Bacaan Istighfar untuk Taubat dan Keutamaannya, Manfaat Istighfar bagi Umat Islam Beserta Bacaan dan Artinya
Manfaat istighfar bagi umat Islam sangatlah besar. Pasalnya, mengucapkan istighfar memiliki makna bahwa seorang muslim memohon ampun kepada Allah SWT. Istighfar juga berarti sebagai permintaan maaf dengan setulus hati kepada Allah SWT.
Istighfar atau dikenal juga dengan kalimat Astaghfirullah al-azim ini biasanya dilantunkan saat seorang muslim berzikir. Artinya adalah saya mohon ampun kepada Allah SWT yang Maha Besar.Kalimat ini diucapkan sebagai permohonan ampun.
Manfaat istighfar memang sangatlah besar, hal ini terbukti dengan Rasullullah yang melakukannya berkali-kali. Dalam sebuah riwayat dikatakan bahwa Rasulullah SAW beristighfar sebanyak seratus kali dalam sehari. Sementara, di hadis lainnya dikatakan bahwa Rasulullah beristighfar sebanyak 70 kali dalam sehari.
Sebelum mengenali manfaat istighfar bagi seorang muslim, kamu perlu mengenali beberapa jenis bacaan istighfar terlebih dahulu. Berikut bacaan istighfar yang perlu kamu ketahui:
Istigfar Pendek
Astaghfirullah
Artinya: “Aku memohon ampun kepada Allah.”
Istigfar Nabi Sebelum Wafat
Subhanallahi wabihamdih, astaghfirullaha wa atuubu ilaih
Artinya: “Maha Suci Allah dan segala puji bagi-Nya. Aku memohon ampun kepada Allah dan bertaubat kepada-Nya.”
Istigfar Penghapus Dosa Besar
Astaghfirullah, alladzi la ilaha illa huwal hayyul qayyumu wa atuubu ilaih.
Artinya: “Aku memohon ampun kepada Allah, Dzat yang tidak ada sesembahan kecuali Dia. Yang Mahahidup lagi Maha Berdiri Sendiri. Dan aku bertaubat kepada-Nya.”
Istigfar Nabi Adam
Robbana dholamna anfusana, wa illam taghfir lana wa tarhamna, lanakuunanna minal khasirin
Artinya: "Wahai Pemelihara kami, sesungguhnya kami telah berbuat zhalim terhadap diri-diri kami. Jika Engkau tidak mengampuni dan merahmati kami, sungguh kami termasuk golongan orang-orang yang rugi."
Rintihan Syair Abu Nawas
Sebuah lagu memang salah satu kunci mujarab pembuka ingatan masa lalu. Ketika dalam sebuah perjalanan, tidak sengaja dalam radio terdengar lagu nasyid lirih dengan munsyid yang menyanyikan lirik “Wahai Tuhanku… Aku sebenarnya tak layak masuk surgaMU, tapi aku juga tak sanggup menahan amuk nerakaMU”.
Sekejap lirik lagu tersebut membawaku melayang mengembara waktu kepada tahun-tahun dahulu, ya tepatnya di sebuah suasana langgar (mushola) yang cukup besar. Terbuat dari kayu-kayu yang berderit bunyi jika dia terinjak. Langgar tersebut berada sedikit di atas rumah-rumah penduduk desa sekitarnya, dengan begitu terlihat ladang hijau di sekitarnya.
Lalu bersama angin sejuk yang memeluk, ba’da jumatan terdengar suara para santri yang menyanyikan lagu tersebut. Ya, syair Abu Nawas yang mengajak kita untuk merenung sejenak. Mungkin hari jum’at ini adalah salah satu hari jum’at terbaik yang pernah saya alami.
Renunganku membawa kepada apa yang telah ku lakukan sehari-hari. Sudahkah semua dilakukan ikhlas karena mencari ridho Allah SWT?, ataukah sering kali niat-niat lain menggeser tujuan mula, lalu cara-cara yang tidak sepatutnya mulai ditoleransi.
Astaghfirullah jika seperti itu yang terjadi, mestilah aturan Allah dilanggar. Sedikit demi sedikit bagai butiran pasir namun semakin lama semakin menggunung. Persis seperti bait syair Abu Nawas yang menyatakan “Dosa-dosaku bagaikan bilangan butir pasir. Maka berilah ampunan oh.. Tuhanku Yang Maha Agung. Setiap hari umurku terus berkurang, sedangkan dosaku terus menggunung. Bagaimana aku menanggungnya?”.
