilaku inilah yang harus sekali dibuang dalam setiap hati seseorang. Mungkin, tanpa sadar sifat iri hadir karena seseorang memiliki sesuatu yang tidak kita miliki. Namun, sifat dengki jauh lebih jahat karena berharap orang lain tidak merasakan kebahagiaan.

Allah SWT berfirman dalam QS. An-Nisa ayat 32 yang artinya:

"Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada sebahagian kamu lebih banyak dari sebahagian yang lain. (Karena) bagi orang laki-laki ada bahagian dari pada apa yang mereka usahakan, dan bagi para wanita (pun) ada bahagian dari apa yang mereka usahakan, dan mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu."

Sifat ini pula lah yang membuatmu tidak bersyukur.

2. Riya atau pamer

Nah, yang kedua ini adalah penyakit hati yang sering kali tidak disadari oleh kebanyakan orang, yaitu riya atau pamer.

Sifat suka pamer ini membuat diri untuk selalu berada paling tinggi dari orang lain. Mereka yang suka pamer ingin selalu dipuji dan dilihat hebat. Tapi, tanpa sadar mereka jugalah yang bisa menyakiti orang lain.

Ada baiknya, biarkan hanya Allah SWT saja yang tahu semua perbuatan baik. Karena, ini akan membawamu kepada rida Allah SWT.

Allah SWT berfirman dalam QS. Al-Baqarah ayat 264 yang artinya"

"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian. Maka perumpamaan orang itu seperti batu licin yang di atasnya ada tanah, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lalu menjadilah dia bersih (tidak bertanah). Mereka tidak menguasai sesuatupun dari apa yang mereka usahakan; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir."

Inilah sifat yang dapat menghilangkan nilai kebaikan yang telah diperbuat.

3. Ujub atau selalu merasa berada di atas

Inilah penyakit hati terakhir yang akan membawa diri menjadi orang yang terlihat buruk di mata orang lain, yaitu ujub atau perilaku mengagumi diri sendiri dan senantiasa membanggakan diri sendiri yang akan menjerumus ke sombong.

Imam Al-Ghazali pernah berkata,”Ujub adalah kecintaan seseorang pada suatu karunia dan merasa memilikinya sendiri, tanpa mengembalikan keutamaannya kepada Allah.”

Sifat sombong bisa saja terjadi bagi mereka yang memiliki banyak harta, bisa juga tidak. Mereka yang tidak memiliki banyak harta, biasa akan menyombongkan kemampuan atau keahlian yang dia bisa dan tidak mau mengajarinya kepada orang lain. Sedangkan orang yang memiliki banyak harta mereka lebih menjurus ke pelit atau kikir.

Allah SWT berfirman dalam QS. Al-Imran ayat 180 yang artinya:

"Sekali-kali janganlah orang-orang yang bakhil dengan harta yang Allah berikan kepada mereka dari karunia-Nya menyangka, bahwa kebakhilan itu baik bagi mereka. Sebenarnya kebakhilan itu adalah buruk bagi mereka. Harta yang mereka bakhilkan itu akan dikalungkan kelak di lehernya di hari kiamat. Dan kepunyaan Allah-lah segala warisan (yang ada) di langit dan di bumi. Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan."

Sudah tahukan tiga penyakit hati yang bisa membinasakan diri. Untuk itu, cobalah untuk menghindari ketiga hal tersebut agar selamat dari dunia dan akhirat.









Membersihkan Hati Yang Kotor

Hati manusia itu diumpamakan sehelai kertas putih yang bersih, ketika dia berbuat dosa munculah sebuah titik hitam pada kertas itu. Ketika ia beristighfar dan mengerjakan shalat bintik hitam itupun hilang. Demikian seterusnya hati akan tetap bersih selama ia tetap beristghfar dan mendirikan shalat. Jika ia tidak pernah beristighfar dan mendirikan shalat maka hati itu akan dipenuhi bintik hitam yang pada akhirnya akan menutupi seluruh hatinya menjadi hitam legam penuh kegelapan.

Allah meletakan tutupan diatas hati orang yang tidak pernah beristighfar, shalat dan tidak peduli dengan peringatan Allah sebagaimana disebutkan dalam surat Kahfi ayat 57

Dan siapakah yang lebih zalim dari pada orang yang telah diperingatkan dengan ayat-ayat Tuhannya lalu dia berpaling dari padanya dan melupakan apa yang telah dikerjakan oleh kedua tangannya? Sesungguhnya Kami telah meletakkan tutupan di atas hati mereka, (sehingga mereka tidak) memahaminya, dan (Kami letakkan pula) sumbatan di telinga mereka; dan kendatipun kamu menyeru mereka kepada petunjuk, niscaya mereka tidak akan mendapat petunjuk selama-lamanya. (Al Kahfi 57)

Hati atau qalbu merupakan bagian utama dari kehidupan manusia .   Nabi besar Muhammad Saw, bersabda, Didalam tubuh manusia ada segumpal darah, apabila segumpal darah itu baik maka baiklah keseluruhannya. Apabila rusak, rusaklah semuanya. Dia adalah Qolbu (hati).”

Hati atau qalbu itu terletak didalam dada manusia , keberadaannya bisa dirasakan oleh setiap orang , namun secara fisik masih belum jelas bentuknya. Ada yang menduga qalbu itu adalah jantung. Jika seseorang sedang merasa sedih atau kecewa dia akan mengusap dadanya, sebagai tanda bahwa qalbu atau hatinya amat tertekan.

Hati atau qolbu yang sakit dan kotor.

Hati yang rusak dipenuhi berbagai penyakit seperti syirik, dengki, kafir, munafik, kikir, dendam, kecewa, gelisah, amarah dan lain sebagainya. Allah menyatakan ini dalam surat Al baqarah 10

Dalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya; dan bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta.(Al baqarah 10)

Orang yang hatinya dipenuhi berbagai kotoran dan penyakit hidupnya akan dirongrong berbagai masalah dan kesulitan yang tidak pernah habis. Didunia hidup menderita dan di akhirat akan lebih menderita lagi.

Hati yang dipenuhi penyakit menyebabkan seseorang tidak bisa berfikir dengan tenang dan jernih dalam menyelesaikan berbagai masalah yang dihadapinya. Suasana hati yang sakit akan terlihat dari sikap perilaku dan cara berbicara seseorang. Keberadaannya selalu menimbulkan problem dan masalah bagi lingkungannya, sehingga dia sulit diterima oleh lingkungan . Inilah yang menyebabkan berbagai kesulitan pada dirinya.

Hati dan qolbu yang sehat dan bersih .

Hati dan qolbu yang sehat dimiliki oleh orang yang beriman, tawakkal, bertakwa, sabar, ikhlas , jujur, amanah, dan selalu berdzikir mengingat Allah dimanapun dia berada. Berbahagialah orang yang selalu berusaha membersihkan hatinya dari berbagai penyakit.

