Amalan dalam Islam yang dapat menghapus dosa. Setiap manusia pasti pernah melakukan kesalahan, pasti memiliki dosa yang diperbuat secara sengaja ataupun tanpa disengaja. Dosa merupakan suatu pelanggaran manusia atas perintah dan peraturan dari Allah.
Dosa dapat menyebabkan seseorang dimasukkan ke dalam neraka. Bahkan dosa kecil juga bisa menjadi penghalang terkabulnya suatu doa serta dapat menghalangi seorang umat untuk masuk surga.
Ketika seseorang penuh dengan dosa, biasanya hati juga akan tidak tenang. Bayang-bayang akan siksa api neraka, cukup membuat manusia takut dan jera. Untuk itu ketika seseorang melakukan dosa, hendaknya segera memohon ampun atau bertaubat pada Allah. Dan tentu saja berjanji untuk tidak mengulanginya lagi.
Nah, dosa terbagi menjadi dua jenis yaitu dosa besar dan dosa kecil. Dirangkum brilio.net dari berbagai sumber pada Sabtu (6/6), berikut dalil-dalil dari Alquran dan As Sunnah yang menunjukkan bahwa dosa terbagi menjadi dosa besar (al-kab'air) dan dosa kecil (ash-shagha'ir).
Sebagaimana dalam firman Allah dalam Alquran surat Asy Syura ayat 37
Wallaziina yajtanibuna kabaa'iral-ismi wal-fawaahisya wa izaa maa gadibu hum yagfirun
Artinya:
"Dan (bagi) orang-orang yang menjauhi dosa-dosa besar dan perbuatan-perbuatan keji, dan apabila mereka marah mereka memberi maaf."
Selain itu, Allah juga berfirman dalam Alquran surat An-Nisa ayat 31
In tajtanibu kabaa'ira maa tun-hauna 'an-hu nukaffir 'angkum sayyi'aatikum wa nudkhilkum mudkhalang kariimaa
Artinya:
"Jika kamu menjauhi dosa-dosa besar di antara dosa-dosa yang dilarang kamu mengerjakannya, niscaya Kami hapus kesalahan-kesalahanmu (dosa-dosamu yang kecil) dan Kami masukkan kamu ke tempat yang mulia (surga)."
Dalam ayat-ayat tersebut, kita diperintahkan untuk menjauhi dosa. Menjauhi dosa-dosa besar seperti perbuatan menyekutukan Allah, durhaka kepada kedua orangtua, membunuh seseorang yang tidak dibenarkan dan perkara-perkara lainnya, niscaya Allah akan menghapuskan dosa-dosa yang lebih rendah darinya berupa dosa-dosa kecil, dan Allah akan memasukkan umatnya ke tempat yang mulia, yaitu surga.
Menyadari hal tersebut, sebagai umat muslim harus berusaha untuk terus berbuat baik dan menjalankan perintah Allah sekaligus menjauhi larangannya, serta senantiasa berusaha menghapus dosa-dosa yang telah dilakukan, baik dosa besar dan dosa kecil.
Amalan-amalan penghapus dosa
Sebagai umat muslim yang baik, hendaknya menyesali dosa-dosa yang pernah diperbuat selama hidup. Memohon ampun kepada Allah setiap hari, karena sadar atau tidak sadar seseorang pasti akan melakukan suatu dosa. Berikut ini amalan-amalan dalam Islam yang dapat menghapus dosa:
1. Bertaubat dan senantiasa memohon ampun
Dalam firman Allah di surat Az Zumar ayat 53 yang berbunyi:
"Katakanlah: ‘Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."
Meski seorang hamba tahu bahwa sering khilaf berbuat salah dan dosa, jangan sampai merasa putus asa dan berdiam diri dari memohon ampunan kepada Allah. Bertaubat sebelum waktunya terlambat.
Untuk bertobat, seseorang dapat melaksanakan sholat taubat yang merupakan sholat sunnah untuk memohon ampunan Allah, dari segala dosa. Sholat taubat sering juga disebut dengan istilah sholat istighfar atau sholat minta ampun. Sholat ini sebaiknya dilaksanakan secara sendiri. Yakni dilakukan dua rakaat dengan sekali salam.
2. Berhenti melakukan dosa
Orang yang sudah melaksanakan sholat taubat nasuha, maka semestinya tidak mungkin lagi berbuat dosa atau maksiat. Setelah bertobat seseorang harus berjanji dan bersungguh-sungguh berhenti melakukan perbuatan yang mengakibatkan dosa besar.
Jangan sampai tetap menjalankan dosa ketika sudah bertaubat, karna hal tersebut biasa dilakukan oleh orang-orang yang munafik. Seperti firman Allah dalam Alquran surat An Nisa ayat 145-146.
Innal-munaafiqiina fid darkil asfali minan naar, wa lan tajida lahum nasiiraa
Artinya:
"Sesungguhnya orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari neraka. Dan kamu sekali-kali tidak akan mendapat seorang penolongpun bagi mereka."
Illallaziina taabu wa aslahu wa'tasamu billahi wa akhlasu diinahum lillaahi fa ulaa'ika ma'al mu'miniin, wa saufa yu'tillaahul-mu'miniina ajran 'aziimaa
Artinya:
"Kecuali orang-orang yang taubat dan mengadakan perbaikan dan berpegang teguh pada (agama) Allah dan tulus ikhlas (mengerjakan) agama mereka karena Allah. Maka mereka itu adalah bersama-sama orang yang beriman dan kelak Allah akan memberikan kepada orang-orang yang beriman pahala yang besar."
3. Membaca istighfar
Dalam hadis Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam yang diriwayatkan oleh Muslim, "Jika seorang hamba berbuat dosa, lalu ia berkata: Wahai Rabbku, aku betul-betul telah berbuat dosa, ampunilah aku. Rabbnya menjawab, “Hamba-Ku telah mengetahui bahwa ia memiliki Rabb yang Maha Mengampuni dosa dan menhukumi setiap dosa. Aku telah mengampuni hamba-Ku." Kemudian ia berbuat dosa lainnya, lantas ia pun mengatakan pada Rabbnya, "Wahai Rabbku, aku betul-betul telah berbuat dosa lainnya, ampunilah aku."
Rabbnya menjawab, "Hamba-Ku telah mengetahui bahwa ia memiliki Rabb yang Maha Mengampuni dosa dan menhukumi setiap dosa. Aku telah mengampuni hamba-Ku. Lakukanlah sesukamu (maksudnya: selama engkau berbuat dosa lalu bertaubat, maka Allah akan mengampunimu, pen)." Kemudian ia pun melakukan dosa lain yang ketiga atau keempat."
Dari hadis di atas, maka hendaknya sebagai umat muslim yang baik selalu memohon ampun kepada Allah dan menyadari bahwa apa yang lakukan adalah hal yang berdosa. Meski begitu, seorang hamba harus berusaha untuk menjaga diri untuk tidak lagi mengulangi dosa yang sama.
4. Berbuat kebaikan
Amalan keempat yang dapat dilakukan adalah dengan selalu berbuat kebaikan yang mengandung amal kebajikan. Dari berbuat kebaikan tersebut, seseorang dapat dengan mudah mendapatkan pahala. Sehingga amal-amal tersebut dapat menjadi pelebur dosa.
5. Berpuasa
Dengan berpuasa selain dapat mecegah seseorang dari melakukan perbuatan-perbuatan dosa, juga dapat menjadi amalan yang membuat dosa-dosa diampuni. Dalam hadis riwayat Bukhari Muslim, Nabi Muhammad shallallahi ‘alaihi wa sallam bersabda, "Sesiapa berpuasa Ramadhan dengan iman dan ikhlas (mencari pahala karena Allah) maka diampunilah dosanya yang sudah lewat." Puasa yang dimaksud tak hanya puasa di bulan Ramadhan saja namun juga menjalankan puasa-puasa sunnah seperti contoh puasa Senin-Kamis.
Doa merupakan suatu permohonan atau permintaan yang bersifat baik terhadap Allah SWT, seperti meminta kesehatan, keselamatan, rezki yang halal dan tabah dalam menjalani kehidupan. Allah berfirman yang artinya adalah :"Berdo'alah kepadaKu, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku (dengan berdoá) akan masuk Neraka Jahannam dalam keadaan hina dina." (QS. Ghafir : 60).
Berdoá adalah menjalankan perinta Allah. Berarti berdoá adalah ibadah. Bahkan orang yang tak mau berdoá dicap oleh Allah sebagai orang yang sombong dan akan dimasukan neraka. Sehingga do’a adalah sebagai peredam murka Allah. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Barangsiapa yang tidak meminta pada Allah, maka Allah akan murka padanya.” (HR. Tirmidzi no. 3373. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan)
Kita sering menggunakan nalar kita dalam mengukur kehidupan. Karena miskin ia tak mau berdoá agar dirinya menjadi pengusaha yang kaya. Alasannya bagaimana akan menjadi pengusaha, modal saja tidak punya. Ini kekeliruan pola pikir manusia. Seolah-olah Allah tak mampu menolongnya menjadi orang kaya.
Hal demikian juga ada pada diri Nabi Zakariya. Beliau sudah tua, isterinya juga sudah tua dan mandul. Secara nalar mereka mustahi mempunyai anak. Maka zakariya pun tidak berdoá.
