This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences. Now replace these with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences. Now replace these with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences. Now replace these with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences. Now replace these with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences. Now replace these with your own descriptions.

Senin, 25 Juli 2022

Selain Menghapus Dosa, Inilah Beberapa Keistimewaan Istighfar Kepada Allah Swt

Selain Menghapus Dosa, Inilah Beberapa Keistimewaan Istighfar Kepada Allah Swt. Sebagai manusia, tentu saja kita tidak luput dari khilaf dan dosa. Dan salah satu cara untuk membersihkan dosa tersebut adalah dengan melafadzkan istighfar. Bukan hanya sekedar istighfar di lisan saja, tapi juga istighfar dengan hati yang tulus. Dengan melakukan hal tersebut, maka akan lebih mudah bagi kita untuk mendapatkan keistimewaan istighfar.

#1 Dicintai oleh Allah SWT

Setiap manusia tentu saja pernah melakukan kesalahan. Namun, pengampunan Allah adalah yang terbaik. Orang yang beristighfar dan mengharap pengampunan Allah bukan hanya akan diampuni oleh Allah. Tapi juga disebut sebagai kekasih Allah.

#2 Diampuni Dosanya oleh Allah

Setiap manusia pernah melakukan dosa. Namun, segelap apapun dosa seseorang, tidak ada yang lebih pengampun selain Allah yang Maha Pengampun. Karena itu, saat seseorang beristighfar dan bertekad untuk melakukan taubat, saat itu juga Allah mengampuni dosanya dan memberikan kesempatan untuk memperbaiki diri.

#3 Mendapatkan Surga Sebagai Balasan

Salah satu sifat manusia adalah bersikap dzolim. Bahkan terhadap dirinya sendiri. Namun, jika orang tersebut mengingat Allah dan memohon ampun, maka Allah akan memaafkannya. Selain itu, Allah juga akan memberi balasan surga atas taubat yang dilakukan oleh orang tersebut.

#4 Mengecewakan Syaithan

Tidak ada yang lebih mengecewakan setan kecuali seorang hamba yang bertaubat dan memohon ampun kepada Allah. Karena hal tersebut tidak sesuai dengan keinginan setan yang berusaha agar setiap manusia tersesat dan membangkang dari Allah.

#5 Dilancarkan Rezekinya

Orang yang beristighfar dan berharap ampunan Allah adalah orang yang akan dicintai oleh Allah. Ketika Allah sudah mencintai hamba-Nya, maka segala kesulitan akan dibantu oleh Allah Yang Maha Kuasa. Dan segala kesedihan juga akan diangkat karena Allah adalah Maha Membolak-Balikkan Hati.

#6 Bertambah Sejahtera

Seseorang yang beristighfar dengan sungguh – sungguh dan mengharap ampunan Allah pasti akan mendapatkan hal tersebut. Lebih dari itu, Allah juga akan memberikan banyak nikmat dan kesejahteraan padanya. Sebagaimana yang tertulis dalam QS. Nuh.

Maka aku katakan kepada mereka : Mohon ampunlah kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun. Niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan deras, dan membanyakkan harta dan anak – anakmu, dan mengadakan untukmu kebun – kebuh dan mengadakan untukmu sungai – sungai. (QS. Nuh: 10 – 12)

#7 Menjadi Orang yang Beruntung

Menyadari kesalahan dan dosa yang dilakukan kemudian beristighfar dan bertaubat bukanlah hal yang mudah. Karena itu, hanya orang – orang yang beruntung saja yang bisa menyadari hal ini dan berani untuk beristighfar. Selain itu, Allah juga mengatakan bahwa orang yang bertaubat adalah orang yang beruntung dalam QS. An-Nur.

Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah SWT, hai orang – orang yang beriman supaya kamu beruntung. (QS. An-Nur: 31)

Itulah beberapa keistimewaan istighfar yang perlu Anda tahu. Dengan mengetahui berbagai keistimewaan tersebut, semoga semakin mudah bagi kita untuk beristighfar secara rutin.

Manfaat istighfar sangat besar untuk seorang muslim. Bahkan Nabi Muhammad SAW melakukannya berkali-kali. Dalam sebuah riwayat dikatakan bahwa Rasulullah SAW beristighfar sebanyak seratus kali dalam sehari. Sementara, di hadis lainnya dikatakan bahwa Rasulullah beristighfar sebanyak 70 kali dalam sehari.

Istighfar atau kalimat astaghfirullah al-azim merupakan kalimat yang biasanya diucapkan sebagai permohonan ampun kepada Allah SWT. Astaghfirullah al azim memiliki makna “saya mohon ampun kepada Allah SWT yang Maha Besar.”

Manfaat istighfar bisa kamu dapatkan dengan melantunkannya selama berzikir setiap harinya. Selain bermakna memohon ampun, istighfar juga berarti sebagai permintaan maaf dengan setulus hati kepada Allah SWT.

Berzikir dengan membaca kalimat istighfar sangat dianjurkan dilakukan setiap hari. Apalagi bacaan istighfar bermakna untuk memohon ampun kepada Allah SWT atas dosa-dosa yang diperbuat selama ini. Berikut beberapa manfaat istighfar yang perlu dipahami umat Islam:

Dosa-dosa diampuni

Untuk membersihkan dosa-dosa setiap muslim, maka manusia memohon ampun kepada Allah SWT. Salah satu caranya adalah dengan senantiasa melakukan istighfar. Manfaat istighfar ini biasanya memang dilakukan oleh umat Islam untuk memohon ampun kepada Allah. 

Utusan Allah SWT berkata, “Allah, Yang Mahabesar, telah berkata: “'Wahai putra Adam, aku memaafkanmu selama kamu berdoa kepada-Ku dan berharap untuk pengampunan-Ku, dosa apa pun yang telah kamu lakukan. Wahai putra Adam, aku tidak peduli jika dosamu mencapai puncak langit, maka kamu memohon pengampunanku, aku akan memaafkanmu." (Tirmidzi)

Jadi, ingatlah untuk dengan tulus beristighfar dan jika Allah menghendaki, maka kamu akan bebas dari dosa.

Membuka pintu rezeki

Manfaat istighfar tidak hanya meminta ampun, namun juga bisa membukakan pintu rezeki bagi si pembacanya. Hal itu dijelaskan Allah SWT dalam firmannya di Surat Nuh ayat 10-12, yang artinya:

"Maka Aku katakan kepada mereka: Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha-Pengampun. Niscaya Dia akan menurunkan kepadamu hujan lebat, dan membanyakkan harta, anak-anak, dan mengadakan untukmu kebun-kebun, serta mengadakan untukmu sungai-sungai.'' (QS Nuh : 10-12).

Min haitsu laa yagtasib, rezeki dari arah yang tak disangka-sangka. Itulah janji Allah  swt yang sangat menentramkan hati bagi para hamba-Nya yang gemar beristighfar. Memang bagi akal pikiran manusia, hal tersebut hampir mustahil. Namun bagi Allah SWT, akal manusia sangatlah terbatas sedangkan kehendak Allah SWT tiada batas.

Sebab terkabulkannya doa

Manfaat isitghfar juga membuat terkabulnya sebuah doa. Nabi Muhammad SAW berkata kepada kaumnya sebagaimana yang Allah jelaskan dalam firman-Nya,

“Wahai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada sembahan (yang hak) bagi kalian, kecuali Dia. Dia telah menciptakan kalian dari bumi (tanah) dan menjadikan kalian sebagai pemakmur (bumi) itu maka beristighfarlah kepada-Nya, kemudian bertaubatlah kepada-Nya. Sesungguhnya Rabb-ku amatlah dekat lagi mengabulkan (doa hamba-Nya).” (Hud: 61)

Manfaat Istighfar

Memberikan jalan keluar dari setiap kesedihan

Nabi Muhammad SAW juga menjelaskan bahwa manfaat istigfar dapat memberikan jalan keluar dari setiap kesedihan. Tidak hanya itu, manfaat istighfar juga dapat melapangkan setiap kesempitan yang dialami seorang muslim. 

“Barang siapa memperbanyak istighfar; niscaya Allah memberikan jalan keluar bagi setiap kesedihannya, kelapangan untuk setiap kesempitannya dan rizki dari arah yang tidak disangka-sangka” (HR. Ahmad dari Ibnu Abbas dan sanadnya dinilai sahih oleh al-Hakim serta Ahmad Syakir).

Mendapatkan kenikmatan yang terus menerus

Seperti disebutkan oleh Allah SWT dalam surat Hud ayat 3, manfaat istighfar dan meminta ampun kepada Allah SWT dapat membuat kamu mendapatkan kenikmatan. Dalam ayat tersebut Allah berfirman:

"Dan hendaklah kamu meminta ampun kepada Tuhanmu dan bertaubat kepada-Nya. (Jika kamu mengerjakan yang demikian), niscaya Dia akan memberi kenikmatan yang baik (terus menerus) kepadamu sampai kepada waktu yang telah ditentukan dan Dia akan memberikan kepada tiap-tiap orang yang mempunyai keutamaan (balasan) keutamaannya. Jika kamu berpaling, maka sesungguhnya aku takut kamu akan ditimpa siksa hari kiamat." (QS. Hud: 3)

Kejahatan diganti dengan kebajikan

Saat seorang hamba bertaubat dan beristighfar, maka jarak antara Allah SWT dengan hamba-Nya akan semakin dekat. Selain itu, bagi hamba yang selalu membersihkan jiwanya dari noda dosa, ia akan senantiasa diberikan kelapangan dan kemudahan dalam hidup. Bahkan manfaat istighfar juga dapat membuat kejahatan yang selama ini kamu perbuat diganti Allah SWT dengan kebajikan.

Allah berfirman,"Kecuali orang-orang yang bertaubat, beriman dan mengerjakan amal saleh; maka kejahatan mereka akan diganti Allah dengan kebajikan. Dan adalah Allah maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS. Al Furqan: 70)

Menghindarkan hamba dari siksa allah dan musibah

Manfaat istighfar juga dapat menghindari seorang muslim dari siksal Allah dan musibah. Allah SWT berfirman,

“Dan Allah tidak akan menyiksa mereka sedang mereka dalam keadaan beristighfar.” [Al-Anfal: 33]

Allah SWT berfirman pula menjelaskan sebab terselamatkannya Nabi Yunus AS,

“Maka kalau sekiranya dia tidak termasuk sebagai orang-orang yang banyak bertasbih, niscaya ia akan tetap tinggal di dalam perut ikan itu sampai hari kebangkitan.” [Ash-Shaffat: 143-144]

Pada ayat lain, juga menjelaskan bentuk tasbih Nabi Yunus  yang merupakan salah satu makna istighfar, yaitu dalam firman-Nya,

“Tiada sembahan (yang hak), kecuali Engkau. Maha Suci Engkau, sesungguhnya saya termasuk ke dalam golongan orang-orang zhalim.” [Al-Anbiya`: 87]

Berbahagia di Hari Kiamat

Manfaat isitghfar juga menjadikan kamu akan berbahagia di hari kiamat. Telah shahih bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Barangsiapa yang ingin bahagia dengan catatan amalnya (pada hari kiamat), hendaklah ia beristighfar kepada Allah.”