Orang yang hatinya sehat dan bersih dijamin Allah hidupnya didunia dan akhirat. Hati yang sehat dan jernih menyebabkan dia bisa berfikir dengan tenang dan nyaman dalam mengatasi berbagai masalah kehidupan, sehingga ia mampu mengatasi berbagai masalah yang dihadapinya dengan mudah.

Kunci sukses hidup didunia dan akhirat adalah dengan menjamin hati tetap sehat dan bersih dari berbagai penyakit hati. Untuk membersihkan hati dari berbagai penyakit dibutuhkan kesabaran dan ketekunan .

Setiap saat syetan selalu berkeliling disekitar hati manusia membawa virus penyakit , yang siap dimasukan kedalam hati manusia. Orang yang lalai , tidak hati hati dan waspada terhadap tipu daya syetan serta lalai dari mengingat Allah , merupakan sasaran empuk bagi syetan untuk memasukan virus penyakit kedalam hatinya.

Hati yang sehat dan bersih menjadikan orang yang bersangkutan dalam keadaan awas dan waspada, tidak mudah ditipu oleh syetan dan kehidupan dunia. Mereka bisa membedakan hal yang haq dan bathil dengan mudah. Jika diingatkan tentang perbuatannya yang keliru dia cepat sadar dan tidak keras kepala. Rasulullah telah mengingatkan hal ini dengan sabdanya:

”Andaikata hati bani Adam itu tidak dikelilingi syaitan , pastilah mereka melihat rahasia kerajaan langit” .

Allah juga mengingatkan hal i ni dalam surat Al A’Raaf ayat 201:

Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa bila mereka ditimpa was-was dari syaitan, mereka ingat kepada Allah, maka ketika itu juga mereka melihat kesalahan-kesalahannya.

Usaha membersihkan dan menjaga hati dari berbagai penyakit

Untuk membersihkan dan menjaga hati dari berbagai penyakit yang dapat merusak kehidupan kita dibutuhkan usaha yang sungguh sungguh dan ulet, tidak bisa kita lakukan secara santai dan asal asalan. Iblis dan balatentaranya telah bersumpah dihadapan Allah bahwa ia dan pasukannya akan menyesatkan semua anak cucu Adam, kecuali sedikit .

Iblis dan balatentaranya sangat serius melaksanakan ancamannya ini, karena itu mereka setiap detik berusaha memasuki hati dan fikiran manusia, memasukan berbagai penyakit yang mereka bawa. Orang yang lalai dan jauh dari Allah merupakan sasaran empuk bagi Iblis dan balatentaranya

Allah telah mengingatkan tentang ancaman Iblis ini dalam surat Al ‘raaf 16-17

Iblis menjawab: “Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus,17. kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat).

Allah juga sudah menjawab tantangan dan ancaman Iblis ini dalam surat Al Israak ayat 64-65, dan menjelaskan bahwa hamba Allah yang ikhlas tidak akan bisa dihasut dan dipedaya oleh iblis dan balatentaranya

Dan hasunglah siapa yang kamu sanggupi di antara mereka dengan ajakanmu, dan kerahkanlah terhadap mereka pasukan berkuda dan pasukanmu yang berjalan kaki dan berserikatlah dengan mereka pada harta dan anak-anak dan beri janjilah mereka. Dan tidak ada yang dijanjikan oleh syaitan kepada mereka melainkan tipuan belaka 65. Sesungguhnya hamba-hamba-Ku, kamu tidak dapat berkuasa atas mereka. Dan cukuplah Tuhan-mu sebagai Penjaga.”(Al Israak 64-65)

Genderang perang sudah ditabuh , saat ini kita berada ditengah medan perang dengan iblis dan balatentaranya, setiap detik mereka berusaha menggempur hati manusia, mengajak bermaksiat dan durhaka pada Allah. Mereka berusaha membujuk manusia untuk mencintai kehidupan dunia dan melupakan Allah serta kehidupan akhirat. Orang yang lemah dan tidak punya semangant juang , pasti binasa.

Beberapa usaha yang dapat dilakukan untuk membersihkan hati dari berbagai kotoran dan penyakit antara lain

Menjaga mata dan telinga

Mata dan telinga merupakan jalan utama masuknya pengaruh dan informasi kedalam hati manusia. Apa yang didengar dan dilihat diolah oleh fikiran kemudian disimpan didalam hati.

Jika mata dan telinga banyak dicekoki informasi dan pengaruh negatif , informasi itu akan dicerna dalam fikiran dan disimpan didalam hati . Mata sering melihat gambar dan video porno, melihat tindakan kejam dan brutal, menyaksikan berbagai kecurangan, melihat berbagai kemaksiatan serta pergaulan bebas yang jauh dari kegiatan dzikrullah. Telinga sering mendengar musik keras, hingar bingar, ucapan cacian dan makian, umpatan dan keluh kesah, ajakan melakukan perbuatan tercela dan lain sebagainya. Apa yang dilihat dan didengar itu akan disimpan didalam hati menjadikan hati gelap dan cenderung melakukan perbuatan dosa dan maksiat.

Sebaliknya jika mata dan telinga banyak menerima informasi dan pengaruh positip, semua pengaruh dan informasi itu akan disimpan didalam hati. Mata digunakan untuk membaca al Qur’an dan buku ilmu pengetahuan, bergaul dengan lingkungan orang yang soleh, sering mendengarkan nasehat dan lantunan ayat suci al qur’an. Maka hati orang itu akan menjadi jernih dan bening, dan yang bersangkutan akan cenderung mengerjakan amal baik, beribadah dan selalu berdzikir mengingat Allah.

Menjaga mata dan telinga dari pengaruh dan informasi negatif , dapat menjenihkan hati dan mencegah yang bersangkutan dari melakukan perbuatan dosa dan maksiat.

Berdzikir setiap saat

Dalam surat Al A’laa ayat 14 -15 Allah mengingatkan beruntunglah orang yang membersihkan diri (hati)nya dengan banyak berdzikir mengingat nama Allah dan mendirikan shalat. Orang yang banyak berdzikir menyebut nama Allah didalam hatinya setiap saat akan selalu berada dalam pengawasan dan penjagaan Allah sebagaimana disebutkan dalam surat Al Baqarah ayat 152.

Allah akan menjaga hati dan fikirannya dari berbagai kotoran dan kecenderungan berbuat maksiat. Orang yang banyak berdzikir, tidak bisa didekati dan dipedaya oleh syetan. Hatinya merasa aman , nyaman dan tenrtam dengan mengingat Allah sebagaimana disebutkan dalam surat Ar Ra’d ayat 28.

Dengan banyak berdzikir menyebut nama Allah didalam hati , maka  hati akan menjadi jernih dan bening, bersinar dan cahaya Ilahi yang akan terpancar dari wajah dan kehidupan orang yang bersangkutan. Panduan tatacara berdzikir didalam hati dapat dipeljari pada artikel “Aktivitas berdzikir dalam  hati ” di blog ini.