Karenanya teringat sebuah hadits Diriwayatkan dari Sahl bin Sa'id r.a, dia berkata, Rasulullah saw. bersabda, "Berhati-hatilah terhadap dosa yang dianggap remeh. Sebagaimana suatu kaum yang singgah di sebuah lembah, lalu datanglah seseorang membawa sebatang ranting kayu bakar dan datanglah seorang yang lain membawa sebatang ranting kayu bakar juga, hingga dengan kayu-kayu itu mereka bisa memasak roti mereka. Sesungguhnya dosa-dosa yang dianggap remeh itu jika pelakunya dihisab atas dosanya niscaya akan membinasakan," (HR. Ahmad)
Dari Ibnu Mas’ud, “Orang mukmin melihat dosanya seperti melihat gunung yang takut akan roboh dan menimpanya, sedangkan orang munafik melihat dosanya seperti lalat yang hinggap di hidungnya, lalu disingkirkannya, begini, begini (yakni disingkirkan dengan menggerakkan tangannya).
Petir menggelegar menghenyak lamunanku, belum tampak akan hujan walaupun awan gelap di sudut langit sudah Nampak. Kembali aku ke dalam langgar, sambil bersujud aku berdoa “Ya Allah, jauhkan antara aku dan kesalahan-kesalahanku, sebagaimana Engkau menjauhkan antara timur dan barat. Ya Allah, bersihkanlah aku dan kesalahan-kesalahanku, sebagaimana baju putih dibersihkan dari kotoran. Ya Allah, cucilah aku dari kesalahan-kesalahanku dengan es, air dan salju”. — (HR. Bukhari dan Muslim)
Seakan Allah SWT membalas doaku dengan mengingatkanku akan ayat Quran Surat Al Ahqaaf ayat 13 yang Artinya “Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: "Tuhan kami ialah Allah", kemudian mereka tetap istiqamah maka mereka tidak merasa takut dan tiada (pula) bersedih.”
Juga teringat hadits Rasulullah SAW dari Anas bin Malik ra. Ia berkata, “Aku mendengar Rasulullah Muhammad SAW bersabda, Allah ‘Azza WaJalla berfirman, Hai anak Adam! Sesungguhnya selama engkau berdoa dan berhadap hanya kepadaKU, niscaya AKU mengampuni dosa-dosa yang telah engkau lakukan dan AKU tidak peduli. Wahai anak Adam! Seandainya dosa-dosamu setinggi langit, kemudian engkau minta ampunan kepadaKU, niscaya AKU mengampunimu dan AKU tidak peduli. Wahai anak Adam! Jika engkau datang kepadaKU dengan membawa dosa-dosa yang hampir memenuhi bumi kemudian engkau bertemu denganKU dalam keadaan tidak mempersekutukanKU dengan sesuatu pun, niscaya AKU datang kepadamu dengan memberikan ampunan sepenuh bumi”. (HR. Tirmidzi)
Subhanallah walhamdulillah, sambil bergegas akupun bersenandung lirih melantunkan syair Abu Nawas; “Wahai Tuhanku… aku sebenarnya tak layak masuk surgamuMU, tapi aku juga tak sanggup menahan amuk nerakamu, Karena itu mohon terimalah taubatku ampunkan dosaku, Sesungguhnya Engkaulah Maha Pengampun dosa-dosa besar.
Dosa-dosaku bagaikan bilangan butir pasir, Maka berilah ampunan oh.. Tuhanku Yang MahaAgung. Setiap hari umurku terus berkurang, Sedangkan dosaku terus menggunung. Bagaimana aku menanggungnya.
Wahai Tuhan, hambaMU yang pendosa ini, Datang bersimpuhkehadapanMU. Mengakui segala dosaku, Mengadu dan memohon kepadaMU, Kalau Engkau ampuni itu karena, Engkau sajalah yang bisa mengampuni. Tapi kalau engkau tolak, kepada siapa lagi kami memohon Ampun selain kepada Engkau.”
Tidaklah lebih baik dari yang menulis ataupun yang membaca, karena yang lebih baik di sisi ALLAH adalah yang mengamalkannya.
Bacaan Istighfar untuk Taubat dan Keutamaannya, Bacaan istighfar atau astagfirullah adalah bacaan doa meminta maaf dan memohon ampun kepada Allah SWT bagi umat Islam.
Istighfar perlu dihafal karena setiap manusia pasti tidak luput dari dosa, baik yang disengaja maupun tidak. Ketika seseorang melakukan perbuatan dosa, biasanya hatinya tidak tenang karena dibayangi ketakutan dan perasaan bersalah.