Telah shahih pula bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Sangat beruntunglah orang yang menemukan bahwa pada catatan amalnya terdapat banyak istighfar.”

Bacaan Istighfar dan Artinya

Ilustrasi Islami, muslim, berdoa

Perbesar

Ilustrasi Islami, muslim, berdoa. (Photo by Masjid Pogung Dalangan on Unsplash)

Berikut bacaan istighfar yang bisa kamu lantunkan setiap hari:

Istigfar Pendek

Astaghfirullah

Artinya: “Aku memohon ampun kepada Allah.”

Istigfar Nabi Sebelum Wafat

Subhanallahi wabihamdih, astaghfirullaha wa atuubu ilaih

Artinya: “Maha Suci Allah dan segala puji bagi-Nya. Aku memohon ampun kepada Allah dan bertaubat kepada-Nya.”

Istigfar Penghapus Dosa Besar

Astaghfirullah, alladzi la ilaha illa huwal hayyul qayyumu wa atuubu ilaih.

Artinya: “Aku memohon ampun kepada Allah, Dzat yang tidak ada sesembahan kecuali Dia. Yang Mahahidup lagi Maha Berdiri Sendiri. Dan aku bertaubat kepada-Nya.”

Istigfar Nabi Adam, Robbana dholamna anfusana, wa illam taghfir lana wa tarhamna, lanakuunanna minal khasirin. Artinya: "Wahai Pemelihara kami, sesungguhnya kami telah berbuat zhalim terhadap diri-diri kami. Jika Engkau tidak mengampuni dan merahmati kami, sungguh kami termasuk golongan orang-orang yang rugi."

Referensi sebagai berikut ini ; 










Manfaat Istighfar Setiap Hari bagi Seorang Muslim, Keutamaannya Luar Biasa

Manfaat Istighfar Setiap Hari bagi Seorang Muslim, Keutamaannya Luar Biasa. Manfaat istighfar sangat besar untuk seorang muslim. Bahkan Nabi Muhammad SAW melakukannya berkali-kali. Dalam sebuah riwayat dikatakan bahwa Rasulullah SAW beristighfar sebanyak seratus kali dalam sehari. Sementara, di hadis lainnya dikatakan bahwa Rasulullah beristighfar sebanyak 70 kali dalam sehari.

Istighfar atau kalimat astaghfirullah al-azim merupakan kalimat yang biasanya diucapkan sebagai permohonan ampun kepada Allah SWT. Astaghfirullah al azim memiliki makna “saya mohon ampun kepada Allah SWT yang Maha Besar.”

Manfaat istighfar bisa kamu dapatkan dengan melantunkannya selama berzikir setiap harinya. Selain bermakna memohon ampun, istighfar juga berarti sebagai permintaan maaf dengan setulus hati kepada Allah SWT.

Berzikir dengan membaca kalimat istighfar sangat dianjurkan dilakukan setiap hari. Apalagi bacaan istighfar bermakna untuk memohon ampun kepada Allah SWT atas dosa-dosa yang diperbuat selama ini. Berikut beberapa manfaat istighfar yang perlu dipahami umat Islam:

Dosa-dosa diampuni

Untuk membersihkan dosa-dosa setiap muslim, maka manusia memohon ampun kepada Allah SWT. Salah satu caranya adalah dengan senantiasa melakukan istighfar. Manfaat istighfar ini biasanya memang dilakukan oleh umat Islam untuk memohon ampun kepada Allah. 

Utusan Allah SWT berkata, “Allah, Yang Mahabesar, telah berkata:

“'Wahai putra Adam, aku memaafkanmu selama kamu berdoa kepada-Ku dan berharap untuk pengampunan-Ku, dosa apa pun yang telah kamu lakukan. Wahai putra Adam, aku tidak peduli jika dosamu mencapai puncak langit, maka kamu memohon pengampunanku, aku akan memaafkanmu." (Tirmidzi)

Jadi, ingatlah untuk dengan tulus beristighfar dan jika Allah menghendaki, maka kamu akan bebas dari dosa.

Membuka pintu rezeki

Manfaat istighfar tidak hanya meminta ampun, namun juga bisa membukakan pintu rezeki bagi si pembacanya. Hal itu dijelaskan Allah SWT dalam firmannya di Surat Nuh ayat 10-12, yang artinya:

"Maka Aku katakan kepada mereka: Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha-Pengampun. Niscaya Dia akan menurunkan kepadamu hujan lebat, dan membanyakkan harta, anak-anak, dan mengadakan untukmu kebun-kebun, serta mengadakan untukmu sungai-sungai.'' (QS Nuh : 10-12).

Min haitsu laa yagtasib, rezeki dari arah yang tak disangka-sangka. Itulah janji Allah  swt yang sangat menentramkan hati bagi para hamba-Nya yang gemar beristighfar. Memang bagi akal pikiran manusia, hal tersebut hampir mustahil. Namun bagi Allah SWT, akal manusia sangatlah terbatas sedangkan kehendak Allah SWT tiada batas.

Sebab terkabulkannya doa

Manfaat isitghfar juga membuat terkabulnya sebuah doa. Nabi Muhammad SAW berkata kepada kaumnya sebagaimana yang Allah jelaskan dalam firman-Nya,

“Wahai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada sembahan (yang hak) bagi kalian, kecuali Dia. Dia telah menciptakan kalian dari bumi (tanah) dan menjadikan kalian sebagai pemakmur (bumi) itu maka beristighfarlah kepada-Nya, kemudian bertaubatlah kepada-Nya. Sesungguhnya Rabb-ku amatlah dekat lagi mengabulkan (doa hamba-Nya).” (Hud: 61)

Manfaat Istighfar

Memberikan jalan keluar dari setiap kesedihan

Nabi Muhammad SAW juga menjelaskan bahwa manfaat istigfar dapat memberikan jalan keluar dari setiap kesedihan. Tidak hanya itu, manfaat istighfar juga dapat melapangkan setiap kesempitan yang dialami seorang muslim. 

“Barang siapa memperbanyak istighfar; niscaya Allah memberikan jalan keluar bagi setiap kesedihannya, kelapangan untuk setiap kesempitannya dan rizki dari arah yang tidak disangka-sangka” (HR. Ahmad dari Ibnu Abbas dan sanadnya dinilai sahih oleh al-Hakim serta Ahmad Syakir).

Mendapatkan kenikmatan yang terus menerus

Seperti disebutkan oleh Allah SWT dalam surat Hud ayat 3, manfaat istighfar dan meminta ampun kepada Allah SWT dapat membuat kamu mendapatkan kenikmatan. Dalam ayat tersebut Allah berfirman:

"Dan hendaklah kamu meminta ampun kepada Tuhanmu dan bertaubat kepada-Nya. (Jika kamu mengerjakan yang demikian), niscaya Dia akan memberi kenikmatan yang baik (terus menerus) kepadamu sampai kepada waktu yang telah ditentukan dan Dia akan memberikan kepada tiap-tiap orang yang mempunyai keutamaan (balasan) keutamaannya. Jika kamu berpaling, maka sesungguhnya aku takut kamu akan ditimpa siksa hari kiamat." (QS. Hud: 3)

Kejahatan diganti dengan kebajikan

Saat seorang hamba bertaubat dan beristighfar, maka jarak antara Allah SWT dengan hamba-Nya akan semakin dekat. Selain itu, bagi hamba yang selalu membersihkan jiwanya dari noda dosa, ia akan senantiasa diberikan kelapangan dan kemudahan dalam hidup. Bahkan manfaat istighfar juga dapat membuat kejahatan yang selama ini kamu perbuat diganti Allah SWT dengan kebajikan.

Allah berfirman,"Kecuali orang-orang yang bertaubat, beriman dan mengerjakan amal saleh; maka kejahatan mereka akan diganti Allah dengan kebajikan. Dan adalah Allah maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS. Al Furqan: 70)

Menghindarkan hamba dari siksa allah Swt dan musibah

Manfaat istighfar juga dapat menghindari seorang muslim dari siksal Allah dan musibah. Allah SWT berfirman, “Dan Allah tidak akan menyiksa mereka sedang mereka dalam keadaan beristighfar.” (Al-Anfal: 33). Allah SWT berfirman pula menjelaskan sebab terselamatkannya Nabi Yunus AS, “Maka kalau sekiranya dia tidak termasuk sebagai orang-orang yang banyak bertasbih, niscaya ia akan tetap tinggal di dalam perut ikan itu sampai hari kebangkitan.” (Ash-Shaffat: 143-144)

Pada ayat lain, juga menjelaskan bentuk tasbih Nabi Yunus  yang merupakan salah satu makna istighfar, yaitu dalam firman-Nya,

“Tiada sembahan (yang hak), kecuali Engkau. Maha Suci Engkau, sesungguhnya saya termasuk ke dalam golongan orang-orang zhalim.” (Al-Anbiya`: 87)

Berbahagia di Hari Kiamat

Manfaat isitghfar juga menjadikan kamu akan berbahagia di hari kiamat. Telah shahih bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang ingin bahagia dengan catatan amalnya (pada hari kiamat), hendaklah ia beristighfar kepada Allah.” Telah shahih pula bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sangat beruntunglah orang yang menemukan bahwa pada catatan amalnya terdapat banyak istighfar.” Berikut bacaan istighfar yang bisa kamu lantunkan setiap hari:

Istigfar Pendek, Astaghfirullah, Artinya: “Aku memohon ampun kepada Allah.” Istigfar Nabi Sebelum Wafat, Subhanallahi wabihamdih, astaghfirullaha wa atuubu ilaih. Artinya: “Maha Suci Allah dan segala puji bagi-Nya. Aku memohon ampun kepada Allah dan bertaubat kepada-Nya.”

Istigfar Penghapus Dosa Besar. Astaghfirullah, alladzi la ilaha illa huwal hayyul qayyumu wa atuubu ilaih. Artinya: “Aku memohon ampun kepada Allah, Dzat yang tidak ada sesembahan kecuali Dia. Yang Mahahidup lagi Maha Berdiri Sendiri. Dan aku bertaubat kepada-Nya.”

Istigfar Nabi Adam

Robbana dholamna anfusana, wa illam taghfir lana wa tarhamna, lanakuunanna minal khasirin

Artinya: "Wahai Pemelihara kami, sesungguhnya kami telah berbuat zhalim terhadap diri-diri kami. Jika Engkau tidak mengampuni dan merahmati kami, sungguh kami termasuk golongan orang-orang yang rugi."


Referensi sebagai berikut ini ; 













Keistimewaan Istighfar dalam Kehidupan Kita


Keistimewaan Istighfar dalam Kehidupan Kita. Keistimewaan Istighfar dalam Kehidupan Kita, merupakan salah satu kalimat dzikir yang diajarkan dalam Agama Islam. Ada banyak sekali keistimewaan Istighfar dalam kehidupan sehari-hari. Salah satunya bias menjadi obat hati. Manusia merupakan makhluk Allah yang tidak luput dari kesalahan dan khilaf. Oleh karena itu, Allah SWT memerintahkan kepada setiap hambanya untuk selalu memohon ampunan dan bertaubat. Salah satunya dengan selalu mengucap dzikir istighfar yaitu “Astaghfirullahhaladziim”.