Membaca Al Qur’an

Kitab Al Qur’an merupakan kumpulan wahyu Ilahi yang menjadi cahaya dan pedoman hidup bagi setiap orang yang beriman pada Allah. Al Qur’an merupakan cahaya, petunjuk dan nasehat yang menuntun orang beriman menjalani kehidupan dunia yang penuh kepalsuan dan kebohongan. Orang yang selalu membaca Qur’an dan menekuni setiap ayat yang dibacanya akan mendapat bimbingan dari Allah dalam menghadapi berbagai masalah dan persoalan hidup.

Dengan memahami Al Qur’an insya Allah hati menjadi jernih dan terang, sehingga mampu membedakan antara yang hal yang benar dan salah antara yang hak dan yang bathil.

Memperbanyak istighfar

Istighfar mohon ampun pada Allah adalah usaha untuk membersihkan hati dari berbagai kotoran dan dosa. Allah telah memerintahkan hal ini dalam surat Hud ayat 3 :

dan hendaklah kamu meminta ampun kepada Tuhanmu dan bertaubat kepada-Nya. (Jika kamu mengerjakan yang demikian), niscaya Dia akan memberi kenikmatan yang baik (terus menerus) kepadamu sampai kepada waktu yang telah ditentukan dan Dia akan memberikan kepada tiap-tiap orang yang mempunyai keutamaan (balasan) keutamaannya. Jika kamu berpaling, maka sesungguhnya aku takut kamu akan ditimpa siksa hari kiamat. (Hud 3)

Dengan banyak istighfar berbagai kotoran dosa yang menutupi hati akan lenyap dan terhapus dari hati, sehingga hati jadi jernih dan bening. Hati yang tertutup kotoran dan dosa akan menjadi hitam dan gelap, tidak mampu lagi membedakan antara yang hak dan yang batil.

Dosa kecil yang dilakukan manusia diibaratkan debu yang menutupi badan, tidak ada seorangpun yang bisa menghindarkan dirinya dari debu yang ada dijalan. Untuk membersihkan debu itu kita mandir 2 kali sehari semalam. Orang yang tidak pernah mandi tentu debunya akan semakin tebal menutupi seluruh tubuhnya , yang pada akhirnya akan mendatangkan berbagai penyakit bagi dirinya.

Demikian pula berbagai dosa kecil yang dilakukan seseorang , jika dibiarkan terus menerus tanpa mohon ampun pada Allah pada akhirnya akan menutupi seluruh hati hingga menjadi hitam dan gelap, sehingga tidak mampu lagi membedakan antara yang hak dan bathil. Hati yang gelap ditutupi dosa dan maksiat akan menyebabkan munculnya berbagai penyakit dihati tersebut. Sebagaimana disebutkan Allah dalam surat Al Baqarah ayat 10

Dalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya; dan bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta. (Al Baqarah 10)

Karena itu perbanyaklah istighfar untuk membersihkan hati dari kotoran dan dosa, hingga hati jadi bersih dan bening , mampu membedakan antara hal yang benar dan salah . Insya allah selamat hidup didunia dan akhirat.

Referensi Sebagai berikut ini ; Membersihkan Hati Yang Kotor


















Kezaliman Adalah Kegelapan Di Hari Kiamat

Banyak diantara umat Islam yang tidak menyadari bahwa dirinya telah melakukan suatu perbuatan yang menyakiti orang lain lantas membiarkan hal itu berlalu begitu saja tanpa meminta ma’af kepadanya atas perbuatannya tersebut. Hal ini bisa disebabkan oleh ego yang terlalu tinggi, menganggap hal itu adalah sepele, kurang memahami ajaran agamanya sehingga tidak mengetahui implikasinya, dan sebagainya. Padahal sebenarnya amat berbahaya dan akan membebankannya di hari Akhirat kelak karena harus mempertanggungjawabkannya. Perbuatan tersebut tidak lain adalah kezhaliman.

Kezhaliman adalah sesuatu yang dibenci baik di muka bumi ini maupun di akhirat kelak dan pelakunya hanyalah mereka yang menyombongkan dirinya. Banyak bentuk kezhaliman yang berlaku di dunia ini, yaitu tidak jauh dari definisinya ; “menempatkan sesuatu bukan pada tempatnya”. Betapa banyak orang-orang yang seenaknya berbuat dan bertindak sewenang-wenang. Sebagai contoh: Sang suami sewenang-wenang terhadap isterinya; memperlakukannya dengan kasar, menceraikannya tanpa sebab, menelantarkannya dengan tidak memberinya nafkah baik lahir maupun batin. Sang pemimpin sewenang-wenang terhadap rakyat yang dipimpinnya; diktator, tangan besi, berhukum kepada selain hukum Allah, loyal terhadap musuh-musuh Allah, tidak menerima nasehat, korupsi dan sebagainya. Tetangga berbuat semaunya terhadap tetangganya yang lain; membuat bising telinganya dengan suara tape yang keras dan lagu-lagu yang menggila, menguping rahasia rumah tangganya, usil, membicarakan kejelekannya dari belakang, mengadu domba antar tetangga dan yang juga banyak sekali terjadi adalah mencaplok tanahnya tanpa hak, berapapun ukurannya. Dan banyak lagi gambaran-gambaran lain yang ternyata hampir semuanya dapat dikategorikan “perbuatan zhalim” karena “menempatkan sesuatu bukan pada tempatnya”.

Oleh karena itu, pantas sekali kenapa Allah mengecam dengan keras para pelakunya dan bahkan mengharamkannya atas diri-Nya apatah makhluk-Nya. Dan pantas pula, ia (kezhaliman) merupakan tafsir lain dari syirik karena berakibat fatal terhadap pelakunya.

Maka, bagi mereka yang pernah berbuat zhalim terhadap orang lain – sebab rasanya sulit mendapatkan orang yang terselamatkan darinya sebagaimana yang pernah disalahtafsirkan oleh para shahabat terkait dengan makna kezhaliman dalam ayat “Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan kezhaliman (syirik), mereka itulah orang-orang yang mendapat keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk”. (Q,.s. al-An’âm/6: 82). Mereka secara spontan, begitu ayat tersebut turun dan sebelum mengetahui makna dari ‘kezhaliman’ yang sebenarnya berkomentar: “Wahai Rasulullah! siapa gerangan diantara kita yang tidak berbuat zhalim terhadap dirinya?”. Tetapi, pemahaman ini kemudian diluruskan oleh Rasulullah dengan menyatakan bahwa maksud ayat tersebut adalah sebagaimana yang disebutkan dalam firman-Nya yang lain: “Sesungguhnya syirik itu merupakan kezhaliman yang besar” (Q.,s. Luqmân/31: 13) – maka hendaknya mereka segera meminta ma’af kepada yang bersangkutan dan memintanya menghalalkan atas semua yang telah terjadi selagi belum berpisah tempat dan sulit bertemu kembali dengannya serta selama masih di dunia.