Oleh sebab itu, jika seseorang merasa berdosa, hendaknya ia segera bertaubat kepada Allah SWT dan berjanji untuk tidak mengulanginya. Salah satu bentuk ikhtiar untuk memohon ampunan Allah adalah dengan membaca istighfar.
Lantas, apa pengertian istighfar dan bagaimana hukumnya? Simak pembahasannya berikut!
Pengertian Istighfar dan Hukumnya
Di antara Asmaul Husna atau nama-nama Allah yang paling mulia, ada Al Ghaffar dan Al Ghafur. Maknanya Allah adalah Dzat yang menutupi aib hamba-hamba Nya dan maha mengampuni dosa.
Oleh sebab itu setiap Muslim hendaknya memohon ampunan kepada-Sang Pencipta, meskipun merasa dosa yang diperbuat teramat banyak. Bahkan Nabi Muhammad SAW beristighfar sebanyak 70 hingga 100 kali dalam sehari.
Rasulullah SAW bersabda, "Aku adalah orang yang paling bertakwa dan paling mengetahui tentang Allah. Namun, aku beristighfar kepada Allah sehari semalam lebih dari tujuh puluh kali."
Dalam riwayat lain disebutkan, "Hatiku bisa berkabut dan aku beristighfar kepada Allah seratus kali dalam sehari."
Terkait hukumnya, hukum awal istighfar adalah dianjurkan. Namun hukumnya bisa menjadi wajib, misalnya istighfar untuk maksiat tertentu.
Atau bahkan bisa menjadi haram, misalnya istighfar untuk orang kafir. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat At Taubah ayat 113 yang artinya:
“Tidak pantas bagi Nabi dan orang-orang yang beriman memohonkan ampunan (kepada Allah) bagi orang-orang musyrik, sekalipun orang-orang itu kaum kerabat(nya), setelah jelas bagi mereka, bahwa orang-orang musyrik itu penghuni neraka Jahanam.”
Bacaan Istighfar yang Diajarkan Rasulullah SAW
Sebagai uswatun hasanah atau teladan yang baik, Rasulullah mengajarkan sejumlah bacaan istighfar supaya diamalkan oleh umatnya.
Berikut adalah beberapa lafal istighfar untuk memohon ampunan Allah mengutip buku Koleksi Doa & Dzikir Sepanjang Masa oleh Ustadz Ali Amrin al-Qurawy (2018) dan buku Ya Allah Mudahkan Rezeki dan Jodohku karya Ustadz Ahmad Sobiriyanto (2018):
1. Istighfar Pendek
Astaghfirullah
Artinya: “Aku memohon ampun kepada Allah”
Atau bisa juga mengucapkan:
اَسْتَغْفِرُاللهَ الْعَظِيْمَ
Astaghfirullah hal adzim
Artinya: "Aku mohon ampun kepada Allah Yang Maha Agung"
2. Istighfar Penghapus Dosa
أستغفر الله الذي لا إله إلا هو الحي القيوم و أتوب إليه
Astaghfirullah, alladzi la ilaha illa huwal hayyul qayyumu wa atuubu ilaih.
“Aku memohon ampun kepada Allah, Dzat yang tidak ada sesembahan kecuali Dia. Yang Maha Hidup lagi Maha Berdiri Sendiri. Dan aku bertaubat kepada-Nya.”
3. Istighfar Rasulullah di Akhir Masa Hidupnya
Dalam Shahih Bukhari dan Muslim, disebutkan lafazh istighfar yang banyak dibaca Rasulullah SAW pada akhir masa hidupnya, yaitu:
Subhaanallaahu wa bihamdihi, astaghfirullaaha wa atuubu ilaih.
Artinya: "Maha Suci Allah, dan dengan memuji-Nya. Aku memohon ampun kepada Allah dan bertaubat kepada-Nya." (HR. Bukhari dan Muslim).
4. Istighfar Memohon Ampunan
Allahumma maghfiratuka awsa'u min dzunuubi wa rahmatuka arjuu min 'amalii
Artinya: “Wahai Tuhanku, ampunan- Mu sesungguhnya lebih luas dari dosa-dosaku dan rahmat-Mu lebih kuharapkan dari amalku sendiri.”
5. Istighfar Untuk Taubat
Rabbighfirlii wa tub 'alayya innaka antat tawwaabur rahiim
Artinya: “Wahai Tuhanku, ampunilah kiranya aku dan terimalah taubatku, sesungguhnya Engkaulah Tuhan Yang Maha Menerima Taubat lagi Maha Pengasih.”