Namun ketika beliau yang merawat keponakannya Maryam yang soleh memunculkan fitrahnya untuk memiliki anak yang soleh juga untuk meneruskan dakwahnya. Pikiran yang demikian melahirkan keyakinan kalau Allah maha kuasa. Dia dapat merubah segalanya. Dalam kondisi yang sudah tua namun dalam dirinya ada keyakinan yang kuat atas kekuatan dan kasih sayang Allah yang akan mengabulkan doánya, maka dengan penuh keyakinan ia berdoa:
“Ya Tuhanku, berilah aku dari sisi Engkau seorang anak yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha Pendengar doa”.[QS. 3 Ali Imran: 38]
Perlu kita yakini bahwa Allah tak pernah mengingkari janji. Kalau Dia berjanji akan mengabulkan doá hambanya, maka hal tersebut pasti ditepati. Ternyata benar, ketika Nabi Zakaria berdoa, maka saat itu juga do’ä Zakariya dikabulkan langsung oleh Allah. Allah mengkisahkan hal ini di ayat selanjutnya, ”Kemudian para malaikat memanggilnya, ketika dia berdiri melaksanakan shalat di mihrab, "Allah menyampaikan kabar gembira kepadamu dengan (kelahiran) Yahya, yang membenarkan sebuah kalimat (firman) dari Allah, panutan, berkemampuan menahan diri (dari hawa nafsu) dan seorang nabi di antara orang-orang saleh."(QS. 3 Ali Imran 39)
Doánya yang dikabulkan secara langsung saat itu juga membuat Nabi Zakaria kaget dan seolah tak percaya. Sebab ketika ia dan isterinya masih muda saja susah mendapatkan anak. kenapa di usia yang sudah tua akan punya anak. Apalagi isterinya adalah seorang yang mandul. Karena sudah tua kita bisa memperkirakan sudah monopous. Sehingga mustahil dan tidak masuk akal kalau mereka akan punya anak.
Karena mustahil tersebut maka Dia (Zakaria) berkata, "Ya Tuhanku, bagaimana aku bisa mendapat anak, sedang aku sudah sangat tua dan istriku pun mandul?" Dia (Allah) berfirman, "Demikianlah, Allah berbuat apa yang Dia kehendaki." (QS. Ali Imran 40).
Ayat tersebut menjelaskan kepada kita, ternyata bagi Allah sangat mudah untuk mematahkan kemustahilan. Hal-hal yang luar biasa dapat Allah berikan kepada siapa saja. Bagi-Nya tidak ada yang sulit, ‘Allah berbuat apa yang Dia kehendaki’.
Kisah tersebut Allah sampaikan dalam Al Qurán agar menjadi pelajaran kita semua. Banyak kisah dari hal yang mustahil, namun Allah mementahkan kemustahilan. Api terasa dingin ketika Nabi Ibrahim dilempar kedalamnya. Laut dapat terbelah ketika Musa akan menyeberang. Dan mungkin banyak kisah yang kita dengar.
Maka pesan yang kita petik, Janganlah berputus asa dengan rahmat Allah. Bercita-citalah setinggi langit. Allah akan mengabulkannya. Bangunlah keyakinan kalau Allah akan menolong. Bangunlah rasa percaya diri yang akan mendorong untuk maju dan berkembang.
Namun kita jangan takabur seperti Firáun. Dia tak mau bersandar kepada Allah, apalagi berdoá kepada-Nya. Maka ketika orang melihat kekuasaan Firáun di atas segalanya, dan seolah mustahil dapat runtuh, ternyata bagi Allah mudah. Cukup dengan menenggelamkan Firáun kemustahilan dari keruntuhan tersebut berakhir
Dua orang sahabat lama sedang berjumpa. Mereka terlihat seru membicarakan pengalaman masing-masing selama ini. Rupanya secara kebetulan mereka sama-sama memiliki atasan yang sangat baik di tempat kerjanya. Maka mulailah kedua sahabat ini saling membandingkan bos mereka sendiri.
"Pimpinan perusahaan tempatku bekerja sangat dermawan sekali. Ia selalu melebihkan bayaran gaji kita-kita ini!"
"Wah, atasanku juga begitu! Ia orangnya ringan tangan banget. Kalau tahu ada karyawan yang sedang dalam masalah, ia pasti langsung membantu!" Sahabatnya segera menimpali.
"Pemimpinku juga orang yang sangat sopan. Ia berbicara ramah kepada siapa saja meskipun karyawan yang posisinya paling rendah di perusahaan!"
"Tidak jauh beda dengan atasanku. Ia terkenal santun. Tidak pernah bicara kasar apalagi menyakiti hati orang lain!" Sahabatnya tidak mau kalah.
"Satu sifat bos yang paling aku kagumi, ia selalu memaafkan kesalahan karyawannya. Sebesar apapun kelalaian yang dilakukan karyawan, ia tetap bijaksana untuk memaafkan!"
Kali ini sang sahabat tidak segera menjawab. Tampaknya ia berusaha mengingat momen-momen ketika ada karyawan berbuat salah di kantor, apa yang dilakukan atasannya itu.
"Kenapa kamu diam aja? Apa sikap bos kamu kurang baik kalau ada bawahan bikin salah?"
"Bukan gitu. Justru aku gak pernah lihat gimana reaksi bos saat melihat kesalahan anak buahnya. Sebab semua karyawan di kantor tertib semua. Mereka disiplinnya bagus!"
"Berarti masih belum kelihatan nih gimana kebaikan bos kamu secara keseluruhan. Betul gak?"
Tidak salah lagi, tanpa ada bawahan yang berbuat salah justru menjadi tanda tanya bagi kita semua, bagaimana sikap seorang atasan menghadapi kesalahan.
Cerita ini sekaligus memberi pelajaran bagi kita mengapa Allah mencintai orang-orang yang berbuat dosa dari kalangan hamba-hambaNya. Yaitu agar hamba tersebut bertaubat kepada Allah, sehingga ia akan mendapati sifat Allah Yang Maha Memaafkan lagi Maha Mengampuni.
Cerita ini sekaligus memberi harapan bagi kita yang berlumuran dosa ini, bahwa selalu ada harapan bagi kita untuk membawa dosa-dosa ini ke pintu istigfar, karena Allah Maha Menerima Taubat.
“Demi Dzat yang jiwaku ada di tanganNya, seandainya kalian tidak pernah berbuat dosa, niscaya Allah akan tetap mendatangkan suatu kaum, yang kemudian kaum tersebut berbuat dosa, lantas mereka meminta ampun kepada Allah, dan Allah akan mengampuni mereka.”
(Hadist Riwayat Muslim)
Demikianlah, kehidupan ini selalu ada hikmah dibalik peristiwa keseharian kita.Tidak ada manusia yang sempurna karena kesempurnaan itu hanya milik Allah SWT.Dan setiap manusia tidak luput dari berbuat salah dan khilaf. karenanya setiap kesalahan yang terlanjur diperbuat, hendaknya menjadi pembelajaran bagi kita semua untuk dapat memperbaiki dan berlaku lebih baik lagi.
Istighfar atau Astaghfirullah (أستغفر الله dalam bahasa Arab) merupakan kalimat istimewa di dalam ajaran Islam. Arti Istighfar Membaca kalimat istighfar secara harfiah dilakukan dengan mengulang-ulang perkataan dalam bahasa Arab astaghfirullah, yang artinya "Saya memohon ampunan kepada Allah".
hakikat seorang manusia adalah sosok tak berdaya dan tak mampu, hina, apalagi gerak-gerik hamba tanpa penyertaan Allah, berarti adalah ucapan, tindakan yang salah dan penuh kealpaan. “Hamba yang beristighfar berarti mengakui tajallinya Allah dalam Asma’ Keagungan-Nya. Karena Pengampunan Allah itu manifestasi dari Kemahaagungan-Nya,” ujar Kiai Luqman. Ia mengatakan, orang yang tidak pernah beristighfar tidak pernah mampu memasuki maqam fana’ apalagi tahap al-Baqa’. Yaitu Penyaksian Keabadian Ilahi dalam Keagungan-Nya. Mengenai keutamaan membaca istighfar, seperti termaktub dalam hadist riwayat berikut ini: طوبى لمن وجد في صحيفته استغفارا كث Thuuba liman wajada fii shaifatihii istighfaron kastiiron
Artinya: “Berbahagialah bagi orang yang mendapati dalam catatan amalnya penuh dengan istighfar” (HR. Al Baihaqi, Imam Ahmad dalm Az Zuhd dan Dishahihkan Syaikh Al Albany. Shahih Al Jami’ no. hadits 3930).
Istighfar dalam filosofi Islam seperti terdapat dalam Ensiklopedia Tasawuf Imam Al-Ghazali halaman 204, yang bermakna seseorang yang selalu memohon ampunan atas kesalahan dan terus berusaha untuk menaati perintah Tuhan dan tidak melanggarnya.
Keutamaan Istighfar Karena istimewanya bacaan istighfar, berikut ini keutamaan istigfar dan manfaat membaca istigfar setiap hari:
1. Menghapuskan dosa Manfaat membaca istighfar dapat menghapuskan dosa dan mencegah terjadinya azab karena pertaubatan seorang hamba-Nya.
"Allah Ta'ala mengabarkan, bahwa Allah Ta'ala tidak akan mengazab orang yang beristighfar (memohon ampun dari dosa). Karena istighfar itu akan menghapus dosa yang dosa itu sendiri merupakan penyebab datangnya adzab, sehingga adzab itupun sirna dengan cepat."
2. Mendapat kebaikan di dunia Dengan mengucapkan kalimat astaghfirullah dengan niat yang tulus dan ihklas bisa mendapatkan ganjaran berupa kebaikan di dunia.
Wa anistagfirụ rabbakum ṡumma tụbū ilaihi yumatti'kum matā'an ḥasanan ilā ajalim musamman wa yu`ti kulla żī faḍlin faḍlah, wa in tawallau fa innī akhāfu 'alaikum 'ażāba yauming kabīr.
Artinya: “Dan minta ampunlah kepada Robb kalian, dan bertaubatlah. Niscaya Dia akan memberi kenikmatan yang baik kepadamu sampai kepada waktu yang sudah ditentukan, dan Dia akan memberikan kepada hambanya yang mempunyai keutamaan (balasan) keutamaannya. Jika kamu berpaling, maka sesungguhnya aku takut kamu akan ditimpa siksa hari kiamat.”(Hud: 3)
3. Menurunkan hujan yang membawa berkah Sesuai dengan isi kandungan surah Qaaf ayat 9 yang menyatakan bahwa hujan merupakan berkah yang diturunkan Allah. Seorang muslim yang senantiasa mengucap Istighfar akan diberikan keberkahan berupa hujan.
