This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences. Now replace these with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences. Now replace these with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences. Now replace these with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences. Now replace these with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences. Now replace these with your own descriptions.

Kamis, 07 Juli 2022

Supaya dosa diampuni Allah Swt yang perlu diperhatikan

Miswari Budi Prahesti

Supaya dosa diampuni Allah Swt yang perlu diperhatikan, Sebagai manusia biasa tentu tidak akan lepas dari yang namanya dosa. Entah itu dosa besar atau kecil, disadari atau tidak, berdosa kepada Allah Swt, sesama manusia, bahkan diri sendiri. Bila tidak bertaubat, tentu dosa tersebut akan terus menumpuk dan memberatkannya di akhirat nanti. Cara dari Allah SWT agar dosa-dosa manusia berikut ii agar dosa hamba terampuni Allah Swt, berikut,  penjelasannya sbb ini :

Beramal Baik Melakukan amalan baik bisa menjadi salah satu cara mendapatkan ampunan dari Allah Swt. Setelah melakukan taubat pada Allah Swt, hendaknya kita melakukan amalan baik sebagai pengganti kesalahan atau dosa yang pernah kita lakukan.

Musibah di Dunia Allah Swt bisa mendatangkan musibah bagi siapapun di dunia ini. Jika manusia tertimpa musibah, lantas ia ikhlas dan tidak mengeluh, maka Allah Swt akan menggugurkan dosa-dosa kita. Sebagaimana dalam firman-Nya:

“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah mereka mengucapkan ‘Inna lillaahi wa innaa ilaihi roji’uun’. Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk ”. (QS. Al-Baqaroh : 155-157).

Doa Memohon Ampun, Doa merupakan intisari dari ibadah. Doa juga merupakan senjata ampuh bagi orang-orang yang beriman. Sebuah ayat menjelaskan bahwa orang-orang sesudah kaum Muhajirin dan Ansar berdoa pada Allah Swt agar dosa-dosa saudara-saudara mereka telah beriman sebelumnya akan diampuni.

Amalan dari Orang Lain Terdapat tiga perkara yang pahalanya akan terus mengalir meski kita telah tiada, yakni doa dari anak yang saleh atau salehah, amal jariyah, dan ilmu yang bermanfaat. Ketiganya dapat memberikan kita pahala dan menggugurkan dosa-dosa kita selama hidup.

Siksa Kubur Ketika seseorang memasuki alam kubur, ia tidak akan mendapatkan azab yang sama. Azab yang diberikan akan disesuaikan dengan besar kecilnya dosa yang pernah dia perbuat. Azab di alam kubur ini dapat menjadi penebus atau pengurang dosa-dosa ringan selama masa hidup.

Taubat Dalam beberapa ayat dan hadis disebutkan, taubat berfungsi untuk sebagai pengecualian ancaman azab yang akan diterima oleh pelakunya. Namun, taubat yang dimaksud disini yakni taubat nasuha, yaitu taubat yang dilakukan dengan hati ikhlas dan tidak akan pernah mengulanginya.

Istighfar Rasulullah SAW pernah bersabda bahwa apabila kita memiliki dosa maka beristighfar atau memohon ampun pada Allah Swt, maka Dia akan mengampuni hamba-Nya. Sebagaimana dalam hadisnya:

“Tidak ada satupun seorang hamba yang berbuat suatu dosa, kemudian berdiri untuk bersuci, kemudian melakukan sholat dan beristighfar untuk meminta ampun kepada Allah, kecuali Allah akan mengampuni dosanya. Kemudian Rasulullah SAW membaca surat Ali Imran , ayat : 135, yang artinya: “ Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui.” ( Hadits Hasan Riwayat at-Tirmidzi no : 3009, Abu Daud, no ; 1521 )

Syafaat Syafaat ini dapat membebaskan dan meringankan kita dari siksaan di akhirat kelak. Hanya umar Rasulullah SAW yang berhak mendapatkan syafaat. Itupun jika semasa hidupnya ia sangat mencintai Nabi Muhammad SAW juga sering bersholawat padanya.

Demikian beberapa cara yang bisa kita lakukan agar dosa yang kita lakukan dapat diampuni oleh Allah Swt. Semoga bermanfaat bagi kita semua khususnya bagi orang orang yang beriman dan bertaqwa kepada Allah Swt, Allah humma Aamin.

Rabu, 06 Juli 2022

Alasan-alasan mengajukan perceraian di pengadilan agama

 miswari budi prahesti

Perceraian terkadang merupakan sebuah jalan keluar bagi rumah tangga yang sudah tidak bisa diselamatkan lagi. Walaupun perceraian dibenci oleh Tuhan, tetapi perceraian tetap diperbolehkan jika ada alasan-alasan yang memperbolehkan. Lantas apakah alasan-alasan tersebut? Simak ulasan berikut ini. Berdasarkan UU Perkawinan No. 1 Tahun 1974, alasan-alasan yang diperbolehkan suami atau istri mengajukan perceraian ke Pengadilan adalah sebagai berikut :

  1. Salah satu pihak (suami atau istri) melakukan perbuatan zina, atau menjadi penjudi, atau menjadi pemabuk, pemadat, atau hal lainnya yang sukar untuk disembuhkan.
  2. Salah satu pihak (suami atau istri) Salah satu pihak meninggalkan pihak lain selama 2 (dua) tahun berturut-turut tanpa izin pihak lain dan tanpa alasan yang sah atau karena hal lain diluar kemampuannya;
  3. Salah satu pihak (suami atau istri) mendapat hukuman penjara 5 (lima) tahun atau hukuman yang lebih berat setelah perkawinan berlangsung;
  4. Salah satu pihak (suami atau istri) melakukan kekejaman atau penganiayaan berat yang membahayakan pihak yang lain;
  5. Salah satu pihak (suami atau istri) mendapat cacat badan atau penyakit dengan akibat tidak dapat menjalankan kewajibannya sebagai suami/isteri;
  6. Antara suami dan isteri terus-menerus terjadi perselisihan dan pertengkaran dan tidak ada harapan akan hidup rukun lagi dalam rumah tangga.
  7. Suami melanggar shigat taklik-talak.
  8. Peralihan agama atau murtad yang menyebabkan terjadinya ketidak rukunan dalam rumah tangga.

Jika salah satu atau lebih dari poin-poin yang disebutkan diatas sesuai dengan kondisi rumah tangga anda, maka secara hukum alasan anda sudah kuat, anda bisa membuat surat gugatan atau permohonan cerai dengan menyertakan alasan alasan tersebut di atas

Untuk alasan pada poin nomor 7 mengenai shigat taklik talak, Shigat taklik talak sendiri dapat anda lihat pada buku nikah anda masing-masing yang mana isinya terdiri dari 4 poin sebagai berikut:

  • Meninggalkan istri selama 2 (dua) tahun berturut-turut.
  • Tidak memberi nafkah wajib kepadanya 3 (tiga) bulan lamanya.
  • Menyakiti badan/jasmani istri saya, atau
  • Membiarkan (tidak memperdulikan) istri saya 6 (enam) bulan lamanya.

Jika suami melakukan perbuatan yang disebutkan diatas, maka secara hukum anda (istri) bisa menggugat cerai suami dengan poin melanggar shigat taklik talak.

Demikian alasan-alasan perceraian yang dapat diterima dan sesuai dengan aturan hukum bagi anda (suami atau istri) yang ingin mengajukan perceraian ke Pengadilan Agama. Terakhir, perceraian merupakan hal yang diperbolehkan, namun hal tersebut sangat dibenci oleh Allah.

Semoga kita terhindar dari percerain, karena sesungguhnya perceraian adalah dibenci Allah Swt. Semoga saling memberi maaf dan menerima kembali dengan keluarga dan semoga lebih bahagia dengan anak istri tercinta. dan jadikan sebuah pelajaran dalam menggapai surga dan cinta Allah Swt. semoga keluarga kita terhindar dari mara bahaya dan selalu dalam lindungan Allah Swt, Amin ya robbal 'alamin.

Manfaat suka memberi maaf atas kesalahan orang lain dan memerikan kesempatan untuk bertaubat

Miswari Budi Prahesti

Manfaat suka memberi maaf atas kesalahan orang lain dan memerikan kesempatan untuk bertaubat agar dapat menebus semoa kesalahanya. Cara terbaik mengikhlaskan ialah dengan memberi maaf. Mungkin yang pergi tidak akan kembali dan yang terjadi tidak akan terulang lagi. Tetapi, selama kita dapat memaafkan, kesempatan untuk memperbaiki yang salah dan melengkapi yang kurang masih bisa dilakukan. Memaafkan adalah tentang toleransi terhadap kesalahan yang dilakukan maupun diterima. Semakin besar toleransi seseorang terhadap kesalahan orang lain, semakin besar pula ia mampu memaafkan.

1. Menenteramkan jiwa Memaafkan merupakan salah satu cara melepaskan beban hidup. Terkadang beban yang kita pikul terasa berat bukan karena kesalahan yang telah diperbuat oleh orang lain, namun sebab kita sendiri. Ketika kita membenci seseorang karena ia pernah melakukan kesalahan, dan kita tidak memaafkannya, kebencian itu akan terus tumbuh dan makin menjadi. Kita semakin kesulitan untuk memaafkan karena kebencian yang bersarang.

