Setiap orang punya kisah dan perjuangannya sendiri untuk menjadi lebih baik. Meski kadang harus terluka dan melewati ujian yang berat, tak pernah ada kata terlambat untuk selalu memperbaiki diri. Kamu menggapai tanganku. Jemari kita bertaut. Kamu menatap mataku dengan polos. Nak, meski kamu belum bisa bicara, hati kita sudah terpaut, lebih erat dari tali bersimpul mati. Pagi itu, kita berjemur, kamu dengan lahap menyesap ASI. Matahari menghangatkan tubuh kita, agar kamu tumbuh menjadi anak yang sehat dan cerdas, agar aku menjadi ibu yang tangguh. Senyum kita selebar dunia. Ah, adegan itu terekam jelas di kepala. Lebih tepatnya, angan-angan itu cukup membuat mata berkaca-kaca.
Memang manusia adalah tempatnya salah dan lupa. Namun manusia yang terbaik bukanlah manusia yang tidak pernah melakukan dosa sama sekali, akan tetapi manusia yang terbaik adalah manusia yang ketika dia berbuat kesalahan dia langsung bertaubat kepada Alloh dengan sebenar-benar taubat. Bukan sekedar tobat sesaat yang diiringi niat hati untuk mengulang dosa kembali. Lalu bagaimanakah agar taubat seorang hamba itu diterima?
Syarat Taubat Diterima
Agar taubat seseorang itu diterima, maka dia harus memenuhi tiga hal yaitu:
(1) Menyesal,
(2) Berhenti dari dosa, dan
(3) Bertekad untuk tidak mengulanginya.
Taubat tidaklah ada tanpa didahului oleh penyesalan terhadap dosa yang dikerjakan. Barang siapa yang tidak menyesal maka menunjukkan bahwa ia senang dengan perbuatan tersebut dan menjadi indikasi bahwa ia akan terus menerus melakukannya. Akankah kita percaya bahwa seseorang itu bertaubat sementara dia dengan ridho masih terus melakukan perbuatan dosa tersebut? Hendaklah ia membangun tekad yang kuat di atas keikhlasan, kesungguhan niat serta tidak main-main. Bahkan ada sebagian ulama yang menambahkan syarat yang keempat, yaitu tidak mengulangi perbuatan dosa tersebut. sehingga kapan saja seseorang mengulangi perbuatan dosanya, jelaslah bahwa taubatnya tidak benar. Akan tetapi sebagian besar para ulama tidak mensyaratkan hal ini.
Tunaikan Hak Anak Adam yang Terzholimi
Jika dosa tersebut berkaitan dengan hak anak Adam, maka ada satu hal lagi yang harus ia lakukan, yakni dia harus meminta maaf kepada saudaranya yang bersangkutan, seperti minta diikhlaskan, mengembalikan atau mengganti suatu barang yang telah dia rusakkan atau curi dan sebagainya.
Namun apabila dosa tersebut berkaitan dengan ghibah (menggunjing), qodzaf (menuduh telah berzina) atau yang semisalnya, yang apabila saudara kita tadi belum mengetahuinya (bahwa dia telah dighibah atau dituduh), maka cukuplah bagi orang telah melakukannya tersebut untuk bertaubat kepada Alloh, mengungkapkan kebaikan-kebaikan saudaranya tadi serta senantiasa mendoakan kebaikan dan memintakan ampun untuk mereka. Sebab dikhawatirkan apabila orang tersebut diharuskan untuk berterus terang kepada saudaranya yang telah ia ghibah atau tuduh justru dapat menimbulkan peselisihan dan perpecahan diantara keduanya.
Nikmat Dibukanya Pintu Taubat
Apabila Alloh menghendaki kebaikan bagi hamba-Nya, maka Alloh bukakan pintu taubat baginya. Sehingga ia benar-benar menyesali kesalahannya, merasa hina dan rendah serta sangat membutuhkan ampunan Alloh. Dan keburukan yang pernah ia lakukan itu merupakan sebab dari rahmat Alloh baginya. Sampai-sampai setan akan berkata, “Duhai, seandainya aku dahulu membiarkannya. Andai dulu aku tidak menjerumuskannya kedalam dosa sampai ia bertaubat dan mendapatkan rahmat Alloh.” Diriwayatkan bahwa seorang salaf berkata, “Sesungguhnya seorang hamba bisa jadi berbuat suatu dosa, tetapi dosa tersebut menyebabkannya masuk surga.” Orang-orang bertanya, “Bagaimana hal itu bisa terjadi?” Dia menjawab, “Dia berbuat suatu dosa, lalu dosa itu senantiasa terpampang di hadapannya. Dia khawatir, takut, menangis, menyesal dan merasa malu kepada Robbnya, menundukkan kepala di hadapan-Nya dengan hati yang khusyu’. Maka dosa tersebut menjadi sebab kebahagiaan dan keberuntungan orang itu, sehingga dosa tersebut lebih bermanfaat baginya daripada ketaatan yang banyak.”
Mengobati Gelisahnya Hati Belum Dikaruniai Anak. Setiap orang punya kisah dan perjuangannya sendiri untuk menjadi lebih baik. Meski kadang harus terluka dan melewati ujian yang berat, tak pernah ada kata terlambat untuk selalu memperbaiki diri. Kamu menggapai tanganku. Jemari kita bertaut. Kamu menatap mataku dengan polos. Nak, meski kamu belum bisa bicara, hati kita sudah terpaut, lebih erat dari tali bersimpul mati. Pagi itu, kita berjemur, kamu dengan lahap menyesap ASI. Matahari menghangatkan tubuh kita, agar kamu tumbuh menjadi anak yang sehat dan cerdas, agar aku menjadi ibu yang tangguh. Senyum kita selebar dunia. Ah, adegan itu terekam jelas di kepala. Lebih tepatnya, angan-angan itu cukup membuat mata berkaca-kaca.
Hidup memang tak selalu sesuai dengan apa yang diinginkan. Jika semua impianku terwujud begitu saja, di mana letak syukur yang harus dipanjatkan sebanyak-banyaknya kepada Sang Pencipta? Satu tahun enam bulan terasa cepat untuk bergulat dengan realita, tapi terasa lama untuk berdamai dengan andai. Selama itu pula, aku sudah jatuh dan terbangun, harapanku patah berulang kali, bahkan hatiku terasa babak belur. Pertanyaan, “Why me?” masih selalu membayangiku. Namun, aku juga yakin, Allah Swt. memiliki alasan dan lebih berhak menyatakan, “Why not?”
Absennya buah hati di usia pernikahan yang hampir menginjak dua tahun membuatku becermin. Barangkali, masih banyak dosa-dosaku yang belum bisa ditebus. Perasaan sedih dan kecewa berkali-kali hadir ketika keluar dari ruangan dokter. Program hamil yang dijalani masih belum membuahkan keturunan. Apa aku sibuk mencari dokter terbaik, sedangkan Yang Maha Kuasa justru menungguku untuk “berkonsultasi”? Kegagalan program hamil yang kujalani menjadi titik balik untuk berusaha menjadi lebih baik.
Awalnya, aku selalu menghindari acara-acara untuk menghindari pertanyaan, “Sudah hamil?” Aku juga selalu mencari-cari artikel di internet tentang keberhasilan program hamil dengan kondisi perempuan PCOS (Polycystic Ovarium Syndrom). Semuanya aku lakukan semata-mata untuk menenangkan hati yang gelisah. Aku berusaha menghibur diri dan meyakinkan hati bahwa kehamilan bisa terjadi pada siapa saja. Syarat secara medis bisa ini itu, tetapi syarat paling mutlak hanya satu, jika Allah Swt. mengizinkan. Itu saja.
Kegelisahan bersumber dari hati yang berantakan. Aku mulai menatanya kembali dengan memeriksa sajadah, barangkali hanya tergelar lima kali sehari. Seingatku, dalam seminggu, Alquran yang teronggok di sudut lemari hanya dibuka beberapa kali. Waktuku banyak digunakan untuk urusan duniawi, mengeluh, menangis, dan mengasihani diri sendiri. Akhirnya aku sadar, ujian ini harus dihadapi dengan sabar, diselesaikan dengan tegar. Ujian yang lama-lama kuanggap sebagai tantangan ini, harus ditaklukkan.
Aku mulai berhijrah dari hal-hal yang terlihat sederhana. Berhijrah dari makanan yang tidak dibutuhkan tubuh ke makanan yang lebih bergizi, juga berhijrah dari malas berolahraga menjadi lebih rajin berolahraga. Dalam benak, kutanamkan tekad bahwa keduanya dilakukan sebagai bentuk syukur kepada Ilahi. Aku mulai meminta maaf pada orang-orang yang tersakiti dengan modal ingatan. Selebihnya, mungkin masih banyak tingkah laku dan ucapan yang menyakiti hati orang lain.
Dalam doaku, semoga mereka membukakan pintu maaf. Dalam doaku, aku meminta ampun atas kesombongan dalam diri yang mungkin tak disadari, aku meminta ampun atas segala dosa. Dalam doaku, semoga semesta membentangkan jalan bagi aku dan suami untuk bertemu dengan buah hati.
Setiap hari, aku selalu berusaha menambah kualitas dan kuantitas interaksi dengan Sang Pencipta. Semua yang terjadi dalam hidupku adalah kehendak-Nya, maka aku memohon petunjuk dan jalan keluar kepada-Nya. Aku selalu mengulang doa yang sama tapi kegelisahanku malah menjadi-jadi. Hingga akhirnya, aku memahami bahwa segala usaha dan doa bermuara di lautan bernama keridaan.