Wa yaa qawmis taghfiruu Rabbakum summa tuubuuu ilaihi yursilis samaa'a 'alaikum midraaranw wa yazidkum quwwatan ilaa quwwatikum wa laa tatawallaw mujrimiin.
Artinya: “Dan (dia berkata): ‘Hai kaumku, mohonlah ampun kepada Tuhanmu. Lalu bertaubat lah kepada-Nya, niscaya Dia akan menurunkan hujan yang deras untukmu. Dia akan menambahkan kekuatan di atas kekuatanmu, dan janganlah kamu berpaling menjadi orang yang berdosa” (Hud: 52)
4. Mengabulkan doa Berdoa merupakan kegiatan seorang muslim untuk memohon sesuatu kepada sang pencipta. Seorang muslim tentu menginginkan doanya terkabul. Salah satu keutamaan istighfar yaitu mengabulkan doa-doa. Allah SWT berfirman:
Wa ilaa Samuuda akhaahum Saalihaa; qoola yaa qawmi' budul laaha maa lakum min ilaahim ghairuhuu Huwa ansha akum minal ardi wasta' marakum fiihaa fastaghfiruuhu summa tuubuuu ilaih; inna Rabbii Qariibum Mujiib.
“Shaleh berkata : ‘Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada bagimu Tuhan selain Dia. Dia telah menciptakan kamu dari tanah dan menjadikan kamu pemakmurnya. Karena itu mohonlah ampunan-Nya, kemudian bertaubatlah kepada-Nya. Sesungguhnya Tuhanku amat dekat rahmat-Nya, dan maha mengabulkan doa-doa hamba-Nya.” (Hud: 61)
5. Melimpahnya rezeki Keutamaan istighfar selanjutnya yaitu melimpahnya rezeki. Di zaman sekarang ini tentu uang sangatlah berarti. Namun jangan terlalu mengandalkan uang, karena uang bisa menjebak Anda. Salah satu ujian seorang muslim yaitu kekayaan. Bisa jadi karena kekayaan tersebut seorang muslim jadi buta karena harta. Memohonlah kepada Allah agar diiberikan rezeki yang berkah. Salah satunya dengan mengucap istighfar. Firman Allah SWT:
فَقُلْتُ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ إِنَّهُ كَانَ غَفَّارًا * يُرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْكُمْ مِدْرَارًا * وَيُمْدِدْكُمْ بِأَمْوَالٍ وَبَنِينَ وَيَجْعَلْ لَكُمْ جَنَّاتٍ وَيَجْعَلْ لَكُمْ أَنْهَارًا Faqultus taghfiruu Rabakam innahuu kaana Ghaffaaraa; Yursilis samaaa'a 'alaikum midraaraa; Wa yumdidkum bi am waalinw wa baniina wa yaj'al lakum Jannaatinw wa yaj'al lakum anhaaraa.
“Maka aku katakan kepada mereka: ‘Mohonlah ampun kepada Tuhanmu. Sesungguhnya Dia adalah Maha pengampun, niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat dan memperbanyak harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai.” (Nuh: 10-12)
6. Dimudahkan segala urusan Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda yang artinya : “Barangsiapa yang memperbanyak istighfar, Allah akan melapangkan kesusahannya, mengeluarkannya dari kesempitan dan memberinya rizki dari jalan yang tidak disangka-sangka.” (Hadis Riwayat Muslim).
Bagi kaum muslim, ada kata-kata khusus yang menggambarkan perasaanya. Seperti kata syukur “Alhamdulillah” yang bisa menyatakan bahwa sedang menerima sebuah rejeki. Kata “Subhanallah” ketika melihat hal-hal atau mendengar hal-hal yang buruk, dan kata “Masya Allah” yang diucapkan ketika melihat sesuatu yang menakjubkan.
Selain kata-kata tersebut, ada juga kata istighfar yang sering diucapkan oleh seorang muslim dalam keadaan tertentu. Nah Grameds, apakah kamu sudah tahu hal-hal mengenai kata istighfar? Artikel ini akan membahas mengenai kata-kata istighfar.
Bacaan dan Arti Istighfar
Arti kata istighfar sendiri dalam KBBI adalah sebuah permohonan ampun kepada Allah. Kata istighfar adalah kata yang sering digunakan oleh kaum muslim.
Kata ini sering kali digunakan ketika melakukan sebuah kesalahan atau hanya sekadar refleks spontan terhadap sesuatu. Namun tidak hanya itu, kata istighfar juga bisa selalu diucapkan kaum muslim sebagai bagian dari doa atau dzikir.
Kata istighfar disebutkan melalui kalimat “Astaghfirullah” atau “Astaghfirullahaladzim”. Meskipun hampir sama dalam pengucapan, tetapi kedua kalimat tersebut memiliki arti yang berbeda.
Perbedaan dari kedua kalimat tersebut adalah adanya kata “al adzim” pada kalimat kedua. Kata “al adzim” adalah kata yang menunjukan na’at atau sifat dari Allah yang memiliki arti Maha Agung.
Jika diartikan secara keseluruhan, kalimat “Astagfirullah” memiliki arti “Aku memohon ampun kepada Allah”.
Sedangkan kalimat “Astaghfirullahaladzim” memiliki arti tambahan yaitu “Aku memohon ampun kepada Allah Yang Maha Agung”.
Manfaat dan Keutamaan Membaca Istighfar
Meskipun hanya kalimat pendek, tetapi makna dari istighfar sangat dalam. Manfaat dan keutamaannya juga tidak diragukan lagi banyaknya. Berikut adalah manfaat dan keutamaan membaca istighfar:
1. Membantu Melancarkan Rezeki
Manfaat dan keutamaan istighfar salah satunya adalah membuka pintu rezeki. Ketika kita bertaubat sambal beristighfar, maka pintu rezeki akan terbuka dengan lebar.
Hal ini juga ada di dalam surah Nuh ayat 10 sampai 12, yang memiliki arti :
“Maka Aku berkata (kepada mereka) “Mohonlah ampunan kepada Tuhanmu, sungguh, Dia Maha Pengampun, niscaya Dia akan menurunkan hujan yang lebat dari langit kepadamu, dan Dia memperbanyak harta dan anak-anakmu, dan mengadakan kebun-kebun untukmu dan mengadakan sungai-sungai untukmu”.”
2. Menggugurkan Dosa Ketika Sedang Bertaubat
Memperbanyak istighfar ketika sedang bertaubat akan membantu untuk menggugurkan dosa-dosa yang sebelumnya kita miliki.
Hal ini sesuai dengan perkataan Rasulullah dalam sebuah hadits. Rasulullah SAW bersabda “Allah telah berkata wahai hamba-hambaKu setiap kalian pasti berdosa kecuali yang aku jaga, maka beristighfarlah kalian kepada-Ku, niscaya kalian aku ampuni dan barangsiapa yang meyakini bahwa aku punya kemampuan untuk mengampuni dosa-dosanya, maka akan mengampuni dosa-dosanya, maka aku akan mengampuninya dan aku tidak peduli (seberapa banyak dosanya),” (HR.Ibnu Majah, Tirmidzi).
3. Memudahkan Segala Urusan
Keutamaan serta manfaat istighfar adalah memudahkan dalam menjalankan suatu urusan. Rasulullah Saw pernah bersabda dalam sebuah hadist, berbunyi “Barang siapa memperbanyak istighfar, niscaya Allah memberikan jalan keluar bagi setiap kesedihannya, kelapangan untuk setiap kesempitannya, dan rizki dari arah yang tidak disangka-sangka” (HR. Ahmad dari Ibnu Abbas).
4. Membantu Menghilangkan Kemalasan
Salah satu cara yang bisa dilakukan ketika rasa malas sedang menghampiri adalah dengan beristighfar, dengan membaca istighfar maka rasa semangat akan muncul lagi. Seperti yang pernah dijelaskan oleh Rasulullah, bahwa beliau membaca kalimat istighfar ketika sedang malas.
Hal itu tertulis dalam hadist no 2702 yang diriwayatkan oleh Muslim. Rasulullah bersabda “Ketika hatiku malas, aku beristighfar pada Allah dalam sehari sebanyak 100 kali”.
5. Selamat dari Api Neraka
Selamat dari api neraka merupakan hal yang sangat diinginkan bagi setiap umat muslim. Manusia yang dikatakan sebagai makhluk hidup yang paling mulia di dunia nyatanya tidak sepenuhnya suci dari dosa.
Maka dari itu istighfar sebagaimana pengertiannya diatas merupakan salah satu ucapan yang dapat menyelamatkan manusia dari api neraka, dikarenakan istighfar adalah ucapan yang biasa digunakan ketika seseorang melakukan kesalahan ataupun dosa.