2. Memperbaiki keadaan Memaafkan memang tidak dapat mengembalikan keadaan seperti semula, namun memaafkan mampu mengubah keadaan menjadi lebih baik. Masa bergerak ke depan dan tidak akan pernah kembali ke masa lalu. Sesuatu mungkin dapat diulang, tapi percayalah, sesuatu yang terulang rasanya tidak akan sama. Tetapi, dengan memaafkan dan memperbaiki keadaan, akan tercipta rasa baru yang lebih menyenangkan.

3. Menjadi penolong bagi kehidupan orang lain Pertolongan datang dengan berbagai bentuk. Mungkin kita berpikir bahwa memaafkan tidak bisa menolong kita saat kita sedang kesulitan. Namun, Tuhan selalu punya cara unik untuk menolong hamba-Nya, salah satunya dengan sifat pemaaf yang ada pada diri hamba. Tanpa disadari, kita sering tertolong karena sikap memaafkan, dari hal kecil sampai hal besar. Sifat inilah yang harus dipertahankan dan ditingkatkan untuk menuju kehidupan yang lebih baik.

4. Meningkatkan pikiran positif Setiap kejadian dan kesalahan yang dimaafkan akan memunculkan pemikiran positif, sebab individu yang selalu memaafkan tentu selalu menanggapi segala hal dengan positif. Orang yang pemaaf senantiasa memandang peristiwa dan kesalahan dari sudut pandang keuntungan. Memaafkan sesuatu dan memandang dari sudut pandang positif akan membantu seseorang untuk memperbaiki diri sendiri. 

5. Mengurangi permusuhan Sikap memaafkan dalam berteman dan bersosial sangat diperlukan. Tujuannya, untuk menciptakan hubungan yang sehat dan harmonis antar individu dalam konteks sosial. Hubungan yang sehat dan harmonis dapat membantu manusia dalam mencapai tujuan kehidupannya, dan memberi dampak yang baik bagi diri sendiri maupun orang-orang sekitar.

Syarat Taubat Menurut Ulama Imam Nawawi

Miswari budi prahesti

Syarat Taubat Menurut Ulama Imam Nawawi, Menurut para ulama, taubat wajib dilakukan setiap kali melakukan perbuatan dosa. Imam An-Nawawi dalam kitabnya Riyadhus Shalihin, apabila maksiat yang dilakukan seseorang berkaitan dengan Allah, tidak ada sangkut-pautnya dengan hak orang lain, taubat yang dilakukan harus memenuhi tiga syarat. 

Pertama, menghentikan perbuatan maksiat tersebut. Kedua, menyesali tindakan maksiat. Ketiga, bertekad tidak akan mengulangi perbuatan itu selamanya.

"Seandainya salah satu dari tiga syarat ini tidak terpenuhi maka, taubatnya tidak sah," katanya. Selanjutnya, apabila tindakan maksiat ini berkaitan dengan seseorang, taubatnya harus memenuhi empat syarat, yaitu tiga syarat di atas ditambah dengan meminta kebebasan dari pihak terkait. Jika maksiat ini berhubungan dengan harta benda atau sebagainya pelaku maksiat harus mengembalikan aset tersebut. 

Apabila hak ini berbentuk menuduh zina dan semisalnya, pelaku menyerahkan diri dan memohon maaf kepada yang bersangkutan. Jika barang hasil kegiatan tersebut habis, dia memohon kehalalan pada pemiliknya.

"Pelaku maksiat harus bertaubat dari seluruh dosa yang dilakukannya," katanya. Imam An-Nawawi mengatakan, jika dia bertaubat dari sebagian dosa, taubatnya sah menurut pendapat yang benar, namun masih menyisakan dosa yang lain. "Ada banyak dalil Alquran As-Sunnah dan ijma yang secara lugas menunjukkan kewajiban taubat," katanya.

Di antaranya, Surah An-Nur ayat 31 yang artinya. "Dan bertaubatlah kalian semua kepada Allah Swt wahai orang-orang yang beriman agar kalian beruntung." Dalam Surah Hud ayat 3 Allah berfirman. "Dan hendaklah kalian memohon ampun kepada kalian dan bertaubat kepada-Nya." At-Tahrim ayat 8 Allah memerintahkan. "Wahai orang-orang yang beriman! Bertaubatlah kepada Allah dengan taubat yang semurni-murninya."

Dari Abu Hurairah, dia mengatakan aku mendengar Rasulullah SAW bersabda. "Demi Allah, aku beristighfar dan bertaubat kepadanya lebih dari 70 kali setiap hari."(HR Al Bukhari).

Dari Al Azhar bin Yasar al-Muzani, dia mengatakan Rasulullah SAW bersabda. "Wahai sekalian manusia bertobat lah kepada Allah dan mohonlah ampun kepadanya. Sungguh aku bertaubat 100 kali dalam sehari." (HR Muslim)

Dari Abu Hamzah Anas bin Malik Al Anshari, pelayan Rasulullah dia mengatakan Rasulullah SAW bersabda, "Sungguh Allah lebih bahagia atas taubat hambanya daripada kebahagiaan orang yang menemukan kembali untanya yang hilang di tengah padang pasir." (Mutaf Alaih).


Referensi sbb ini :



Nasihat Rasulullah Agar Terhindar dari Kerasnya Hati

Miswari Budi Prahesti

Hati juga ternyata juga bisa mengeras. Kerasnya hati tersebut bisa berwujud pada munculnya beberap penyakit hati seperti sombong, keras kepala, dan penyakit hati lainnya.  Untuk menghindari penyakit qaswatul qolb, Rasulullah SAW mengajarkan kepada kita setidaknya tiga hal. Pertama, pandailah bersyukur. Suatu hari, seorang sahabat datang kepada Rasulullah SAW dan berkata, "Akhir-akhir ini aku merasakan hatiku keras, Rasulullah SAW kemudian berkata, "Maukah engkau kuberi tahu cara untuk melembutkannya dan keinginanmu terpenuhi? Sayangilah anak-anak yatim, usaplah kepalanya, berikanlah mereka makanan dari makananmu, niscaya (hal demikian) akan melembutkan hati dan melapangkan rezekimu." (HR Thabrani).

Kedua, seringlah berziarah kubur, tentu dengan niat yang benar. Rasulullah SAW berkata: "Aku pernah melarang kalian ziarah kubur. Sekarang berziarah. Sebab sesungguhnya ia akan melembutkan hati, melelehkan air mata, dan mengingatkan akhirat."

Ziarah kubur dengan tujuan mengingat akhirat adalah hal yang dianjurkan. Dengan mengingat kematian, tersadarlah kita bahwa tak ada yang abadi di muka bumi ini. Maka, tak ada lagi yang pantas kita sombongkan.

Ketiga, bersegera melakukan kebaikan. Rasulullah SAW menganjur kan untuk bersegera dalam melakukan setiap kebaikan, hin dari kemalasan. Nabi SAW bersabda: "Sebaik-baik sholat adalah di awal waktunya". 

Rasulullah SAW kemu dian mengajarkan kita untuk berdoa: "Ya Allah, aku berlindung padamu dari kelemahan dan rasa malas."

Pepatah berkata, pemalas selalu menanti hari mujur. Padahal, bagi seorang yang rajin, tiap hari adalah hari mujur! Lalu, jika kita tetap merasa banyak keinginan hati yang belum terpenuhi, berbaik sangkalah pada Allah SWT. Barangkali, ada hak-hak orang lain yang belum kita tunaikan.

Bahkan, kata Ibnul Qayyim, "Apabila musibah yang engkau dapatkan panjang sekali, padahal tak pernah berhenti engkau berdoa, yakinlah bahwa Allah tidak saja hendak menjawab doa-doamu itu. Namun, Allah hendak memberimu karunia lain yang bahkan engkau tak memintanya". Semoga kita terhindar dari hati yang keras dan membatu.



Referensi : 







Uang haram yang digunakan untuk menafkahi anak-anak dapat mengganggu mental dan tumbuh kembang anak

Miswari Budi Prahesti

Uang/harta haram yang digunakan untuk menafkahi anak-anak dapat mengganggu mental dan tumbuh kembang anak. Uang yang haram mampu mengganggu tumbuh kembang anak karena pasti ada saja masalah yang muncul akibat uang tersebut hingga akhirnya membuat anak tertekan. 

Contoh : orang tuanya terjerat kasus hukum, atau tertangkap korupsi. Kita bisa bayangkan bagaimana pengaruhnya terhadap mental anak tersebut, Sebab, setiap anak yang melihat orangtuanya tersandung masalah dan akhirnya dihukum sesuai aturan serta hukuman sosial pasti akan merasa sangat sedih dan terpuruk. Hal itu tentunya mengganggu kestabilan mental anak.  Belum lagi, terkadang anak pun menjadi kena imbas dari perbuatan orangtuanya tersebut. Ia ikut dicemooh oleh orang sekitarnya. Hal itu benar-benar nyata adanya.  Misalnya, saat seorang ayah mencuri untuk demi makan keluarganya namun ketahuan warga setempat. Biasanya, orang sekitar akan mencemooh anaknya, "Itu kan anak si pencuri". dan lain sebagainya.