Ridha menerima segala ketentuan-Nya adalah caraku menaklukkan tantangan ini secara perlahan. Sebelah mataku terbuka, hamparan nikmat yang telah diberikan justru luput untuk disyukuri. Aku terlalu sibuk mengejar impian serupa ketidaktahuan akan takdir. Aku terlalu repot mengukur cepat dan lambat, padahal Dia selalu memiliki perhitungan waktu yang tepat. Tugasku hanya berkeinginan, berusaha sekuat tenaga, mendekatkan diri pada-Nya, bersyukur, dan menerima takdir dengan lapang dada.
Merasa hidup berantakan akibat kehilangan arah dan tujuan, memang dapat membuatmu kerap menjadi merana. Suasana hati gak tenang, motivasi dan semangat berkurang, serta mengalami berbagai macam situasi yang gak menyenangkan. Menjalani hidup tanpa arah dan tujuan yang jelas, memang sangat membingungkan.
Terjebak dalam keseharian yang kurang produktif dan kebiasaan yang negatif, bisa menjadi aktivitas yang kamu jalani setiap hari. Melangkah menuju masa depan pun rasanya tak mampu, bahkan segala hal yang dilakukan juga terasa sia-sia. Bagi kamu yang sedang dalam kondisi seperti ini, berikut beberapa tips yang bisa membantumu menemukan petunjuk untuk menjalani kehidupan secara lebih jelas dan terarah.
1. Kenali apa yang menjadi penyebabnya
Mengalami kondisi berantakan dalam hidup akibat diri yang mulai kehilangan arah dan tujuan, langkah pertama yang perlu kamu lakukan yaitu, mengenali apa yang menjadi penyebabnya. Cari tahu terlebih dulu, sumber dari permasalahan yang kamu hadapi. Bertanya kepada diri sendiri tentang apa yang membuatmu hilang kendali, hingga menyebabkan gak tahu lagi harus ke mana.
Sebelumnya, agar lebih mudah dalam mengenali sumber permasalahannya, kamu perlu menyadari dan mengakui bahwa kondisimu saat ini, memang sedang gak karuan. Tak masalah merasa sedang gak baik-baik saja, setiap manusia memang wajar jika suatu saat mengalami hal ini. Gak perlu berpura-pura kuat, jika kenyataannya hati dan pikiranmu sedang kurang sehat.
Mengalami kondisi berantakan dalam hidup akibat diri yang mulai kehilangan arah dan tujuan, langkah pertama yang perlu kamu lakukan yaitu, mengenali apa yang menjadi penyebabnya. Cari tahu terlebih dulu, sumber dari permasalahan yang kamu hadapi. Bertanya kepada diri sendiri tentang apa yang membuatmu hilang kendali, hingga menyebabkan gak tahu lagi harus ke mana.
Sebelumnya, agar lebih mudah dalam mengenali sumber permasalahannya, kamu perlu menyadari dan mengakui bahwa kondisimu saat ini, memang sedang gak karuan. Tak masalah merasa sedang gak baik-baik saja, setiap manusia memang wajar jika suatu saat mengalami hal ini. Gak perlu berpura-pura kuat, jika kenyataannya hati dan pikiranmu sedang kurang sehat.
2. Menentukan tujuan hidup secara lebih jelas lagi
Merasa kacau dan hidup berantakan, serta kehilangan arah saat sedang melangkah, bisa kamu atasi dengan cara menentukan tujuan hidupmu kembali secara lebih jelas lagi. Setelah kamu menyadari dan mengakui bahwa dirimu saat ini sedang gak baik-baik saja, maka selanjutnya cari tahu kembali apa yang sebenarnya ingin kamu raih.
Tentukan tujuan hidupmu secara lebih jelas. Ketahui secara pasti apa yang sebenarnya ingin kamu dapatkan di masa depan. Pastikan juga tujuanmu adalah sesuatu yang realistis, agar kamu gak mengalami kesulitan dalam meraihnya. Ketika tujuan sudah kamu tetapkan, cobalah buat beberapa rencana untuk kamu gunakan, agar bisa mencapainya.
3. Gak perlu takut akan melakukan kesalahan di tengah jalan
Tips selanjutnya untukmu yang sedang merasa hidupnya berantakan, tanpa arah dan tujuan yang jelas yaitu, gak perlu merasa takut akan melakukan kesalahan di tengah perjalanan hidupmu. Setiap manusia memang gak akan pernah luput dari kesalahan. Meski, sudah sangat berhati-hati, kesalahan itu akan tetap saja bisa terjadi.
Maka dari itu, agar kamu gak semakin bingung dalam melangkah, beranikan diri menghadapi kenyataan hidup ini. Jika suatu saat kamu melakukan kesalahan yang tanpa disengaja, itu bukanlah masalah besar. Belajarlah dari kesalahan tersebut, cari tahu cara memperbaikinya dan kembalilah melangkah dengan lebih yakin dan percaya diri.
4. Selesaikan tujuan jangka pendekmu terlebih dulu
Sering terjadi, seseorang mengalami kebingungan dalam menjalani kehidupan, hingga menyebabkan dirinya hilang arah dan tujuan yaitu, karena orang tersebut terlalu fokus pada tujuan jangka panjangnya. Untuk itu, sebaiknya kamu fokuskan dirimu pada apa yang seharusnya kamu capai dalam jangka pendek terlebih dulu.
Menyelesaikan tujuan jangka pendek, dapat meningkatkan motivasi dan semangatmu. Setiap berhasil menggapai satu tujuan, kamu akan semakin termotivasi untuk menyelesaikan tujuan yang berikutnya. Selain itu, ini juga dapat mengurangi tekanan stres yang kamu rasakan. Dengan menggapai tujuan secara bertahap, kamu juga akan semakin terarahkan kembali.
5. Lakukan hal-hal yang membuatmu merasa senang dan bahagia
Tips berikutnya untukmu yang sedang kehilangan arah dan tujuan hidup yaitu, tetaplah melakukan hal-hal yang bisa membuatmu senang dan bahagia. Kehilangan arah dan tujuan akan menurunkan tingkat kebahagiaan. Semakin kamu merasa gak bahagia, itu dapat membuatmu semakin gak tahu lagi harus ke mana dan harus berbuat apa.
Solusi untuk mengatasinya adalah tetap menjalani aktivitas yang menyenangkan dan bisa membangkitkan semangat dalam hidup yang sedang berjalan. Saat melakukan hal-hal yang kamu sukai, nantinya kamu akan menemukan sesuatu yang bisa kamu lakukan dengan hati yang gembira untuk menggapai tujuan hidup yang sudah kamu tetapkan sebelumnya. Di titik inilah kamu akan mendapatkan kembali arah yang hilang dan berhasil mencapai tujuan yang kamu impikan.
Apa pun yang terjadi di masa lalu, hingga membuatmu merasa berantakan dan hilang arah, serta tujuan hidup, biarkanlah berlalu. Ikhlaskan saja dan sekarang saatnya untuk bangkit, karena kamu kamu sudah menemukan kembali arah dan tujuan hidup yang kamu inginkan.
Terapkan kelima tips di atas, tak perlu terburu-buru. Lakukan secara bertahap dan nikmati setiap proses yang kamu jalani. Hidupmu akan kembali penuh warna dan kebahagiaan, setelah berhasil mendapatkan petunjuk dalam menjalani kehidupan.
Pada suatu hari, dalam suatu pengajian, seorang santri bertanya pada kiyainya. Mengapa kehidupan sekarang terasa semakin sulit dan menyusahkan, di Riau, asap sebagai musibah tahunan, masyarakat sulit bernafas dan menjadi sakit-sakitan. Di musim penghujan terjadi banjir di mana-mana sehingga meluluhlantakkan tanaman masyarakat yang hampir panen. Seharusnya kemarau hanya sesekali saja, dan musim penghujan tidak sampai banjir berkepanjangan. Belum lagi ancaman gunung yang akan meletus mengeluarkan debu vulkanik yang membuat masyarakat tidak dapat bekerja dengan nyaman, bahkan mereka mengungsi. Mengapa hal itu sampai terjadi pak kiyai?.
Dengan perlahan tapi pasti, pak kiyai mulai menguraikan jawabannya yang sesuai dengan nalar dan pikiran santrinya. Dijelaskan kiyai, Nabi Adam AS dulu sewaktu di surga hidup dalam serba berkecukupan dan menyenangkan, apa saja yang dia inginkan, saat itu juga ada dihadapannya, baik berupa makan-makanan, minum-minuman, buah-buahan dan lain-lainnya bahkan karena dia terasa hidup sepi, Allah ciptakan isterinya dari tulang rusuknya sendiri, sehingga hidupnya menjadi sempurna dan bahagia, tetapi ada larangan Allah SWT kepada keduanya; yaitu jangan memakan buah kholdi. Itu saja yang dilarang, yang lain tidak ada.
Ternyata Adam dan isterinya Hawa tidak dapat mengendalikan hawa nafsu mereka berdua. Mereka memakan buah kholdi yang dilarang Allah tersebut, mereka pun berdosa, sejak itu kehidupan mereka menjadi berubah seratus persen, dari hidup yang serba berkecukupan, kini hidup serba kekurangan dan menyulitkan. Bahkan Allah SWT mengusir mereka keluar dari surga dan tercampak ke alam dunia yang serba menyusahkan ini. Adam terpisah dari isterinya selama seratus tahun dan terpaksa mencari makan dan minum untuk mempertahankan hidup, lebih dari itu mereka hidup dalam penyesalan yang tidak berkesudahan, suatu penyesalan yang terlambat dan tidak berguna. Memang penyesalan itu datangnya sering terlambat.
Pak kiyai menyimpulkan ceritanya; jadi Nak, dari kisah nenek moyang kita Adam AS tersebut dapat diambil pelajaran bahwa hidup ini menjadi susah dan menyulitkan ada dua macam; karena dosa dan karena nafsu serakah. Kini anak-anak Nabi Adam AS pun banyak yang terjebak dalam dua macam penyebab hidup menyusahkan dan menyulitkan.