Hanya keterkaitan dalam kezhaliman terhadap sesama makhluk ini yang tidak dapat ditebus dengan taubat sekalipun. Taubat kepada Khaliq berkaitan dengan hak-hak-Nya; maka, Dia akan menerimanya bila benar-benar taubat nashuh tetapi bila terkait dengan sesama makhluq, maka hal itu terpulang kepada yang bersangkutan dan harus diselesaikan terlebih dahulu dengannya ; apakah dia mema’afkan dan menghalalkan kezhaliman yang terlah terjadi atasnya atau tidak.

Untuk itu, umat Islam perlu mengetahui lebih lanjut apa itu kezhaliman? apa implikasinya di dunia dan akhirat? bagaimana dapat terhindarkan darinya? Perbuatan apa saja yang memiliki kaitan dan digandeng dengannya?.

Insya Allah, kajian hadits kali ini berusaha menyoroti permasalahan tersebut, semoga bermanfa’at.

Naskah Hadits

1. عَنِ ابْنِ عُمَرَ رضي الله عنهما قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم: « الظُّلْمَ ظُلُمَاتٌ يَوْمَ الْقِيَامَةِ». متّفق عليه

Dari Ibnu ‘Umar –radhiallaahu ‘anhuma- dia berkata: Rasulullah Shallallâhu ‘alaihi wasallam bersabda: “Kezhaliman adalah kegelapan (yang berlipat) di hari Kiamat”. (Muttafaqun ‘alaih)

2. عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللّهِ أَنّ رَسُولَ اللّهَ صلى الله عليه وسلم قَالَ: «اتَّقُوا الظُّلْمَ. فَإِنّ الظُّلْمَ ظُلُمَاتٌ يَوْمَ الْقِيَامَةِ. وَاتَّقُوا الشُّحَّ. فَإِنّ الشُّحَّ أَهْلَكَ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ ». رواه مسلم

Dari Jâbir bin ‘Abdillah bahwasanya Rasulullah Shallallâhu ‘alaihi wasallam bersabda: “berhati-hatilah terhadap kezhaliman, sebab kezhaliman adalah kegelapan (yang berlipat) di hari Kiamat. Dan jauhilah kebakhilan/kekikiran karena kekikiran itu telah mencelakakan umat sebelum kamu”. (H.R.Muslim)

Definisi kezhaliman (azh-Zhulm)

Kata “azh-Zhulm” berasal dari fi’l (kata kerja) “zhalama – yazhlimu” yang berarti “Menempatkan sesuatu bukan pada tempatnya”. Dalam hal ini sepadan dengan kata “al-Jawr”.

Demikian juga definisi yang dinukil oleh Syaikh Ibnu Rajab dari kebanyakan para ulama. Dalam hal ini, ia adalah lawan dari kata al-‘Adl (keadilan)

Hadits diatas dan semisalnya merupakan dalil atas keharaman perbuatan zhalim dan mencakup semua bentuk kezhaliman, yang paling besarnya adalah syirik kepada Allah Ta’âla sebagaimana di dalam firman-Nya: “Sesungguhnya syirik itu merupakan kezhaliman yang besar”.

Di dalam hadits Qudsiy, Allah Ta’âla berfirman: “Wahai hamba-hambaku! Sesungguhnya Aku mengharamkan kezhaliman terhadap diriku dan menjadikannya diharamkan antara kalian”.

Ayat-ayat dan hadits-hadits serta atsar-atsar tentang keharaman perbuatan zhalim dan penjelasan tentang keburukannya banyak sekali.

Oleh karena itu, hadits diatas memperingatkan manusia dari perbuatan zhalim, memerintahkan mereka agar menghindari dan menjauhinya karena akibatnya amat berbahaya, yaitu ia akan menjadi kegelapan yang berlipat di hari Kiamat kelak.

Ketika itu, kaum Mukminin berjalan dengan dipancari oleh sinar keimanan sembari berkata: “Wahai Rabb kami! Sempurnakanlah cahaya bagi kami”. Sedangkan orang-orang yang berbuat zhalim terhadap Rabb mereka dengan perbuatan syirik, terhadap diri mereka dengan perbuatan-perbuatan maksiat atau terhadap selain mereka dengan bertindak sewenang-wenang terhadap darah, harta atau kehormatan mereka; maka mereka itu akan berjalan di tengah kegelapan yang teramat sangat sehingga tidak dapat melihat arah jalan sama sekali.

Klasifikasi Kezhaliman

Syaikh Ibn Rajab berkata: “Kezhaliman terbagi kepada dua jenis: Pertama, kezhaliman seorang hamba terhadap diri sendiri :

Bentuk paling besar dan berbahaya dari jenis ini adalah syirik sebab orang yang berbuat kesyirikan menjadikan makhluk sederajat dengan Khaliq. Dengan demikian, dia telah menempatkan sesuatu bukan pada tempatnya.

Jenis berikutnya adalah perbuatan-perbuatan maksiat dengan berbagai macamnya; besar maupun kecil.

Kedua, kezhaliman yang dilakukan oleh seorang hamba terhadap orang lain, baik terkait dengan jiwa, harta atau kehormatan.

Rasulullah Shallallâhu ‘alaihi wasallam telah bersabda ketika berkhuthbah di haji Wada’ : “Sesungguhnya darah, harta dan kehormatan kalian diharamkan atas kalian sebagaimana keharaman hari kalian ini, di bulan haram kalian ini dan di negeri (tanah) haram kalian ini”.

Di dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhary dari Abu Hurairah dari Nabi Shallallâhu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda: “Barangsiapa yang pernah terzhalimi oleh saudaranya, maka hendaklah memintakan penghalalan (ma’af) atasnya sebelum kebaikan-kebaikannya (kelak) akan diambil (dikurangi); Bila dia tidak memiliki kebaikan, maka kejelekan-kejelekan saudaranya tersebut akan diambil lantas dilimpahkan (diberikan) kepadanya”.

Ibnu al-Jauziy menyatakan: “kezhaliman mengandung dua kemaksiatan: mengambil milik orang lain tanpa hak, dan menentang Rabb dengan melanggar ajaran-Nya… Ia juga terjadi akibat kegelapan hati seseorang sebab bila hatinya dipenuhi oleh cahaya hidayah tentu akan mudah mengambil i’tibar (pelajaran)”.