Mendapat uang haram bukan hanya bisa dihukum di dunia saja, tetapi juga di akhirat. Hal-hal haram di dunia ini sudah tentu merupakan larangan dari Allah SWT. Maka dari itu, jika bapak/ibu mendapatkan uang yang haram maka akan mendapat hukuman dari Allah SWT. 

Hal tersebut telah tercantum dalam kitab suci Alquran. Dalam QS. Al-Baqarah ayat 275 Allah Swt menjelaskan tentang salah satu contoh penghasilan haram yakni riba.  Allaziina yaakuluunar ribaa laa yaquumuuna illaa kamaa yaquumul lazii yatakhabbatuhush shaitaanu minal mass; zaalika bi annahum qooluuu innamal bai'u mishur ribaa; wa ahallal laahul bai'a wa harramar ribba; faman jaaa'ahuu maw'izatum mir rabbihii fantahaa

Artinya: Orang-orang yang memakan riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan setan karena gila. Yang demikian itu karena mereka berkata bahwa jual beli sama dengan riba. Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Barangsiapa mendapat peringatan dari Tuhannya, lalu dia berhenti, maka apa yang telah diperolehnya dahulu menjadi miliknya dan urusannya (terserah) kepada Allah. Barangsiapa mengulangi, maka mereka itu penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya.

Pelakunya (yang mendapat uang haram) tidak berhak atas rahmat Allah Swt dan syafaatnya Rasulullah SAW. Ia pun memaparkan, haram hukumnya untuk memberikan nafkah pada keluarga menggunakan uang haram. Bahkan, uang harampun hukumnya haram untuk disedekahkan.

Harta/uang yang di dapatkan halal akan mendapatkan keberkahan dalam keluarga. Mari menafkahi keluarga dari uang yang halal. Dengan begitu kebaikan-kebaikan dalam hidup akan menghampiri keluarga istri dan anak bapak ibu kandaung dan mertua.

Salah satu kebaikan yang akan di dapat yakni anak menjadi sosok yang berakhlak dan bermoral baik. Anak yang diberi nafkah dari rezeki halal memiliki akhlak dan moral yang baik. Nafkah yang halal juga dapat menciptakan kenyamanan di keluarga.

Karena dengan rezeki yang halal, maka kehidupan kita akan diberkahi Allah SWT. Harta yang kita miliki, nanti akan dimintai pertanggungjawabannya di akhirat kelak. Namun, tak dapat dipungkiri terkadang ada saja hal-hal berkaitan dengan penghasilan yang haram datang dan membuat keluarga sangat tergiur serta gelap mata.

Demikian tadi dampak/akibat dari memberikan harta/uang yang haram bagi naak dan kelaurga, segeralah bertobat kepada Allah Swt yang Maha Pengasih dan Maha Pengampun, semoga Allah Swt mengampuni dosa-dosa kita, dan membimbing kita ke jalan Allah Swt yang baik dan benar dan luruh di jalan Allah Swt dan di Diridho'i Allah Swt, Aamin ya Robal 'Almamin.




Referensi sbb ini :







Akibat harta haram dan merusak dunia akhirat

Miswari Budi Prahesti

Akibat harta haram dan merusak dunia akhirat, Sebagai kaum muslimin yang baik, kita harus menjaga betul kehalalan sumber dari apa yang kita makan dan apa yang kita pakai setiap hari. Karena di dalam Islam, yang haram akan selamanya haram demikian juga dengan yang halal. Jadi, dalam menentukan sesuatu yang akan kita kerjakan atau kenakan, harus memperhatikan betul kaidah ini. Setan akan selalu menggoda dan memudahkan usaha manusia untuk mendekati segala sesuatu yang haram. Bahkan hal-hal yang haram itu sepertinya mudah sekali didapatkan daripada yang halal.

Biasanya untuk mencapai kekayaan, setan tawarkan berbagai program haram yang menggiurkan manusia, misalnya riba, korupsi, mencuri, menipu ataupun pesugihan yang menyekutukan Allah SWT. Dengan cara haram tadi, kekayaan seakan lebih cepat, lebih mudah dan lebih banyak didapatkan oleh manusia daripada jika harus menempuh cara yang halal.

Tapi sebagai kaum muslimin, harus hati-hati betul dalam melangkah dan jangan sampai terjebak oleh godaan setan yang terkutuk. Karena segala cara haram dalam mendapatkan harta tadi, sungguh konsekuensinya sangat berat tak hanya di dunia, tapi juga di akhirat, naudzubillahimindzalik.

Banyak orang berpikir, menginfakkan 100 juta dari sumber yang haram lebih baik daripada menolak sumber harta haram itu sendiri.

Padahal menolak harta haram kecil maupun besar itu jauh lebih utama daripada berinfak tapi tidak jelas kehalalan sumber hartanya. Abdullah bin Umar RA, sahabat Nabi berkata:  “Sungguh menolak seperenam dirham dari keharaman adalah lebih baik daripada 100 ribu dirham yang dinafkahkan di jalan Allah SWT.”

Begitu juga dengan Abdullah bin Mubarak, seorang ulama thabiin mengatakan Sungguh jika aku menolak satu dirham dari syubhat (ragu-ragu), lebih aku sukai dari pada bersedekah dengan 600 ribu dirham.

1. Harta haram akan merusak hati.

Akibat dan bahaya harta haram yang pertama adalah, ini akan merusak hati seseorang. Jika terus dilakukan maka akan menimbulkan penyakit kronis dalam tubuhnya.

“Ulama mengatakan stres yang sangat tinggi membuat pelaku riba seperti orang gila karena terus memikirkan bunga yang harus dia bayar,” kata Ustadz Khalid Basalamah.

Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya daging yang tumbuh dari harta yang haram, maka neraka lebih pantas baginya.” (HR. Thabrani)

Kemudian sahabat Rasulullah SAW, Sa’ad bin Abi Waqqash RA mengatakan: “Tidaklah aku mengangkat satu suap ke mulutku, melainkan aku dalam keadaan mengetahui pasti dari manakah datangnya, dan dari mana keluarnya”

2. Tidak dikabulkannya doa, Akibat dan bahaya harta haram berikutnya kata Ustadz Khalid Basalamah adalah menjadi penyebab tidak dikabulkannya doa oleh Allah SWT.

“Wahab bin Munabbih juga berkata, Barang siapa yang ingin doanya dikabulkan Allah SWT, maka hendaklah ia memperbaiki makanannya,” kata Ustadz Khalid Basalamah menjelaskan.

3. Melahirkan generasi yang akan menyusahkan

Akibat dan bahaya dari harta haram yang ketiga adalah dari apa-apa yang dimakannya akan menghasilkan generasi-generasi yang hanya akan menyusahkan masa depannya.

“Berapa banyak orang kaya, rumahnya mewah, mobilnya mewah, kaya raya semuanya bisa dipuji oleh manusia, tapi sumber harta haram. Ternyata lahir anak yang jadi pembunuh bagi dia, di saat anak itu sudah dewasa, dia menyusahkannya,” ujar Ustadz Khalid Basalamah.

4. Menyusahkan hati dan hidup anda

Akibat dan bahaya harta haram berikutnya adalah kegelisahan hati dan kegundahan terus menerus dalam menjalani kehidupan. Ustadz Khalid Basalamah mengatakan, kalau anda sampai saat ini masih merasakan gelisah, gundah, ini bisa jadi datang dari harta haram. “Banyak juga jamaah yang datang kepada kami mengatakan, ustadz, rumah tangga saya ribut, saya juga susah tidur, ada penyakit kronis yang tidak bisa sembuh, saya tidak bisa berhasil dalam semua usaha, maka kira-kira ada apa? Saya mengatakan, coba muhasabah sumber pendapatan anda sudah halal atau masih haram,” kata Ustadz Khalid Basalamah.

Kalau masih haram, lanjut  Ustadz Khalid Basalamah, maka itu permasalahannya. Dan tidak ada yang bisa melebihi kegundahan dan kegelisahan melebihi harta haram.

5. Mendapat azab yang pedih dari Allah SWT

Akibat dan bahaya harta haram yang terakhir dan yang paling mengerikan adalah akan mendatangkan azab yang sangat pedih dari Allah SWT pada hari kiamat. Allah SWT menyebutkan, masalah riba dalam surat Al Baqarah ayat 275 yang artinya sbb ini :  “Orang-orang yang memakan riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan setan karena gila. Yang demikian itu karena mereka berkata bahwa jual beli sama dengan riba. Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Barangsiapa mendapat peringatan dari Tuhannya, lalu dia berhenti, maka apa yang telah diperolehnya dahulu menjadi miliknya dan urusannya (terserah) kepada Allah Swt. Barangsiapa mengulangi, maka mereka itu penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya.”

Ustadz Khalid Basalamah mengatakan, banyak diantara muslimin yang mencoba mencari alasan untuk membenarkan yang haram supaya menjadi halal.