Istigfar merupakan bacaan yang sering disebutkan dalam berdzikir mengingat Allah SWT. Menucapkan kalimat Istighfar adalah memohon ampunan seorang hamba kepada Rabbnya atas dosa yang telah ia lakukan.

Allah SWT telah menyebutkan dalam Alqur’an mengenai istighfar:

“Dan tidak sesuatupun yang mengahalangi manusia dari beriman, ketika petunjuk telah datang kepada mereka, dan dari memohon ampun kepada Tuhannya, kecuali (keinginan menanti) datangnya hokum (Allah yang telah berlalu pada) umat-umat yang dahulu atau datangnya azab atas mereka dengan nyata.” (QS. Al-Kahf: 55)

Seorang hamba yang tidak pernah meminta ampunan kepada Allah SWT maka ia termasuk kedalam golongan orang-orang yang sombong dan ingkar kepada Allah SWT. dan tidak akan Allah berikan keistimewaan Istighfar kepadanya.

Untuk itu, istighfar merupakan kalimat dzikir dan amalan kesungguhan untuk memohon ampun kepada Allah SWT dari hati yang paling dalam.

Berikut ada lima keistimewaan Istigfar dalam kehidupan sehari-hari yang perlu diketahui:

1Keistimewaan Istighfar: Selalu Mengingat Allah SWT

Dengan selalu beristighfar, seorang hamba akan senantiasa mengingat Allah SWT. Karena banyak sekali orang yang kadang kala khilaf dan lalai akan perintah dan larangan Tuhanya. oleh karena itu Allah memberikan banyak keistimewaan Istighfar.

Berdzikir akan menghantarkan seorang hamba pemahaman bahwa Allah SWT adalah maha pengampun dan dengan ampunan-Nya ia akan selamat di dunia dan akhirat.

Karena manusia tanpa adanya ampunan dari Allah SWT bisa menghantarkan ia pada kesesatan dan jurang kesengsaraan terutama di kehidupan akhirat kelak.

Keistimewaan Istigfar tentunya akan Allah berikan kepada hambanya yang taat dan muslim yang beriman.

Sedangkan orang-orang yang selalu melakukan perbuatan musyrik dan tidak taat pada perintah-Nya tentu tidak akan mendapatkan ampunan dari Allah SWT karena manusia tersebut selalu sombong dan tidak menganggap Allah sebagai tuhannya.

Hal ini di jelaskan dalam firman-Nya:

“Tiadalah sepatutnya bagi nabi dan orang-orang yang berimanan memintakan ampunan (kepada Allah) bagi orang-orang musyrik, walaupun orang-orang musyrik itu adalah kaum kerabatnya, sudah jelas bagi mereka, bahwasanya orang-orang musyrik itu adalah penghuni neraka jahanam.”

“dan permintaan ampunan dari Ibrahim (kepada Allah) untuk bapaknya tidak lain hanyalah karena suatu janji yang telah diikrarkan kepada bapaknya itu. Maka, tatkala jelas bagi Ibrahim bahwa bapaknya itu adalah musuh Allah SWT, maka Ibrahim berlepas diri dari padanya. Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang yang sangat lembut hatinya lagi penyantun.” (QS. At-Taubah: 113-114)

2Keistimewaan Istighfar: Dijuhkan dari Sifat Sombong

Keistimewaan istighfar selanjutnya adala ia akan dijauhkan dari sifat sombong.

Manusia yang senantiasa beristighfar ia akan jauh dari berbuat kesombongan. Hal ini karena ia menyadari bahwa tidak ada yang patut untuk disombongkan dalam hidupnya apalagi jiga di tandingkan dengan ciptaan Rabbnya.

Maka dari itu dapat dipahami bahwa manusia sebagai makhluk Allah SWT yang lemah sangat membutuhkan ampunan dan maaf dari-Nya.

Sifat sombong merupakan salah satu hal yang paling Allah benci. Dan Allah tidak akan memaafkan hambanya yang bersifat sombong, kecuali ia mau bertaubat.

3Keistimewaan Istighfar: Hati Menjadi Tenang

Orang yang senantiasa berdzikir memohon ampunan, akan Allah berikan keistimewaan istighfar kepadanya. Salah satunya dengan mendapatkan hati yang tenang.

Dengan mengingat dan memohon ampun kepada Allah SWT tentu akan membuat hati menjadi tenang dan damai. Hal ini karena, Allah akan memberikan apapun kepada hambanya yang mau bertaubat.

4Keistimewaan Istighfar: Mendapatkan Ampunan dari Allah SWT

Keistimewaan Istighfar selanjutnya akan menghantarkan seseorang pada ampuanan Allah SWT. Karena tidak ada satupun yang bisa memberikan keselamatan dan ampunan selain Allah SWT sang pencipta seluruh alam semesta. Allah juga akan menyelamatkan hambanya baik di dunia dan di akhirat jika ia benar-benar menginginkan ampunan dari-Nya.

Seperti dalam firman Allah SWT:

“Dan Allah sekali-kali tidak akan mengazab mereka, sedang kamu berada diantara mereka. Dan tidaklah (pula) Allah akan mengazab mereka, sedang mereka meminta ampun.” (QS. Al-Anfal: 33)

5Keistimewaan Istighfar: Dibukakan Pintu Rezeki

Keistimewaan Istighfar yang terakhir yaitu, dibukakan pintu rezeki oleh Allah SWT.

Orang yang senantiasa mau mengamalkan Istigfar Allah akan membukakan pintu rezeki untuknya. Sebagaimana firmannya dalam Alquran:

“Maka aku katakana kepada mereka ‘mohon ampun (Istigfar) kepada tuhanmu, sesungguhnya dia adalah maha pengampun. Niscaya dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai.” (QS. Nuh: 10-12)

Begitu banyaknya keistimewan Istighfar salah satunya Allah menjanjikan kemudahan rezeki dan dibukakanya pintu rezeki tersebut kepada hamba-hambanya yang mau beristigfar


Sudah menjadi fitrah manusia menjadi tempatnya salah dan juga dosa. Oleh karena itu, sebaiknya kaum muslim mengetahui keutamaan Istighfar sebagai cara untuk mengikis dosa.

Istighfar sendiri adalah memohon maghfirah atau ampunan kepada Allah SWT. Sebab, tidak ada manusia yang bebas dari dosa kecuali Rasulullah SAW yang telah dijaga dari dosa dan kesalahan.

Istighfar berarti memohon ampunan, dan termasuk bacaan yang sering disebutkan saat berzikir atau mengingat Allah SWT. Dalam Alquran Allah SWT berfirman:

مَا مَنَعَ النَّاسَ اَنْ يُّؤْمِنُوْٓا اِذْ جَاۤءَهُمُ الْهُدٰى وَيَسْتَغْفِرُوْا رَبَّهُمْ اِلَّآ اَنْ تَأْتِيَهُمْ سُنَّةُ الْاَوَّلِيْنَ اَوْ يَأْتِيَهُمُ الْعَذَابُ قُبُلًا

Artinya: “Dan tidak ada sesuatupun yang menghalangi manusia dari beriman,ketika petunjuk telah datang kepada mereka, dan dari memohon ampun kepada Tuhannya, kecuali (keinginan menanti) datangnya hukum (Allah yang telah berlalu pada) umat-umat yang dahulu atau datangnya azab atas mereka dengan nyata.” (QS Al-Kahfi: 55)

Saat manusia tidak pernah sekalipun memohon ampunan kepada Allah SWT, maka dia termasuk orang yang sombong dan ingkar kepada Allah SWT.

Sering kali Istighfar disebutkan saat manusia melakukan dosa. Padahal, kata Istighfar tidak hanya sebagai ucapan ketika melakukan dosa saja.

Sebab, manusia baik sadar ataupun tidak sadar sering kali berbuat dosa. Untuk itu, amalan istighfar tidak hanya dilakukan saat sudah melakukan dosa yang dirasa saja.

Menurut penelitian Jurnal Universitas Islam Indonesia, terdapat pengaruh yang signifikan terhadap kecemasan sebelum dan sesudah diberikan terapi Istighfar, dan ada juga efek yang dihasilkan oleh terapi.

Itu hanyalah salah satu dari manfaat yang akan dirasakan oleh orang yang sering beristighfar. Selain itu, terdapat banyak keutamaan istighfar lainnya yang bisa ditemukan dalam Alquran dan juga hadis.

Beberapa keutamaan Istighfar tersebut antara lain:

1. Mendapatkan Ampunan

Seperti artinya, Istighfar adalah meminta ampun kepada Allah SWT atas segala dosa yang telah diperbuat. Ini harus dilakukan secara sungguh-sungguh agar mendapatkan keutamaan Istighfar ini.

Dalam Alquran Allah SWT berfirman:

وَمَنْ يَعْمَلْ سُوءًا أَوْ يَظْلِمْ نَفْسَهُ ثُمَّ يَسْتَغْفِرِ اللَّهَ يَجِدِ اللَّهَ غَفُورًا رَحِيمًا

Artinya: “Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan dan menganiaya dirinya, kemudian ia mohon ampun kepada Allah, niscaya ia mendapati Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS An-Nisa: 110)

Bahkan saat seseorang sungguh-sungguh beristighfar dan bertaubat, Allah SWT akan mengampuni sebanyak apa pun dosa yang dilakukan. Seperti terdapat dalam sebuah hadis:

قَالَ اللَّهُ يَا ابْنَ آدَمَ إِنَّكَ مَا دَعَوْتَنِى وَرَجَوْتَنِى غَفَرْتُ لَكَ عَلَى مَا كَانَ فِيكَ وَلاَ أُبَالِى يَا ابْنَ آدَمَ لَوْ بَلَغَتْ ذُنُوبُكَ عَنَانَ السَّمَاءِ ثُمَّ اسْتَغْفَرْتَنِى غَفَرْتُ لَكَ وَلاَ أُبَالِى

Artinya: “Allah berfirman: ‘Wahai anak Adam, sesungguhnya kamu memohon dan berharap kepada-Ku, niscaya Aku mengampunimu betapapun banyaknya (dosa) yang ada pada dirimu dan Aku tidak peduli. Wahai anak Adam, sekiranya dosa-dosamu mencapai awan di langit lalu kamu memohon ampun kepada-Ku, niscaya Aku mengampunimu dan Aku tidak peduli.” (HR. Tirmidzi)

2. Mendapatkan Rahmat

Dalam Alquran, Allah SWT berfirman:

قَالَ يَاقَوْمِ لِمَ تَسْتَعْجِلُونَ بِالسَّيِّئَةِ قَبْلَ الْحَسَنَةِ لَوْلَا تَسْتَغْفِرُونَ اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ

(Qāla yā qaumi lima tasta'jilụna bis-sayyi`ati qablal-ḥasanah, lau lā tastagfirụnallāha la'allakum tur-ḥamụn)

Artinya: “Dia (Shalih) berkata: ‘Hai kaumku, mengapa kalian meminta disegerakan suatu keburukan sebelum kebaikan? Mengapakah kalian tidak memohon ampun kepada Allah supaya kalian mendapatkan rahmat.” (QS An-Naml: 46)

3. Mendapatkan Keberuntungan

Orang yang banyak membaca kalimat thayyibah ini, akan mendapatkan keberuntungan terutama di akhirat. Dalam sebuah hadis, Rasulullah SAW bersabda:

طُوبَى لِمَنْ وَجَدَ فِى صَحِيفَتِهِ اسْتِغْفَارًا كَثِيرًا

Artinya: “Beruntunglah orang yang di dalam catatan amalnya terdapat istighfar yang banyak.” (HR Ibnu Majah)

4. Mendapatkan Kebahagiaan

Keutamaan Istighfar lainnya akan dirasakan nanti saat seseorang membuka catatan amalnya di Yaumul Hisab. Sebab, dirinya akan mendapatkan sebaik-baiknya kebahagiaan.