Barangkali, penyebabnya juga dapat dikembalikan kepada definisinya sendiri, yaitu tidak menempatkan sesuatu pada tempatnya. Dan hal ini terjadi akibat kurangnya pemahaman terhadap ajaran agama sehingga tidak mengetahui bahwa :

Hal itu amat dilarang bahkan diharamkan

Ketidakadilan akan menyebabkan adanya pihak yang terzhalimi

Orang yang memiliki sifat sombong dan angkuh akan menyepelekan dan merendahkan orang lain serta tidak peduli dengan hak atau perasaannya

Orang yang memiliki sifat serakah selalu merasa tidak puas dengan apa yang dimilikinya sehingga membuatnya lupa diri dan mengambil sesuatu yang bukan haknya

Orang yang memiliki sifat iri dan dengki selalu bercita-cita agar kenikmatan yang dirasakan oleh orang lain segera berakhir atau mencari celah-celah bagaimana menjatuhkan harga diri orang yang didengkinya tersebut dengan cara apapun

Terapinya

Diantara terapinya –wallâhu a’lam- adalah:

Mencari sebab hidayah sehingga hatinya tidak gelap lagi dan mudah mengambil pelajaran

Mengetahui bahaya dan akibat dari perbuatan tersebut baik di dunia maupun di akhirat dengan belajar ilmu agama

Meminta ma’af dan penghalalan kepada orang yang bersangkutan selagi masih hidup, bila hal ini tidak menimbulkan akibat yang lebih fatal seperti dia akan lebih marah dan tidak pernah mau menerima, dst. Maka sebagai gantinya, menurut ulama, adalah dengan mendoakan kebaikan untuknya

Membaca riwayat-riwayat hidup dari orang-orang yang berbuat zhalim sebagai pelajaran dan i’tibar sebab kebanyakan kisah-kisah, terutama di dalam al-Qur’an yang harus kita ambil pelajarannya adalah mereka yang berbuat zhalim, baik terhadap dirinya sendiri atau terhadap orang lain.

Kikir/Bakhil

Hadits tersebut (hadits kedua) memberikan peringatan terhadap perbuatan kikir dan bakhil karena merupakan sebab binasanya umat-umat terdahulu. Ketamakan terhadap harta menggiring mereka bertindak sewenang-wenang terhadap harta orang lain sehingga terjadilah banyak peperangan dan fitnah yang berakibat kebinasaan mereka dan penghalalan terhadap isteri-isteri mereka. Kebinasaan seperti ini baru mereka alami di dunia .

Belum lagi di akhirat dimana tindakan sewenang-wenang terhadap harta orang lain, terhadap isteri-isterinya dan menumpahkan darahnya merupakan kezhaliman yang paling besar dan dosa yang teramat besar. Perbuatan-perbuatan maksiat inilah yang merupakan sebab kebinasaan di akhirat dan mendapat azab neraka.

Diantara Nash-Nash Yang Mencelanya

Banyak sekali nash-nash yang mencela dan mengecam perbuatan kikir/bakhil, diantaranya:

Firman Allah Ta’âla: “Dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang-orang yang beruntung”. (Q,.s.al-Hasyr/59: 9)

Firman Allah Ta’âla : “Sekali-kali janganlah orang-orang yang bakhil dengan harta yang Allah berikan kepada mereka dari karunia-Nya menyangka, bahwa kebakhilan itu baik bagi mereka. Sebenarnya kebakhilan itu adalah buruk bagi mereka. Harta yang mereka bakhilkan itu akan dikalungkan kelak di lehernya di hari kiamat. Dan kepunyaan Allah-lah segala warisan (yang ada) di langit dan di bumi. Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Q,.s. Âli ‘Imrân/03: 180)]

Firman Allah Ta’âla : “Dan siapa yang kikir sesungguhnya dia hanyalah kikir terhadap dirinya sendiri…”. (Q,.s. Muhammad/47: 38)

Hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad di dalam Musnad dan Imam at-Turmuzy di dalam kitabnya dari hadits Abu Bakar bahwasanya Nabi Shallallâhu ‘alaihi wasallam bersabda: “Tidak masuk surga seorang yang bakhil”.

Hadits yang diriwayatkan oleh Imam at-Turmuzy dan an-Nasâ-iy dari hadits Abu Dzar bahwasanya Nabi Shallallâhu ‘alaihi wasallam bersabda: “Sesungguhnya Allah membenci tiga (orang): (1) orang yang sudah tua tetapi berzina, (2) orang yang bakhil/kikir yang selalu menyebut-nyebut pemberiannya, (3) dan orang yang musbil (memanjangkan pakaiannya hingga melewati mata kaki) yang sombong”.

Penyebab timbulnya

Sifat Bakhil merupakan penyakit yang disebabkan oleh dua hal:

Pertama, cinta terhadap hawa nafsu yang sarananya adalah harta.

Kedua, cinta terhadap harta yang diakibatkan oleh hawa nafsu, kemudian hawa nafsu dan semua hajatnya tersebut terlupakan sehingga harta itu sendiri yang menjadi kekasih yang dicintainya.

Terapinya

Terapi yang dapat memadamkan hawa nafsu tersebut diantaranya:

Merasa puas dengan hidup yang serba sedikit

Bersabar dan mengetahui secara yakin bahwasanya Allah Ta’âla adalah Maha Pemberi rizki

Merenungi akibat dari perbuatan bakhil di dunia sebab tentu ada penyakit-penyakit yang sudah mengakar pada diri penghimpun harta sehingga tidak peduli dengan apapun yang terjadi terhadap dirinya.

Klasifikasi Prilaku Manusia Di Dunia

Prilaku manusia di dunia ini terdiri dari tiga klasifikasi:

Boros

Taqshîr (Mengurang-ngurangi) alias Bakhil

Ekonomis (berhemat/sedang-sedang saja)

Klasifikasi pertama dan kedua merupakan prilaku tercela sedangkan klasifikasi ketiga adalah prilaku terpuji.

Klasifikasi pertama, Boros (isrâf) adalah tindakan yang berlebih-lebihan di dalam membelanjakan harta baik yang bersifat dibolehkan ataupun yang bersifat diharamkan; ini semua adalah keborosan yang amat dibenci.

Klasifikasi kedua, Taqshîr (mengurang-ngurangi) alias bakhil; orang yang bersifat seperti ini suka mengurang-ngurangi pengeluaran baik yang bersifat wajib ataupun yang dianjurkan yang sesungguhnya sesuai dengan tuntutan ‘murû-ah’ (harga diri).

Klasifikasi ketiga, ekonomis dan sistematis; orang yang bersifat seperti ini di dalam membelanjakan harta yang bersifat wajib yang terkait dengan hak-hak Allah dan makhluk melakukannya dengan sebaik-baiknya; apakah itu pengeluaran-pengeluaran biasa ataupun utang piutang yang wajib. Demikian pula, melakukan dengan sebaik-baiknya pengeluaran yang bersifat dianjurkan yang sesuai dengan tuntutan ‘murû-ah’ (harga diri). Allah Ta’âla berfirman: “Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak berlebih-lebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) di tengah-tengah antara yang demikian”. (Q,s.al-Furqân/25: 67)

Referensi Sebagai Berikut : Kezaliman Adalah Kegelapan Di Hari Kiamat













5 Kegelapan yang Bisa Rusak Umat Manusia Menurut Abu Bakar

5 Kegelapan yang Bisa Rusak Umat Manusia Menurut Abu Bakar. Terdapat lima kerugian yang bisa merugikan manusia. Kelima kerugian tersebut sebagaimana pernah disampaikan  

Abu Bakar ash-Shiddiq RA, kegelapan jumlahnya ada lima. Kelima-limanya dapat merugikan manusia. Supaya terhindar dari kerugian, manusia dituntut mengoptimalkan potensinya masing-masing.