“Dan ini sebenarnya sifat kaum yahudi. Dan kita tidak boleh seperti mereka. Haram dalam Islam, adalah haram yang tidak akan berubah sampai hari kiamat. Dan kita disuruh pelajari untuk menjauhi,” kata Ustadz Khalid Basalamah.

Rasulullah SAW mengatakan dalam hadits Bukhari tentang sifat orang Yahudi:

“Semoga Allah membinasakan kaum Yahudi, ketika Allah mengharamkan pada mereka lemak bangkai, mereka menyiasatinya dengan mengeringkannya, lalu mereka menjual, dan memakan nilainya.”

Ustadz Khalid Basalamah mengatakan, perbuatan-perbuatan seperti ini terjadi karena mereka lupa Allah SWT Maha Mengetahui, Allah SWT Maha Melihat, dan ingat Allah SWT itu amat berat siksaannya.

kelima akibat yang ditimbulkan oleh harta haram tersebut adalah sangat pedih, maka segera;ah bertobat kepada Allah Swt yang maha pengampun, semoga Alah Swt akanAmpuni semua kelasahan hambanya, amin ya robbal 'alamin.



Referensi sbb ini : 






Setiap muslim wajib memperhatikan kehalalan makanannya

Cara mensucikan diri dari makanan haram, Setiap muslim wajib memperhatikan kehalalan makanannya.Mengonsumsi makanan haram sebabkan ibadah tertolak dan doa tak terkabul. Oleh sebab itu Allah perintahkan para rasulnya untuk memperhatikan makanan yang dikonsumsi sebelum perintahkan beramal shalih. Wahai orang-orang yang beriman! Makanlah dari rezeki yang baik yang Kami berikan kepada kamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika kamu hanya menyembah kepada-Nya (QS. Al-Mukminun: 51). Kemudian Allah Swt perintahkan orang-orang beriman sebagaimana yang diperintahkan kepada para mursalin (QS. Al-Baqarah: 172).

Karena itu, setiap muslim wajib memperhatikan kehalalan makanannya; dari sisi dzatnya maupun sabab mendapatkannya.  Jika sudah terlanjut pernah mengonsumsi makanan yang didapat dari sumber haram apa yang harus dilakukan oleh seorang manusia tersebut, berikut 

Jika sudah terlanjur mengonsumsi makanan haram, solusinya, banyak istighfar dan bertaubat. Yaitu dengan menyesali dari apa yang sudah dilakukan dari mengambil harta haram karena Allah Swt. Tinggalkan perbuatan itu sekarang juga. Tekadkan dalam hati untuk tidak ulangi perbuatan itu. Perbanyak amal shalih serupa; berupa infak dan sedekah serta membantu orang lain. Perbanyak puasa juga salah satu cara sucikan diri dari dosa tersebut. Ini seperti firman Allah Subahanahu Swt, sebagai berikut ini artinya :

“Dan orang yang bertobat dan mengerjakan amal saleh, maka sesungguhnya dia bertobat kepada Allah dengan taubat yang sebenar-benarnya.” (QS. Al-Furqan: 71)

Jika harta yang diambil milik orang lain, salah satu tuntutan taubatnya dengan mengembalikan hak orang tersebut atau meminta kehalalannya. 

Allah Swt berfirman dalam surah QS. Al-Baqarah Ayat 172 sebagai berikut ini : "Wahai orang-orang yang beriman! Makanlah dari rezeki yang baik yang Kami berikan kepada kamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika kamu hanya menyembah kepada-Nya". (QS. Al-Baqarah Ayat 172).

Tafsir sbb : 

Wahai orang-orang yang beriman! Makanlah dari rezeki yang baik yang sehat, aman dan tidak berlebihan, dari yang Kami berikan kepada kamu melalui usaha yang kamu lakukan dengan cara yang halal. Dan bersyukurlah kepada Allah dengan mengakui bahwa semua rezeki berasal dari Allah dan kamu harus memanfaatkannya sesuai ketentuan Allah jika kamu hanya menyembah kepada-Nya.

Di dalam ayat ini ditegaskan agar seorang mukmin makan makanan yang baik yang diberikan Allah, dan rezeki yang diberikan-Nya itu haruslah disyukuri. Dalam ayat 168 perintah makan makanan yang baik-baik ditujukan kepada manusia umumnya. Karenanya, perintah itu diiringi dengan larangan mengikuti ajaran setan. Sedangkan dalam ayat ini perintah ditujukan kepada orang mukmin saja agar mereka makan rezeki Allah yang baik-baik. Sebab itu, perintah ini diiringi dengan perintah mensyukurinya.

Keterangan mengenai QS. Al-Baqarah : Surat Al Baqarah yang 286 ayat itu turun di Madinah yang sebahagian besar diturunkan pada permulaan tahun Hijrah, kecuali ayat 281 diturunkan di Mina pada Hajji wadaa' (hajji Nabi Muhammad s.a.w. yang terakhir). Seluruh ayat dari surat Al Baqarah termasuk golongan Madaniyyah, merupakan surat yang terpanjang di antara surat-surat Al Quran yang di dalamnya terdapat pula ayat yang terpancang (ayat 282). Surat ini dinamai Al Baqarah karena di dalamnya disebutkan kisah penyembelihan sapi betina yang diperintahkan Allah kepada Bani Israil (ayat 67 sampai dengan 74), dimana dijelaskan watak orang Yahudi pada umumnya. Dinamai Fusthaatul-Quran (puncak Al Quran) karena memuat beberapa hukum yang tidak disebutkan dalam surat yang lain. Dinamai juga surat alif-laam-miim karena surat ini dimulai dengan Alif-laam-miim.


Referensinya sebagai berikut ini : 




Dosa besar yang dekat dengan keseharian manusia

Miswari Budi Prahesti

Berbagai dan beragam dosa besar yang wajib dihindari seorang Muslim. Di antara dosa besar itu, ada tiga yang disebutkan dalam hadis berikut. Maukah kalian aku kasih berita tentang dosa apa yang paling besar. Para sahabat berkata, "Tentu saja ya Rasulullah." Kemudian Rasulullah melanjutkan pembicaraannya, "Mempersekutukan Allah, kemudian durhaka kepada orang tua, dan janji palsu." (HR Bukhari, Muslim, dan Ahmad dari Abu Bakrah).

Dosa-dosa itu adalah mempersekutukan Allah Swt, durhaka kepada orang tua, dan janji palsu (kata-kata dusta). Secara eksplisit hadis ini lebih menekankan dosa yang ketiga, yaitu janji palsu. Mengapa demikian. Diriwayatkan, ketika Rasulullah SAW mengatakan dosa pertama dan kedua, beliau mengatakannya dalam posisi berdiri sambil bersandar, kemudian beliau duduk dan mengatakan janji palsu berulang-ulang.

Pertama, mempersekutukan Allah Swt. Sudah sangat jelas bagi kita bahwa mempersekutukan Allah Swt adalah rajanya dosa. Orang yang melakukannya tidak akan mendapatkan ampunan Allah Swt hingga ia benar-benar kembali pada Allah Swt. Sebagaimana Allah SWT firmankan dalam surah Lukman ayat 13, “Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar.” Ayat ini diperkuat dengan sebuah hadis dari Ibnu Mas'ud, di mana Rasulullah mengatakan bahwa dosa paling besar di sisi Allah Swt adalah menjadikan sesuatu sebagai tandingan-Nya, padahal engkau tahu bahwa Allah-lah yang menciptakanmu.

Kedua, durhaka kepada orang tua. Ditempatkannya durhaka kepada orang tua sebagai dosa besar setelah mempersekutukan Allah terasa sangat pantas karena dalam Alquran, berbakti kepada Allah selalu digandengkan dengan berbakti kepada orang tua. Allah bersabda, "Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu." (QS Lukman: 14). 

Bahkan, dalam satu keterangan disebutkan tujuan hidup manusia adalah beribadah kepada Allah dengan tidak mempersekutukannya dan untuk berbakti kepada orang tua. Jika mencermati ayat-ayat yang berkaitan dengan kewajiban untuk berbakti kepada orang tua, kita akan menemui perintah untuk memberikan perlakukan terbaik bagi mereka. Sampai-sampai kita dilarang untuk mengatakan uf, ah, atau sejenisnya. Bahkan, kita pun diharuskan tetap berbuat baik kepada mereka walaupun mereka mempersekutukan Allah Swt (QS Lukman: 15).

Ketiga, janji palsu. Rasulullah mengulang-ulang kata ini sampai tiga kali. Menurut para ahli hadis, pengulangan kata-kata tersebut menunjukkan bahwa mengingkari janji termasuk dosa yang sangat berbahaya. 

Dalam Alquran pun masalah ingkar janji diulang-ulang sampai beberapa kali. Salah satunya terdapat dalam surah al-Hajj ayat 30. “Maka jauhilah olehmu berhala-berhala yang najis itu dan jauhilah perkataan-perkataan dusta.” 

Dalam surah al-Furqan, ketika Allah menceritakan orang-orang yang mendapatkan berkah, salah satu kriterianya adalah orang-orang yang tidak pernah bersaksi dengan saksi-saksi palsu. Dari sini saja kita bisa mengambil kesimpulan bahwa mengingkari janji termasuk dosa besar dan menunaikannya merupakan perbuatan mulia.