6. Mendapat Balasan Berupa Surga
Ketika seseorang banyak mengucap istighfar, maka mereka dapat dikatakan sebagai orang-orang yang ingat kepada Allah SWT ataupun orang-orang yang selalu memohon ampunan dari Allah SWT. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa merekalah orang-orang yang mengingat akan kesalahannya dan surgalah balasan yang diberikan oleh Allah SWT
7. Dijauhkan Dari Setan
Sifat buruk merupakan cerminan dari iblis dengan sifat setannya atau sifat yang tercela. Dengan mengucapkan istighfar, maka akan terjauh dari godaan-godaan setan yang mengarah kepada hal-hal yang tidak dibenarkan. Karena dengan banyak mengucapkan istighfar berarti seseorang ingat akan Tuhannya, yaitu Allah SWT
8. Menenangkan Hati
Sudah menjadi sifat manusia bahwa ketenangan adalah hal yang sangat dibutuhkan. Apabila melakukan kesalahan, pada umumnya manusia akan merasakan ketidak tenangan dalam hati dan jiwanya. Oleh karena itu, dengan membaca istighfar maka jiwa dan raga seakan terbebas dari kesalahan yang menciptakan ketenangan dalam hati
9. Membantu Mengatasi Kesedihan
Mengucapkan istighfar menurut sebagian orang tidak hanya diucapkan pada saat membuat kesalahan saja. Beberapa orang berpendapat bahwa mengucap istigfar akan membuat hati dan jiwa menjadi tenang dalam menghadapi semua hal yang terjadi, termasuk kesedihan
10. Membantu Membersihkan Hati
Seperti dijelaskan diatas, bahwa dengan mengucapkan istighfar maka seseorang berarti tidak lupa akan Tuhannya dan seseorang sadar akan kesalahan atau kelalaian yang dibuatnya. Apabila mengucap istighfar dapat menenangkan hati, maka istighfar juga dapat membersihkan hati dari hal-hal yang buruk yang datang dari luar maupun dari dalam jiwa
11. Mengikuti Perilaku Rasulullah
Berdasarkan salah satu hadist Rasulullah SAW bahwa mengucap istigfar akan membawa ketenangan dan Allah SWT akan memberikan jalan keluar dari setiap kesempitan serta memberikan rezeki tanpa diduga. Sunnah diartikan sebagai cerminan perilaku Rasulullah SAW, maka dari itu seperti yang dikatakan oleh Rasulullah SAW bahwa mengucapkan istighfar akan membawa banyak manfaat.
Hikmah Membaca Istighfar
1. Bisa Membantu Mengabulkan Doa
Ketika sering membaca istighfar, maka Allah akan gembira karena umatnya mengingat-Nya. Hal tersebut bisa membantu kamu untuk mendapatkan apa yang sedang didoakan.
2. Hidup Menjadi LebihTentram
Sebagai manusia biasa tentu kita tidak luput dari sebuah kesalahan. Pasti ada kesalahan yang dilakukan meskipun tidak disadari. Untuk kesalahan-kesalahan yang disadari, terkadang hal itu membuat pikiran kita terganggu. Memikirkan kesalahan-kesalahan yang sudah diperbuat akan membuat hati terasa tidak nyaman, membuat gelisah bahkan tidak hidup dengan tentram.
Oleh karena itu, hal tersebut bisa diatasi dengan membaca istighfar sebanyak-banyaknya. Merenungi kesalahan sambal membaca istighfar akan membuat hati menjadi lebih tenang. Selain itu juga tetap dilakukan evaluasi diri sehingga hari-hari selanjutnya tidak melakukan kesalahan yang salah. Maka hidup akan menjadi lebih tentram.
3. Dekat dengan Allah
Ketika kita taat melakukan ibadah wajib dan menjalankan ibadah sunnah, maka secara tidak sadar kita menjadi dekat dengan Allah. Allah bersama hambanya yang taat beribadah. Istighfar juga salah satu cara untuk beribadah kepada Allah. Melalui bacaan-bacaan istighfar, kita bisa senantiasa dekat dengan Allah.
Itulah beberapa hal mengenai istighfar. Membaca Istighfar memiliki banyak sekali manfaat, maka dari itu bagi Grameds yang menganut agama muslim bisa menyempatkan untuk membaca istighfar setiap hari.
Sesungguhnya Allah Mahaadil kepada setiap hamba-Nya dengan memberikan sehat dan sakit secara bergiliran. Ketika sehat, manusia bisa beraktivitas dan beribadah kepada Allah dengan baik. Namun, saat sakit itu datang menimpa diri sebagai bukti kita tidak sempurna, aktivitas dan ibadah pun agak terganggu.
Meski demikian, bagi orang beriman, sehat ataupun sakit tidak menjadi halangan untuk tetap dekat dengan Allah. Ketika sehat, ia semakin bersyukur kepada Allah. Begitu juga ketika sakit tiba, syukur itu tetap tidak berubah.
Sakit adalah bentuk lain dari cinta Allah kepada hamba- Nya. Karena dengan sakit itulah kita ternyata makin ingat kepada Allah, makin sadar bahwa diri kita benar-benar tidak berdaya tanpa pertolongan-Nya.
Itulah hikmah sakit yang memang harus segera disadari dan dinikmati karena segala takdir Allah adalah kebaikan yang akan mengantarkan kita kepada kesalehan diri. Namun, sakit akan menjadi sebab timbulnya dosa apabila disikapi dengan buruk sangka kepada Sang Khalik yang memberi sakit.
Sesungguhnya, jangankan kita sebagai manusia biasa, Rasulullah yang mulia saja pernah merasakan sakit. Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh sahabat Ibn Mas'ud suatu ketika dirinya pernah masuk ke rumah Rasulullah yang ketika itu kebetulan beliau sedang sakit.
Kemudian, Ibn Mas'ud pun memegang tubuh Rasulullah yang mulia itu seraya ia berkata, Sungguh tubuhmu panas sekali. Rasulullah yang terbaring sakit pun menjawab, 'Memang, aku menderita panas dua kali lipat (yang diderita) orang-orang seperti engkau'. (HR Al-Bukhari dan Muslim).
Bersabar diri, segera mengingat Allah, ikhtiar/berobat, dan menyadari, manusia benar-benar lemah tanpa pertolongan-Nya adalah di antara sikap yang harus dilakukan manakala diri kita sakit. Mengeluh atau berburuk sangka kepada Allah hanyalah perbuatan yang akan menambah derita. Semua ini memang sangat berat, tetapi bukan berarti tidak bisa dipraktikkan.
Di samping itu, kita juga harus bergembira dengan sakitnya diri kita tidak berdaya. Apa sebab? Karena ternyata sakit adalah satu di antara cara Allah menghapus dosa-dosa kita yang terkadang kita sering tidak menyadarinya. Bahkan, kita malah menggerutu kepada Sang Khalik tanpa alasan.
Rasulullah pernah bersabda dalam hadis, Janganlah kamu mencaci maki penyakit demam karena sesungguhnya (dengan penyakit itu) Allah akan menghapuskan dosa-dosa anak Adam sebagaimana tungku api menghilangkan kotorankotoran besi (HR Muslim).
Kita sejatinya menambah rasa syukur kepada Allah karena ternyata takdir pilihan-Nya tidak ada yang sia-sia untuk manusia. Sakit pun menjadi kabar gembira untuk kita karena artinya dosa yang mengotori jiwa akan perlahan hilang sebagaimana hadis Rasulullah di atas.
Satu hikmah sakit saja kita dapat merenunginya dengan baik, rasanya sakit itu tidak akan jadi bahan keluh kesah. Kita memahami sehat itu mahal harganya dan menjaga kesehatan adalah salah bentuk ikhtiar yang diwajibkan.
Namun, ketika sakit itu datang, sebagai orang beriman, harus diterima dengan sabar dan tidak berhenti ikhtiar meminta diganti dengan kesembuhan oleh Yang Maha Menyembuhkan, Allah Yang Agung.
Istighfar: Manfaat, Keutamaan dan Hikmahnya. Bagi kaum muslim, ada kata-kata khusus yang menggambarkan perasaanya. Seperti kata syukur “Alhamdulillah” yang bisa menyatakan bahwa sedang menerima sebuah rejeki. Kata “Subhanallah” ketika melihat hal-hal atau mendengar hal-hal yang buruk, dan kata “Masya Allah” yang diucapkan ketika melihat sesuatu yang menakjubkan.
Selain kata-kata tersebut, ada juga kata istighfar yang sering diucapkan oleh seorang muslim dalam keadaan tertentu. Nah Grameds, apakah kamu sudah tahu hal-hal mengenai kata istighfar? Artikel ini akan membahas mengenai kata-kata istighfar.
Bacaan dan Arti Istighfar
Arti kata istighfar sendiri dalam KBBI adalah sebuah permohonan ampun kepada Allah. Kata istighfar adalah kata yang sering digunakan oleh kaum muslim.
Kata ini sering kali digunakan ketika melakukan sebuah kesalahan atau hanya sekadar refleks spontan terhadap sesuatu. Namun tidak hanya itu, kata istighfar juga bisa selalu diucapkan kaum muslim sebagai bagian dari doa atau dzikir.
Kata istighfar disebutkan melalui kalimat “Astaghfirullah” atau “Astaghfirullahaladzim”. Meskipun hampir sama dalam pengucapan, tetapi kedua kalimat tersebut memiliki arti yang berbeda. Perbedaan dari kedua kalimat tersebut adalah adanya kata “al adzim” pada kalimat kedua. Kata “al adzim” adalah kata yang menunjukan na’at atau sifat dari Allah yang memiliki arti Maha Agung. Jika diartikan secara keseluruhan, kalimat “Astagfirullah” memiliki arti “Aku memohon ampun kepada Allah”.
Sedangkan kalimat “Astaghfirullahaladzim” memiliki arti tambahan yaitu “Aku memohon ampun kepada Allah Yang Maha Agung”.
Manfaat dan Keutamaan Membaca Istighfar
Meskipun hanya kalimat pendek, tetapi makna dari istighfar sangat dalam. Manfaat dan keutamaannya juga tidak diragukan lagi banyaknya. Berikut adalah manfaat dan keutamaan membaca istighfar:
1. Membantu Melancarkan Rezeki
Manfaat dan keutamaan istighfar salah satunya adalah membuka pintu rezeki. Ketika kita bertaubat sambal beristighfar, maka pintu rezeki akan terbuka dengan lebar.
Hal ini juga ada di dalam surah Nuh ayat 10 sampai 12, yang memiliki arti :
“Maka Aku berkata (kepada mereka) “Mohonlah ampunan kepada Tuhanmu, sungguh, Dia Maha Pengampun, niscaya Dia akan menurunkan hujan yang lebat dari langit kepadamu, dan Dia memperbanyak harta dan anak-anakmu, dan mengadakan kebun-kebun untukmu dan mengadakan sungai-sungai untukmu”.”