Pertama, karena dosa, jadi karena dosa hidup manusia menjadi sengsara. Dosalah yang membuat hidup manusia menjadi menderita. Dosalah yang membuat kehidupan manusia menjadi tersiksa baik di dunia maupun di akhirat.
Sebelum Nabi Adam dan Hawa berbuat dosa hidup mereka berkecukupan dan menyenangkan, bahagia sejahtera tiada kesulitan hidup yang menyusahkan. Sebaliknya, tetapi setelah mereka berdua berbuat dosa, dengan melanggar larangan Allah SWT hidup mereka menjadi susah dan menyulitkan.
Juga dosa merusak hati, seperti sabda Nabi Muhammad, “ Setiap kamu berbuat dosa maka akan muncul satu titik hitam dalam hatimu, demikian seterusnya sampai hati itu menjadi menghitam”. Kalau hati sudah rusak maka akan hancurlah kehidupan manusia. Dosa juga dapat melemahkan iman manusia, kalau iman sudah lemah maka tak akan dapat lagi orang berbuat kebajikan dalam kehidupan ini. Dosa pun dapat membuat orang menjadi manusia yang gelisah, stres, murung dan gundah dalam hidup. Sekali lagi, dosa penyebabsiksa Allah datang kepada manusia.
Dengan demikian, betapa hebatnya dosa menjadi virus yang membahayakan bagi kehidupan manusia dan bahkan menjadi sumber malapetaka bagi kehidupan manusia. Dalam hal ini Allah memberi peringatan “Sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa pastilah Kami melimpahkan kepada mereka keberkatan-keberkatan dari langit dan bumi akan tetapi mereka mendustakan (menolak kedatangan Rasul, berbuat maksiat dan dosa) maka Kami siksa mereka disebabkan apa yang mereka lakukan”. (QS 7:96)
Ayat diatas menjelaskan kalaulah manusia melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya, melimpahlah keberkahan-keberkahan yakni berbagai macam kebajikan yang sangat banyak dari langit dan bumi artinya langit menurunkan hujan. Bumi menjadi subur menghasilkan tanam-tanaman yang melimpah ruah, masyarakat menjadi makmur, hidup sejahtera menikmati hasil tanaman mereka yang beraneka ragam, tetapi jika penuh dengan bergelimang dosa dan angkara murka maka muncullah berbagai musibah dan bencana alam, langit enggan menurunkan hujan, bumi kering kerontang tidak ada yang dapat ditanam, manusia kekurangan pangan dan kekurangan air minum. Atau sebaliknya jika langit mau menurunkan hujan, maka hujan yang diturunkan berlebihan sehingga terjadi banjir dimana-mana, kehidupan manusia menjadi sengsara dan penuh penderitaan.
Pahala dapat mendatangkan keberkahan dari Ilahi, datang dari arah yang sering tidak diduga dari mana datangnya atau tidak dirasakan secara material dan tidak dapat dibatasi. Umur yang berkah berdaya guna dan bermakna untuk kebajikan, seperti umur Nabi Muhammad, walau singkat umurnya, tapi dapat menuntaskan tugas kerasulannya dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. Atau rezeki yang berkah, artinya banyak manfaat yang diperoleh untuk semaksimalnya dapat dibelanjakan di jalan Allah sehingga harta tersebut memberikan berkah bagi yang punya dan keberkahan –keberkahan lainnya. Itulah balasan keberkahan bagi yang melakukan kebajikan.
Negeri yang makmur, aman sentosa, penuh kedamaian, bukan angan-angan yang tidak dapat diwujudkan dalam kehidupan nyata, tetapi sudah pernah terjadi di negeri Saba’ (Yaman Selatan dulu)yang dijelaskan Allah dalam Alquran : ”Sesungguhnya bagi kaum Saba’ (ada tanda kekuatan Allah) di tempat kediaman mereka; dua buah kebun di sebelah kanan dan di sebelah kiri. Makanlah rezeki yang di anugerahkan Allah kepada kamu dan bersyukurlah kamu kepada-Nya. Negerimu adalah negeri yang makmur dan Tuhanmu Yang Maha Pengampun. Akan tetapi mereka berpaling, Kami datangkan kepada mereka banjir yang besar." (QS 34: 15-16).
Maka karena mereka ingkar dan berbuat dosa , banjir bandang datang sehingga bendungan Ma’arif mereka jebol, tanah menjadi kering, tanam-tanaman rusak, hidup mereka jadi menderita.
Kedua, karena nafsu serakah; adalah nafsu yang tidak pernah merasa puas dengan apa yang telah diperolehnya, seperti Nabi Adam AS dan Isterinya Hawa tidak mampu mengendalikan nafsu serakah yang ada dalam diri mereka. Akhirnya hidupnya menjadi menyusahkan dan menyulitkan. Semua isi surga telah diserahkan kepada mereka untuk dinikmati, tetapi karena dasar nafsu serakah matanya tertuju pada buah kholdi yang terlarang untu dimakan, ternyata itulah yang membuat mereka tercampak dari surga yang serba bekecukupan dan terlantar ke dunia yang serba berkekurangan dan menyulitkan.
Demikianlah saat kini sebagian keturunan Adam, sudah ada fasilitas rumah, kendaraan, minyak mobil, gaji dan tunjangan yang disediakan untuk dinikmati setiap bulan tetapi karena nafsu serakah matanya masih tertuju kepada uang yang tidak legal, akhirnya tertangkap tangan KPK yang membuat mereka tercampak dari jabatan yang serba menyenangkan dan terlantar ke jeruji besi yang serba kekurangan dan menyedihkan. Semoga kita mendapat perlindungan dari Allah SWT dan mampu melawan nafsu keserakahan.
Merasa hidup berantakan akibat kehilangan arah dan tujuan, memang dapat membuatmu kerap menjadi merana. Suasana hati gak tenang, motivasi dan semangat berkurang, serta mengalami berbagai macam situasi yang gak menyenangkan. Menjalani hidup tanpa arah dan tujuan yang jelas, memang sangat membingungkan.
Terjebak dalam keseharian yang kurang produktif dan kebiasaan yang negatif, bisa menjadi aktivitas yang kamu jalani setiap hari. Melangkah menuju masa depan pun rasanya tak mampu, bahkan segala hal yang dilakukan juga terasa sia-sia. Bagi kamu yang sedang dalam kondisi seperti ini, berikut beberapa tips yang bisa membantumu menemukan petunjuk untuk menjalani kehidupan secara lebih jelas dan terarah.
1. Kenali apa yang menjadi penyebabnya
Mengalami kondisi berantakan dalam hidup akibat diri yang mulai kehilangan arah dan tujuan, langkah pertama yang perlu kamu lakukan yaitu, mengenali apa yang menjadi penyebabnya. Cari tahu terlebih dulu, sumber dari permasalahan yang kamu hadapi. Bertanya kepada diri sendiri tentang apa yang membuatmu hilang kendali, hingga menyebabkan gak tahu lagi harus ke mana.
Sebelumnya, agar lebih mudah dalam mengenali sumber permasalahannya, kamu perlu menyadari dan mengakui bahwa kondisimu saat ini, memang sedang gak karuan. Tak masalah merasa sedang gak baik-baik saja, setiap manusia memang wajar jika suatu saat mengalami hal ini. Gak perlu berpura-pura kuat, jika kenyataannya hati dan pikiranmu sedang kurang sehat.
Mengalami kondisi berantakan dalam hidup akibat diri yang mulai kehilangan arah dan tujuan, langkah pertama yang perlu kamu lakukan yaitu, mengenali apa yang menjadi penyebabnya. Cari tahu terlebih dulu, sumber dari permasalahan yang kamu hadapi. Bertanya kepada diri sendiri tentang apa yang membuatmu hilang kendali, hingga menyebabkan gak tahu lagi harus ke mana.
Sebelumnya, agar lebih mudah dalam mengenali sumber permasalahannya, kamu perlu menyadari dan mengakui bahwa kondisimu saat ini, memang sedang gak karuan. Tak masalah merasa sedang gak baik-baik saja, setiap manusia memang wajar jika suatu saat mengalami hal ini. Gak perlu berpura-pura kuat, jika kenyataannya hati dan pikiranmu sedang kurang sehat.
2. Menentukan tujuan hidup secara lebih jelas lagi
Merasa kacau dan hidup berantakan, serta kehilangan arah saat sedang melangkah, bisa kamu atasi dengan cara menentukan tujuan hidupmu kembali secara lebih jelas lagi. Setelah kamu menyadari dan mengakui bahwa dirimu saat ini sedang gak baik-baik saja, maka selanjutnya cari tahu kembali apa yang sebenarnya ingin kamu raih.
Tentukan tujuan hidupmu secara lebih jelas. Ketahui secara pasti apa yang sebenarnya ingin kamu dapatkan di masa depan. Pastikan juga tujuanmu adalah sesuatu yang realistis, agar kamu gak mengalami kesulitan dalam meraihnya. Ketika tujuan sudah kamu tetapkan, cobalah buat beberapa rencana untuk kamu gunakan, agar bisa mencapainya.
3. Gak perlu takut akan melakukan kesalahan di tengah jalan
Tips selanjutnya untukmu yang sedang merasa hidupnya berantakan, tanpa arah dan tujuan yang jelas yaitu, gak perlu merasa takut akan melakukan kesalahan di tengah perjalanan hidupmu. Setiap manusia memang gak akan pernah luput dari kesalahan. Meski, sudah sangat berhati-hati, kesalahan itu akan tetap saja bisa terjadi.