Lebih jauh lagi, Rasulullah SAW mengungkapkan bahwa janji palsu termasuk salah satu kriteria sifat munafik, selain berbicara dusta, mengabaikan amanat (khianat), dan lari dari pertempuran. Larangan untuk mengingkari janji disebutkan pula dalam sebuah hadis yang diriwayatkan Ibnu Abbas. Rasulullah bersabda, "Janganlah mencela saudaramu. Jangan pula mempermainkannya. Dan janganlah menjanjikan sesuatu kepadanya lalu kamu mengkhianatinya." (HR Tirmidzi).

Sahabat, selalu menepati janji adalah harga diri seorang Muslim, di mana pun dan kapan pun ia akan selalu menepatinya. Seperti halnya Rasulullah yang rela menunggu selama tiga hari karena janji bertemu, begitu pula kita seharusnya.


Referensi sebagai berikut ini :






Penyebab hati kita di landa sedih dan gelisah dan hambar

Miswari Budi Prahesti

Penyebab hati kita di landa sedih dan gelisah, Tanda kegelisahan hati adalah hidup yang terasa hambar. Segala sesuatu dijalani dengan hampa. Makan tidak enak, tidur pun tida Tanda kegelisahan hati adalah hidup yang terasa hambar. Segala sesuatu dijalani dengan hampa. Makan tidak enak, tidur pun tidak nyenyak. Oleh karena itu, saatnya kita kenali, mengapa hati selalu gelisah. 

Pertama, karena banyaknya dosa. Disadari atau tidak, ketika seorang mukmin berbuat dosa, maka akan diliputi oleh rasa bersalah. Dengan demikian, hati pun menjadi gelisah.k nyenyak. Oleh karena itu, saatnya kita kenali, mengapa hati selalu gelisah.

Hidupnya dalam keterasingan. Ibnu Qayyim berkata, ''Jika kamu menemukan keterasingan karena perbuatan dosa, maka segera tinggalkan dan jauhi dosa dan maksiat. Hati tidak akan tenang dengan perbuatan dosa.''

Kedua, kurang bersyukur. Padahal, Allah Swt menciptakan segala sesuatu, termasuk semua yang ada di langit dan yang ada di bumi, dengan penuh kasih sayang dan hanya untuk manusia. 

"Dan tidak ada binatang melata pun yang hidup di muka bumi ini melainkan Allah Swt yang memberinya rezeki '' (QS Hud 11 :  6).

Ketiga, banyak menuntut. Bisa dipastikan hati akan selalu gelisah jika seseorang berpikir harus memiliki segala sesuatu, sementara ia tidak mempunyai kemampuan dan daya tunjang yang memadai untuk meraihnya.

Keempat, cinta dunia. Rasulullah SAW mengkhawatirkan umatnya yang mencintai dunia secara berlebihan.  "Yang paling aku takutkan dari umat sepeninggalanku adalah jika kesenangan dunia dan hiasannya dibuka untuk kalian.'' (Muttafaq 'Alaih).

Kelima, terlalu berharap pada manusia. Seseorang yang bergantung pada selain Allah Swt, hanya akan kecewa.

Keenam, berbuat zalim. Menzalimi orang, itu artinya meninggalkan perasaan tidak enak. Karena itu, segeralah meminta maaf. Karena, meminta maaf dekat dengan ketakwaan yang pada akhirnya menimbulkan ketenangan:  “Dan janganlah kamu melupakan keutamaan di antara kamu.” (QS Al-Baqarah 2: 237).

Ketujuh, lemah iman. Seseorang yang lemah iman akan mudah mengeluh dan menyalahkan keadaan. Bahkan, orang yang lemah iman tidak yakin dengan kemahakuasaan Allah Swt. Padahal, hidup dan mati, rezeki dan jodoh manusia, semua sudah diatur dan ada dalam kekuasaan Allah Swt.

Kedelapan, tidak sungguh-sungguh menaati syariat Allah Swt, malas beribadah, dan enggan bertaubat kepada-Nya. Itu tampak pada banyaknya tindakan maksiat yang dikerjakan setiap harinya. 


Referensi sebagaia berikut ini : 


Taubat mengadirkan rasa takut kepada Allah Swt

Miswari Budi Prahesti

Taubat mengadirkan rasa takut kepada Alah Swt, Taubat yang baik adalah yang berbuah pada penyesalan dan perbaikan diri sehingga seharusnya ilmu dan amalnya bertambah dan itu akan berdampak pada tumbuhnya rasa takut kepada Allah Swtdan rasa takut itu akan mengekang syahwat dan mengeruhkan kepada kenikmatan dunia (imam hanafi). Orang yang sudah memasuki dunia taubat sejatinya akan selalu diliputi rasa takut kepada Allah Swt, Diantara rasa takut tersebut adalah :

  • Takut rasa sakit atas maksiat yang dilakukan.
  • Takut karena ada balasan yang setimpal.
  • Merasakan penyesalan yang berkepanjangan. Maka tidak ada kata selesai dalam taubatnya karena takut suul khatimah dan azab di akhirat.

Sesungguhnya Allah Swt mencintai orang-orang yang kembali (Taubat) sebagaimana dalam firman Allah Swt dalam Qur’an surat Al-baqarah ayat 222, yang artinya sbb :

“Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertobat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri.” (QS. Albaqarah 2: 222)

Dari Abu Hamzah Anas bin Malik Al Anshori, pembatu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau berkata bahwa beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, sbb : “Sesungguhnya Allah itu begitu bergembira dengan taubat hamba-Nya melebihi kegembiraan seseorang di antara kalian yang menemukan kembali untanya yang telah hilang di suatu tanah yang luas.” (HR. Bukhari no. 6309 dan Muslim no. 2747).

Allah Swt selalu mengajak kita untuk bertaubat, walau sangat banyak dosa yang telah kita lakukan Dengan kemaha pemurahannya Allah Swt, Allah Swt akan senantiasa mengampuni hamba-hambanya yang senantiasa bertaubat dan memohon ampun kepada-Nya.  Allah Swt selalu mengajak kita kepada tobat, walau sangat banyak dosa yang telah kita lakukan, walau sangat besar kesalahan yang telah kita perbuat, walau sangat sering keburukan yang telah kita jalankan, walau telah sangat lama kemaksiatan menjadi kebiasaan kita. Allah Swt berfirman dalam surah Az Zumar 39 ayat ke 52 sbb ini yang artinya :

“Katakanlah: “Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosasemuanya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” (QS. Az-Zumar 39 : 52)

Dan dalam firman yang lain surah thaha 20 : ayat ke 82 artinya sebagai berikut ini :  “Dan sesungguhnya Aku Maha Pengampun bagi orang yang bertaubat, beriman, beramal saleh, kemudian tetap di jalan yang benar.” (QS. Thaha 20 : 82)

Keutamaan taubat Adapun keutamaan orang-orang yang bertaubat adalah sebagai berikut : Membuat cinta kepada Allah kuat, dengan hal itu membangiktkan motivasi ibadah, mengendalikan syahwat atas segala kenikmatan dunia. 

Merasa dilihat dan diawasi Allah Swt meyakini taubat akan mengundang rahmat Allah Swt Pada hakikatnya taubat itulah isi ajaran Islam dan fase-fase persinggahan iman. Setiap insan selalu membutuhkannya dalam menjalani setiap tahapan kehidupan. Maka orang yang benar-benar berbahagia ialah yang menjadikan taubat sebagai sahabat dekat dalam perjalanannya menuju Allah dan negeri akhirat. Sedangkan orang yang binasa adalah yang menelantarkan dan mencampakkan taubat di belakang punggungnya.

Marilah kita perbanyak tobat agar Allah Swt, mengampuni dosa kita, sehingga tenanglah hati kita. Karena sesungguhnya Allah Swt sangat suka kepada hamba-Nya yang gemar bertobat. Semoga tobat kita diterima Allah Swt dan selalau dalam lindunganya, Aamin ya robbal 'alamin.


Referensi sbb ini : 









Ini Janji Allah SWT Setelah Kalian Bertaubat

Miswari Budi Prahesti

Janji Allah Setelah Kalian Bertaubat, Firman Allah  Swt “Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa,” (Qs Ali Imran: 133).

Pernyataan dalam firman Allah Swt, yang mengemukakan bahwa Allah Swt akan menerima taubat  mereka yang mendatangi-Nya dengan segera, lalu mengungkapkan kesalahan-kesalahan dan mohon ampun dengan berjanji bertaubat tidak mengulangi lagi semua kegiatan yang maksiat.

Allah Swt Maha Pengampun atas dosa=dosa yang diperbuat oleh hamba-Nya. Kata Allah Swt dalam FirmanNya: yang artinya: “Kecuali mereka yang telah bertaubat, mengadakan perbaikan dan menjelaskan(nya). Mereka itulah yang Aku terima taubatnya, dan Akulah Yang Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.” ( QS Al-Baqarah ayat 160).