مَنْ أَحَبَّ أَنْ تَسُرَّهُ صَحِيْفَتُهُ فَلْيُكْثِرْ فِيْهَا مِنَ الْاِسْتِغْفَارِ

Artinya: “Barangsiapa yang ingin catatan amalnya menyenangkannya, maka perbanyaklah istighfar.” (HR Baihaqi)

5. Mendapatkan Keberkahan

Istighfar juga akan mendatangkan keberkahan langit, di antaranya dalam bentuk hujan. Hal ini sebagaimana dirasakan oleh Nabi Nuh AS saat mengajarkan kepada umatnya. Dalam Alquran Allah SWT berfirman:

فَقُلْتُ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ إِنَّهُ كَانَ غَفَّارًا . يُرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْكُمْ مِدْرَارًا

(Fa qultustagfirụ rabbakum innahụ kāna gaffārā. Yursilis-samā`a 'alaikum midrārā)

Artinya: “Maka aku katakan kepada mereka: ‘Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun, niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat.” (QS Nuh: 10-11)

6. Membukakan Pintu Rezeki

Membuka pintu rezeki menjadi keutamaan Istighfar selanjutnya. Oleh karena itu, mudah saja bagi Allah SWT untuk memberikan rezeki pada orang yang gemar beristighfar. Dalam Alquran Allah WT berfirman:

وَّيُمْدِدْكُمْ بِاَمْوَالٍ وَّبَنِيْنَ وَيَجْعَلْ لَّكُمْ جَنّٰتٍ وَّيَجْعَلْ لَّكُمْ اَنْهٰرًاۗ

(wa yumdidkum bi`amwāliw wa banīna wa yaj'al lakum jannātiw wa yaj'al lakum an-hārā)

Artinya: “Dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai.” (QS Nuh: 12)

7. Mendapatkan Keturunan

Dalam Surat Nuh ayat 12 di atas, keutamaan Istighfar bukan hanya akan memperbanyak harta tetapi juga membanyakkan anak-anak.

Banyak ulama yang memahami keutamaan ini sehingga mereka menganjurkan orang yang ingin memiliki anak agar banyak beristighfar.

8. Ditambah Kekuatan

Dalam Alquran Allah SWT berfirman:

وَيَا قَوْمِ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ ثُمَّ تُوبُوا إِلَيْهِ يُرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْكُمْ مِدْرَارًا وَيَزِدْكُمْ قُوَّةً إِلَى قُوَّتِكُمْ وَلَا تَتَوَلَّوْا مُجْرِمِينَ

(Wa yā qaumistagfirụ rabbakum ṡumma tụbū ilaihi yursilis-samā`a 'alaikum midrāraw wa yazidkum quwwatan ilā quwwatikum wa lā tatawallau mujrimīn)

Artinya: “Dan (dia berkata): ‘Hai kaumku, mohonlah ampun kepada Tuhanmu lalu bertobatlah kepada-Nya, niscaya Dia menurunkan hujan yang sangat deras atasmu, dan Dia akan menambahkan kekuatan kepada kekuatanmu, dan janganlah kamu berpaling dengan berbuat dosa,” (QS Hud: 52)

Banyak bacaan istighfar yang yang telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW. Beliau bahkan beristighfar minimal 70 kali dalam sehari semalam, padahal dosa-dosa beliau telah dijamin diampuni oleh Allah SWT.

Setelah mengetahui keutamaan Istighfar, inilah beberapa bacaannya yang dapat dibaca setiap saat.

9. Istighfar Singkat

Sebagaimana tercantum dalam Shahih Muslim, Rasulullah SAW biasa membaca istighfar ini tiga kali setelah selesai salat.

أَسْتَغْفِرُ اللَّهَ

(Astaghfirullah)

Artinya: “Aku memohon ampun kepada Allah.”

Ada juga yang lebih panjang sedikit tapi tetap tergolong singkat.

أَسْتَغْفِرُ اللَّهَ الْعَظِيمَ

(Astaghfirullahal ‘adhiim)

Artinya: “Aku memohon ampun kepada Allah yang Maha Agung.”

10. Istighfar Penghapus Dosa

Bacaan istighfar ini lebih panjang dengan keutamaan yang luar biasa. Yakni dapat menghapus dosa meskipun sebanyak buih di lautan. Bacaannya ialah:

أَسْتَغْفِرُ اللَّهَ الَّذِى لاَ إِلَهَ إِلاَّ هُوَ الْحَىُّ الْقَيُّومُ وَأَتُوبُ إِلَيْهِ

(Astaghfirullah alladzii laa ilaaha illaa huwal hayyul qoyyuumu wa atuubu ilaih)

Artinya: “Aku memohon ampun kepada Allah. Yang tidak ada ilah kecuali Dia yang Maha Hidup lagi terus menerus mengurus makhluknya. Dan aku bertobat kepada-Nya.”

Dalam riwayat Tirmidzi, ada tambahan al adhiim, sehingga menjadi:

أَسْتَغْفِرُ اللَّهَ الْعَظِيمَ الَّذِى لاَ إِلَهَ إِلاَّ هُوَ الْحَىُّ الْقَيُّومُ وَأَتُوبُ إِلَيْهِ

(Astaghfirullahal ‘adhiim alladzii laa ilaaha illaa huwal hayyul qoyyuumu wa atuubu ilaih)

Artinya: “Aku memohon ampun kepada Allah yang Maha Agung. Yang tidak ada ilah kecuali Dia yang Maha Hidup lagi terus menerus Mengurus makhluknya. Dan aku bertaubat kepada-Nya.”

11. Bacaan Istighfar saat Fathu Makkah

Dalam riwayat Imam Muslim, Aisyah RA menyebutkan bahwa bacaan istighfar ini sering dibaca oleh Rasulullah SAW, salah satunya pada saat Fathu Makkah.

سُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ أَسْتَغْفِرُ اللَّهَ وَأَتُوبُ إِلَيْهِ

(Subhaanallahi wabihamdih astaghfirullah wa atuubu ilaih)

Artinya: “Maha Suci Allah dan dengan memuji-Nya, aku memohon ampun kepada Allah dan bertaubat kepada-Nya.”

12. Sayyidul Istighfar

Ini adalah bacaan Istighfar yang sangat istimewa. Meski lafadznya lebih panjang daripada bacaan lainnya, tetapi sangat ringan jika dibandingkan keutamannya yang luar biasa.

Rasulullah bersabda bawa siapapun yang membacanya di siang hari dengan yakin kemudian meninggal di hari itu, maka ia termasuk penghuni surga.

Dan siapa yang membacanya di malam hari dengan yakin kemudian ia meningga di malam itu, maka ia juga termasuk penghuni surga. Bacaan sayyidul Istighfar tersebut yakni:

اللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّى ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ ، خَلَقْتَنِى وَأَنَا عَبْدُكَ ، وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ ، أَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ ، أَبُوءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَىَّ وَأَبُوءُ بِذَنْبِى ، اغْفِرْ لِى ، فَإِنَّهُ لاَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلاَّ أَنْتَ

Artinya: “Ya Allah, Engkau Tuhanku, tidak ada Tuhan selain Engkau, Engkau Yang telah menciptakanku dan aku adalah hamba-Mu. Aku berusaha semampuku untuk selalu berada dalam pemeliharaan dan janji-Mu.

Kuberlindung kepada-Mu dari akibat buruk perbuatanku. Hamba mengakui nikmat-Mu atas diriku dan aku juga mengakui betapa besarnya kesalahanku. Maka ampunilah aku. Sesungguhnya tidak ada yang dapat mengampuni dosa-dosa kecuali Engkau.”

Melihat besarnya keutamaan Istighfar, diharapkan umat muslim untuk dapat melakukan dan dimasukkan sebagai amalan harian untuk menggugurkan dosa.

Sebagai umat muslim, setiap kita melakukan kesalahan kalimat yang seharusnya keluar adalah kalimat istighfar. Istighfar juga biasa kita ucapkan ketika selesai mengerjakan ibadah sholat. Bacaan istighfar, yaitu “Ataghfirullah”, memiliki arti “Aku memohon ampun kepada Allah.” Kalimat ini senantiasa kita ucapkan agar kita selalu berhati-hati dalam setiap tindakan yang kita kerjakan.

Allah SWT berfirman dalam surat Al Anfal ayat 33,

“Dan Allah SWT tidak akan mengazab mereka selagi mereka memohon ampunan-Nya.” Bacaan ini memang hanya berupa kalimat pendek. Namun, bacaan istighfar memiliki makna yang lebih dari sekedar memohon ampun kepada Allah SWT. Istighfar memiliki keutamaan yang jauh lebih luas. Jangan mengucapkan istighfar hanya dalam keadaan tertentu. Namun, bacalah istighfar setiap waktu untuk tetap mendekatkan diri ini kepada Allah SWT.

Berikut, kami lansir dari berbagai sumber, makna istighfar yang bisa menjadi amalan baik bagi umat Islam.

Memohon Ampun

Makna istighfar yang pertama adalah sebagai saran memohon ampun kepada Allah SWT.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

“Dan orang-orang yang, apabila berbuat keji atau menganiaya diri sendiri, mengingat Allah lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka. Siapa lagi yang dapat mengampuni dosa, kecuali Allah? Mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui.” (Q.S Ali Imran : 135)

Dimudahkan Urusannya

Makna istighfar yang kedua adalah untuk memudahkan kita dalam menghadapi setiap urusan.  Dalam sebuah hadist, Nabi Muhammad SAW bersabda:

"Barang siapa memperbanyak istighfar, niscaya Allah memberikan jalan keluar bagi setiap kesedihannya, kelapangan untuk setiap kesempitannya, dan rizki dari arah yang tidak disangka-sangka." (HR. Ahmad dan Ibnu Abbas).

Dalam hadits lain, Rasulullah bersabda,

“Kenalilah Allah saat kamu senang, niscaya Dia akan mengenalimu saat kamu sedang susah,” (HR. Ahmad).

Istighfar bisa menjadi cara kita meminta jalan keluar setelah memohon ampun kepada Allah SWT. Namun, keutamaan itu diberikan kepada orang-orang yang senantiasa selalu ingat kepada Allah dengan terbiasa mengucapkan kalimat istgihfar ini.