2. Menggugurkan Dosa Ketika Sedang Bertaubat
Memperbanyak istighfar ketika sedang bertaubat akan membantu untuk menggugurkan dosa-dosa yang sebelumnya kita miliki.
Hal ini sesuai dengan perkataan Rasulullah dalam sebuah hadits. Rasulullah SAW bersabda “Allah telah berkata wahai hamba-hambaKu setiap kalian pasti berdosa kecuali yang aku jaga, maka beristighfarlah kalian kepada-Ku, niscaya kalian aku ampuni dan barangsiapa yang meyakini bahwa aku punya kemampuan untuk mengampuni dosa-dosanya, maka akan mengampuni dosa-dosanya, maka aku akan mengampuninya dan aku tidak peduli (seberapa banyak dosanya),” (HR.Ibnu Majah, Tirmidzi).
3. Memudahkan Segala Urusan
Keutamaan serta manfaat istighfar adalah memudahkan dalam menjalankan suatu urusan. Rasulullah Saw pernah bersabda dalam sebuah hadist, berbunyi “Barang siapa memperbanyak istighfar, niscaya Allah memberikan jalan keluar bagi setiap kesedihannya, kelapangan untuk setiap kesempitannya, dan rizki dari arah yang tidak disangka-sangka” (HR. Ahmad dari Ibnu Abbas).
4. Membantu Menghilangkan Kemalasan
Salah satu cara yang bisa dilakukan ketika rasa malas sedang menghampiri adalah dengan beristighfar, dengan membaca istighfar maka rasa semangat akan muncul lagi. Seperti yang pernah dijelaskan oleh Rasulullah, bahwa beliau membaca kalimat istighfar ketika sedang malas.
Hal itu tertulis dalam hadist no 2702 yang diriwayatkan oleh Muslim. Rasulullah bersabda “Ketika hatiku malas, aku beristighfar pada Allah dalam sehari sebanyak 100 kali”.
5. Selamat dari Api Neraka
Selamat dari api neraka merupakan hal yang sangat diinginkan bagi setiap umat muslim. Manusia yang dikatakan sebagai makhluk hidup yang paling mulia di dunia nyatanya tidak sepenuhnya suci dari dosa.
Maka dari itu istighfar sebagaimana pengertiannya diatas merupakan salah satu ucapan yang dapat menyelamatkan manusia dari api neraka, dikarenakan istighfar adalah ucapan yang biasa digunakan ketika seseorang melakukan kesalahan ataupun dosa.
6. Mendapat Balasan Berupa Surga
Ketika seseorang banyak mengucap istighfar, maka mereka dapat dikatakan sebagai orang-orang yang ingat kepada Allah SWT ataupun orang-orang yang selalu memohon ampunan dari Allah SWT. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa merekalah orang-orang yang mengingat akan kesalahannya dan surgalah balasan yang diberikan oleh Allah SWT
7. Dijauhkan Dari Setan
Sifat buruk merupakan cerminan dari iblis dengan sifat setannya atau sifat yang tercela. Dengan mengucapkan istighfar, maka akan terjauh dari godaan-godaan setan yang mengarah kepada hal-hal yang tidak dibenarkan. Karena dengan banyak mengucapkan istighfar berarti seseorang ingat akan Tuhannya, yaitu Allah SWT
8. Menenangkan Hati
Sudah menjadi sifat manusia bahwa ketenangan adalah hal yang sangat dibutuhkan. Apabila melakukan kesalahan, pada umumnya manusia akan merasakan ketidak tenangan dalam hati dan jiwanya. Oleh karena itu, dengan membaca istighfar maka jiwa dan raga seakan terbebas dari kesalahan yang menciptakan ketenangan dalam hati
9. Membantu Mengatasi Kesedihan
Mengucapkan istighfar menurut sebagian orang tidak hanya diucapkan pada saat membuat kesalahan saja. Beberapa orang berpendapat bahwa mengucap istigfar akan membuat hati dan jiwa menjadi tenang dalam menghadapi semua hal yang terjadi, termasuk kesedihan
10. Membantu Membersihkan Hati
Seperti dijelaskan diatas, bahwa dengan mengucapkan istighfar maka seseorang berarti tidak lupa akan Tuhannya dan seseorang sadar akan kesalahan atau kelalaian yang dibuatnya. Apabila mengucap istighfar dapat menenangkan hati, maka istighfar juga dapat membersihkan hati dari hal-hal yang buruk yang datang dari luar maupun dari dalam jiwa
11. Mengikuti Perilaku Rasulullah
Berdasarkan salah satu hadist Rasulullah SAW bahwa mengucap istigfar akan membawa ketenangan dan Allah SWT akan memberikan jalan keluar dari setiap kesempitan serta memberikan rezeki tanpa diduga. Sunnah diartikan sebagai cerminan perilaku Rasulullah SAW, maka dari itu seperti yang dikatakan oleh Rasulullah SAW bahwa mengucapkan istighfar akan membawa banyak manfaat.
Hikmah Membaca Istighfar
1. Bisa Membantu Mengabulkan Doa
Ketika sering membaca istighfar, maka Allah akan gembira karena umatnya mengingat-Nya. Hal tersebut bisa membantu kamu untuk mendapatkan apa yang sedang didoakan.
2. Hidup Menjadi LebihTentram
Sebagai manusia biasa tentu kita tidak luput dari sebuah kesalahan. Pasti ada kesalahan yang dilakukan meskipun tidak disadari. Untuk kesalahan-kesalahan yang disadari, terkadang hal itu membuat pikiran kita terganggu. Memikirkan kesalahan-kesalahan yang sudah diperbuat akan membuat hati terasa tidak nyaman, membuat gelisah bahkan tidak hidup dengan tentram.
Oleh karena itu, hal tersebut bisa diatasi dengan membaca istighfar sebanyak-banyaknya. Merenungi kesalahan sambal membaca istighfar akan membuat hati menjadi lebih tenang. Selain itu juga tetap dilakukan evaluasi diri sehingga hari-hari selanjutnya tidak melakukan kesalahan yang salah. Maka hidup akan menjadi lebih tentram.
3. Dekat dengan Allah
Ketika kita taat melakukan ibadah wajib dan menjalankan ibadah sunnah, maka secara tidak sadar kita menjadi dekat dengan Allah. Allah bersama hambanya yang taat beribadah. Istighfar juga salah satu cara untuk beribadah kepada Allah. Melalui bacaan-bacaan istighfar, kita bisa senantiasa dekat dengan Allah.
Itulah beberapa hal mengenai istighfar. Membaca Istighfar memiliki banyak sekali manfaat, maka dari itu bagi Grameds yang menganut agama muslim bisa menyempatkan untuk membaca istighfar setiap hari.
Pengertian dan Langkah-langkah Untuk Meminta Ampunan atau Taubatan Nasuha. Taubatan nasuha artinya adalah taubat atau memohon ampun atas segala dosa yang dilakukan secara bersungguh-sungguh, dengan kebulatan tekad, niat, dan menyempurnakannya dengan usaha memperbaiki diri. Tanpa melakukan usaha dan perbaikan diri, maka taubat yang dilakukan bukanlah taubatan nasuha. Ia hanya sekedar untuk meminta ampunan tapi usaha untuk menjauhi perbuatan dosanya tetap dilakukan.
Untuk melakukan taubatan nasuha maka terdapat langkah-langkah yang harus manusia lakukan sebagai usaha membuktikan diri kepada Allah bahwa kita memang benar-benar ingin bertaubat dan menjauhi segala perbuatan keji dan munkar kembali. Berikut BandungKita.id, rangkum beberapa tahapan atau langkah-langkah untuk melakukan taubatan nasuha, sbb ini ;
1. Evaluasi Diri
Evaluasi diri artinya manusia melakukan proses perenungan dan penghayatan dirinya, apa yang salah dan selama ini bernilai dosa di hadapan Allah. Tanpa melakukan proses perenungan dan pengahayatan akan kesalahan diri, maka manusia nantinya tidak akan menemukan apa saja kekeliruan dia selama ini. Untuk itu dibutuhkan proses evaluasi diri yang baik dan mendalam.
Evaluasi diri bukan hanya mengevaluasi atas yang kita sadari salah saja, melainkan mencari-cari apa kesalahan-kesalahan dan dosa yang kita perbuat selama ini agar tidak terjerumus ke dalam jurang yang sama atau melakukannya kembali tanpa sadar.
2. Mengakui Kesalahan
Mengakui kesalahan adalah awal langkah untuk meminta ampunan kepada Allah SWT. Mengakui kesalahan artinya adalah kita mengakui atas apa hasil evaluasi diri kita atau apa yang disampaikan orang lain kepada kita, atas perbuatan yang buruk.
Tanpa mengakui kesalahan, manusia dalam memohon ampun tidak akan benar-benar melakukannya dengan serendah-rendahnya atau dengan posisi yang benar-benar berserah diri kepada Allah SWT. Untuk itu, pengakuan kesalahan adalah langkah awal untuk melakukan taubatan Nasuha.
3. Memperbaiki Kesalahan
Memperbaiki kesalahan adalah hal yang wajib dilakukan manusia ketika sudah menyadari kesalahan atau kekeliruan dalam dirinya. Hal inilah yang membuktikan apakah ia bertaubat dengan sungguh-sungguh atau tidak.
Orang yang taubatan nasuha akan melakukan perbaikan, menjauhi kedosaan, dan bersungguh-sungguh untuk terus menjaga perbuatan baiknya. Ia akan berusaha dengan cara meningkat akhlak agar tidak masuk kepada kesesatan jalan hidup.
Orang yang hanya mengakui kesalahan dan tidak memperbaiki keadaan sejatinya dalam posisi yang tidak bersungguh-sungguh bertaubat. Allah menilai bukan hanya dari niat dan ungkapan permohonan taubat kita, namun Allah melihat amalan dan konsistensi perbuatan kita. Maka, kunci dari taubatan nasuha adalah amalan yang diperbaiki dan dilakukan secara konsisten.