6. Doa istighfar kaffaratul majlis
Subhanaka, allahumma wa bihamdika, asyhadu allaa ilaaha illaa anta, astaghfiruka, wa atuubu ilaika.
Artinya: "Maha Suci Engkau ya Allah, dan dengan memuji- Mu, aku bersaksi bahwa tiada Tuhan yang berhak dübadahi dengan benar selain Engkau. Aku memohon ampun dan bertaubat kepada-Mu." (HR. Abu Dawud, Nasa'i, Thabrani, dan Hakım).
7. Doa Istighfar Saat Sholat
Abu Bakar ra berkata kepada Rasulullah SAW, “Ajarkanlah kepadaku doa untuk aku baca di dalam sholatku”. Nabi Muhammad SAW menjawab:
Allaahumma innii zhalamtu nafsii zhulman katsiiran wa laa yaghfirudz dzunuuba illaa anta faghfirlii maghfiratan min 'indika warhamnii innaka antal ghafuurur rahiimu.
Artinya: "Ya Allah, sesungguhnya aku telah menganiaya diriku dengan kezhaliman yang banyak, sedangkan tidak ada yang mengampuni kecuali Engkau, maka ampunilah aku dengan pengampunan-Mu dan kasihanilah aku. Sesungguhnya, Engkau adalah Maha Pengampun dan Maha Pemberi rahmat." (HR. Bukhari dan Muslim).
8. Doa Sayyidul Istighfar
Terdapat istighfar pamungkas yakni sayyid al-istighfar yang sangat dianjurkan Rasulullah. Berikut adalah bacaannya seperti yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim:
اللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّي لاَ إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ، خَلَقْتَنِي وَأَنَا عَبْدُكَ، وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ، أَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ، أَبُوءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ، وَأَبُوءُ لَكَ بِذَنْبِي فَاغْفِرْ لِي، فَإِنَّهُ لاَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا أَنْتَ
Allahumma anta Rabbi, La Ilaha illa anta, Khalaqtani wa ana abduka, wa ana ‘ala ahdika wa wa’dika, mas tatha’tu, audzu bika min syarri ma shana’tu, abu’u laka bi ni’matika wa abu’u laka bi dzanbi, faghfir li , fainnahu la yaghfirudz dzunuba illa anta.
Artinya: “Ya Allah, Engkaulah Pemeliharaku. Tiada sesembahan kecuali Engkau. Engkau ciptakan aku dan aku adalah hamba-Mu. Dan aku berada pada kesepakatan dan perjanjian dengan-Mu, semampuku. Aku berlindung kepada Engkau dari keburukan yang aku perbuat. Aku bertaubat kepada-Mu dengan karunia-Mu dan aku bertaubat kepada-Mu dengan dosaku. Maka, ampunilah aku karena tiada yang mampu mengampuni dosa kecuali Engkau.”
Bacaan Istighfar Para Nabi
1. Istighfar Nabi Adam AS
Rabbanaa zhalamnaa anfusanaa wa illam taghfir lanaa wa tarhamnaa lanakuunanna minal khaasiriin.
Artinya: "...Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri; dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi." (QS. al-A'raaf [7]:23).
2. Istighfar Nabi Nuh AS
Rabbi innii a'uudzubika an as-alaka maa laisa lii bihii 'ilmun wa illaa taghfirlii wa tarhamnii akun minalkhaasiriin.
Artinya: "Ya Tuhanku, sesungguhnya aku berlindung kepada Engkau dari memohon kepada Engkau sesuatu yang aku tiada mengetahui (hakikat)nya. Dan sekiranya Engkau tidak memberi ampun kepadaku, dan (tidak) menaruh belas kasihan kepadaku, niscaya aku akan termasuk orang-orang yang merugi." (QS. Huud [11]: 47).
Bisa pula dengan membaca, Rabbighfirlii wa liwaalidayya wa liman dakhala baitii mu'minan wa lil mu'minaati wa laa tazidizh zhaalimiina illaa tabaara.
Artinya: "Ya Tuhanku, ampunilah aku, kedua orang tuaku, orang yang masuk ke rumahku dengan beriman dan semua orang yang beriman, laki-laki dan perempuan; dan janganlah Engkau tambahkan bagi orang-orang bagi orang-orang yang zalim itu selain kebinasaan".
3. Istighfar Nabi Ibrahim AS
Rabbanaa waj'alnaa muslimaini laka wa min dzurriyyatinaa ummatan muslimatan laka wa arinaa manaasikanaa watub 'alainaa innaka antat tawwaabur rahiim.