Membuka Pintu Rezeki

Makna istighfar yang ketiga adalah dapat melancarkan rezeki kita.

Allah berfirman,

"Maka aku katakan kepada mereka 'mohon ampun (istighfar) kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun. Niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai." (Q.S Nuh : 10-12).

Ayat ini juga dihubungkan dengan kisah yang masyhur tentang Hasan Al Bashri. Di mana setiap seseorang mengadu tentang kondisinya, Hasan Al Bashri selalu memberikan solusi dengan menyuruh orang tersebut beristighfar. Ketika ditanya oleh seorang sahabatnya, mengapa beliau memberikan nasehat yang sama untuk permasalahan yang berbeda-beda. Kemudian Hasan Al Bashri menyebut ayat dari surat Nuh tersebut.

Membersihkan Hati

Bacaan Doa Pembuka Acara Lengkap Arab Latin, Lafalkan di Berbagai Kesempatan

Makna istighfar yang keempat adalah sebagai pembersih hati setelah melakukan dosa. Ketika seseorang melakukan dosa, noda hitam akan tertitik pada hatinay. Dan jika orang tersebut beristighfar, noda itu akan terhapus dan hatinya kembali bersih. Rasulullah bersabda,

“Jika seseorang melakukan sebuah dosa, dititiklah satu titik hitam pada hatinya. Jika dia bertaubat, berhenti (melakukan dosa), lalu beristighfar, hatinya akan kembali bersih. Jika dia mengulangi dosanya, ditambahkanlah titik hitam sampai menutupi hatinya, dan jika hatinya sudah tertutup, itulah ar-rain ‘penutup hati’ yang Allah ‘Azza wa Jalla sebutkan dalam Al-Qur`an, ‘Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya sesuatu yang selalu mereka usahakan itu menjadi ar-rain terhadap hati-hati mereka.’.” (HR. Tirmidzi)

Dikabulkan Doanya

Makna istghfar yang kelima adalah dapat mengabulkan doa bagi yang mengamalkannya.

Sebagaimana yang Allah jelaskan dalam salah satu ayat-Nya,

“… Shaleh berkata: Wahai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada sembahan (yang hak) bagi kalian, kecuali Dia. Dia telah menciptakan kalian dari bumi (tanah) dan menjadikan kalian sebagai pemakmur (bumi) itu maka beristighfarlah kepada-Nya, kemudian bertaubatlah kepada-Nya. Sesungguhnya Rabb-ku amatlah dekat lagi mengabulkan (doa hamba-Nya).” (Q.S Hud : 61)

Referensi sebagai berikut ini ; 










Keistimewaan dan Keutamaan Niat Istighfar Kepada Allah Swt

Sudah menjadi fitrah manusia menjadi tempatnya salah dan juga dosa. Oleh karena itu, sebaiknya kaum muslim mengetahui keutamaan Istighfar sebagai cara untuk mengikis dosa.

Istighfar sendiri adalah memohon maghfirah atau ampunan kepada Allah SWT. Sebab, tidak ada manusia yang bebas dari dosa kecuali Rasulullah SAW yang telah dijaga dari dosa dan kesalahan.

Istighfar berarti memohon ampunan, dan termasuk bacaan yang sering disebutkan saat berzikir atau mengingat Allah SWT. Dalam Alquran Allah SWT berfirman:

مَا مَنَعَ النَّاسَ اَنْ يُّؤْمِنُوْٓا اِذْ جَاۤءَهُمُ الْهُدٰى وَيَسْتَغْفِرُوْا رَبَّهُمْ اِلَّآ اَنْ تَأْتِيَهُمْ سُنَّةُ الْاَوَّلِيْنَ اَوْ يَأْتِيَهُمُ الْعَذَابُ قُبُلًا

Artinya: “Dan tidak ada sesuatupun yang menghalangi manusia dari beriman,ketika petunjuk telah datang kepada mereka, dan dari memohon ampun kepada Tuhannya, kecuali (keinginan menanti) datangnya hukum (Allah yang telah berlalu pada) umat-umat yang dahulu atau datangnya azab atas mereka dengan nyata.” (QS Al-Kahfi: 55)

Saat manusia tidak pernah sekalipun memohon ampunan kepada Allah SWT, maka dia termasuk orang yang sombong dan ingkar kepada Allah SWT.

Sering kali Istighfar disebutkan saat manusia melakukan dosa. Padahal, kata Istighfar tidak hanya sebagai ucapan ketika melakukan dosa saja.

Sebab, manusia baik sadar ataupun tidak sadar sering kali berbuat dosa. Untuk itu, amalan istighfar tidak hanya dilakukan saat sudah melakukan dosa yang dirasa saja.

Menurut penelitian Jurnal Universitas Islam Indonesia, terdapat pengaruh yang signifikan terhadap kecemasan sebelum dan sesudah diberikan terapi Istighfar, dan ada juga efek yang dihasilkan oleh terapi.

Itu hanyalah salah satu dari manfaat yang akan dirasakan oleh orang yang sering beristighfar. Selain itu, terdapat banyak keutamaan istighfar lainnya yang bisa ditemukan dalam Alquran dan juga hadis.

Beberapa keutamaan Istighfar tersebut antara lain:

1. Mendapatkan Ampunan

Seperti artinya, Istighfar adalah meminta ampun kepada Allah SWT atas segala dosa yang telah diperbuat. Ini harus dilakukan secara sungguh-sungguh agar mendapatkan keutamaan Istighfar ini.

Dalam Alquran Allah SWT berfirman:

وَمَنْ يَعْمَلْ سُوءًا أَوْ يَظْلِمْ نَفْسَهُ ثُمَّ يَسْتَغْفِرِ اللَّهَ يَجِدِ اللَّهَ غَفُورًا رَحِيمًا

Artinya: “Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan dan menganiaya dirinya, kemudian ia mohon ampun kepada Allah, niscaya ia mendapati Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS An-Nisa: 110)

Bahkan saat seseorang sungguh-sungguh beristighfar dan bertaubat, Allah SWT akan mengampuni sebanyak apa pun dosa yang dilakukan. Seperti terdapat dalam sebuah hadis:

قَالَ اللَّهُ يَا ابْنَ آدَمَ إِنَّكَ مَا دَعَوْتَنِى وَرَجَوْتَنِى غَفَرْتُ لَكَ عَلَى مَا كَانَ فِيكَ وَلاَ أُبَالِى يَا ابْنَ آدَمَ لَوْ بَلَغَتْ ذُنُوبُكَ عَنَانَ السَّمَاءِ ثُمَّ اسْتَغْفَرْتَنِى غَفَرْتُ لَكَ وَلاَ أُبَالِى

Artinya: “Allah berfirman: ‘Wahai anak Adam, sesungguhnya kamu memohon dan berharap kepada-Ku, niscaya Aku mengampunimu betapapun banyaknya (dosa) yang ada pada dirimu dan Aku tidak peduli.

Wahai anak Adam, sekiranya dosa-dosamu mencapai awan di langit lalu kamu memohon ampun kepada-Ku, niscaya Aku mengampunimu dan Aku tidak peduli.” (HR. Tirmidzi)

2. Mendapatkan Rahmat Allah Swt

Dalam Alquran, Allah SWT berfirman:

قَالَ يَاقَوْمِ لِمَ تَسْتَعْجِلُونَ بِالسَّيِّئَةِ قَبْلَ الْحَسَنَةِ لَوْلَا تَسْتَغْفِرُونَ اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ

(Qāla yā qaumi lima tasta'jilụna bis-sayyi`ati qablal-ḥasanah, lau lā tastagfirụnallāha la'allakum tur-ḥamụn)

Artinya: “Dia (Shalih) berkata: ‘Hai kaumku, mengapa kalian meminta disegerakan suatu keburukan sebelum kebaikan? Mengapakah kalian tidak memohon ampun kepada Allah supaya kalian mendapatkan rahmat.” (QS An-Naml: 46)

3. Mendapatkan Keberuntungan

Orang yang banyak membaca kalimat thayyibah ini, akan mendapatkan keberuntungan terutama di akhirat. Dalam sebuah hadis, Rasulullah SAW bersabda:

طُوبَى لِمَنْ وَجَدَ فِى صَحِيفَتِهِ اسْتِغْفَارًا كَثِيرًا

Artinya: “Beruntunglah orang yang di dalam catatan amalnya terdapat istighfar yang banyak.” (HR Ibnu Majah)

4. Mendapatkan Kebahagiaan

Keutamaan Istighfar lainnya akan dirasakan nanti saat seseorang membuka catatan amalnya di Yaumul Hisab. Sebab, dirinya akan mendapatkan sebaik-baiknya kebahagiaan.

مَنْ أَحَبَّ أَنْ تَسُرَّهُ صَحِيْفَتُهُ فَلْيُكْثِرْ فِيْهَا مِنَ الْاِسْتِغْفَارِ

Artinya: “Barangsiapa yang ingin catatan amalnya menyenangkannya, maka perbanyaklah istighfar.” (HR Baihaqi)

5. Mendapatkan Keberkahan

Istighfar juga akan mendatangkan keberkahan langit, di antaranya dalam bentuk hujan. Hal ini sebagaimana dirasakan oleh Nabi Nuh AS saat mengajarkan kepada umatnya. Dalam Alquran Allah SWT berfirman:

فَقُلْتُ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ إِنَّهُ كَانَ غَفَّارًا . يُرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْكُمْ مِدْرَارًا

(Fa qultustagfirụ rabbakum innahụ kāna gaffārā * Yursilis-samā`a 'alaikum midrārā)

Artinya: “Maka aku katakan kepada mereka: ‘Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun, niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat.” (QS Nuh: 10-11)

6. Membukakan Pintu Rezeki

Membuka pintu rezeki menjadi keutamaan Istighfar selanjutnya. Oleh karena itu, mudah saja bagi Allah SWT untuk memberikan rezeki pada orang yang gemar beristighfar. Dalam Alquran Allah WT berfirman:

وَّيُمْدِدْكُمْ بِاَمْوَالٍ وَّبَنِيْنَ وَيَجْعَلْ لَّكُمْ جَنّٰتٍ وَّيَجْعَلْ لَّكُمْ اَنْهٰرًاۗ

(wa yumdidkum bi`amwāliw wa banīna wa yaj'al lakum jannātiw wa yaj'al lakum an-hārā)

Artinya: “Dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai.” (QS Nuh: 12)

7. Mendapatkan Keturunan

Dalam Surat Nuh ayat 12 di atas, keutamaan Istighfar bukan hanya akan memperbanyak harta tetapi juga membanyakkan anak-anak.

Banyak ulama yang memahami keutamaan ini sehingga mereka menganjurkan orang yang ingin memiliki anak agar banyak beristighfar.