Maka dari itu, agar kamu gak semakin bingung dalam melangkah, beranikan diri menghadapi kenyataan hidup ini. Jika suatu saat kamu melakukan kesalahan yang tanpa disengaja, itu bukanlah masalah besar. Belajarlah dari kesalahan tersebut, cari tahu cara memperbaikinya dan kembalilah melangkah dengan lebih yakin dan percaya diri.
4. Selesaikan tujuan jangka pendekmu terlebih dulu
Sering terjadi, seseorang mengalami kebingungan dalam menjalani kehidupan, hingga menyebabkan dirinya hilang arah dan tujuan yaitu, karena orang tersebut terlalu fokus pada tujuan jangka panjangnya. Untuk itu, sebaiknya kamu fokuskan dirimu pada apa yang seharusnya kamu capai dalam jangka pendek terlebih dulu.
Menyelesaikan tujuan jangka pendek, dapat meningkatkan motivasi dan semangatmu. Setiap berhasil menggapai satu tujuan, kamu akan semakin termotivasi untuk menyelesaikan tujuan yang berikutnya. Selain itu, ini juga dapat mengurangi tekanan stres yang kamu rasakan. Dengan menggapai tujuan secara bertahap, kamu juga akan semakin terarahkan kembali.
5. Lakukan hal-hal yang membuatmu merasa senang dan bahagia
Tips berikutnya untukmu yang sedang kehilangan arah dan tujuan hidup yaitu, tetaplah melakukan hal-hal yang bisa membuatmu senang dan bahagia. Kehilangan arah dan tujuan akan menurunkan tingkat kebahagiaan. Semakin kamu merasa gak bahagia, itu dapat membuatmu semakin gak tahu lagi harus ke mana dan harus berbuat apa.
Solusi untuk mengatasinya adalah tetap menjalani aktivitas yang menyenangkan dan bisa membangkitkan semangat dalam hidup yang sedang berjalan. Saat melakukan hal-hal yang kamu sukai, nantinya kamu akan menemukan sesuatu yang bisa kamu lakukan dengan hati yang gembira untuk menggapai tujuan hidup yang sudah kamu tetapkan sebelumnya. Di titik inilah kamu akan mendapatkan kembali arah yang hilang dan berhasil mencapai tujuan yang kamu impikan.
Apa pun yang terjadi di masa lalu, hingga membuatmu merasa berantakan dan hilang arah, serta tujuan hidup, biarkanlah berlalu. Ikhlaskan saja dan sekarang saatnya untuk bangkit, karena kamu kamu sudah menemukan kembali arah dan tujuan hidup yang kamu inginkan.Terapkan kelima tips di atas, tak perlu terburu-buru. Lakukan secara bertahap dan nikmati setiap proses yang kamu jalani. Hidupmu akan kembali penuh warna dan kebahagiaan, setelah berhasil mendapatkan petunjuk dalam menjalani kehidupan.
Hak Allah Swt Yang Wajib Dipenuhi Seluruh Hamba. Saudaraku seiman ketahuilah, hak Allah Ta’ala wajib kita dahulukan daripada yang lainnya,kita harus lebih bersemangat dan bersegera jika menyangkut hat-hak Allah Ta’ala, ini adalah bukti keimanan dan keluhuran akhlak serta ketinggian ma’rifat seorang hamba terhadap Rabbnya Azza wa Jalla.
Apa yang menjadi hak Allah Subhanahu wa Ta’ala atas hamba-Nya ?
Mungkin pertanyaan diatas muncul dalam benak kita, maka marilah kita simak penuturan orang yang paling mengetahui hak-hak Allah,yang paling sempurna penghambaan dirinya kepada Allah, serta paling semangat dalam memberi kebaikan kepada makhluk, yaitu Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam. Dalam sebuah hadits yang dikeluarkan oleh Iman Bukhari dan Imam Muslim rahimahumallahu ta’ala dalam kedua kitab shahihnya dari sahabat Mu’adz bin Jabal radhiyallahu ‘anhu dia berkata:
قال رسول الله صلى الله عليه و سلم : ( يا معاذ, أ تدرى ما حق الله على عباد ؟ ) قال : الله و رسوله أعلم, قال : ( أن يعبدوه ولا يشركو به شيأ, , أ تدرى ما حقهم عليه ؟) قال : الله و رسوله أعلم, قال : (أن لا يعذبهم) و فى لفظ لمسلم : ( و حق العباد على الله عز و خل أن لا يعذب من لا يشرك به شيأ )
Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda : “wahai Mu’adz, tahukah engkau apa hak Allah atas para hamba-Nya ?” Mu’adz berkata : Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui, Beliau bersabda : (yaitu)“hendaknya mereka beribadah kepada-Nya dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun, (dan) tahukah engkau hak hamba terhadap Allah ?” Mu’adz berkata : Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui, Beliau bersabda : “Dia tidak akan mengadzab mereka”1,
Dan dalam lafadz Imam Muslim : “bahwasanya Allah tidak akan mengadzab orang yang tidak menyekutukan-Nya”2
Hadits yang mulia ini secara umum mengandung tiga perkara yaitu :
Perkara Pertama : Tauhid Adalah Hak Allah Yang Paling Besar
Tauhid adalah hak Allah Ta’ala yang paling besar dan kewajiban yang paling wajib untuk ditunaikan seorang hamba, bahkan tauhid adalah sebab penciptaan jin dan manusia. Allah Azza wa Jalla berfirman :
Artinya : tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepadaKu” (QS. Adz Dzariyat : 56).
Syaikh Muhammad At Tamimi rahimahullah berkata : “makna liya’buduni (untuk beribadah kepada-Ku) dalam ayat tersebut adalah yuwahhiduni (mentauhidkan-Ku)3. Syaikh Muhammad bin Sholeh Al Utsaimin berkata : “tauhid adalah perintah Allah yang paling agung, karena dia merupakan pondasi pokok yang seluruh perkara agama ini dibangun diatasnya, oleh sebab itu Nabi Shallallahu’alaihi wasallam memulai dakwah Beliau dengan tauhid dan memerintahkan para dai yang beliau utus untuk memulai dakwah mereka dengannya.”4
Cukuplah sebagai bukti bagi kita akan urgensi masalah ini adalah Alla Ta’ala menjadikan dakwah tauhid sebagai dakwah pertama dan utama seluruh para Rasul tidak terkecuali Nabi kita Muhammad Shallallahu’alaihi wasallam, Allah Ta’ala berfirman :
Artinya : “dan sungguh kami telah mengutus seorang rasul untuk setiap umat (untuk menyerukan) “sembahlah Allah dan jauhilah Thagut” (An Nahl :36)
Syaikh Abdurahman As Sa’di ketika menafsirkan ayat ini berkata : “Allah Ta’ala mengabarkan bahwahsanya hujjah (keterangan) telah ditegakan pada seluruh umat, dan tidak ada satu umatpun baik yang telah lalu maupun yang datang kemudian melainkan Allah telah mengutus kepada mereka seorang rasul, yang mana seluruh para rasul itu satu dalam agama dan dakwah mereka, yaitu (menyeru) untuk beribadah Kepada Allah semata tidak ada sekutu bagiNya”. 5
Demikian juga Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam ketika mengutus para sahabat untuk mendakwahkan agama Allah, Beliau mewasiatkan agar memulai dakwah dengan tauhid sebagaimana dalam sebuah hadits riwayat Imam Bukhari dari sahabat Ibnu Abbas radhiallahu ‘anhu dia berkata : ketika Nabi Shallallahu’alaihi wasallam mengutus Mu’adz ke Yaman beliau bersabda : “sesungguhnya engkau akan mendatangi kaum ahlul kitab, maka jadikanlah yang pertama kali engkau dakwahkan kepada mereka adalah agar mereka mentauhidkan Allah Ta’ala, jika mereka telah mengetahuinya maka kabarkan kepada mereka bahwa Allah mewajibkan sholat lima kali sehari semalam….”6
Perhatikanlah wahai saudaraku Allah dan Rasul-Nya mendahulukan masalah tauhid diatas yang lainnya, bahkan lebih didahulukan daripada sholat,zakat,puasa, dan lain sebagainya, cukuplah ibrah bagi kita bahwa sesuatu yang didahulukan oleh Allah dan RasulNya pastilah merupakan sesuatu yang sangat penting.
Makna Tauhid
Tauhid secara etimologi (bahasa) adalah mashdar dari fi’il (kata kerja) “wahhada- yuwahhidu” yang artinya menjadikan sesuatu satu. Adapun secara terminologi (istilah) syar’iyyah adalah mengesakan Allah pada hal-hal yang menjadi kekhususan bagi-Nya berupa rubbubiyyah, uluhiyyah serta asma dan shifat-Nya.
Pembagian Tauhid
Para ulama membagi tauhid kedalam tiga jenis yaitu :
1. Tauhid Rubbubiyyah
Yaitu mengesakan Allah dalam perbuatan-perbuatanNya, dan diantara perbuatan Allah adalah menciptakan, memberi rizki, menghidupkan, mematikan, mengatur alam semesta memberi manfaat, mendatangkan mudharat, menyembuhkan, mengabulkan doa dan lain sebagainya. Wajib bagi kita meyakini bahwasanya Allah Ta’ala Esa dalam perbuatan-perbuatanNya. Dia melakukan sesuai kehendak dan hikmah-Nya, tidak ada sekutu bagi-Nya. Dia tidak membutuhkan penolong dalam kerajaan-Nya, Dia tidak memiliki sekutu dalam mencipta, menjaga dan mengatur langit dan bumi beserta isinya, tidak seorang Nabi, Malaikat atau wali apalagi yang lebih rendah daripada itu. Seluruh makhluk sangat membutuhkan dan bergantung kepada-Nya. Sebaliknya Dia tidak membutuhkan apapun dari makhluk-Nya. Ini wajib diyakini dengan seyakin-yakinnya oleh seorang hamba, tidak boleh ada keraguan didalamnya. Tauhid jenis ini hampir tidak ada yang mengingkarinya kecuali sebagian kecil saja dari kalangan orang-orang dahriyun dan kafir atheis, bahkan orang-orang musyrik pada jaman jahiliyah pun menetapkan rububiyah Allah. Allah Ta’ala berfirman :
Artinya : “katakanlah (hai Muhammad) siapakah yang memberi rizki kepadamu dari langit dan bumi, atau siapakah yang kuasa (menciptakan) pendengaran dan penglihatan, dan siapakah yang mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan yang mengeluarkan yang mati dari yang hidup dan siapakah yang mengatur segala urusan ?,maka mereka akan menjawab “Allah”. Maka katakanlah “mengapa kamu tidak bertaqwa (kepadaNya)? (Yunus : 31).