Makna dari surah ini semakin diperjelas dalam surah  Al-An’am ayat 54. Sebagaimana firman Allah Swt yang berbunyi demikian:  yang artinya: “Dan apabila orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami datang kepadamu, maka katakanlah, “Salamun ‘alaikum (selamat sejahtera untuk kamu sekalian).” Tuhanmu telah menetapkan sifat kasih sayang pada diri-Nya, (yaitu) bahwa barangsiapa di antara kamu berbuat suatu keburukan karena kebodohan, kemudian setelah itu dia bertaubat dan memperbaiki diri, maka sesungguhnya Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”( QS.Al-An’am: 54)

Lalu, ada pula ayat yang menyatakan bahwa Allah SWT menyukai mereka yang bertaubat:  “Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang menyucikan diri.” (QS Al-Baqarah ayat  222).

Dalam surah Al-Maidah ayat 7 Allah SWT mengatakan bahwa Dia akan menerima taubat seseorang yang zalim. Sebagaimana firman Allah SWT yang berbunyi demikian: yang artinya: “Tetapi barangsiapa bertaubat setelah melakukan kezaliman dan memperbaiki diri, maka sesungguhnya Allah menerima taubatnya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”. (QS. Al-Maidah:7).

Betapa Allah Swt akan memberikan rasa kasih sayangnya kepada mereka yang bertaubat atau menyucikan dirinya dari kemungkinan-kemungkinan yang akan menimbulkan dosa. Inilah bentuk kasih-sayang Allah Swt kepada Hamba yang sungguh-sungguh berusaha untuk suci dari debu yang menimbulkan dosa-dosa.  (QS. An-Nisa: 17)

Makanya, Allah Swt mempertanyakan kepada hambanya, kenapa lagi kalian tidak bertraubat, sementara begitu sayang dan cintanya Allah Swt kepada mereka yang terus menyatakan permohonan ampun kepada-Nya, Firman Allah yang artinya: “Mengapa mereka tidak bertaubat kepada Allah dan memohon ampunan kepada-Nya? Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Maidah ayat 74.)

Kemudian dengan bertaubat, maka Allah pun memberikan kenikmatan dan kebahagiaan. Janji Allah Swt atas kenikmatan tersebut, sekaligus merupakan pemenuhan kebutuhan yang dalam arti luas.  “dan hendaklah kamu meminta ampun kepada Tuhanmu dan bertaubat kepada-Nya. (Jika kamu mengerjakan yang demikian), niscaya Dia akan memberi kenikmatan yang baik (terus menerus) kepadamu sampai kepada waktu yang telah ditentukan dan Dia akan memberikan kepada tiap-tiap orang yang mempunyai keutamaan (balasan) keutamaannya. Jika kamu berpaling, maka sesungguhnya aku takut kamu akan ditimpa siksa hari kiamat". (QS.Hud (11):3)

Seungguh kebahagiaan yang akan diperoleh dengan menyatakan permohonan ampun kepada Allah Swt. Taubat merupakan sebuah pengakuan yang begitu sangat disenangi Allah Swt. Kiranya tiada keraguan untuk bertaubat, karena semua pemenuhan kebutuhan akan menjadi kenyataan. Janji Allah Swt itu adalah Maha Benar.

Dalam Firman Allah Swt, Dan (dia berkata): “Hai kaumku, mohonlah ampun kepada Tuhanmu lalu bertobatlah kepada-Nya, niscaya Dia menurunkan hujan yang sangat deras atasmu, dan Dia akan menambahkan kekuatan kepada kekuatanmu, dan janganlah kamu berpaling dengan berbuat dosa”. (QS.Hud (11): 52).

Hujan yang akan menyuburkan tanah pertanda sebagai rezeki yang akan hadir dalam setiap kebutuhan kita. Bahkan Allah Swt menjanjikan kekuatan pada hambanya yang memohon ampun atau bertaubat tersebut. Sebuah penghargaan yang tinggi derajatnya dari Allah kepada Hamba yang bertaubat.

Janji Allah dalam Firman ini, ‘’Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah Swt dengan taubatan nasuhaa (taubat yang semurni-murninya). Mudah-mudahan Rabbmu akan menutupi kesalahan-kesalahanmu dan memasukkanmu ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, pada hari ketika Allah tidak menghinakan Nabi dan orang-orang mukmin yang bersama dia; sedang cahaya mereka memancar di hadapan dan di sebelah kanan mereka, sambil mereka mengatakan: “Ya Rabb kami, sempurnakanlah bagi kami cahaya kami dan ampunilah kami; Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu”.(QS. At Tahrim (66): 8).

Betapa banyaknya, firman Allah Swt sebagai janji, dalam Al Qur'an kepada mereka yang meohon ampun dari dosa-dosa serta bertaubat atas semua dosa yang pernah dilakukan. Maka, janji Allah Swt dengan bertaubat ini eloklah rasanya dijemput dan dilaksanakan dengan segera. Semoga Allah Swt memberikan ampunan bagi kita. Aamin ya rabbal 'alamin.


Referensi sebagai berikut ini : 







Tanda Muslim Sampai pada Derajat Takut Allah SWT

Miswari Budi Prahesti


Tanda Muslim Sampai pada derajat takut Allah SWT, Keimanan manusia tertinggi adalah seberapa jauh rasa khauf dan keikhlasan dalam ibadah. Imam Ibnu Taimiyah mengungkapkan, "Apa saja yang menghalangimu dari berbuat dosa, maka itulah khauf yang kita cari. Islam tidak pernah menuntut lebih dari itu. Begitulah para sahabat, mereka menjadi manusia istimewa dengan ketakutan mereka kepada Allah Swt yang Mahahidup dan Mahakuasa". Ulama lain mendefinisikan khauf dengan: "Ketika engkau duduk sendirian, maka engkau membayangkan seakan Allah Swt menampakkan Dzat-Nya kepada manusia dari atas 'Arasy-Nya."

Khauf tumbuh seiring dengan tumbuhnya cinta seseorang kepada Allah SWT. Ketika seseorang mencintai Allah, ia akan takut melakukan perbuatan yang dimurkai-Nya. Ia pun takut dijauhi-Nya sebagaimana seorang kekasih yang takut ditinggal orang yang disayanginya.

Khauf akan memunculkan sikap berpikir ke depan, bukan hanya dunia tetapi juga akhirat. Ia akan berhati-hati dalam bertindak karena setiap tindakannya mengandung konsekuensi, disukai atau dimurkai Allah. Khauf juga akan motivasi untuk terus beramal dan terus meningkatkan amalnya. Dengannya ia akan terus mendekati Allah Swt.

Allah SWT menjanjikan surga kepada orang yang takut kepada-Nya. Difirmankan, "Dan adapun orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan (diri) dari (keinginan) hawa nafsunya. Maka sungguh, syurgalah tempat tinggalnya." (QS An-Nazi'at 79: 40-41).

Rasulullah SAW menyatakan bahwa beliaulah manusia yang paling takut kepada Allah. Sabdanya, "Sesungguhnya orang yang paling tahu dan takut kepada Allah Swt di antara kalian adalah aku." (HR Bukhari, Ahmad, Abu Daud dan Imam Malik). 

Dalam beberapa kesempatan Rasulullah SAW menampakkan rasa takut yang luar biasa kepada Allah Swt. Ibnu Mas'ud menceritakan, "Rasulullah berkata kepadaku, 'Bacakanlah Alquran untukku'. Aku menjawab, 'Ya Rasul bagaimana aku akan membacakannya untukmu, sedangkan engkaulah yang diberi Alquran?' Beliau bersabda, 'Bacalah, karena sesungguhnya aku senang mendengarkannya dari orang lain'. Kemudian aku membaca ayat yang ada dalam surat An-Nisaa sampai pada ayat, Maka bagaimanakah apabila Kami mendatangkan seorang saksi dari tiap-tiap umat dan Kami mendatangkan kamu sebagai saksi atas mereka itu (QS An-Nisaa [4]: 41). Beliau berkata, 'Cukup!' Aku melihat kedua matanya berlinang air mata" (HR Muttafaq 'alaih)

Menurut Dr 'Aidh Abdullah Al-Qarny ada empat tanda khauf. Pertama, adanya kesesuaian antara lahir dan batin. Artinya, perbuatan dan hati seseorang tidak saling bertentangan. Amal lahirnya tidak lebih baik daripada batinnya. Kedua, jujur kepada Allah SWT dalam ucapan, perbuatan dan sikapnya. Allah Maha Mengetahui atas segala yang diperbuat oleh manusia, terlihat maupun tidak, sehingga tidak ada peluang untuk berdusta.

Kejujuran ini tidak sebatas pada hati saja. Para ulama berkata, "Ada tiga tingkatan kejujuran, yaitu kejujuran dalam bersikap, kejujuran dalam perbuatan dan kejujuran dalam ucapan". Ketiga, menyesali kejelekan dan bergembira atas amal baik yang telah diperbuat. Tanda ini terungkap dalam QS Ali Imran 3 ayat 135-136, Dan orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah Swt, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain Allah Swt, Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui.