Pertama, mencintai dunia. Rasulullah SAW bersabda, "Mencintai dunia adalah pangkal segala kesalahan." (HR Baihaqi). Dalam konteks ini, al-Ghazali berkata, "Karena dunia adalah pangkal segala kesalahan maka membenci dunia adalah pangkal segala kebaikan."

Agar tidak mencintai dunia, manusia dituntut untuk melazimkan ketakwaan. Yakni, menjaga diri dengan melazimkan ketaatan kepada Allah demi menghindari siksa-Nya. Rasulullah SAW bersabda, "Jika kamu meninggalkan sesuatu karena takwa kepada Allah SWT maka Dia akan memberimu sesuatu yang lebih baik darinya." (HR Ahmad dan Nasa'i). 

Kedua, perbuatan dosa. Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya jika seorang hamba melakukan sebuah kesalahan maka kesalahan tersebut akan memunculkan noda hitam di hatinya. Jika dia melepaskan dirinya dari dosa dan beristighfar maka terhapuslah noda hitam di hatinya. Jika dia mengulangi lagi dosanya maka akan bertambahlah noda hitam di hatinya bahkan akan menguasai hatinya. Noda tersebut adalah karat berwarna hitam." (HR Ahmad, Tirmidzi, Ibnu Majah, Nasa'i, Ibnu Hibban, dan al-Hakim).  

Ketiga, pekuburan. Dikatakan, pekuburan itu keadaannya gelap. Dijelaskan, ada enam perkara yang dapat menerangi pekuburan: ikhlas dalam beramal, berbakti kepada kedua orang tua, silaturahim, tidak menghabiskan usia dalam kemaksiatan, tidak menuruti hawa nafsu, gemar melakukan ketaatan, dan mengingat Allah sebanyak-banyaknya.  

Keempat, akhirat. Dikatakan, akhirat itu keadaannya gelap lantaran begitu banyaknya hal-hal yang menakutkan. Dijelaskan, agar dapat terhindar dari kegelapan akhirat manusia harus meneranginya dengan amal saleh sesuai dengan ketentuan Allah dan Rasul-Nya. Baik ketentuan yang ringan maupun yang berat.

Rasulullah SAW cenderung mengedepankan ketentuan yang ringan. Rasulullah SAW bersabda, "Tunaikan ketentuan yang berat (azimah) dan terimalah ketentuan yang ringan (rukhshah) dan biarkanlah manusia melakukannya; sesungguhnya kalian telah dijaga dari mereka." (HR al-Khatib).

Rasulullah SAW bersabda, "Barang siapa tidak menerima rukhshah dari Allah maka dia telah berdosa sebesar Gunung Arafah." (HR Ahmad). Dalam riwayat lain, "Sesungguhnya, Allah mengutusku dengan agama yang ringan lagi pula mudah: agama Ibrahim." (HR Ibnu Asakir).

Kelima, jembatan (shirath). Dikatakan, shirath itu gelap. Dijelaskan, agar terhindar dari kegelapan shirath, manusia dituntut mempercayai perkara gaib tanpa keragu-raguan sedikit pun.

Perkara gaib yang dituntut memercayainya, antara lain, adanya malaikat, adanya hari kiamat, adanya perhitungan/balasan amal, dan adanya kehidupan abadi di akhirat. Dengan begitu, manusia akan berusaha dengan sungguh-sungguh untuk menghindari lima kegelapan yang dapat merugikan dirinya.   

Referensi Sebagai berikut ini ;










5 Penyebab Pembuat Hati Menjadi Gelap

Orang yang paling hina adalah yang bergantung kepada selain Allah karena orang yang bergantung kepada selain Allah seperti orang yang berlindung dari panas dan dingin dengan rumah laba-laba. Rumah laba-laba merupakan rumah yang paling rapuh. Secara umum, landasan dan pondasi syirik adalah bergantung kepada selain Allah Swt sehingga pelakunya mendapatkan kehinaan dan celaan. (Ibnul Qayyim Al-Jauziyah)

Ada dua kata kunci yang penting digarisbawahi dalam pendapat Ibnul Qayyim Al-Jauziyah di atas, yaitu bergantung kepada selain Allah dan simbol kehinaan dari bentuk musyrik; yang dianalogikan bagaikan berlindung di rumah laba-laba. Lebih menarik lagi, pendapat Ibnul Qayyim ini ternyata hampir senada dengan salah seorang ilmuwan Psikologi Agama, Fredrick Schleimacher.

Schleimacher berpendapat bahwa yang menjadi sumber keagamaan adalah ketergantungan yang mutlak (Sense of Depend). Manusia merasa dirinya lemah sehingga ia menggantungkan diri kepada Tuhan. Pertanyaannya sekarang, bagaimana dan ada di posisi mana jika orang yang menggantungkan diri kepada selain Allah?

Manusia adalah yang manusia yang paling sempurna (jasmaninya), tapi dalam surah lain Allah juga menyebutkan bahwa manusia adalah makhluk yang paling lemah dalam melawan hawa nafsunya sendiri. Dalam kelemahan inilah, manusia sebaiknya menyadari siapa posisi dirinya di hadapan Tuhan.

Tentu saja, dalam proses penciptaan makhluk dan seluruh alam ini, tak dipungkiri lagi ada Sang Khaliq (pencipta, pembagus ciptaan, designer tercanggih) dalam alam ini. Semua tercipta karena kemaha-kuasaan-Nya, tidak sertamerta ada dengan sendirinya. Dan keimanan juga rasa ketergantungan itu harus lahir dari hati.

Lebih lanjut, Ibnul Qayyim menegaskan bahwa setiap hati itu sedang berjalan menuju negeri akhirat. Jalan yang benar sudah ditunjukkan begitu pula ujian jiwa dan amal, penghambat yang dapat menjauhkan diri dari Allah, cobaan melawan hawa nafsu syaithan, semua petunjuk itu telah termaktub di dalam Al-Quran.

Maka, dalam perjalanan seorang hamba, pasti ada banyak hambatan yang harus mereka lalui hingga akhirnya mampu memeroleh kenikmatan dekat dan selalu berada dalam pertolongan-Nya. Sesungguhnya, lanjut Ibnul Qayyim, ada lima perkara yang akan memadamkan cahaya hati, menutupi penglihatan dan menyumbat pendengarannya, membuat bisu dan tuli, melemahkan kekuatannya, menggerogoti kesehatannya, dan menghentikan tekadnya.

Adapun kelima perkara itu ialah kurang mengingat Allah Swt, mengumbar harapan (mengeluh) kepada manusia, bergantung kepada selain Allah Swt, terlalu kenyang (banyak makan) dan banyak tidur.

Lima hal inilah yang akan menggelapkan hati setiap manusia hingga mereka sudah tidak merasakan lagi betapa sengsaranya jika jauh dari Allah. Siapa yang tidak merasakan semua ini, berarti hatinya mati. Sementara luka pada orang yang sudah mati tidak membuatnya merasa sakit.