Akal tidak akan mampu menolak Rububiyah Allah, kita bisa melihat bahwa segala sesuatu pasti ada yang menciptakannya,tidak mungkin sesuatu itu menciptakan dirinya sendiri, akal juga menyaksikan keteraturan alam semesta dengan sangat rapi dan detail, maka akal akan menolak dengan tegas jika dikatakan bahwa itu semua terjadi secara kebetulan saja tanpa ada yang menciptakan dan mengaturnya. Adapun dalil-dalil secara syari diantaranya firman Allah Azza wa Jalla :
Artinya : tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepadaKu” (Adz Dzariyat : 56).
2. Tauhid Uluhiyyah
Yaitu mengesakan Allah dalam amal ibadahnya atau dikenal juga dengan tauhid ubudiyyah. Adapun yang dimaksud dengan ibadah adalah segala sesuatu yang dicintai dan diridhoi Allah Subhanahu wa Ta’ala baik berupa perkataan maupun perbuatan, zahir maupun batin. Lalu bagaimana kita mengetahui bahwa sesuatu itu dicintai dan diridhoi Allah Subhanahu wa Ta’ala? Jika Allah memerintahkan suatu perbuatan maka pasti perbuatan itu dicintai-Nya. Contoh-contoh ibadah sangat banyak dan luas diantaranya sholat, puasa, zakat, haji, doa, tawakal, isti’anah, isti’adzah, istighatsah, berbakti pada orang tua dan lain sebagainya yang mana seorang hamba wajib mengesakan Allah dalam semua ibadahnya dengan mempersembahkan ibadahnya ikhlas hanya untuk Allah semata, melakukannya hanya karena Allah dan hanya mengharap balasan dari Allah serta tidak menjadikan wasilah (yang tidak disyariatkan)7 dalam beribadah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dalil-dalil tauhid Uluhiyyah diantaranya:
Artinya : “padahal mereka hanya diperintah hanya menyembah Allah, dengan ikhlas mentaati-Nya semata-mata karena (menjalankan) agama dan juga untuk melaksanakan sholat dan menunaikan zakat dan yang demikian itulah agama yang lurus” (Al Bayyinah: 5).
Artinya : “Sesungguhnya masjid-masjid itu adalah kepunyaan Allah, maka janganlah kalian menyembah seorang pun disamping (menyembah) Allah” (Al Jin : 18).
Artinya :“Ketahuilah sesungguhnya tidak ada sesembahan yang berhak untuk disembah selain Allah dan mintalah ampun atas dosamu” (Muhammad : 19).
Pembaca yang budiman ketahuilah, bahwa kebanyakan manusia tergelincir dan tersesat dari tauhid jenis ini, baik umat-umat yang terdahulu maupun yang datang kemudian,sebagaimana kaum musyrikin pada masa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam dahulu, mereka meyakini bahwa Allahlah satu-satunya Pencipta, Pemilik dan Pengatur alam semesta akan tetapi mereka mengambil perantara dan menjadikan sekutu dalam beribadah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala sehingga mereka mendapat vonis kafir oleh Allah dan Rasul-Nya serta diperangi. Diantara dalilnya Firman Allah dalam Al Quran surat Yusuf ayat 31 yang telah disebutkan didepan. Perhatikan juga bagaimana keadaan iblis, dia mengakui rububiyyah Allah dalam hal penciptaan iblis berkata :
“aku lebih baik daripada dia (adam), Engkau ciptakan aku dari api sedangkan dia Engkau ciptakan dari tanah” (Q.S. Al A’raf : 12).
Akan tetapi sifat sombong menghalangi iblis untuk tunduk patuh pada perintah Allah, sehingga dia dilaknat dan dihinakan oleh Allah Azza wa Jalla, Allah berfirman :
Artinya : (Allah berfirman): “maka turunlah kamu darinya (surga) karena kamu tidak sepatutnya menyombongkan diri didalamnya, keluarlah sesungguhnya kamu termasuk makhluk yang hina” (Q.S. Al A’raf : 13).
Renungkanlah saudaraku, sekedar mengakui rububiyyah Allah saja tidaklah cukup, hingga benar-benar mentauhidkan Allah dalam uluhiyyah-Nya, mempersembahkan seluruh ibadah kepada Allah semata dan hanya mengharap balasan dari-Nya, barulah seseorang menjadi muslim muwahhid (muslim yang mentauhidkan Allah).
3. Tauhid Asma dan Shifat (Nama dan Sifat Allah)
Yaitu mengesakan Allah pada nama-nama dan sifat-sifat-Nya yang Ia tetapkan untuk Diri-Nya dan menafikan dari Allah apa yang Dia nafikan dari Diri-Nya, baik yang ada dalam Al Quran maupun As Sunnah tanpa melakukan tahrif (penyelewengan), ta’thil (penolakan), takyif (penggambaran) dan tamtsil (penyerupaan) sifat-sifat Allah dengan makhluk. Contoh nama dan sifat Allah diantaranya : Ar Rahman (Maha Pengasih), Ar Rahim (Maha Penyayang), Al Alim (Maha Mengetahui), Al Bashir (Maha Melihat), Al Hayyu (Yang Maha Hidup), Al Aziz (Yang Maha Perkasa), Al Hakim (Yang Maha Hikmah) dan lain sebagainya. Seluruh Nama Allah mengandung sifat yang sempurna yang berkaitan dengan nama tersebut. Contoh Nama Allah “Al Hayyu” mengandung sifat kehidupan yang sempurna yang tidak didahului oleh ketiadaan dan diakhiri dengan kemusnahan. Nama Allah “Al Alim” mengandung sifat keilmuan yang sempurna yang tidak didahului ketidaktahuan dan diakhiri dengan kelupaan, dan demikian seterusnya.8
Sebagian ulama memasukan tauhid asma wa shifat kedalam pembahasan tauhid Rububiyyah karena termasuk perbuatan Allah, akan tetapi sebagiannya menyendirikan pembahasannya karena banyaknya penyimpangan manusia dalam masalah ini. Adapun dalil-dalil yang menetapkan Allah memiliki nama-nama dan sifat-sifat diantaranya adalah firman Allah :
Artinya : “tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia. dan Dia Maha Mendengar maha Melihat” (QS. Asy Syura : 11).
Maka wajib bagi setiap manusia untuk mengimani bahwa Allah memiliki Nama-Nama yang indah dan Sifat-sifat yang sempurna yang tidak ada kekurangan dari segala sisi yang mana Sifat-sifat tersebut tidak sama dengan sifat makhluk dan tidak melakukan penyelewengan dalam Nama dan Sifat Allah akan tetapi menerima dengan tunduk patuh, inilah sikap yang ditempuh oleh salafusholeh.
Inilah tiga macam tauhid berdasarkan penelitian pada ayat-ayat Al Quran dan hadits-hadits Nabi Shallallahu alaihi wasallam yang dilakukan oleh para ulama yang wajib berkumpul dalam diri seorang muslim, jika tidak ada salah satunya maka belum dikatakan seorang muslim.
Perkara Kedua: Larangan Berbuat Syirik
Setelah Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam menyebutkan tentang masalah tauhid, beliau kemudian menyebutkan apa yang menjadi lawan darinya yaitu kesyirikan, karena pengetahuan akan sesuatu tidak akan sempurna sampai mengetahui sesuatu yang menjadi lawannya, sebagaimana seseorang bisa menikmati rasa manis (dengan sempurna) setelah dia merasakan jeleknya rasa pahit. Maka kesyirikan adalah lawan tauhid yang paling besar, tidak akan bertemu keduanya dalam diri seorang hamba melainkan salah satunya pasti hilang, baik hilang sebagiannya atau keseluruhannya. kesyirikan adalah dosa yang paling besar karena pelanggaran terhadap hak Allah, kesyirikan adalah kezaliman yang paling besar karena mempersembahkan ibadah kepada yang tidak berhak mendapatkannya, kesyirikan adalah sumber segala macam kesesatan dan merupakan jalan pintas tercepat menuju neraka. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :
Artinya : “Sesungguhnya barang siapa mempersekutukan sesuatu dengan Allah, sungguh Allah mengharamkan surga baginya, dan tempatnya ialah neraka” (Q.S. Al Maidah: 72).
Artinya : “Siapa yang mempersekutukan Allah maka sungguh dia telah berbuat dosa yang besar” (QS. An Nisa 48).
Makna dan Pembagian Syirik
Syirik adalah menyamakan Allah dengan sesuatu selain Allah pada hal-hal yang merupakan kekhususan bagi Allah. Yang dimaksud kekhususan Allah adalah Rubbubiyah, Uluhiyyah dan Asma wa Sifat-Nya.
Syirik terbagi dua yaitu syirik akbar (besar) dan syirik asghar (kecil).