8. Ditambah Kekuatan

Dalam Alquran Allah SWT berfirman:

وَيَا قَوْمِ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ ثُمَّ تُوبُوا إِلَيْهِ يُرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْكُمْ مِدْرَارًا وَيَزِدْكُمْ قُوَّةً إِلَى قُوَّتِكُمْ وَلَا تَتَوَلَّوْا مُجْرِمِينَ

(Wa yā qaumistagfirụ rabbakum ṡumma tụbū ilaihi yursilis-samā`a 'alaikum midrāraw wa yazidkum quwwatan ilā quwwatikum wa lā tatawallau mujrimīn)

Artinya: “Dan (dia berkata): ‘Hai kaumku, mohonlah ampun kepada Tuhanmu lalu bertobatlah kepada-Nya, niscaya Dia menurunkan hujan yang sangat deras atasmu, dan Dia akan menambahkan kekuatan kepada kekuatanmu, dan janganlah kamu berpaling dengan berbuat dosa,” (QS Hud: 52)

Banyak bacaan istighfar yang yang telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW. Beliau bahkan beristighfar minimal 70 kali dalam sehari semalam, padahal dosa-dosa beliau telah dijamin diampuni oleh Allah SWT.

Setelah mengetahui keutamaan Istighfar, inilah beberapa bacaannya yang dapat dibaca setiap saat.

9. Istighfar Singkat

Sebagaimana tercantum dalam Shahih Muslim, Rasulullah SAW biasa membaca istighfar ini tiga kali setelah selesai salat.

أَسْتَغْفِرُ اللَّهَ

(Astaghfirullah)

Artinya: “Aku memohon ampun kepada Allah.”

Ada juga yang lebih panjang sedikit tapi tetap tergolong singkat.

أَسْتَغْفِرُ اللَّهَ الْعَظِيمَ

(Astaghfirullahal ‘adhiim)

Artinya: “Aku memohon ampun kepada Allah yang Maha Agung.”

10. Istighfar Penghapus Dosa

Bacaan istighfar ini lebih panjang dengan keutamaan yang luar biasa. Yakni dapat menghapus dosa meskipun sebanyak buih di lautan. Bacaannya ialah:

أَسْتَغْفِرُ اللَّهَ الَّذِى لاَ إِلَهَ إِلاَّ هُوَ الْحَىُّ الْقَيُّومُ وَأَتُوبُ إِلَيْهِ

(Astaghfirullah alladzii laa ilaaha illaa huwal hayyul qoyyuumu wa atuubu ilaih)

Artinya: “Aku memohon ampun kepada Allah. Yang tidak ada ilah kecuali Dia yang Maha Hidup lagi terus menerus mengurus makhluknya. Dan aku bertobat kepada-Nya.”

Dalam riwayat Tirmidzi, ada tambahan al adhiim, sehingga menjadi:

أَسْتَغْفِرُ اللَّهَ الْعَظِيمَ الَّذِى لاَ إِلَهَ إِلاَّ هُوَ الْحَىُّ الْقَيُّومُ وَأَتُوبُ إِلَيْهِ

(Astaghfirullahal ‘adhiim alladzii laa ilaaha illaa huwal hayyul qoyyuumu wa atuubu ilaih)

Artinya: “Aku memohon ampun kepada Allah yang Maha Agung. Yang tidak ada ilah kecuali Dia yang Maha Hidup lagi terus menerus Mengurus makhluknya. Dan aku bertaubat kepada-Nya.”

11. Bacaan Istighfar saat Fathu Makkah

Dalam riwayat Imam Muslim, Aisyah RA menyebutkan bahwa bacaan istighfar ini sering dibaca oleh Rasulullah SAW, salah satunya pada saat Fathu Makkah.

سُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ أَسْتَغْفِرُ اللَّهَ وَأَتُوبُ إِلَيْهِ

(Subhaanallahi wabihamdih astaghfirullah wa atuubu ilaih)

Artinya: “Maha Suci Allah dan dengan memuji-Nya, aku memohon ampun kepada Allah dan bertaubat kepada-Nya.”

12. Sayyidul Istighfar

Ini adalah bacaan Istighfar yang sangat istimewa. Meski lafadznya lebih panjang daripada bacaan lainnya, tetapi sangat ringan jika dibandingkan keutamannya yang luar biasa.

Rasulullah bersabda bawa siapapun yang membacanya di siang hari dengan yakin kemudian meninggal di hari itu, maka ia termasuk penghuni surga.

Dan siapa yang membacanya di malam hari dengan yakin kemudian ia meningga di malam itu, maka ia juga termasuk penghuni surga. Bacaan sayyidul Istighfar tersebut yakni:

اللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّى ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ ، خَلَقْتَنِى وَأَنَا عَبْدُكَ ، وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ ، أَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ ، أَبُوءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَىَّ وَأَبُوءُ بِذَنْبِى ، اغْفِرْ لِى ، فَإِنَّهُ لاَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلاَّ أَنْتَ

Artinya: “Ya Allah, Engkau Tuhanku, tidak ada Tuhan selain Engkau, Engkau Yang telah menciptakanku dan aku adalah hamba-Mu. Aku berusaha semampuku untuk selalu berada dalam pemeliharaan dan janji-Mu.

Kuberlindung kepada-Mu dari akibat buruk perbuatanku. Hamba mengakui nikmat-Mu atas diriku dan aku juga mengakui betapa besarnya kesalahanku. Maka ampunilah aku. Sesungguhnya tidak ada yang dapat mengampuni dosa-dosa kecuali Engkau.”

Melihat besarnya keutamaan Istighfar, diharapkan umat muslim untuk dapat melakukan dan dimasukkan sebagai amalan harian untuk menggugurkan dosa.

Referensi sebagai berikut ini ; 









Keistimewaan Istighfar, Memohon Ampun kepada Allah Swt

Keistimewaan Istighfar, Memohon Ampun kepada Allah Swt, Seorang mukmin sangat dianjurkan untuk memohon ampun kepada Allah, atau istighfar. Manusia tak luput dari kesalahan, baik vertikal maupun horizontal. Vertikal berarti seorang hamba terhadap Tuhannya dan horizontal berarti terhadap sesama manusia. Manusia memang diciptakan dalam keadaan lemah. Tapi, ia diberi kemampuan oleh Allah SWT untuk memilih mana yang baik dan mana yang buruk. Sebagai manusia, Nabi Adam AS sempat tergoda oleh rayuan iblis untuk mendekati buah khuldi yang dilarang Allah SWT.

Namun, karena Adam AS tidak terlena dengan kesenangan sesaat, ia kembali pada fitrahnya. Adam bertobat kepada Allah SWT. Nabi Muhammad SAW pernah bersabda tentang tobat ini. “Setiap anak Adam adalah bersalah dan sebaik-baiknya orang yang melakukan kesalahan adalah mereka yang mau bertobat.” (HR Bukhari).

Salah satu jalan untuk memohon ampunan-Nya adalah istighfar. Istighfar berasal dari istaghfara, yastaghfiru, dan kata dasarnya adalah ghafara yang artinya ‘tutup.’

Secara bahasa, istighfar adalah memohon perlindungan, pertolongan, atau pengampunan (maghfirah) atas segala dosa yang dilakukan oleh seorang hamba dengan upaya untuk tidak mengulangi perbuatan tersebut sehingga kembali kepada fitrah kemanusiaan. Hal ini dapat dilakukan, baik dengan perkataan maupun perbuatan.

Dalam asmaul husna, kita menemukan kata Alghafur, Alghaffar, dan Alghafir yang artinya Zat Yang Maha Menutup Dosa para hamba-Nya serta mengampuni kesalahan-kesalahan dan dosa mereka.

Karena itu, Nabi SAW mengajarkan kita untuk beristighfar. Bahkan, dalam banyak riwayat, Rasulullah SAW beristighfar minimal 70 kali dalam sehari. Padahal, Nabi  Muhammad adalah maksum (yang dijamin suci dari dosa).

Pernah suatu hari, seorang ulama tabiin, Hasan Al Bashri, didatangi banyak orang untuk meminta nasihat agama dan berbagai persoalan. Di antara mereka, ada yang mengeluhkan sawah yang mengering. Kemudian, Hasan Al Bashri menyuruhnya agar ia beristighfar. Ada juga yang mengeluhkan kemiskinan, belum dikaruniai anak, ladangnya gagal panen, dan banyak persoalan lainnya. Namun, Hasan Al Bashri lagi-lagi menyuruh mereka untuk beristighfar.

Hal ini tentu membuat seorang Ar-Robi’ bin Shabih bertanya kepada Hasan Al Bashri, “Mengapa setiap kali engkau ditanya tentang segala persoalan, engkau menyuruh mereka untuk beristighfar?”

Hasan Al Bashri menjawab dengan tenang, “Sungguh, jawabanku itu bukanlah berasal dariku. Sebenarnya, Allah SWT telah berfirman, ‘Beristighfarlah (mohon ampun) kepada Tuhanmu. Sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun. Niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat dan membanyakkan harta dan anak-anakmu serta mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai.” (QS Nuh:10-12).

“Maka adapun orang yang catatannya diberikan dari sebelah kanannya, maka dia akan diperiksa dengan pemeriksaan yang mudah”. (QS. Al-Insyiqaq 84: 7-8).

Jika kita amati secara mendalam, nampaknya Allah SWT. selalu mengirimkan hikmah dari i’tibar yang diperoleh dari bencana yang melanda dunia ini. Tak ubahnya perkataan yang pasti akan menggoreskan kesan (positif atau negatif) dihati pendengarnya. Begitupun dengan apa (musibah) yang Allah turunkan kepada manusia -sebagai bentuk kalam Tuhan yang bersifat teguran- tentu memiliki maksud dan tujuan yang terkadang kita merasa sulit atau bahkan kesulitan untuk memaknainya. Semestinya manusia menyadari hal itu lalu melakukan tindak lanjut (fedback) dari semua itu. Sekali lagi ini adalah keterbatasan manusia sebagai ciptaan tuhan (makhluk) yang memang sudah menjadi ketetapan sang pencipta (kholiq) untuk memahaminya.

Belakangan ini, Minggu, 11/01/2010, telah terjadi gempa bumi di Tasikmalaya dengan kekuatan cukup besar yaitu 5,4 SR walaupun tidak berpotensi tsunami (detikNews.com). Tentu musibah ini memberikan gambaran (isyarah) kepada kita bahwa dunia ini sudah semakin tidak bersahabat dengan manusia karena sebenarnya itu dampak dari ulah manusia sendiri yang tidak mau menyayangi alam. Sehingga Allah SWT. menurunkan azab sebagai balasan dari perbuatan manusia itu (QS. ar-Rum [30]: 41). Disisi lain, terlepas dari ramalan kiamat 2012 yang kontroversial itu sesungguhnya -menurut telaah penulis- hal itu mengisyaratkan bahwa semakin dekat waktu yang telah dijanjikan Allah SWT. yaitu yaum as sâ’ah (lebih dikenal dengan istilah kiamat).