Hati yang mati karena tertutup oleh titik hitam dosa yang harus disembuhkan dan diterapi melalui taubat. Siapa yang tidak merasakan semua ini, berarti hatinya mati. Sementara luka pada orang yang sudah mati tidak membuatnya merasa sakit. Lima perkara ini menjadi penghalang antara hati dengan Allah Swt, menghambat perjalananya dan menimbulkan penyakit di dalamnya, antara lain bergantung kepada selain Allah.

Tidak ada kenikmatan, kelezatan, kesenangan dan kesempurnaan kecuali dengan mengetahui Allah Swt dan mencintainya, merasa tenteram saat menyebut-Nya, senang berdekatan dengan-Nya dan rindu bersua dengan-Nya. Inilah surga dunia baginya, sebagaimana dia tahu bahwa kenikmatannya yang hakiki adalah kenikmatan di akhirat dan di surga. Dengan begitu dia mempunyai dua surga. Surga yang kedua tidak dimasuki sebelum dia memasuki surga yang pertama.

Bergantung kepada selain Allah Swt merupakan perusak hati yang paling besar, dan tidak ada yang lebih berbahaya selain dari hal ini, tidak ada yang lebih menghambat kemaslahatan dan kebahagiaannya selain dari hal ini. Jika hati bergantung pada selain Allah Swt maka Allah Swt menyerahkannya kepada sesuatu yang dijadikannya tempat bergantung.

Padahal apa yang dijadikan sebaga tempat bergantung itu sesungguhnya lemah dihinakan Allah Swt dan dia tidak mendapatkan maksudnya karena dia beralih kepada seain Allah sehingga dia tidak mendapatkan apa yang ada di sisi Allah Swt dan tidak mendapatkan dari apa yang dijadikanny sebagai tempat bergantung seperti yang diharapkannya.

“Dan mereka telah mengambil sembahan-sembahan selain Allah, agar sembahan-sembahan itu menjadi pelindung bagi mereka.Sekali-kali tidak. Kelak mereka (sembahan-sembahan) itu akan mengingkari penyembahan (pengikut-pengikutnya) terhadapnya, dan mereka (sembahan-sembahan) itu akan menjadi musuh bagi mereka.” (Qs Maryam 19: 81-82)

Sungguh kita adalah lemah. Maka kita membutuhkan Zat Yang Maha Kuat dan Menguatkan kita dari hal-hal buruk (kemaksiatan) yang sangat mungkin kita lakukan. Karenanya, Rasulullah mengajarkan kita sebuah doa yang dengannya semoga Allah menjauhkan kita dari segala perbuatan buruk. Doa itu ialah Allahummaqsimlanaa min khasyyatika maa tahuulu bihi bainanaa wa bayna ma’shiyatik (Yaa Allah karuniakan kami rasa takut kepada-Mu yang akan menghalangi kami untuk bermaksiat pada-Mu).

Selain doa di atas, Rasulullah Saw pun telah menjamin bahwa mereka haram dari api neraka (tidak akan disiksa api neraka seizin-Nya). Dari Thariq bin Asyaim ra dia berkata, Aku mendengar Rasulullah Saw bersabda, “Barangsiapa yang mengucapkan Laa Ilaaha Illa Allah (tidak ada Tuhan yang berhak disembah) melainkan Allah Swt dan mengkufuri sesuatu yang disembah selain Allah Swt maka telah haram harta dan darahnya, dan pahalanya di sisi Allah (dijauhkan dari siksa neraka),” (HR Muslim).

Referensi Sebagai Berikut ini ;












Hukum Sedekah dengan Uang Haram, Apakah Diterima Allah Swt jadi Pahala (Ustaz Abdul Somad)

Sedekah satu di antara amalan yang Allah paling cintai. Dengan bersedekah menjadi bukti bahwa kita mencintai sesama makhluk ciptaan Allah. Dengan sedekah rasa peduli pun tumbuh menciptakan kedamaian. Dengan bersedekah menjadi bukti iman manusia kepada Allah SWT. Mereka yang rajin bersedekah akan mendapatkan pahala yang berlimpah dari Allah SWT. Manfaat luar biasa sedekah juga diimani sebagai upaya menghapus dosa. Harta menjadi berkah, hingga membuka pintu rezeki dan pertolongan Allah Swt.

Amalan sedekah juga disebutkan dalam sejumlah ayat di Al Quran. Salah satunya tertuang dalam Surat Al-Baqarah ayat 245. "Siapakah yang memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik (menafkahkan hartanya di jalan Allah), maka Allah akan melipat gandakan pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang banyak. Dan Allah menyempitkan dan melapangkan (rezeki) dan kepada-Nya kamu dikembalikan" bagaimana jika bersedekah menggunakan uang yang haram? Entah itu uang hasil curian, riba, kerja haram atau bahkan hasil dari korupsi yang kemudian disedekahkan.

Ustaz Abdul Somad pun memberikan penjelasan terkait hal ini. Ustaz Abdul Somad menegaskan Allah SWT tidak menerima sesuatu yang berasal dari yang tidak baik. "Kita tidak bisa mencuci dengan air kencing, makanya berwudhu airnya harus air suci mensucikan," ungkap Ustaz Abdul Somad. Hal itu juga berlaku pada amalan sedekah. Disebutkan Ustaz Abdul Somad, harta untuk bersedekah sebaiknya berasal dari sesuatu yang baik. Jika uangnya adalah uang haram, maka amalan sedekahnya tidak diterima oleh Allah SWT.

"Allah maha baik, tidak menerima kecuali dari yang baik-baik. Duit hasil mencuri, duit hasil korupsi, duit hasil nepotisme, duit hasil riba, diberikan sedekah, tidak diterima Allah," tutur Ustaz Abdul Somad. "Islam mengajarkan bersih awalnya, bersih tengahnya, bersih ujungnya," pungkasnya. Apakah Orang yang Rajin Sedekah Tapi Tak Pernah Sholat Tetap Dapat Pahala? Ini Penjelasan Buya Yahya. Umat Muslim diwajibkan menjalankan ibadah sholat. Ibadah sholat mendatangkan pahala yang luar biasa.

Jika meninggalkan ibadah sholat, maka umat Muslim akan mendapatkan dosa. Selain ibadah sholat, amalan sedekah juga bernilai pahala yang tak terkira. Umat Muslim dianjurkan mengerjakan ibadah sholat dan bersedekah. Sedekah dikategorikan sebagai tambahan amal kebaikan yang nantinya dapat menyelamatkan kita di akhirat. Lantas, bagaimana jika umat Muslim tak mengerjakan sholat tapi rajin sedekah? Apakah orang tersebut juga tetap mendapatkan pahala?