Syirik akbar adalah perbuatan syirik yang dapat menghilangkan tauhid secara keseluruhan, membatalkan seluruh amalan dan pelakunya keluar dari islam serta kekal dalam neraka, contohnya menyembah berhala, berdoa kepada selain Allah, dan sebagainya
Artinya : “sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa karena mempersekutukan-Nya (syirik) dan mengampuni apa (dosa) yang selain (syirik) itu bagi siapa yang Dia dikehendaki” (QS. An Nisa : 48).
Adapun syirik asghar adalah semua perbuatan yang disifatkan dengan syirik oleh syariat tapi tidak sampai mengeluarkan pelakunya dari agama islam. Diantaranya adalah riya’. Dalam sebuah hadits Nabi Shallallahu’alaihi wasallam bersabda :
( اياكم و الشرك الاصغر ) قالو :يا رسول الله و ما شرك الاصغر ؟ قال : ( الرياء )
Artinya : “berhati-hatilah dari syirik asghar”, para sahabat berkata : wahai Rasulullah, apa yang itu syirik asghar ?, beliau berkata : riya’”9
Riya adalah menampakan amal kepada manusia dengan maksud mendapatkan pujian dan ridha mereka atau maksud-maksud keduniaan lainnya. Riya adalah penyakit yang sangat berbahaya karena yang paling berpeluang tertimpa penyakit ini adalah orang-orang berilmu dan ahli ibadah, adapun pelaku maksiat kecil kemungkinan tertimpa riya ketika berbuat maksiat, karena pujian manusia biasanya mengalir pada golongan yang pertama dan kedua. Jika seandainya muncul riya ketika beramal maka segeralah dilawan dengan mengatakan pada jiwa kita : orang yang engkau harapkan pujiannya tidak mampu memberikan manfaat sedikitpun, pujiannya tidak akan menambah derajatmu disisi Allah Ta’ala,bahkan dia sendiri tidak Mampu memberi manfaat pada dirinya jika tidak dengan izin Allah, pahala dari Allah Azza wa Jalla terlalu berharga untuk dijual dengan pujiannya, dan sama sepertimu, dia hanyalah salah satu hamba Allah yang tidak berdaya dihadapan Allah Azza wa Jalla, maka untuk apa engkau mencari ridhonya. Insya Allah riya akan hilang.
Satu hal yang perlu digaris bawahi bahwa syirik asghar adalah merupakan dosa terbesar setelah syirik akbar dan lebih besar dosanya daripada dosa-dosa besar. Imam Adz Dzahabi rahimahullah dalam kitab beliau “Al Kabair” (dosa-dosa besar) menempatkan “bab asyirku billah” (berbuat syirik terhadap Allah) pada urutan pertama, dan bab ini mencakup kedua macam syirik tadi.
Saudaraku, kesyirikan apapun bentuknya merupakan pelanggaran dan pelecehan terhadap hak-hak Allah Subhanahu wa Ta’ala, maka hendaknya kita meninggalkan dan menjauhkan diri sejauh-jauhnya dari yang namanya kesyirikan.
Perkara Ketiga: Balasan Bagi Ahlu Tauhid
Diantara balasan dan keutamaan yang akan didapatkan oleh ahlu tauhid adalah :
1. Mendapatkan keamanan dan petunjuk didunia dan akhirat.
Artinya : “Orang-orang yang beriman dan tidak mencampur-adukan iman mereka dengan kesyirikan, mereka itulah orang-orang yang mendapatkan rasa aman dan mereka mendapat petunjuk” (QS. Al An’am : 82).
Yang dimaksud dengan “kezaliman” pada ayat tersebut adalah kesyirikan10. Imam Ibnu Katsir rahimahullah berkata : “mereka adalah orang-orang yang mengikhlaskan ibadah hanya kepada Allah semata yang tidak ada sekutu bagi-Nya dan mereka juga tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun, mereka itulah orang-orang yang pada hari kiamat kelak akan mendapatkan keamanan dan petunjuk didunia dan akhirat11.
2. Diampuni sebesar apapun dosanya
Dalam sebuah hadits dari sahabat Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu dia berkata: saya mendengar Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda: “Allah Ta’ala berfirman : “wahai anak adam seandainya kalian mendatangi-Ku dengan membawa dosa sepenuh bumi dan kalian bertemu dengan-Ku dalam keadaan tidak menyekutukan-Ku dengan sesuatu apapun maka sungguh Aku akan datang padamu dengan ampunan sepenuh bumi pula””12
3. Masuk surga tanpa hisab dan tanpa adzab
Sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadits yang panjang yang dikeluarkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim dalam Shohih keduanya, ketika Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam menceritakan tentang beberapa kejadian di malam Isra’, Beliau bersabda: “kemudian saya melihat sekumpulan manusia yang sangat besar (jumlahnya), dikatakan kepadaku “mereka itu adalah umatmu, diantara mereka ada 70.000 orang yang masuk surga tanpa hisab dan tanpa adzab –sampai perkataan beliau- “mereka adalah orang-orang yang tidak minta diruqyah, tidak melakukan kay (pengobatan dengan besi panas), tidak melakukan tathayur (menganggap bernasib sial dengan burung atau yang lainnya) hanya kepada Rabb merekalah mereka bertawakal”.13
4. Dijauhkan dari azab neraka
Sebagaimana hadits yang telah disebutkan di awal, Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda: “hak hamba atas Allah Azza wa Jalla adalah Dia tidak akan mengadzab orang yang tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun”14.
Syaikh Shalih Alu Syaikh rahimahullah berkata : “makna kata “hak” pada sabda Beliau “hak hamba atas Allah” adalah hak yang Allah Ta’ala wajibkan atas Diri-Nya, sesuai kesepakatan ahli ilmu, karena terkadang Allah Azza wa Jalla mengharamkan dari Diri-Nya apa yang Dia kehendaki sesuai dengan hikmah-Nya, dan mewajibkan atas Diri-Nya apa yang Dia kehendaki sesuai dengan hikmah-Nya, sebagaimana Allah telah mengharamkan kezaliman atas Diri-Nya, demikian juga Allah mewajibkan bagi Diri-Nya beberapa hal, adapun hamba tidak berhak mewajibkan apapun atas Allah Azza wa Jalla , akan tetapi ini adalah kewajiban yang Allah wajibkan bagi Diri-Nya sebagai karunia bagi hamba-hamba-Nya dan Allah tidak menyelisihi janji-Nya”15
Kemudian Syaikh rahimahullah mengisyaratkan bagi yang ingin meneliti lebih lanjut masalah ini untuk merujuk kitab Majmu Fatawa Ibnu Taimiyah (I/217,218,219 dan beberapa halaman setelahnya).
Demikianlah pembahasan singkat tentang masalah yang merupakan hak Allah Azza wa Jalla yang paling besar atas hamba-hamba-Nya dan merupakan masalah yang sangat penting yang pembahasannya sangat luas, apa yang kami sampaikan disini hanya merupakan gambaran umum saja, dan sebagai nasehat bagi kami dan bagi kaum muslimin-semoga Allah memberi taufiq kepada kita semua-, hendaknya kita berhati-hati terhadap kesyirikan, sebagaimana kehati-hatian kita ketika menapaki jalan yang penuh dengan duri dan lubang, bahkan lebih hati-hati lagi terlebih dinegeri yang kita cintai ini dimana yang namanya kesyirikan telah menyentuh hampir seluruh lapisan masyarakat, baik yang minim ilmu sampai yang bergelar profesor, dari orang-orang pinggiran sampai kalangan elit, tidak aman dari yang namanya kesyirikan. Maka satu-satunya solusi untuk terbebas dari masalah kesyirikan adalah dengan menuntut ilmu, bahkan mempelajari tentang tauhid adalah fardhu ‘ain (wajib) bagi seluruh kaum muslimin, siapapun dia dan apapun profesinya wajib mempelajari masalah tauhid serta mengamalkannya dalam kehidupan. Akhirnya dengan memohon ampun dan taufiq dari Allah, semoga pembahasan yang singkat ini dapat memberi manfaat (dengan izin Allah) bagi penulis dan pembaca sekalian. Semoga Shalawat dan salam selalu tercurah kepada Nabi Muhammad, beserta keluarga dan para sahabat Beliau.
Alif Lam Ra. (Ini adalah) Kitab yang Kami turunkan kepadamu (Muhammad) agar engkau mengeluarkan manusia dari kegelapan kepada cahaya terang-benderang dengan izin Tuhan, (yaitu) menuju jalan Tuhan Yang Mahaperkasa, Maha Terpuji.
(yaitu) orang yang lebih menyukai kehidupan dunia daripada (kehidupan) akhirat, dan menghalang-halangi (manusia) dari jalan Allah dan menginginkan (jalan yang) bengkok. Mereka itu berada dalam kesesatan yang jauh.
Dan Kami tidak mengutus seorang rasul pun, melainkan dengan bahasa kaumnya, agar dia dapat memberi penjelasan kepada mereka. Maka Allah menyesatkan siapa yang Dia kehendaki, dan memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki. Dia Yang Mahaperkasa, Mahabijaksana.
Dan sungguh, Kami telah mengutus Musa dengan membawa tanda-tanda (kekuasaan) Kami, (dan Kami perintahkan kepadanya), “Keluarkanlah kaummu dari kegelapan kepada cahaya terang-benderang dan ingatkanlah mereka kepada hari-hari Allah.” Sungguh, pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi setiap orang penyabar dan banyak bersyukur.
Dan (ingatlah) ketika Musa berkata kepada kaumnya, “Ingatlah nikmat Allah atasmu ketika Dia menyelamatkan kamu dari pengikut-pengikut Fir‘aun; mereka menyiksa kamu dengan siksa yang pedih, dan menyembelih anak-anakmu yang laki-laki, dan membiarkan hidup anak-anak perempuanmu; pada yang demikian itu suatu cobaan yang besar dari Tuhanmu.
Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat berat.”