Idealnya menanggapi semua itu, kita harus melakukan muhasabah (introspeksi) terhadap semua sikap dan tindakan kita selama ini. Sudahkah kita penuhi semua kewajiban kita sebagai makhluk Tuhan, dimana tujuan penciptaan manusia adalah untuk mengabdi kepada Allah (li’ibadatillah), atau justru perbuatan kita selama ini jauh dari nilai-nilai Ilahiyyah. Oleh karena itu, mari kita berintrospeksi diri demi menuju hidup yang sesuai dengan ajaran agama mengingat bahwa tidak ada jaminan kita akan bangkit dari tidur esok hari. Karena boleh jadi ajal menjemput sebelum kita bertaubat kepada Allah SWT atau Malaikat Izrail telah mencabut nyawa kita sebelum taubat kita benar-benar diterima oleh-Nya, yang lebih ironis bila nyawa ini melayang dikala kita sedang berbuat kemaksiatan atau berada dalam lembah kenistaan. Na’udzubillahi min dzalik…

Hakikat Muhasabah

Muhasabah atau introspeksi diri adalah kata yang hakikatnya sering disalahpahami oleh mayoritas orang. Mereka beranggapan introspeksi diri adalah mengingat perbuatan dosa yang telah dilakukan, dengan menyesali (nadamah) dan menangisinya (buka’). Padahal, pengertian tersebut bukanlah termasuk ke dalam muhasabah. Namun itu adalah salah satu dari syarat-syarat taubatan nasuhan (taubat yang murni). Merujuk kepada hadits Rasulullah saw. Tentang hakikat muhasabah, akan kita temukan yang dimaksud dengan muhasabah adalah memaksakan diri dan menundukkannya agar taat melaksanakan semua perintah Allah SWT. sebagai bekal di akhirat (Asep Sulhadi, 2007). Sesuai dengan konsep ini maka kita harus mengarahkan diri kita untuk selalu tunduk dengan perintah Allah SWT. dan Rasul-Nya, Muhammad saw. Dengan demikian diharapkan kita mampu melakukan muhasabah diri (introspeksi) yang hakiki. Sehingga kita dapat mengontrol semua tindakan kita agar selalu berada di jalan yang diridhoi Allah SWT.

Merujuk kepada pengertian introspeksi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), yaitu peninjauan atau koreksi terhadap (perbuatan, sikap, kelemahan, kesalahan, dsb) diri sendiri; mawas diri. Kita dapat simpulkan bahwa muhasabah itupun berarti sebuah upaya untuk menilai semua tindakan kita secara menyeluruh yang kemudian mengilhami manusia untuk melakukan perbaikan (ishlah). Dengan demikian kita akan selalu dalam kondisi yang stabil karena perbuatan kita terkontrol melalui muhasabah yang secara kontinyu kita lakukan. Pengertian ini juga sejalan dengan arti introspeksi menurut kamus Oxford (Oxford Dictionary) yaitu penilaian secara hati-hati terhadap pemikiran, perasaan (tindakan) dan lain lain (the careful examination of your own thoughts, feelings, etc).

Terlepas dari perbedaan pengertian di atas dapat kita pahami bahwa muhasabah pada prinsipnya adalah koreksi terhadap tindakan kita selama ini dan berusaha melakukan renovasi menuju akhlak yang lebih baik. Dan mengekang nafsu kita dari hal-hal yang berbau maksiat serta memaksakan diri untuk tunduk dan taat terhadap perintah Allah dan Rasul-Nya (ta’alim diniyyah) karena hal ini adalah harga mati, tidak bisa ditawar-tawar. Ini dilakukan demi memperoleh ridho ilahi (ibtighou mardhotillah) dan memperoleh keselamatan di dunia dan di akhirat kelak (alhasanah fid dunya wal akhiroh).

Hikmah di Balik Muhasabah

Ada sebuah kisah menarik yang dapat kita petik hikmahnya. Hiduplah seorang tabi’in shaleh yang bernama ‘Atha as-Salami. Suatu hari Atha bermaksud menjual kain yang telah ditenunnya. Setelah diamati dan diteliti secara seksama oleh si penjual kain, kemudian penjual kain itu berkata, “Wahai Atha, sesungguhnya yang engkau tenun ini cukup bagus, tetapi sayang ada cacatnya sehingga aku tidak dapat membelinya.” Begitu mendengar bahwa kain yang telah ditenunnya ada cacat, Atha termenung lalu menangis. Karena menurut ‘Atha kain itu sudah ia tenun dengan baik dan bagus serta tidak ada cacatnya.

Melihat Atha menangis, penjual kain itu berkata, “Wahai Atha sahabatku, aku mengatakan yang sebenarnya bahwa memang kainmu ada cacatnya sehingga aku tidak jadi membelinya. Kalaulah karena itu (cacatnya kain tenunan) engkau menangis, maka biarlah aku akan tetap membeli kainmu itu dan membayarnya dengan harga yang pas.”

Tetapi tawaran itu dijawab Atha, “Wahai sahabatku, engkau menyangka aku menangis dikarenakan kainku ada cacatnya? Ketahuilah, sesungguhnya aku menangis bukan karena kain itu. Aku menangis karena menyangka bahwa kain yang telah kubuat berbulan-bulan ini tidak ada cacatnya, tetapi dimatamu sebagai ahli tenun terlihat ada cacatnya. Begitulah aku menangis kepada Allah, dikarenakan aku menyangka bahwa ibadah yang kulakukan selama bertahun-tahun ini tidak ada cacatnya. Tetapi, mungkin dalam pandangan Allah sebagai ahlinya ada cacatnya, itulah yang menyebabkan aku menangis.

Ada dua hikmah yang dapat kita ambil dari kisah diatas. Pertama, kita harus sering melakukan muhasabah terhadap segala amal kebaikan yang telah kita kerjakan. Karena boleh jadi amalan yang selama ini kita anggap baik justru tidak artinya di sisi Allah SWT. Dr. Abdullah Nashih Ulwan dalam kitabnya yang berjudul Ruhaniyatud-Da’iah menjelaskan hakikat muhasabah sebagai berikut, “Hendaklah seorang mukmin menghisab dirinya ketika selesai melakukan amal perbuatan, apakah tujuan amal untuk mendapatkan ridha Allah atau apakah amalanya disusupi sifat ria’?. Kedua, jangan bersandar kepada amal yang telah kita lakukan untuk dapat masuk kesurganya Allah SWT. Kita harus bersandar kepada rahmat dan ampunan Allah SWT. (lemabang.wordpress.com)

Kisah singkat ini sungguh sangat menarik dan sarat makna. Seorang tabi’in yang mampu menyadari kesalahannya selama ini dalam beribadah karena kain tenunnya nyaris tidak jadi dibeli karena terdapat cacat dalam kain tersebut. Begitu juga dengan ibadah yang selama ini kita kerjakan, di satu sisi kita merasa sudah baik dan besar kemungkinan diterima oleh Allah. Namun disisi lain perasaan yang seperti ini justru akan merusak keutamaan amal kebajikan kita. Oleh karena itu, selayaknya jika kita harus selalu merasa randah dan menanggap bahwa ibadah kita masih jauh dari kesempurnaan. Sebab bisa jadi amalan yang kita lakukan selama ini tidak berarti apa-apa di sisi Allah karena kesombongan dan kelalaian hati kita. Sehingga kita bisa melakukan ibadah dengan semaksimal mungkin dengan niat yang tulus untuk mencapai cinta Tuhan (mahabbah).

Begitu pentingnya muhasabah dalam hidup ini maka sudah sewajarnya kita selalu melakukannya setiap waktu. Terlebih setiap selesai melakukan suatu amal perbuatan supaya perbuatan sehari-hari (amaliyyah yaumiyyah) kita diterima dan bersih rasa sombong dan riya’ yang dapat menggugurkan pahala. Dengan membiasakan diri bermuhasabah berarti kita telah berusaha meningkatkan kualitas iman kita kenuju kesempurnaan. Bahkan kita pun akan menjadi orang yang beruntung di hari perhitungan amal (yaum al hisâb) nanti karena sedikit banyak kita telah memperhitungkan (membuat perhitungan) amal kita di dunia. Insya Alla.

Umar bin Al Khatab pernah berkata, ”Hisablah diri kalian sebelum kalian dihisab (hâsibû qobla an tuhâsabû)”. Oleh karenanya kita harus selalu mengintrospeksi amal kita dari waktu ke waktu secara terus menerus sebelum pada akhirnya nanti kita akan dihisab di akhirat. Dengan demikian kita akan mendapatkan kesempurnaan ibadah dan mampu menggapai kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Dan akhirnya, semoga kita menjadi golongan orang yang selalu berbenah diri, memperoleh catatan amal dari sebelah kanan serta mendapat ampunan dari Allah SWT. atas dosa yang telah kita perbuat. Amin ya Robbal ‘âlamîn. Wallâhu a’lamu bi ash shawâb

Banyak manusia terlena dengan keadaannya. Baik itu saat dalam keadaan terbaiknya maupun dalam keadaan terburuk sekalipun. Padahal, apa yang dialami manusia itu semua semata adalah ujian yang diberikan oleh Tuhan agar mereka mendekatkan diri kepada Yang Maha Kuasa.

Saat dalam keadaan terbaiknya, manusia seringkali lalai mengucap syukur. Serta dalam keterpurukannya, manusia juga banyak yang lupa untuk meminta ampunan kepada Tuhannya.

Di dalam salah satu firman Allah, ada satu lafadz yang mempunyai faedah luar biasa jika diamalkan. Yaitu ucapan istighfar. Dalam suarat Nuh Allah berfirman:

“Maka aku katakan kepada mereka: ‘Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun, niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai.” (QS. Nuh: 10-12)

Dalam tafsir Al Karimir Rahman seperti dilansir dari Rumaysho Syaikh As Sa’di menjelaskan mengenai tafsir ayat surat Nuh tersebut bahwa dengan memohon ampunan kepada Allah Swt, niscaya pintu rizki dan karunianya akan diturunkan kepada makhluk Allah Swt.

“Tinggalkanlah dosa, beristighfarlah pada Allah Swt atas dosa yang kalian perbuat. Sungguh Allah itu Maha Pengampun. Dosa yang begitu banyak akan dimaafkan oleh Allah Swt. Maka hendaklah mereka segera memohon ampun pada Allah meraih pahala dan hilanglah musibah. Allah Swt pun akan memberikan karunia yang disegerakan di dunia dengan istighfar tersebut yaitu akan diturunkan hujan dengan deras dari langit, juga akan dikarunia harta dan anak yang diharapkan. Begitu pula akan diberi karunia kebun dan sungai di antara kelezatan dunia.”

5 Keistimewaan Membaca Istighfar

Melansir Bincang Syariah, Imam Ar-Razi dalam tafsirnya menjelaskan ayat di atas bahwa orang yang memperbanyak istighfar akan mendapatkan lima keistimewaan, yaitu:

Nikmat turun hujan. Allah Swt memberika solusi terhadap kemarau panjang dengan menurunkan hujan. Dengan mengadakan salat istisqa dan memperbanyak istighfar dan berharap agar rahmat Allah segera turun.