4. Memohon Ampunan Allah
Meskipun sudah melakukan evaluasi dan perbaikan, manusia tidak bisa sombong mengatakan bahwa taubatnya telah diterima. Untuk itu, manusia tetap harus meminta ampunan Allah setiap saat dan di waktu-waktu berdoa atau shalat kita.
Manusia tidak pernah bisa memastikan kapan ia berdosa dan berpahala, karena perhitungan tersebut hnayalah Allah yang bisa menilainya. Untuk itu, dibutuhkan permohonan ampunan kepada Allah setiap waktu, karena kita tidak bisa terus menerus menyadari kesalahan apa yang telah kita perbuat.
Allah Maha Pengampun, maka kapanpun kita meminta ampunan, Allah selalu membukanya dengan luas.
5. Bertaubat Sebelum Ajal
Orang yang bertaubat sebelum ajal datang tidak akan bisa diterima oleh Allah karena sudah habis masa berlaku hidupnya sedangkan ia baru menyadari semuanya ketika ajal mejemput maka tidak akan ada waktu lagi pembuktian diri akan kesungguhan taubatnya.
Hal ini karena kita tidak tahu kapan kita akan menemui kematian. Sedangkan kematian yang dalam kondisi buruk adalah salah satu penyebab hati gelisah menurut Islam.
Istighfar (Arab: ٱسْتِغْفَار, Istiġfār) atau Astaghfirullah (أَسْتَغْفِرُ ٱللَّٰهَ ʾastaġfiru l-lah) adalah tindakan meminta maaf atau memohon keampunan kepada Allah yang dilakukan oleh umat Islam. Hal ini merupakan perbuatan yang dianjurkan dan penting di dalam ajaran Islam. Tindakan ini secara harfiah dilakukan dengan mengulang-ulang perkataan dalam bahasa Arab astaghfirullah, yang berarti "Saya memohon ampunan kepada Allah".
Seorang Muslim menyebut perkataan ini beberapa kali, bukan saja ketika meminta ampun dari Allah sebagai doa, malah juga ketika dia sedang berbicara dengan orang lain. Apabila seorang Muslim hendak mencegah dari melakukan perbuatan yang salah, atau saat ia mau membuktikan bahwa dia tidak bersalah pada satu peristiwa dia menggunakan pernyataan ini. Setelah salat, seorang Muslim dianjurkan melafalkan perkataan ini sebanyak tiga kali.
Istighfar dalam filosofi Islam bermakna seseorang yang selalu memohon ampunan atas kesalahan dan terus berusaha untuk menaati perintah Tuhan dan tidak melanggarnya. Dalam Islam, makna Istighfar tidak terletak pada pengucapannya, tetapi pada seberapa dalam seseorang yang beristighfar memaknai dan menghayati apa yang ia ucapkan, dalam konteks yang lebih jauh lagi, agar ia terus mengingat Tuhan di saat ia tergoda untuk melakukan perbuatan dosa, dan apabila telah melakukan dosa, maka istighfar adalah titik baginya untuk bertekad tidak mengulangi perbuatannya.
Istighfar merupakan salah satu tindakan meminta maaf atau memohon ampunan kepada Allah yang dilakukan oleh umat muslim. Tindakan ini dilakukan secara berulang-ulang dalam kalimat astaghfirullah, yang artinya "saya memohon ampunan kepada Allah"
semoga Allah Swt mengampuni dosa-dosa hamba-hanya nya yaang mau selalu bertaubat kepada Allah Swt, Aamin Ya robbal Alamin.
Siapa Saja Yang Belum Tahu Tata Cara Meminta Ampun Kepada Allah Swt, Coba Baca Panduan Ini. Imam Al-Tirmidzi meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW membaca lafal istighfar terakhir ini sebanyak 100 kali dalam sekali duduk.
Sebagai manusia terkadang kita merasa sadar bahwa kita mempunyai banyak kesalahan. Ketika perasaan ini datang, kadangkala kita kebingungan tentang bagaimana cara menebus kesalahan tersebut. Islam mengajarkan bahwa ketika kita menghadapi perasaan semacam ini, kita hendaknya segera memohon ampun kepada Allah SWT.
Memohon ampun kepada Allah disebut istighfar. Istighfar diambil dari kata ghafara-yaghfiru-ghufran yang berarti mengampuni. Ketika diubah menjadi istaghfara ia berubah arti menjadi meminta ampun. Al-Quran mengajarkan agar kita meminta ampunan kepada Allah SWT.
Dalam beberap bagian Al-Quran, Allah SWT menyuruh kita untuk meminta ampun kepadanya. Bahkan, Allah SWT menjanjikan bagi orang yang mau meminta ampun kepada-Nya berbagai macam kenikmatan.
Allah SWT berfirman, “Dan minta ampunlah kepada Tuhan kalian, kemudian bertaubatlah kepada-Nya, maka dia akan memberi kalian kenikmatan yang baik sampai waktu yang ditentukan, dan Dia akan memberi kemuliaan kepada setiap pemilik kemuliaan. Jika kalian berpaling, sungguh, aku khawatir kalian akan tertimpa azab yang besar.” (QS Hud: 3)
Allah SWT berfirman, “Wahai kaumku, mintalah ampun kepada Tuhan kalian, kemudian bertaubatlah kepadanya. Maka Dia akan menurunkan air hujan kepada kalian dengan derasnya dan menambah kekuatan kalian. Dan Jangan berpaling sebagai orang yang berbuat jahat.” (QS Hud: 52)
Allah SWT berfirman, “Minta ampunlah kepada Tuhan kalian, karena sungguh, Dia adalah Tuhan Yang Maha Pengampun.” (QS Nuh: 10)
Rasulullah SAW juga diperintahkan untuk memohon ampunan sekalipun beliau adalah manusia yang terjaga dari dosa. Allah SWT berfirman, “Sucikan dengan memuji Tuhanmu, dan mintalah ampunan-Nya. Sungguh, Dia adalah Yang Maha Menerima Taubat.” (QS Al-Nashr: 3).
Berdasarkan keterangan ini, meminta ampun kepada Allah merupakan perkara yang dianjurkan dalam Islam. Karenanya, hendaknya kita senantiasa memperbanyak memohon ampun kepada Allah. Sedangkan cara memohon ampun cukup mudah. Kita dapat mengungkapkannya dengan bahasa kita sendiri. Boleh juga menggunakan redaksi yang terdapat dalam Al Quran, hadis maupun lafal yang biasa digunakan oleh ulama.
Bacaan Untuk Memohon Ampun Kepada Allah
Di antara lafal istighfar yang berasal dari hadis Nabi adalah sebagai berikut:
Astaghfirullahal ‘Azhim Alladzi La Ilaha Illa Huwal Hayyul Qayyum Wa Atubu Ilaihi
Aku memohon ampun kepada Allah Yang Maha Agung, Tuhan yang tiada tuhan yang hak disembah kecuali Dia, Yang Maha Hidup Lagi Mengurusi, saya bertaubat kepada Nya. (HR Tirmidzi)
Dalam keterangan lain, Rasulullah SAW beristighfar menggunakan redaksi berikut,
Rabbighfir li wa tub ‘alayya innakat tawwabul ghafur
Ya Tuhanku, ampuni aku dan terima taubatku. Sugguh, engkau adalah Tuhan Penerima Taubat dan Pemberi ampun (HR. Tirmidzi)
Imam Al-Tirmidzi meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW membaca lafal istighfar terakhir ini sebanyak 100 kali dalam sekali duduk.
Demikianlah tata cara memohon ampun kepada Allah. Ada baiknya sebelum memohon ampun kepada Allah, kita melakukan shalat sunnah taubat terlebih dahulu. Tidak lupa, sebelum melaksanakan shalat sunnah taubat, kita mandi taubat dan bewudu secara sempurna. Hal ini agar kita benar-benar khusyuk ketika memohon ampun kepada Allah. Semoga bermanfaat.
Bagi umat Muslim, mengucapkan astagfirullah tentu bukanlah hal yang asing lagi. Sebagai salah satu ucapan dalam bahasa Arab, mengucapakan astagfirullah dapat menguatkan hati dan mendekatkan hati kepada Allah SWT. Akan tetapi masih banyak yang belum mengetahui arti astagfirullah sebagai permohonan ampunan kepada Allah SWT.
Arti Astagfirullah
Astagfirulllah atau dikenal sebagai istighfar merupakan salah satu kalimat istimewa dalam agama Islam. Sebagaimana yang dikutip dari buku Al-Wafi: Syarah Hadits Arba'in Imam an-Nawawi. stighfar merupakan perkataan yang besar. Ia merupakan asas keselamatan seorang hamba bahwa dia tidak akan perna terlepas dari dosa, baik disengaja maupun tidak disengaja.
Sebagai mana Allah berfirman dalam Surat Al Baqarah ayat 199 yang artinya,
Kemudian bertolaklah kamu dari tempat orang banyak bertolak (Arafah) dan mohonlah ampunan kepada Allah. Sungguh, Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang. Dilansir dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), terdapat 3 arti dari ucapan astagfirullah, yakni. Semoga Allah mengempuni aku, Seruan untuk menyatakan rasa heran bercampur sedih, Seruan untuk menyatakan rasa pasrah (penyerahan diri) kepada Allah SWT supaya diberi ampunan. Ucapan astagfirullah memiliki arti “aku mohon ampun kepada Allah”.
Keutamaan Mengucapkan Astagfirullah
Sebagai salah satu kalimat istimewa, astagfirullah memiliki banyak keutamaan, di antaranya:
1. Mendekatkan Diri Kepada Allah SWT
Mengucapkan astagfirullah merupakan salah satu cara memohon ampunan kepada Allah SWT. Semakin sering seorang hamba meminta ampunan, maka ia akan semakin dekat dengan Allah. pasalnya Allah SWT sangat menyukai hamba yang selalu memohon ampun.