Apakah belum sampai kepadamu berita orang-orang sebelum kamu (yaitu) kaum Nuh, ‘Ad, samud dan orang-orang setelah mereka. Tidak ada yang mengetahui mereka selain Allah. Rasul-rasul telah datang kepada mereka membawa bukti-bukti (yang nyata), namun mereka menutupkan tangannya ke mulutnya (karena kebencian), dan berkata, “Sesungguhnya kami tidak percaya akan (bukti bahwa) kamu diutus (kepada kami), dan kami benar-benar dalam keraguan yang menggelisahkan terhadap apa yang kamu serukan kepada kami.”
Rasul-rasul mereka berkata, “Apakah ada keraguan terhadap Allah, Pencipta langit dan bumi? Dia menyeru kamu (untuk beriman) agar Dia mengampuni sebagian dosa-dosamu dan menangguhkan (siksaan)mu sampai waktu yang ditentukan?” Mereka berkata, “Kamu hanyalah manusia seperti kami juga. Kamu ingin menghalangi kami (menyembah) apa yang dari dahulu disembah nenek moyang kami, karena itu datangkanlah kepada kami bukti yang nyata.”
Rasul-rasul mereka berkata kepada mereka, “Kami hanyalah manusia seperti kamu, tetapi Allah memberi karunia kepada siapa yang Dia kehendaki di antara hamba-hamba-Nya. Tidak pantas bagi kami mendatangkan suatu bukti kepada kamu melainkan dengan izin Allah. Dan hanya kepada Allah saja hendaknya orang yang beriman bertawakal.
Dan mengapa kami tidak akan bertawakal kepada Allah, sedangkan Dia telah menunjukkan jalan kepada kami, dan kami sungguh, akan tetap bersabar terhadap gangguan yang kamu lakukan kepada kami. Dan hanya kepada Allah saja orang yang bertawakal berserah diri.”
Dan orang-orang kafir berkata kepada rasul-rasul mereka, “Kami pasti akan mengusir kamu dari negeri kami atau kamu benar-benar kembali kepada agama kami.” Maka Tuhan mewahyukan kepada mereka, “Kami pasti akan membinasakan orang yang zalim itu.
Dan Kami pasti akan menempatkan kamu di negeri-negeri itu setelah mereka. Yang demikian itu (adalah untuk) orang-orang yang takut (menghadap) ke hadirat-Ku dan takut akan ancaman-Ku.”
15.Tafsir
وَاسْتَفْتَحُوْا وَخَابَ كُلُّ جَبَّارٍ عَنِيْدٍۙ
Dan mereka memohon diberi kemenangan dan binasalah semua orang yang berlaku sewenang-wenang lagi keras kepala,
diteguk-teguknya (air nanah itu) dan dia hampir tidak bisa menelannya dan datanglah (bahaya) maut kepadanya dari segenap penjuru, tetapi dia tidak juga mati; dan di hadapannya (masih ada) azab yang berat.
Perumpamaan orang yang ingkar kepada Tuhannya, perbuatan mereka seperti abu yang ditiup oleh angin keras pada suatu hari yang berangin kencang. Mereka tidak kuasa (mendatangkan manfaat) sama sekali dari apa yang telah mereka usahakan (di dunia). Yang demikian itu adalah kesesatan yang jauh.
Tidakkah kamu memperhatikan, bahwa sesungguhnya Allah telah menciptakan langit dan bumi dengan hak (benar)? Jika Dia menghendaki, niscaya Dia membinasakan kamu dan mendatangkan makhluk yang baru (untuk menggantikan kamu),
Dan mereka semua (di padang Mahsyar) berkumpul untuk menghadap ke hadirat Allah, lalu orang yang lemah berkata kepada orang yang sombong, “Sesungguhnya kami dahulu adalah pengikut-pengikutmu, maka dapatkah kamu menghindarkan kami dari azab Allah (walaupun) sedikit saja?” Mereka menjawab, “Sekiranya Allah memberi petunjuk kepada kami, niscaya kami dapat memberi petunjuk kepadamu. Sama saja bagi kita, apakah kita mengeluh atau bersabar. Kita tidak mempunyai tempat untuk melarikan diri.”
Dan setan berkata ketika perkara (hisab) telah diselesaikan, “Sesungguhnya Allah telah menjanjikan kepadamu janji yang benar, dan aku pun telah menjanjikan kepadamu tetapi aku menyalahinya. Tidak ada kekuasaan bagiku terhadapmu, melainkan (sekedar) aku menyeru kamu lalu kamu mematuhi seruanku, oleh sebab itu janganlah kamu mencerca aku, tetapi cercalah dirimu sendiri. Aku tidak dapat menolongmu, dan kamu pun tidak dapat menolongku. Sesungguhnya aku tidak membenarkan perbuatanmu mempersekutukan aku (dengan Allah) sejak dahulu.” Sungguh, orang yang zalim akan mendapat siksaan yang pedih.
Dan orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan dimasukkan ke dalam surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. Mereka kekal di dalamnya dengan seizin Tuhan mereka. Ucapan penghormatan mereka dalam (surga) itu ialah salam.
Tidakkah kamu memperhatikan bagai-mana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya kuat dan cabangnya (menjulang) ke langit,
Dan perumpamaan kalimat yang buruk seperti pohon yang buruk, yang telah dicabut akar-akarnya dari permukaan bumi; tidak dapat tetap (tegak) sedikit pun.
Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh (dalam kehidupan) di dunia dan di akhirat; dan Allah menyesatkan orang-orang yang zalim dan Allah berbuat apa yang Dia kehendaki.
Dan mereka (orang kafir) itu telah menjadikan tandingan bagi Allah untuk menyesatkan (manusia) dari jalan-Nya. Katakanlah (Muhammad), “Bersenang-senanglah kamu, karena sesungguhnya tempat kembalimu ke neraka.”
Katakanlah (Muhammad) kepada hamba-hamba-Ku yang telah beriman, “Hendaklah mereka melaksanakan salat, menginfakkan sebagian rezeki yang Kami berikan secara sembunyi atau terang-terangan sebelum datang hari, ketika tidak ada lagi jual beli dan persahabatan.”
Allah-lah yang telah menciptakan langit dan bumi dan menurunkan air (hujan) dari langit, kemudian dengan (air hujan) itu Dia mengeluarkan berbagai buah-buahan sebagai rezeki untukmu; dan Dia telah menundukkan kapal bagimu agar berlayar di lautan dengan kehendak-Nya, dan Dia telah menundukkan sungai-sungai bagimu.
Dan Dia telah memberikan kepadamu segala apa yang kamu mohonkan kepada-Nya. Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak akan mampu menghitungnya. Sungguh, manusia itu sangat zalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah).
Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berdoa, “Ya Tuhan, jadikanlah negeri ini (Mekah), negeri yang aman, dan jauhkanlah aku beserta anak cucuku agar tidak menyembah berhala.
Ya Tuhan, berhala-berhala itu telah menyesatkan banyak dari manusia. Barangsiapa mengikutiku, maka orang itu termasuk golonganku, dan barang-siapa mendurhakaiku, maka Engkau Maha Pengampun, Maha Penyayang.
Ya Tuhan, sesungguhnya aku telah menempatkan sebagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati, ya Tuhan (yang demikian itu) agar mereka melaksanakan salat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan berilah mereka rezeki dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur.
Ya Tuhan kami, sesungguhnya Engkau mengetahui apa yang kami sembunyikan dan apa yang kami tampakkan; dan tidak ada sesuatu pun yang tersembunyi bagi Allah, baik yang ada di bumi maupun yang ada di langit.
Segala puji bagi Allah yang telah menganugerahkan kepadaku di hari tua(ku) Ismail dan Ishak. Sungguh, Tuhanku benar-benar Maha Mendengar (memperkenankan) doa.
Dan janganlah engkau mengira, bahwa Allah lengah dari apa yang diperbuat oleh orang yang zalim. Sesungguhnya Allah menangguhkan mereka sampai hari yang pada waktu itu mata (mereka) terbelalak,
Dan berikanlah peringatan (Muhammad) kepada manusia pada hari (ketika) azab datang kepada mereka, maka orang yang zalim berkata, “Ya Tuhan kami, berilah kami kesempatan (kembali ke dunia) walaupun sebentar, niscaya kami akan mematuhi seruan Engkau dan akan mengikuti rasul-rasul.” (Kepada mereka dikatakan), “Bukankah dahulu (di dunia) kamu telah bersumpah bahwa sekali-kali kamu tidak akan binasa?
Dan kamu telah tinggal di tempat orang yang menzalimi diri sendiri, dan telah nyata bagimu bagaimana Kami telah berbuat terhadap mereka dan telah Kami berikan kepadamu beberapa perumpamaan.”
Dan sungguh, mereka telah membuat tipu daya padahal Allah (mengetahui dan akan membalas) tipu daya mereka. Dan sesungguhnya tipu daya mereka tidak mampu melenyapkan gunung-gunung.
Maka karena itu jangan sekali-kali kamu mengira bahwa Allah mengingkari janji-Nya kepada rasul-rasul-Nya. Sungguh, Allah Mahaperkasa dan mempunyai pembalasan.
(Yaitu) pada hari (ketika) bumi diganti dengan bumi yang lain dan (demikian pula) langit, dan mereka (manusia) berkumpul (di Padang Mahsyar) menghadap Allah Yang Maha Esa, Mahaperkasa.
Dan (Al-Qur'an) ini adalah penjelasan (yang sempurna) bagi manusia, agar mereka diberi peringatan dengannya, agar mereka mengetahui bahwa Dia adalah Tuhan Yang Maha Esa dan agar orang yang berakal mengambil pelajaran.