Allah memberikan limpahan nikmat materi. Orang yang memperbanyak istighfar akan diberikan nikmat rohani dan materi serta dimudahkan dan selalu tercukupi. Allah akan melengkapi bahtera keluarga dengan keadiran anak. Orang yang belum diberi keturunan akan segera mendapatkan momongan dengan memperbanyak istighfar dan mendekatkan diri kepada Allah. Berkah hasil pertanian. Allah akan mencukupi sumber mata air untuk kehidupan makhluknya

Referensi sebagai berikut ini ; 







Media Untuk meningkatkan Kualitas Iman Seseorang

Media Untuk meningkatkan Kualitas Iman Seseorang, “Maka adapun orang yang catatannya diberikan dari sebelah kanannya, maka dia akan diperiksa dengan pemeriksaan yang mudah”. (QS. Al-Insyiqaq 84: 7-8).

Jika kita amati secara mendalam, nampaknya Allah SWT. selalu mengirimkan hikmah dari i’tibar yang diperoleh dari bencana yang melanda dunia ini. Tak ubahnya perkataan yang pasti akan menggoreskan kesan (positif atau negatif) dihati pendengarnya. Begitupun dengan apa (musibah) yang Allah turunkan kepada manusia -sebagai bentuk kalam Tuhan yang bersifat teguran- tentu memiliki maksud dan tujuan yang terkadang kita merasa sulit atau bahkan kesulitan untuk memaknainya. Semestinya manusia menyadari hal itu lalu melakukan tindak lanjut (fedback) dari semua itu. Sekali lagi ini adalah keterbatasan manusia sebagai ciptaan tuhan (makhluk) yang memang sudah menjadi ketetapan sang pencipta (kholiq) untuk memahaminya.

Tasikmalaya dengan kekuatan cukup besar yaitu 5,4 SR walaupun tidak berpotensi tsunami (detikNews.com). Tentu musibah ini memberikan gambaran (isyarah) kepada kita bahwa dunia ini sudah semakin tidak bersahabat dengan manusia karena sebenarnya itu dampak dari ulah manusia sendiri yang tidak mau menyayangi alam. Sehingga Allah SWT. menurunkan azab sebagai balasan dari perbuatan manusia itu (QS. ar-Rum 30: 41). Disisi lain, terlepas dari ramalan kiamat 2012 yang kontroversial itu sesungguhnya -menurut telaah penulis- hal itu mengisyaratkan bahwa semakin dekat waktu yang telah dijanjikan Allah SWT. yaitu yaum as sâ’ah (lebih dikenal dengan istilah kiamat).

Idealnya menanggapi semua itu, kita harus melakukan muhasabah (introspeksi) terhadap semua sikap dan tindakan kita selama ini. Sudahkah kita penuhi semua kewajiban kita sebagai makhluk Tuhan, dimana tujuan penciptaan manusia adalah untuk mengabdi kepada Allah (li’ibadatillah), atau justru perbuatan kita selama ini jauh dari nilai-nilai Ilahiyyah. Oleh karena itu, mari kita berintrospeksi diri demi menuju hidup yang sesuai dengan ajaran agama mengingat bahwa tidak ada jaminan kita akan bangkit dari tidur esok hari. Karena boleh jadi ajal menjemput sebelum kita bertaubat kepada Allah SWT atau Malaikat Izrail telah mencabut nyawa kita sebelum taubat kita benar-benar diterima oleh-Nya, yang lebih ironis bila nyawa ini melayang dikala kita sedang berbuat kemaksiatan atau berada dalam lembah kenistaan. Na’udzubillahi min dzalik…

Hakikat Muhasabah/Introspeksi

Muhasabah atau introspeksi diri adalah kata yang hakikatnya sering disalahpahami oleh mayoritas orang. Mereka beranggapan introspeksi diri adalah mengingat perbuatan dosa yang telah dilakukan, dengan menyesali (nadamah) dan menangisinya (buka’). Padahal, pengertian tersebut bukanlah termasuk ke dalam muhasabah. Namun itu adalah salah satu dari syarat-syarat taubatan nasuhan (taubat yang murni). Merujuk kepada hadits Rasulullah saw. Tentang hakikat muhasabah, akan kita temukan yang dimaksud dengan muhasabah adalah memaksakan diri dan menundukkannya agar taat melaksanakan semua perintah Allah SWT. sebagai bekal di akhirat (Asep Sulhadi, 2007). Sesuai dengan konsep ini maka kita harus mengarahkan diri kita untuk selalu tunduk dengan perintah Allah SWT. dan Rasul-Nya, Muhammad saw. Dengan demikian diharapkan kita mampu melakukan muhasabah diri (introspeksi) yang hakiki. Sehingga kita dapat mengontrol semua tindakan kita agar selalu berada di jalan yang diridhoi Allah SWT.

Merujuk kepada pengertian introspeksi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), yaitu peninjauan atau koreksi terhadap (perbuatan, sikap, kelemahan, kesalahan, dsb) diri sendiri; mawas diri. Kita dapat simpulkan bahwa muhasabah itupun berarti sebuah upaya untuk menilai semua tindakan kita secara menyeluruh yang kemudian mengilhami manusia untuk melakukan perbaikan (ishlah). Dengan demikian kita akan selalu dalam kondisi yang stabil karena perbuatan kita terkontrol melalui muhasabah yang secara kontinyu kita lakukan. Pengertian ini juga sejalan dengan arti introspeksi menurut kamus Oxford (Oxford Dictionary) yaitu penilaian secara hati-hati terhadap pemikiran, perasaan (tindakan) dan lain lain (the careful examination of your own thoughts, feelings, etc).

Terlepas dari perbedaan pengertian di atas dapat kita pahami bahwa muhasabah pada prinsipnya adalah koreksi terhadap tindakan kita selama ini dan berusaha melakukan renovasi menuju akhlak yang lebih baik. Dan mengekang nafsu kita dari hal-hal yang berbau maksiat serta memaksakan diri untuk tunduk dan taat terhadap perintah Allah dan Rasul-Nya (ta’alim diniyyah) karena hal ini adalah harga mati, tidak bisa ditawar-tawar. Ini dilakukan demi memperoleh ridho ilahi (ibtighou mardhotillah) dan memperoleh keselamatan di dunia dan di akhirat kelak (alhasanah fid dunya wal akhiroh).

Hikmah di Balik Muhasabah

Ada sebuah kisah menarik yang dapat kita petik hikmahnya. Hiduplah seorang tabi’in shaleh yang bernama ‘Atha as-Salami. Suatu hari Atha bermaksud menjual kain yang telah ditenunnya. Setelah diamati dan diteliti secara seksama oleh si penjual kain, kemudian penjual kain itu berkata, “Wahai Atha, sesungguhnya yang engkau tenun ini cukup bagus, tetapi sayang ada cacatnya sehingga aku tidak dapat membelinya.” Begitu mendengar bahwa kain yang telah ditenunnya ada cacat, Atha termenung lalu menangis. Karena menurut ‘Atha kain itu sudah ia tenun dengan baik dan bagus serta tidak ada cacatnya.

Melihat Atha menangis, penjual kain itu berkata, “Wahai Atha sahabatku, aku mengatakan yang sebenarnya bahwa memang kainmu ada cacatnya sehingga aku tidak jadi membelinya. Kalaulah karena itu (cacatnya kain tenunan) engkau menangis, maka biarlah aku akan tetap membeli kainmu itu dan membayarnya dengan harga yang pas.”

Tetapi tawaran itu dijawab Atha, “Wahai sahabatku, engkau menyangka aku menangis dikarenakan kainku ada cacatnya? Ketahuilah, sesungguhnya aku menangis bukan karena kain itu. Aku menangis karena menyangka bahwa kain yang telah kubuat berbulan-bulan ini tidak ada cacatnya, tetapi dimatamu sebagai ahli tenun terlihat ada cacatnya. Begitulah aku menangis kepada Allah, dikarenakan aku menyangka bahwa ibadah yang kulakukan selama bertahun-tahun ini tidak ada cacatnya. Tetapi, mungkin dalam pandangan Allah sebagai ahlinya ada cacatnya, itulah yang menyebabkan aku menangis.

Ada dua hikmah yang dapat kita ambil dari kisah diatas. Pertama, kita harus sering melakukan muhasabah terhadap segala amal kebaikan yang telah kita kerjakan. Karena boleh jadi amalan yang selama ini kita anggap baik justru tidak artinya di sisi Allah SWT. Dr. Abdullah Nashih Ulwan dalam kitabnya yang berjudul Ruhaniyatud-Da’iah menjelaskan hakikat muhasabah sebagai berikut, “Hendaklah seorang mukmin menghisab dirinya ketika selesai melakukan amal perbuatan, apakah tujuan amal untuk mendapatkan ridha Allah atau apakah amalanya disusupi sifat ria’?. Kedua, jangan bersandar kepada amal yang telah kita lakukan untuk dapat masuk kesurganya Allah SWT. Kita harus bersandar kepada rahmat dan ampunan Allah SWT. (lemabang.wordpress.com)

Kisah singkat ini sungguh sangat menarik dan sarat makna. Seorang tabi’in yang mampu menyadari kesalahannya selama ini dalam beribadah karena kain tenunnya nyaris tidak jadi dibeli karena terdapat cacat dalam kain tersebut. Begitu juga dengan ibadah yang selama ini kita kerjakan, di satu sisi kita merasa sudah baik dan besar kemungkinan diterima oleh Allah. Namun disisi lain perasaan yang seperti ini justru akan merusak keutamaan amal kebajikan kita. Oleh karena itu, selayaknya jika kita harus selalu merasa randah dan menanggap bahwa ibadah kita masih jauh dari kesempurnaan. Sebab bisa jadi amalan yang kita lakukan selama ini tidak berarti apa-apa di sisi Allah karena kesombongan dan kelalaian hati kita. Sehingga kita bisa melakukan ibadah dengan semaksimal mungkin dengan niat yang tulus untuk mencapai cinta Tuhan (mahabbah).

Begitu pentingnya muhasabah dalam hidup ini maka sudah sewajarnya kita selalu melakukannya setiap waktu. Terlebih setiap selesai melakukan suatu amal perbuatan supaya perbuatan sehari-hari (amaliyyah yaumiyyah) kita diterima dan bersih rasa sombong dan riya’ yang dapat menggugurkan pahala. Dengan membiasakan diri bermuhasabah berarti kita telah berusaha meningkatkan kualitas iman kita kenuju kesempurnaan. Bahkan kita pun akan menjadi orang yang beruntung di hari perhitungan amal (yaum al hisâb) nanti karena sedikit banyak kita telah memperhitungkan (membuat perhitungan) amal kita di dunia. InsyaAllah.

Umar bin Al Khatab pernah berkata, ”Hisablah diri kalian sebelum kalian dihisab. Oleh karenanya kita harus selalu mengintrospeksi amal kita dari waktu ke waktu secara terus menerus sebelum pada akhirnya nanti kita akan dihisab di akhirat. Dengan demikian kita akan mendapatkan kesempurnaan ibadah dan mampu menggapai kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Dan akhirnya, semoga kita menjadi golongan orang yang selalu berbenah diri, memperoleh catatan amal dari sebelah kanan serta mendapat ampunan dari Allah SWT. atas dosa yang telah kita perbuat. Amin ya Robbal Alamin W

Referensi sebagai berikut ini ;