2. Ketika Lemah akan Dikuatkan
Manusia adalah mahluk yang lemah, sebab manusia selalu berbuat dosa, tempat salah, mempunyai nafsu yang membawa kepada jurang kesesatan. Ketika masalah datang menghampiri, manusia akan merasa lemah. Seperti saat berbagai masalah dan ujian terasa berat, maka dianjurkan memperbanyak meminta ampunan kepada Allah dan memperbanyak mengucapkan astagfirullah. Dengan meminta ampunan kepada Allah, maka hati manusia akan dikuatkan yang kemudian dinaikkan derajatnya di hadapan Allah SWT.
Hal ini merupakan janji Allah yang ternukil dalam Surat Hud ayat 52 yang artinya,
“Hai kaumku, mohonlah ampun kepada Tuhanmu lalu bertobatlah kepada-Nya, niscaya Dia menurunkan hujan yang sangat deras atasmu, dan Dia akan menambahkan kekuatan kepada kekuatanmu, dan janganlah kamu berpaling dengan berbuat dosa.”
3. Dilancarkan Rezeki
Manfaat lain dari mengucapkan astagfirullah adalah dilancarkan rezekinya oleh Allah SWT. Hidup akan menjadi mudah jika seorang hamba sering mengucapkan astagfirullah. Sebagaimana Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Siapa pun yang selalu dalam keadaan bertobat, maka Allah akan memberikan sukacita kesedihan, dan kelapangan kesempitannya dan memberinya rezeki dari arah yang tidak terduga.” (HR. Ibnu Majah)
Kewajiban beristighfar itu makin kuat bagi orang yang sedang jatuh dalam kemaksiatan dan dosa. Karena siapa yang bisa menghindarkan dirinya sama sekali dari perbuatan dosa? Di sini istighfar berfungsi sebagai perangkat untuk menghilangkan kekurangannya, dan yang dapat mencucinya dari kotoran dosa.
Allah SWT menyebut sifat-sifat kaum muttaqin dalam al Quran sebagai orang yang:
"Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampunan terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa-dosa selain dari pada Allah? - Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui" (QS. Ali Imran: 135).
Dan firman Allah SWT:
"Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan dan menganiaya dirinya, kemudian ia mohon ampun kepada Allah, niscaya ia mendapati Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS. an-Nisa: 110.).
Allah SWT memuji nabi-nabi-Nya dalam Al Qur'an dengan tindakan mereka yang melakukan istighfar itu. Mereka adalah manusia yang paling bersegera dalam melakukan istighfar dan yang paling senang melakukannya.
Dalam kisah Adam, nenek moyang manusia, beliau beristighfar ketika beliau dibujuk oleh syaitan hingga beliau dan istrinya memakan pohon yang dilarang itu. Maka beliau segera meminta istighfar dan kembali kepada-Nya:
"Keduanya berkata: "Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi." [QS. al A'raf: 23.].
Nabi Nuh a.s, pemimpin para rasul itu meminta istighfar bagi dirinya, kedua orang ketuanya, dan bagi semua orang yang berhak atasnya, juga bagi kaum mu' minin dan mu'minat:
"Ya Tuhanku! Ampunilah aku, ibu bapakku, orang yang masuk ke rumahku dengan beriman dan semua orang yang beriman laki-laki dan perempuan. Dan janganlah Engkau tambahkan bagi orang-orang yang zalim itu selain kebinasaan." (QS. Nuh: 28).
Dan Nabi Ibrahim a.s. berdo'a:
"Ya Tuhan kami, beri ampunlah aku dan kedua ibu bapakku dan sekalian orang-orang mu'min pada hari terjadinya hisab (hari kiamat)." (QS. Ibrahim: 41).
"Ya Tuhan kami hanya kepada Engkaulah kami bertawakkal dan hanya kepada Engkaulah kami bertaubat adn hanya kepada Engkaulah kami kembali, " Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan kami (sasaran) fitnah bagi orang-orang kafir. Dan ampunilah kami Ya Tuhan kami. Sesungguhnya Engkau, Engkaulah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana." [QS. al Mumtahanah: 4-5.].
Nabi Musa a.s. yang secara tidak sengaja membunuh seorang manusia, sebelum beliau mendapatkan kerasulannya, segera meminta ampunan kepada Rabbnya atas kesalahannya itu.
"Musa mendo'a: "Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah menganiaya diriku sendiri karena itu ampunilah aku". Maka Allah mengampuninya, sesungguhnya Allah Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS. al Qashash: 16.).
Pada kesempatan lain, beliau berdoa:
"Itu hanyalah cobaan dari Engkau, Engkau sesatkan dengan cobaan itu siapa yang Engkau kehendaki dan Engkau beri petunjuk kepada siapa yang Engkau kehendaki. Engkaulah Yang memimpin kami, maka ampunilah kami dan berilah kami rahmat dan Engkaulah Pemberi ampun yang sebaik-baiknya." (QS. al A'raaf: 155).
Allah SWT berfirman dalam kisah Nabi Daud a.s:
"Dan Daud mengetahui bahwa kami mengujinya; maka ia meminta ampun kepada Tuhannya lalu menyungkur sujud dan bertaubat" [QS. Shaad: 24].
Dalam kisah Nabi Sulaiman a.s. Allah SWT berfirman:
"Ia berkata: "Ya Tuhanku, ampunilah aku dan anugerahkanlah kepadaku kerajaan yang tidak dimiliki oleh seorang juapun sesudahku." (QS. Shaad: 35).
Dan Nabi Muhammad Saw juga diperintahkan untuk bertaubat dalam banyak ayat, seperti dalam firman Allah SWT dalam al Qur'an Makki ini:
"Maka bersabarlah kamu, karena sesungguhnya janji Allah itu benar, dan mohonlah ampunan untuk dosamu dan bertasbihlah seraya memuji Tuhanmu pada waktu petang dan pagi." (QS. Ghaafir: 55).
Dalam al Qur'an Madani Allah SWT memerintahkan beliau untuk beristighfar kepada-Nya, dalam firman Allah SWT:
"Dan mohonlah ampun kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS. an-Nisa: 106).
Juga Allah SWT memerintahkan beliau untuk beristighfar bagi dirinya dan kaum mu'minin dan mu'minat. Yaitu dalam firman Allah SWT:
"Maka ketahuilah, bahwa sesungguhnya tidak ada Tuhan (Yang Haq) melainkan Allah dan mohonlah ampunan bagi dosamu dan bagi (dosa) orang-orang mu'min, laki-laki dan perempuan." (QS. Muhammad: 19).
Dan firman Allah SWT:
"Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan, dan kamu lihat manusia masuk agama Allah dengan berbondong-bondong, maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah ampun kepada-Nya. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penerima taubat." (QS. an-Nashr: 1-3).
Ini adalah bagian dari surah yang diturunkan belakangan. Atau ia diturunkan pada penghujung kehidupan Rasulullah Saw, dan setelah turunnya firman Allah SWT dalam surah al Fath:
"Supaya Allah memberi ampunan kepadamu terhadap dosamu yang telah lalu dan yang akan datang serta menyempurnakan nikmat-Nya atasmu." (QS. al Fath: 2).
Dan ini diturunkan pada tahun keenam hijriah setelah terjadinya perdamaian Hudaibiah yang terkenal itu, yang dinamakan Allah SWT sebagai kemenangan yang nyata.
Namun demikian, Allah SWT tetap memerintahkan beliau untuk beristighfar. Dan Rasulullah Saw adalah manusia yang paling banyak beristighfar kepada Rabbnya. Sahabat beliau pernah menghitung, dalam satu majlis, Rasulullah Saw lebih dari tujuh puluh kali mengucapkan: " Wahai Rabb-ku ampunilah daku dan berilah Aku taubat".
An-Nasaai meriwayatkan dari Ibnnu Umar bahwa ia mendengar Rasulullah Saw mengucapkan: "Aku memohon ampunan kepada Allah Yang tidak ada tuhan selain Dia Yang Hidup kekal dan terus menerus mengurus (makhluk-Nya). Aku memohon taubat kepadaNya" dalam satu majlis ,sebelum bangkit darinya, sebanyak seratus kali. Dalam satu riwayat: "kami menghitung Rasulullah Saw dalam satu majlis mengucapkan: 'Wahai Rabb-ku ampunilah daku dan berilah daku taubat, sesungguhnya Engkau Maha Pemberi taubat dan Maha Pengampun' sebanyak seratus kali." (Fathul Bari: 11/101, 102).
Dalam sahih Muslim dari hadits al Aghar al Muzni diriwayatkan:
"Pernah ada kelalaian untuk berdzikir dalam hatiku, dan aku beristigfar kepada Allah SWT setiap hari sebanyak seratus kali untuk kelalaian itu ".
Dalam sahih Bukhari dari hadits Abi Hurairah r.a.:
"Demi Allah, aku beristighfar dan meminta taubat kepada Allah SWT dalam sehari lebih dari tujuh puluh kali".
Ulama menafsirkan "al ghain" yang berada dalam hati Rasulullah Saw itu adalah: suatu masa Rasulullah Saw tidak melakukan dzikir yang terus dilakukan beliau. Dan jika Rasulullah Saw melupakannya karena suatu hal, maka beliau menganggap itu sebagai dosa, dan beliau ber istighfar kepada Allah SWT dari kelalaian itu.
Ada yang berpendapat: itu adalah sesuatu yang terjadi dalam hati, seperti keinginan hati yang biasa terjadi dalam diri manusia.
Ada yang berpendapat: para nabi adalah orang yang amat berusaha keras untuk melakukan ketaatan kepada Allah SWT. Karena mereka mengtehui hak-Nya atas mereka sehingga mereka terus bersyukur kepada Allah SWT, dan mengakui bahwa mereka selalu kurang sempurna dalam menjalankan apa yang diperintahkan Allah SWT kepada mereka.