Baca Al Quran Surat Ibrahim Tulisan Arab Beserta Terjemahan Bahasa Indonesia di Tokopedia Salam
Membaca Al Qur'an setiap hari tentu saja mampu mendatangkan maslahat bagi kita seperti mendapatkan pahala untuk permudah meraih surga dan juga berbagai ganjaran lainnya. Membaca Al Qur'an setiap hari pun juga membuat kita senantiasa teringat kepada sang pencipta sehingga hidup akan terasa lebih tenang dan damai. Namun, bila kamu memiliki mobilitas yang begitu tinggi dan merasa kerepotan membawa kitab Al Qur'an ke mana saja. Kamu tak perlu khawatir lagi. Karena kini dengan adanya fitur Quran yang tersedia di Tokopedia Salam kamu bisa mengakses berbagai surah di dalam Al Quran lengkap dari berbagai juz. Termasuk surah Ibrahim yang terdiri dari 53 ayat dan 7 ruku. Rasakan kemudahan meraih pahala membaca Al-Qur'an harian kamu dengan adanya Tokopedia Salam sekarang juga. Install aplikasinya pada ponsel kesayangan kamu dan temukan berbagai surah Al Qur'an tulisan Arab lengkap beserta terjemahan bahasa Indonesia yang bantu kamu dapat memahami Al Qur'an lebih mudah.
Penjelasan Singkat Kandungan Surat Ibrahim
Surat Ibrahim termasuk ke dalam golongan surat-surat makiyyah karena diturunkan di kota Mekkah sebelum Rasulullah S.A.W pergi berhijrah. Surat ini dinamai Ibrahim karena mengandung kisah dan doa yang dipanjatkan oleh Nabi Ibrahim a.s. Pada kandungan surat Ibrahim dijelaskan jika Al Quran diturunkan pertama kali di dalam bahasa Arab namun isi yang ada di dalamnya diperuntukkan luas untuk seluruh umat manusia di dunia tanpa terkecuali. Surat Ibrahim juga mengingatkan manusia untuk selalu bersyukur terhadap segala sesuatu pemberian Allah S.W.T. Surat Ibrahim juga menyebutkan bahwa balasan bagi orang-orang yang ingkar,kafir dan menyekutukan Allah S.W.T adalah neraka jahanam dan pada surat ini pula mengandung doa Nabi Ibrahim a.s agar keturunannya terhindar dari kemusyrikan. Dijabarkan pula gambaran orang-orang Mekkah yang terkejut saat melihat Rasulullah S.A.W datang dengan membawa 10.000 perajurit secara tiba-tiba tanpa adanya sebuah tanda tertentu. Setelah jatuhnya kota Mekkah dan tegaknya negeri Arab inilah kemudian membuat Islam semakin kuat.
Hal-Hal yang Patut Diteladani Saat Membaca Surat Ibrahim
Surat Ibrahim mengandung petunjuk bagi orang-orang beriman agar senantiasa beribadah di jalan Allah S.W.T. Untuk itulah kita semua hendaknya selalu mendirikan shalat 5 waktu dan juga menafkahkan sedikit harta yang kita punya guna menolong saudara sesama muslim. Dalam surat Ibrahim dijabarkan pula bahwa Al Quran adalah kitab suci yang mampu menuntun manusia ke jalan yang benar. Maka jika kamu ingin berada pada jalan yang lurus dan menggapai surga di hari akhir nanti. Rajinlah membaca dan mengamalkan Al Quran pada kehidupan sehari-hari. Surat Ibrahim juga menceritakan tentang bagaimana Nabi Ibrahim a.s berdoa kepada Allah S.W.T agar keturunannya terhindar dari perbuatan musyrik karena sejatinya orang-orang kafir yang ingkar terhadap keesaan Allah S.W.T akan diberi balasan pedih di hari pembalasan. Hanya Allah S.W.T lah yang sanggup menghidupkan dan mematikan manusia. Surat Ibrahim juga mengajarkan kita agar selalu bersyukur atas segala pemberian Allah S.W.T dengan begitu hidup akan terasa tenang dan damai selama hidup di bumi. Baca Al Qur'an surat Ibrahim dan berbagai surat lainnya lebih mudah dan praktis lewat Tokopedia Salam.
Sesunggunya Allah telah menjamin rezeki setiap manusia, tak terkecuali hewan melata yang bersembunyi di atas batu yang hitam di kelam malam, semua tak luput dari curahan rezeki-Nya, curahan dan limpahan-Nya terhampar seluas langit dan bumi, bahkan sudah tertakar dan tak akan tertukar, demikian itu Allah rumuskan melalui firmanya QS. Hud ayat 6 dan QS. Adz-Dzariat ayat 22. Tapi mengapa ada diantara manusia yang berkeluh kesah tentang rezekinya, berbagai upaya dan usaha telah disurihkan, hasilnya tak jauh berbeda, ada pula yang berpangku tangan dengan sedikit upaya, namun rezeki menghampirinya. Kunci jawabannya bukan hanya pada ikhtiarnya tetapi pada levelnya.
Hakikatnya rezeki terbagi kepada dua macam, yaitu rezeki yang ditentukan dan yang diupayakan. Untuk menjemput rezeki yang diupayakan, ikhtiar diperlukan untuk mematuhi sistem yang telah dibuatnya, sistem itu sempurna dengan ditundukkan-Nya segala apa yang ada di bumi untuk mengikuti kehendak dan memenuhi kebutuhan manusia, maka ketika manusia menanam biji, bumi akan memberinya buah. Hukum alam yang Allah tetapkan memberikan manfaat bagi manusia. Sehingga manusia dapat memanfaatkan cahaya bahkan udara untuk memenuhi kebutuhannya, dengan begitu manusia berupaya (ikhtiar) melalui pengetahuannya memanfaatkan udara, radiasi dari energi elektromagnetik yang terlepas ke udara pun dapat dimanfaatkan untuk mentrasfer suara atau materi lainnya dari kejauhan, hingga dari belahan bumi lainnya.
Dalam konteks upaya itu, Al-Qur’an memberikan kunci suksesnya. Penelaahan ulama terhadap diksi ayat tentang rezeki melahirkan sebuah konklusi, bahwa rezeki diklasifikasikan kepada 3 (tiga) level. Level yang dimaksud bukanlah tingkatan yang harus dilalui satu persatu tingkatannya, yang dimaksud adalah metafor tingginya derajat rezeki yang dihasilkan.
Level pertama adalah rezeki universal, tidak dibedakan antara orang yang beriman dan yang tidak beriman, semua mendapat hak yang sama sesuai dengan ikhtiarnya. Al-Qur’an mendeskripsikan level ini dengan diksi “An-Nass” yaitu menunjuk kepada seluruh manusia sebagai makhluk sosial, sebagaimana terdapat pada QS. al-Baqorah ayat 168 “Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi…”. Substansinya Allah menghamparkan segala apa yang terdapat di bumi untuk dapat dimanfaatkan manusia dengan jalan berikhtiar dan menyeleksi yang dihalalkan lagi baik, Dengan kata lain upayakan maka kamu dapatkan.
Level kedua rezeki yang diperuntukkan orang beriman, terdapat pada ayat seterusnya QS. al-Baqorah ayat 172 “Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezeki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar kepada-Nya kamu menyembah”. Pada ayat ini seruannya tidak lagi menggunakan diksi “An-Nass”, pilihan katanya adalah “Aamanuu” yaitu khusus untuk orang-orang beriman. Ulama tafsir Abdurrahman bin Nasir Al-Sa’di dalam kitabnya Taisir al-Karim al-Rahman fi Tafsir Kalam al-Manan menjelaskan Penyebutan “Aamanuu” tanpa disandingkan kata halal pada ayat ini menegaskan bahwa keimanan kepada Allah adalah legalitas pelaksanaan setiap pembebanan dari Allah swt, sehingga iman akan menuntunnya untuk menjemput rezeki yang halal.
Kemudian al-Qur’an menyandingkan dengan kata “Razaqnakum” yang dilengkapi dengan kata “Thayyibaat”. Menyiratkan bahwasanya Allah yang memberikan atau mendekatkan rezeki bagi orang-orang beriman dengan imbalan bonus “Thayyibat” yaitu keberkahan yang berlipat ganda. Jika pada ayat sebelumnya kata “Thayyiba” bentuknya mufrad (tunggal), maka pada ayat ini al-Qur’an mengupgrade ke dalam bentuk jamak (plural), itu menunjukkan keberkahannya Allah tambahkan dari harta yang terlihat sedikit tapi banyak dalam manfaatnya.
Selanjutnya level yang ketiga, rezeki yang dikhususkan bagi orang-orang yang beriman lagi taqwa. Penjelasannya termuat dalam surah al-A’raf ayat 96 ” Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi…”. Pada level ini, keberkahan rezeki yang Allah sajikan berlipat-lipat ganda, segala yang ada di langit Allah curahkan dan segala yang terdapat di bumi Allah hamparkan. Keberkahan tidak hanya pada tataran individu, lebih-lebih meliputi penduduk Negeri, dengan limitasi keimanan plus taqwa. Selain itu, ditawarkan bonus yang sifatnya immateri yaitu penyempurnaan amal dan imun terhadap krisis moral, sehingga menjadi Negeri yang aman dan tentram. Janji itu Allah suratkan dalam QS. Al-Ahzab 70-71 “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar. niscaya Allah memperbaiki bagimu amalan-amalanmu dan mengampuni bagimu dosa-dosam”.
Maka dari itu, sebelum seseorang mengeluhkan tentang rezekinya, di sinilah perlu evaluasi “kita berada di level berapa?”. Level pertama dengan mengerahkan segala upaya untuk mendapatkannya, di level kedua menjemput rezeki dengan iman, dan Allah dekatkan serta ditambah keberkahannya, atau berada di level yang paling mulia, dikejar keberlimpahan dan keberkahan rezeki. Wallahu ‘Alam bisshowab.