Keempat, hari ini lebih baik dari kemarin. Khauf akan memacu seseorang untuk senantiasa berburu amal. Yang ada dipikirannya adalah bagaimana ia terus menambah dan memperbaiki amalnya. Ia berusaha agar amal hari ini lebih baik dan lebih banyak daripada sebelumnya.


Referensi sebagai berikut ini : 







Jangan Pernah Merasa Aman dari Pantauan Allah (Surah al-Mulk Ayat 16-18)


Abu Utsman berkata, “ciri orang yang benar-benar mempunyai rasa takut kepada Allah swt adalah menahan diri dari dosa yang tampak dan tersembunyi. Karena itu, sejatinya seorang manusia terlebih mukmin harus selalu waspada, tidak boleh merasa aman, tidak terlena dengan kebahagiaan, dan tertipu oleh amal kebaikannya yang banyak.” Maka manusia, melalui firman-Nya Allah swt mengingatkan kita dalam Q.S. al-Mulk 67: 16-18 bahwa jangan pernah merasa aman atas kebaikan dan kemaksiatan yang telah kita perbuat.

Sudah merasa amankah kamu, bahwa Dia yang di langit tidak akan membuat kamu ditelan bumi ketika tiba-tiba ia terguncang? Atau sudah merasa amankah kamu, bahwa Dia yang di langit tidak akan mengirimkan badai yang berbatu kepadamu? Namun kelak kamu akan mengetahui bagaimana (akibat mendustakan) peringatan-Ku. Dan sungguh, orang-orang yang sebelum mereka pun telah mendustakan (rasul-rasul-Nya). Maka betapa hebatnya kemurkaan-Ku! (Q.S. al-Mulk [67]: 16-18)

Tafsir Surah Al Mulk Ayat 16-18 sbb : 

Dalam ayat ini, Allah Swt memperingatkan orang-orang kafir mengenai azab yang akan menimpa mereka, apabila tetap dalam kekafiran. Peringatan ini Allah berikan karena mereka seakan-akan merasa aman, nyaman dan terhindar dari azab Allah, bahkan merasa jumawa, mengklaim telah mendapat rahmat Allah, yaitu kesenangan duniawi yang mengelilingi mereka. Sedangkan pada ayat selanjutnya (ayat 17), Kemenag RI menafsirkannya dengan kisah kaum terdahulu yang diazab oleh Allah swt, seperti azab yang menimpa kaum Nabi Luth sebab mendustakan ajarannya. Dari kisah itu pula, orang-orang kafir memperhatikan betapa menderita umat terdahulu yang mendustakan Allah Swt dan nabi-Nya.  Pada saat yang bersamaan, manusia juga akan menyaksikan betapa dahsyat azab-Nya, namun pengetahuan manusia saat itu tidak ada gunanya. Mereka semua baru menyesali perbuatannya tatkala azab itu datang menimpa.

Sedangkan Jalaluddin al-Suyuthi dalam Tafsir Jalalain menafsiri redaksi man fis sama’ pada ayat 16 dengan sulthanihi wa qudratihi (raja dan kekuasaannya). Adapun faidza hiya tamur, ditafsirkan dengan tataharraka bikum wa tartafi’a fauqakum (bumi bergerak atau terjadi gempa dan menindih kalian). Pada ayat selanjutnya, ayat 17 tepatnya pada redaksi yursila ‘alaikum hashiban dengan riihan tarmiikum bil hashba’ (angin dahsyat yang menghujani kalian dengan batu). Sedangkan fasata’lamuna kaifa nadzir menunjukkan bahwa azab Allah itu benar adanya, tidak sekadar ancaman atau gertakan belaka.

Quraish Shihab menafsirkan ayat di atas bahwa redaksi man fis sama’ bisa diartikan malaikat, dan Allah Swt. Sebab mengapa Allah Swt disebut langit di atas? Analoginya, lazimnya orang yang berada di atas menguasai yang di bawahnya. Begitu pula Allah, Ia Maha Tinggi, Ia menguasai segala sesuatu yang berada di bawah-Nya (kekuasaan-Nya). Maka kita membutuhkan rasa aman dari-Nya. Sebab ada hukum-hukum alam (sunnatullah) yang ditetapkan oleh Allah swt yang atas izin-Nya sewaktu-waktu bisa meluluhlantakkan kehidupan kita. Karenanya janganlah kemudian kita merasa aman yang menimbulkan kelengahan dan keterlenaan, bagi Allah swt mudah saja menimpakan gempa bumi, memberi azab dan sebagainya. Itulah yang dikandung dalam ayat 16 dan 17. Sedangkan pada ayat ke-18, Quraish Shihab menandaskan bahwa orang-orang sebelum kamu yakni kaum musyrik Mekah, hendaknya kalian ambil hikmahnya bagaimana Allah swt menjatuhkan sanksi kepada mereka, agar kalian tidak jatuh dalam lubang yang sama.

Jangan Pernah Merasa Aman dari Allah Swt, Orang yang dikehendaki oleh Allah Swt mendapat petunjuk dan kebaikan-Nya, di dalam hatinya diletakkan kepekaan, kehati-hatian dan selalu mawas diri. Sehingga ia tak pernah merasa aman dari azab Allah Swt. Ia tak merasa aman dari kesalahan dan kekhilafan. Ia tak pernah merasa aman dari kekurangan dan kelemahan. Karena itu, ia selalu berintrospeksi diri apakah setiap perkataan dan perbuatannya sudah benar ataukah sebaliknya. Selalu waspada dari godaan setan serta mengharap pertolongan Allah Swt.

Hatim al-Asham mengingatkan kepada kita bahwa janganlah kalian tertipu oleh kedudukan yang mulia, sebab sungguh tidak ada tempat terbaik kecuali surga dan ridha-Nya. Jangan pula tertipu dengan banyaknya ibadah, sebab iblis pun lebih banyak amal ibadah namun kini ia menjadi makhluk terlaknat. Dan jangan pula tertipu dengan banyaknya ilmu, karena sesungguhnya banyak orang yang berilmu yang melupakan ilmunya.

Hikmah yang bisa kita petik dari kisah ini adalah jangan pernah merasa aman dengan rahmat Allah Swt, sehingga menyebabkan kita enggan dan meninggalkan amal saleh. Tapi ingat, jangan pula pernah merasa ujub (berbangga diri) dengan kuantitas amalan. Sebab, tidak ada keimanan dan ketaatan yang menyebabkan seseorang masuk surga melainkan karena rahmat Allah Swt,  Wallahu A’lam.


Referensi sebagai berikut ini : 




Jangan merasa aman dari azab Allah Swt

Sifat seorang mukmin adalah selalu merasa takut akan siksa Allah Swt. Sedangkan sifat ahli maksiat adalah selalu merasa aman dari murka Allah Swt sehingga begitu entengnya ia bermaksiat. Bahkan ia pun enggan bertaubat karena merasa Allah Swt itu Maha Pengampun. Padahal ini sifat yang keliru. Seharusnya yang dikedepankan dalam hal maksiat adalah sifat takut, bukan sifat harap.

“Tiada yang merasa aman dari azab Allah kecuali orang-orang yang merugi” , maksudnya 'maka sesungguhnya, orang yang merasa aman dari makar Allah Swt adalah orang yang tidak membenarkan adanya balasan atas amalan yang telah dikerjakan. Dia juga tidak beriman dengan penuh kesungguhan kepada para rasul. 

Yang dimaksud dengan makar Allah Swtdi sini adalah bencana atau azab. Yaitu apakah mereka merasa aman dari azab Allah Swt di saat mereka lalai, Tiada yang merasa aman kecuali orang-orang yang merugi. Al Hasan Al Bashri mengatakan,yang artinya sbb ini : 

“Seorang mukmin beramal taat dan ia dalam keadaan takut (akan siksa Allah). Sedangkan ahli maksiat melakukan maksiat dan selalu merasa aman (dari murka Allah).”

Merasa aman sehingga begitu senangnya ketika bermaksiat adalah termasuk dosa besar. Dalam hadits yang disebutkan oleh ‘Abdur Razaq dalam Mushonnafnya, “Dari Ibnu Mas’ud, ia berkata bahwa di antara dosa besar yang terbesar adalah berbuat syirik pada Allah, merasa aman dari murka Allah dan merasa putus asa dan putus harapan dari ampunan Allah.” (HR. Abdurrozaq). Dalam hadits ini ditunjukkan dua sifat yang termasuk dosa besar yaitu merasa aman dari siksa Allah Swt dan putus asa dari rahmat Allah Swt. Dan inilah akibat buruk bagi yang punya sifat demikian.