Artinya: "Ya Tuhan kami, jadikanlah kami berdua orang yang tunduk patuh kepada Engkau dan (jadikanlah) di antara anak cucu kami umat yang tunduk patuh kepada Engkau dan tunjukkanlah kepada kami cara-cara dan tempat-tempat ibadah haji kami, dan terimalah taubat kami. Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang." (QS. al-Baqarah [2]: 128).
4. Istighfar Nabi Musa AS
Rabbighfirlii waliakhii wa adkhilnaa fii rahmatika wa anta arhamur raahimiin.
Artinya: "Ya Tuhanku, ampunilah aku dan saudaraku dan masukkanlah kami ke dalam rahmat Engkau, dan Engkau adalah Maha Penyayang di antara para penyayang." (QS. al-A'raaf [7]: 151).
5. Istighfar Nabi Yunus AS
Laa ilaaha illaa anta subhaanaka innii kuntu minazh zhaalimiin.
Artinya: "Tidak ada Tuhan selain Engkau. Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang zhalim." (QS. al-Anbiyaa' [21]: 87).
6. Doa Istighfar Nabi Muhammad AS
Rabbanaa laa tuaakhidznaa in nasiinaa aw akhtha'na. Rabbanaa wa laa tahmil 'alainaa ishran kamaa hamaltahuu 'alal ladziina min qablinaa. Rabbanaa wa laa tuhammilnaa maa laa thaaqata lanaa bihi wa'fu 'annaa waghfirlanaa warhamnaa anta maulaanaa fanshurnaa 'alal qaumil kaafiriina.
Artinya:"Ya Tuhan kami, janganlah engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah engkau bebankan kepada kami sesuatu yang tak sanggup kami terimanya. Beri maaflah kami, ampunilah kami, dan rahmatilah kami. Engkaulah penolong kami tolonglah kami terhadap kaum yang kafir.” (QS. Al-Baqarah [2]: 286).
Keutamaan Istighfar
Mengutip buku Nikmatnya Istighfar oleh Mahmud Asy-Syafrowi (2010), istighfar memiliki sejumlah keutamaan yang luar biasa, di antaranya:
1. Dosa akan Diampuni
Seseorang yang kerap membaca istighfar dengan niat hati memperoleh pengampunan dari Allah niscaya dosa-dosanya akan dihapuskan. Riwayat ini disampaikan oleh Imam al-Baihaqi dan Ibn Abi ad-Dunya dari Anas bin Malik RA. Tidaklah seorang hamba beristighfar 70 kali sehari, kecuali Allah akan ampuni 700 jenis dosa (kecil), sebab tiap harinya seseorang itu sejatinya melakukan lebih dari 700 jenis dosa kecil.”
Terdapat perbedaan pandangan tentang berapa kali Rasulullah membaca istighfar dalam sehari. Riwayat Imam Muslim, Ahmad, dan at-Thabrani mengabarkan bahwa Nabi Muhammad beristighfar 100 kali.
2. Memberikan Ketenangan Hati
Selain memperoleh pengampunan, Allah juga akan memberikan ketenangan hati dan pikiran pada hamba-Nya yang taubat dengan mengucap istighfar. Dalam Hadist Riwayat Ahmad dari Ibnu Abbas, Nabi Muhammad SAW bersabda:
"Barang siapa memperbanyak istighfar, niscaya Allah memberikan jalan keluar bagi setiap kesedihannya, kelapangan untuk setiap kesempitannya, dan rizki dari arah yang tidak disangka-sangka."
3. Dicintai Allah SWT
Orang yang tidak pernah meninggalkan istighfar juga menjadi golongan yang dicintai Allah SWT. Rasulullah SAW bersabda, "Jika kalian mampu untuk memperbanyak istighfar maka lakukanlah. Sesungguhnya tidak ada sesuatu yang lebih mensukseskan di sisi Allah Ta'ala dan lebih dicintai-Nya daripadanya." (HR. Hakim at-Tirmidzi)
4. Mendapat Nikmat Allah SWT
Dalam beberapa hadits, diterangkan istighfar dapat mendatangkan rezeki. "Barangsiapa merasa diperlambat atau tersendat-sendat rejekinya, hendaknya ia beristighfar kepada Allah." (HR. Baihaqi dan Ar-Rabi'i) Sungguh dahsyat manfaat dari istighfar. Sebagai Muslim yang taat, sudah sepatutnya istighfar menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari kita.
Referensi sebagai berikut ini ;