Al Ghazali dalam kitabnya Ihya Ulumuddin berkata: adalah Rasulullah Saw selalu meningkat derajat beliau. Dan setiap kali beliau menaiki suatu derajat maka beliau akan melihat derajat yang sebelumnya, dan beliau akan ber istighfar atas derajat yang lebih rendah itu. [Fathul Bari: 11/ 102, 102].
Al Muhasiby berkata: malaikat dan para nabi adalah orang yang lebih takut kepada Allah SWT dibandingkan orang yang lebih rendah derajatnya dari mereka. Dan takut mereka adalah sebuah takut penghormatan dan pemuliaan. Mereka beristighfar dari kekurang sempurnaan dalam menjalankan apa yang seharusnya, bukan karena dosa yang dilakukan.
Qadhi 'Iyadh berkata: sabda beliau: "Wahai Rabb-ku ampunilah dosaku dan ampunilah atas apa yang aku telah dahulukan dan apa yang aku telah tunda dapat dinilai sebagai sebuah ungkapan dari ketawadhu'an, ketundukan, sikap merendahkan diri, dan sebagai kesyukuran kepada Rabbnya, karena beliau tahu bahwa Allah SWT telah mengampuninya. (Fathul Bari: 11/ 198).
Terdapat hadits sahih dari Rasulullah Saw tentang bentuk redaksional istighfar beliau yang tidak pernah digunakan oleh seorang nabi atau Rasulupun sebelum beliau, yaitu:
"Ya Allah, ampunilah kesalahanku, kejahilanku, tingkah berlebihan dalam perkaraku, serta apa yang Engkau lebih tahu dariku. Ya Allah ampunilah keseriusan dan sikap humorku, ketidak sengajaan dan kesengajaanku, dan seluruh perbuatan seperti itu yang ada padaku. Ya Allah, ampunilah apa yang aku dahulukan dan apa yang aku akhirkan, serta apa yang sembunyikan dan apa yang aku beritahukan, dan Engkau adalah Yang memajukan dan Engkau pula Yang memundurkan, dan Engkau adalah Maha kuasa atas segala sesuatu." (Hadits diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dari Abi Musa. Fathul Bari 11/ 196, 197).
Dan Rasulullah Saw bersabda: sayyidul istighfar adalah engkau mengucapkan:
"Ya Allah, Engkau Rabbku, tidak ada tuhan selain Engkau. Engkau telah menciptakan aku, dan aku adalah hamba-Mu dan aku akan terus berada dalam jalan dan janji-Mu selama aku mampun. Aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan apa yang telah aku perbuat, dan aku mengakui nikmat yang Engkau berikan kepadaku, dan aku akui pula dosa yang telah aku perbuat, maka ampunilah daku, karena tidak ada yang dapat mengampuni dosa selain daripada Engkau." (Hadits diriwayatkan oleh Bukhari dalam Kitab Ad Da'awat dari Syidad bin Aus dengan nomor: (6306)).
Syeikh Ibnu Abi Hamzah berkata: dalam hadits ini terkumpulkan keelokan makna dan keindahan lafazh, sehingga memang ia berhak disebut sebagai sayyidul istighfar. Di dalamnya terdapat pengakuan bagi Allah SWT atas ke-Tuhanan-Nya, bagi diri-Nya semata, dan penyembahan kepada-Nya. Juga pengakuan bahwa Dia adalah Sang Pencipta, pengakuan akan perjanjian yang telah diambilnya dari Allah SWT, pengharapan akan janji yang telah diberikan oleh Allah SWT, perlindungan dari kejahatan yang dilakukan oleh hamba atas diirnya sendiri, penisbahan nikmat kepadaNya, sementara menisbahkan dosa kepada dirinya sendiri, juga keinginannya untuk meminta ampunan, serta pengakuannya bahwa tidak ada seorangpun yang dapat memberikan pengampunan itu selain Allah SWT. Seluruh sisi itu menunjukkan penyatuan antara sisi syari'ah dengan hakikat.. Karena kewajiban-kewajiban syari'ah terwujudkan dengan adanya pertolongan dan bantuan Allah SWT. Inilah apa yang dikatakan sebagai hakikat. (Fathul Bari: 11/100).
Astagfirullah sebagai Permohonan Ampunan Allah Swt. Bagi umat Muslim, mengucapkan astagfirullah tentu bukanlah hal yang asing lagi. Sebagai salah satu ucapan dalam bahasa Arab, mengucapakan astagfirullah dapat menguatkan hati dan mendekatkan hati kepada Allah SWT. Akan tetapi masih banyak yang belum mengetahui arti astagfirullah sebagai permohonan ampunan kepada Allah SWT.
Arti Astagfirullah
Astagfirulllah atau dikenal sebagai istighfar merupakan salah satu kalimat istimewa dalam agama Islam. Sebagaimana yang dikutip dari buku Al-Wafi: Syarah Hadits Arba'in Imam an-Nawawi karya Dr. Musthafa Dieb Al-Bugha dan Syeikh Muhyiddin Mistu (2017: 457), istighfar merupakan perkataan yang besar. Ia merupakan asas keselamatan seorang hamba bahwa dia tidak akan perna terlepas dari dosa, baik disengaja maupun tidak disengaja.
Sebagai mana Allah berfirman dalam Surat Al Baqarah ayat 199 yang artinya, Kemudian bertolaklah kamu dari tempat orang banyak bertolak (Arafah) dan mohonlah ampunan kepada Allah. Sungguh, Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang."
Dilansir dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), terdapat 3 arti dari ucapan astagfirullah, yakni. Semoga Allah mengempuni aku, Seruan untuk menyatakan rasa heran bercampur sedih, Seruan untuk menyatakan rasa pasrah (penyerahan diri) kepada Allah SWT supaya diberi ampunan. Ucapan astagfirullah memiliki arti “aku mohon ampun kepada Allah”.
Keutamaan Mengucapkan Astagfirullah
Sebagai salah satu kalimat istimewa, astagfirullah memiliki banyak keutamaan, di antaranya:
1. Mendekatkan Diri Kepada Allah SWT
Mengucapkan astagfirullah merupakan salah satu cara memohon ampunan kepada Allah SWT. Semakin sering seorang hamba meminta ampunan, maka ia akan semakin dekat dengan Allah. pasalnya Allah SWT sangat menyukai hamba yang selalu memohon ampun.
2. Ketika Lemah akan Dikuatkan
Manusia adalah mahluk yang lemah, sebab manusia selalu berbuat dosa, tempat salah, mempunyai nafsu yang membawa kepada jurang kesesatan. Ketika masalah datang menghampiri, manusia akan merasa lemah. Seperti saat berbagai masalah dan ujian terasa berat, maka dianjurkan memperbanyak meminta ampunan kepada Allah dan memperbanyak mengucapkan astagfirullah. Dengan meminta ampunan kepada Allah, maka hati manusia akan dikuatkan yang kemudian dinaikkan derajatnya di hadapan Allah SWT. Hal ini merupakan janji Allah yang ternukil dalam Surat Hud ayat 52 yang artinya,
“Hai kaumku, mohonlah ampun kepada Tuhanmu lalu bertobatlah kepada-Nya, niscaya Dia menurunkan hujan yang sangat deras atasmu, dan Dia akan menambahkan kekuatan kepada kekuatanmu, dan janganlah kamu berpaling dengan berbuat dosa.”
3. Dilancarkan Rezeki
Manfaat lain dari mengucapkan astagfirullah adalah dilancarkan rezekinya oleh Allah SWT. Hidup akan menjadi mudah jika seorang hamba sering mengucapkan astagfirullah. Sebagaimana Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Siapa pun yang selalu dalam keadaan bertobat, maka Allah akan memberikan suka cita kesedihan, dan kelapangan kesempitannya dan memberinya rezeki dari arah yang tidak terduga.” (HR. Ibnu Majah)
Demikian penjelasan tentang arti astagfirullah sebagai ucapan memohon ampunan kepada Allah SWT. Semoga kita menjadi seorang hamba yang pandai memohon ampunan Allah SWT
Setiap kita dianjurkan untuk istighfar dengan senantiasa memohon ampun kepada Allah SWT. Adapun kelebihan orang yang rajin istighfar ini, Syekh Ali Jaber mengatakan orang ini akan diberikan kemudahan rezeki oleh Allah SWT. Selain itu, ternyata ada keistimewaan lain bagi orang yang rajin mengamalkan istighfar ini.
"Istighfar merupakan salah satu kunci mendatangkan rezeki. Sebaik-baiknya Istighfar itu sepanjang waktu pada pagi, siang, sore dan malam," ujar Syekh Ali Jaber.
"Naik motor, jalan kaki, naik bis mau kemana-mana. Tidak keberatan membasahi lidah kita dengan Istighfar," lanjutnya.
Ada seorang sahabat Rasulullah SAW bertanya, "Wahai Rasulullah, berikanlah kepadaku amalan yang menjaminkanku masuk surga."
Rasulullah SAW bersabda, "Basahi lidahmu dengan dzikir kepada Allah SWT." Kunci rezeki adalah Istighfar. Allah SWT menjaminkan di dalam surah Nuh.
"Maka aku berkata (kepada mereka), mohon ampunan kepada tuhanmu, sungguh dia maha pengampun." (QS. Nuh ayat 10)
Inilah manfaat dari Istighfar yang terdapat pada ayat selanjutnya , "Maka dia akan menurunkan hujan yang lebat dari langit kepadamu. Dan dia memperbanyak harta dan anak-anakmu, dan mengadakannya kebun-kebun untukmu dan mengadakan sungai-sungai untukmu." (QS. Nuh ayat 11-12).
Syekh Ali Jaber mengatakan bahwa dengan istighfar terjamin keturunan, dengan istighfar diberi kemudahan rezeki, dengan istighfar kelancaran usaha." "Dengan istighfar banyak kemudahan dan kemuliaan yang kita dapat," jelasnya.