Buya Yahya memberikan penjelasan terkait hal tersebut. Sebelumnya, seseorang menyinggung mengenai hadits yang menyebut bahwa sedekah akan menghapus segala kesalahan. Orang itu kemudian bertanya bagaimana jika umat Muslim sering sedekah tapi tak pernah sholat. "Orang sering bingung melihat hadits itu karena dia jauh dari mengamalkannya. Gambarnya di matanya apa sedekah lalu tidak sholat, sementara ada hadits tentang sholat adalah amalan pertama yang diterima," kata Buya Yahya.

"Kalau bagi anda nggak bingung, anda ahli sedekah kemudian anda ahli sholat, selesai, yang bingung adalah orang yang tidak pernah punya amal," tutur Buya Yahya. Buya Yahya menegaskan sholat merupakan kewajiban utama yang harus dikerjakan setiap umat Muslim. Ia juga mengungkapkan sedekah merupakan salah satu amal kebaikan. "Maksudnya begini mana yang saya utamakan sedekah atau sholat? Sholat kewajiban, anda laksanakan sholat anda," ungkap Buya Yahya.

"Sedekahlah anda, sholatnya gimana? sambil berjalan dong sholatnya. Tapi belum istiqomah? ya nggak apa-apa, semoga dengan sedekahnya nanti kita bisa sholat," imbuhnya. Lebih lanjut, Buya Yahya mengingatkan untuk tak membandingkan antara amalan satu dengan amalan yang lain. Daripada membandingkan, Buya Yahya menyarankan untuk langsung mengamalkannya. "Bukan berarti milih antara sedekah dengan sholat mana yang lebih utama.

Kalau bicara keutamaan, sholat adalah wajib, sedekah adalah amal baik," ucapnya. "Kalau untuk diri anda sendiri, ya sebisanya, apa yang bisa anda lakukan untuk berbuat baik dulu? Sedekah dulu, sedekah lah dulu, sedekah untuk orang-orang sholat lalu minta doa semoga saya bisa sholat seperti anda," sambungnya. Buya Yahya mengingatkan kita untuk tak menimbang-nimbang amalan dan segera melaksanakannya. Jika belum bisa mengerjakan ibadah sholat, ada baiknya segera memperbaikinya.

Sembari memperbaiki sholat, kita pun dianjurkan untuk bersedekah. "Anda hanya timbang-timbang amal bukan mengamalkan makanya jadi bingung. Sudahlah anda sedekah InsyaAllah diterima oleh Allah, sholat anda segera dibangun sholatnya. (Masih) bolong-bolong, teruslah berusaha biar besok nggak bolong-bolong semacam itu," jelas Buya Yahya.

Di kesempatan itu, Buya Yahya juga mengingatkan umat Muslim untuk menilai orang dari perbuatan baiknya. "Ini untuk diri anda, kalau menilai orang lain nilailah positifnya, jangan nilai negatifnya. Jangan bilang sedekah gombal, sedekah banyak tapi nggak sholat, anda ini ngerusak orang. Dia sedekah tapi nggak sholat, ya semoga dengan sedekahnya dia bisa sholat," pungkasnya.

Referensi sebagai berikut ini ;















Penjelasannya Mengenai Bolehkah Sedekah Pakai Uang Haram

Penjelasannya Mengenai Bolehkah Sedekah Pakai Uang Haram. Memberikan sedikit rezeki kepada orang yang dianggap tidak mampu akan menimbulkan kepuasan batin tersendiri. Apalagi seseorang yang diberi memang sangat membutuhkan, perasaan bahagia dan senang akan terpancar dari hatinya. Tindakan terpuji ini tentu sangat membantu kehidupan orang lain. Tapi sebagai pemberi harus memerhatikan halal dan haramnya barang atau uang yang diberi. Sebab sejauh ini, masih ada sebagian orang yang mengatakan bahwa biarlah menjadi pencuri jika hasilnya dibagi-bagikan kepada mereka yang membutuhkan.

Padahal, memastikan sedekah berasal dari uang halal dan haram merupakan hal yang sangat penting. Para ulama bahkan menyebut perumpamaannya seperti mencuci pakaian menggunakan air kencing. Seperti apa penjelasan lengkapnya?. Berikut ulasannya:

Berbuat baik juga harus disertai dengan ilmu, demikian pula saat Anda berniat untuk bersedekah. Tindakan ini diperintahkan oleh Allah SWT dan bernilai ibadah. Namun apa jadinya jika uang yang disedekahkan ternyata berasal dari pekerjaan yang haram.

Misalnya bersedekah harta dari hasil riba, memberangkatkan haji atau umroh orang tua dengan uang hasil korupsi atau bersedekah dengan harta dari hasil dagangan barang haram.

Memang, apa yang dikerjakan itu terlihat sangat baik karena dapat membantu sesama. Namun, tindakan yang dianggap baik ini justru bisa memasukan Anda ke dalam neraka. Dari Ibnu Masaud ra beliau terima dari Rasulullah bersabda:

Seorang hamba memperoleh harta haram lalu menginfakkannya seolah-olah diberkahi dan menyedekahkannya semua hartanya seolah-olah diterima melainkan usahanya itu makin mendorongnya masuk ke neraka, sesungguhnya Allah tidak akan menghapuskan keburukan dengan keburukan, akan tetapi menghapuskan keburukan dengan kebaikan; sesungguhnya kenistaan tidak akan menghapuskan kenistaan” (Musnad Ahmad 1/387).

Dari Abu Hurairah, Rasulullah bersabda, “Wahai sekalian manusia, sesungguhnya Allah itu thoyyib (baik). Allah tidak akan menerima sesuatu melainkan dari yang thoyyib (baik)” (HR. Muslim no. 1015). Yang dimaksud dengan Allah tidak menerima selain dari yang thoyyib (baik) telah disebutkan maknanya dalam hadis tentang sedekah.

Jelas Allah SWT adalah Maha Suci dan tidak menerima kecuali yang suci. Juga dari Abu Hurairah, Rasulullah bersabda, tidaklah diterima salat tanpa bersuci, tidak pula sedekah dari ghulul (harta haram) (HR. Muslim no. 224).

Ghulul yang dimaksud di sini adalah harta yang berkaitan dengan hak orang lain seperti harta curian. Sedekah tersebut juga tidak diterima karena alasan dalil lainnya yang telah disebutkan,

Tidaklah seseorang bersedekah dengan sebutir kurma dari hasil kerjanya yang halal melainkan Allah akan mengambil sedekah tersebut dengan tangan kanan-Nya lalu Dia membesarkannya sebagaimana ia membesarkan anak kuda atau anak unta betinanya hingga sampai semisal gunung atau lebih besar dari itu (HR. Muslim no. 1014). Lihat bahasan Syaikh Saaad bin Nashir Asy Syatsri dalam Syarh Al Arbaa An Nawawiyah, hal. 92-93.

Maka dari itu, jangan pernah berpikir untuk bersedekah dengan uang hasil pekerjaan haram. Semoga Anda senantiasa dilimpahkan rahmat dan kasih sayang Allah SWT. Sehingga apa yang Anda sedekahkan berasal dari harta halal dan berkah. 

Referensi Sebagai berikut ini ;