Sikap Pertengahan Sikap yang lebih baik adalah sikap pertengahan, yaitu tidak begitu mendominankan rasa harap (roja’), begitu pula tidak mengunggulkan rasa takut (khouf). Seharusnya pertengahan di antara keduanya. Jadi jika ia memiliki rasa takut, janganlah membuatnya sampai berputus asa. Jika ia memiliki rasa harap, janganlah sampai ia menganggap remeh murka Allah Swt. (Lihat Mulakkhos fii Syarh Kitab Tauhid, Syaikh Sholih Al Fauzan, hal. 276)

Syaikh ‘Abdurrahman bin Nashir As Sa’di rahimahullah menjelaskan bahwa ayat di atas (yang kita kaji saat ini) menunjukkan bahwa seorang hamba hendaknya tidak merasa aman dengan iman yang ia miliki. Bahkan seharusnya ia selalu merasa takut akan kecacatan imannya nanti. Sehingga itu membuatnya selalu berdo’a pada Allah Swt,

“Yaa muqollibal qulub, tsabbit qolbiy ‘alaa diinik” (Wahai Yang Maha Membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku dalam agama-Mu), yaitu supaya ia dikokohkan dan tidak terjerumus dalam kerusakan. Karena siapa pun hamba bagaimana pun keadaanya, maka ia tidak bisa yakin bisa selamat. Demikian disebutkan oleh Syaikh ‘Abdurrahman bin Nashir As Sa’di dalam Taisir Karimir Rahman ketika menjelaskan ayat yang sedang kita kaji.


Referensi sbb ini : 








Cara Menghapus Dosa Bohong, Fitnah dan Ghibah


Cara Menghapus Dosa Bohong, Fitnah dan Ghibah, Berbohong, memfitnah dan menggunjing orang lain atau ghibah merupakan dosa yang sudah ada sejak lama. Namun sepertinya dosa ini semakin marak terlihat dengan kemunculan beragam media sosial. Banyak orang seakan sangat mudah berbicara atau membuat unggahan berisi dusta, fitnah hingga ghibah. Termasuk juga, tidak sedikit warganet yang sangat mudah menyebarkan informasi atau berita yang belum diketahui pasti kebenarannya. Padahal informasi itu dapat merugikan orang lain. 

Allah Swt berfirman dalam surah Al Hujurat ayat 6 Artinya sbb ini: “Hai orang-orang yang beriman, jika datang orang fasik membawa berita maka periksa berita tersebut dengan teliti agar tidak menyebabkan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang nantinya akan menyebabkan kamu menyesal atas perbuatan tersebut” (QS. Al Hujurat:6)

Dalam sebuah hadist, Rasulullah SAW bersabda Artinya: Rasûlullâh SAW bersabda, ‘Hendaklah kalian selalu berlaku jujur, karena kejujuran membawa kepada kebaikan, dan kebaikan mengantarkan seseorang ke Surga. Dan apabila seorang selalu berlaku jujur dan tetap memilih jujur, maka akan dicatat di sisi Allâh sebagai orang yang jujur. Dan jauhilah oleh kalian berbuat dusta, karena dusta membawa seseorang kepada kejahatan, dan kejahatan mengantarkan seseorang ke Neraka. Dan jika seseorang senantiasa berdusta dan memilih kedustaan maka akan dicatat di sisi Allâh sebagai pendusta (pembohong). (HR. Bukhari). 

Atas dosa berbohong hingga fitnah, ulama memberikan panduan terkait menebus kesalahan ini. Mantan Mufti Mesir, Dr Ali Jum'ah menyebut dosa ini bisa diampuni jika orang yang bersalah meminta maaf kepada orang yang dizalimi. 

"Berbohong, memfitnah, ghibah dan perkataan buruk bisa diampuni dengan meminta maaf kepada orang yang telah Anda lakukan ini. Ditambah juga dengan berdoa kepada Allah Swt" jelasnya dilansir dari Elbalad (Rabu (19/1).

Syekh Ali Jum'ah juga memberikan satu doa untuk meminta ampunan atas dosa ini. Doanya adalah sebagai berikut: Latin: Allahummaghfirlahu, allahumma 'aafihi, allahummarzuqhu, allahumma saamihnii. Artinya: “Ya Allah ampunilah dia, Ya Allah sembuhkanlah dia, Ya Allah berilah rezeki baginya, Ya Allah ampunilah saya,"

Tips menghilangkan kebiasaan gibah dan fitnah: Perbanyak berdzikir atau mengingat Allah Swt. Jaga sholat lima waktu. Rasakan kehadiran Allah Swtatas apa yang Anda katakan dan lakukan.

Pastikan untuk mengubah kejahatan dengan tangan Anda atau dengan lidah Anda, jika Anda melihat seorang yang melakukan dosa ini, nasihati dia dan bawa dia kembali ke jalan yang benar.

Memelihara kesadaran akan pentingnya menjaga persatuan Umat Muslim dan menjaga hati dan kehormatan Muslim lain. Rasulullah SAW bersabda yang Artinya: Dari Fadhalah bin Ubaid radhiallahu’anhu, ia berkata: Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda ketika haji wada: “Maukah aku kabarkan kalian tentang ciri seorang mukmin? Yaitu orang yang orang lain merasa aman dari gangguannya terhadap harta dan jiwanya. Dan muslim, adalah orang yang orang lain merasa selamat dari gangguan lisan dan tangannya. Dan mujahid, adalah orang yang bersungguh-sungguh dalam ketaatan kepada Allah. Dan muhajir (orang yang hijrah), adakah orang yang meninggalkan kesalahan-kesalahan dan dosa” (HR. Ahmad).


Referensi sebagai berikut ini : 



Cara Setan Menyesatkan Manusia Dan Cara mengatasinya


Cara Setan Menyesatkan Manusia Dan Cara mengatasinya, Setan merupakan musuh terbesar umat manusia. Setan masuk ke dalam hati setiap orang, apakah dia seorang mukmin atau pun kafir. Setan terus melakukan upaya untuk membawa hasutan, keburukan, dan kejahatan ke dalam dada manusia.

Nabi Adam, bapak manusia, harus keluar dari surga karena tergoda oleh bujuk rayuannya (QS al-Baqarah: 36). Dikatakan, setan akan memukul dan meyerang manusia dari segala arah, sehingga manusia tak berdaya dan menjadi kufur kepada Allah Swt. ''Kemudian saya (setan/iblis) akan mendatangi mereka (manusia) dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur/taat.'' (QS al-A'raaf: 17).

Allah SWT berfirman: “Ia (Iblis) berkata, “Tuhanku, oleh karena Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, aku pasti akan jadikan (kejahatan) terasa indah bagi mereka di bumi, dan aku akan menyesatkan mereka semuanya. Kecuali hamba-hamba-Mu yang terpilih di antara mereka. Dia (Allah) berfirman, “Ini adalah jalan yang lurus (menuju) kepada-Ku”. Sesungguhnya kamu (Iblis) tidak kuasa atas hamba-hambaKu, kecuali mereka yang mengikutimu, yaitu orang yang sesat.” (QS Al Hijr: 39-42).  Ada banayak cara yang dilakukan setan dalam mengoda,merayu dan menyesatkan anak adam, dan berikut beberapa di antaranya: 

1. Tazyin, atau kamuflase menghiasi perkara seolah baik. 

Setan tidak mengarahkan seseorang kepada dosa dan kejahatan, melainkan menghiasinya secara bertahap, misalnya ketika seseorang mendengar azan pada malam musim dingin dan berkata kepadanya, “Tetap santai di tempat tidur, kamu lelah dan capek”. 

2. Talbis, atau menipu. 

Setan mencoba menipu pikiran manusia dengan meyakinkan dia bahwa larangan sebenarnya diperbolehkan. Sebagai contoh, seseorang ingin mendapatkan pinjaman berbasis bunga dari bank untuk membeli rumah atau apartemen. Maka setan mengatakan kepadanya bahwa ini pinjaman diperbolehkan, karena tidak berbuat jahat kepada orang lain. 

3. Taswif, setan turut berupaya menghasut orang lain agar menunda untuk bertobat. Setan membuat manusia terus menunda untuk bertobat, dengan mengatakan masa muda merupakan tahap yang terindah, dan taubat bisa dilakukan di lain waktu. 

4. Tahwin, meremehkan hal kecil seperti dosa kecil. 

Setan juga mengajak manusia untuk meremehkan dosa-dosa kecil. Setan menyatakan bahwa orang lain jauh lebih banyak melakukan dosa besar. 

5. Setan berupaya membuat manusia tidak berada dalam jalan yang lurus. Hal ini karena mereka harus lebih taat, sedangkan orang lain akan memusuhi dan mengejeknya. 

6. At-Taiys, upaya lainnya yakni membuat manusia putus asa dalam bertaubat. Dia menyatakan bahwa dosa yang dimiliki seorang hamba besar, sehingga sulit untuk diampuni. 

7. Setan turut dapat hadir pada manusia yang dalam keadaan marah. Dia datang melawan pikiran orang yang waras. 

8. Dia menjadikan manusia tinggi angan-angan, mendorong manusia takut akan kemiskinan, kemudian dia menghasut manusia untuk dapat kaya dengan jalan yang haram. 

9. Setan juga membuat indah keburukan manusia, dan tidak toleran terhadap yang lain. Dia terus membuat orang lebih fanatik, dan memotivasi manusia agar merendahkan orang lain. 

Maka menurut Imam Al-Gozali untuk menjaga dan menyelamatkan diri dari langkah tipu daya setan, orang mukmin harus menutup semua jalan masuk atau aksesnya, sehingga setan tak dapat mendekat dan menguasai kita.

Imam Ghazali njuga menejaskan, tak mungkin seseorang bisa menutup akses itu bila tidak mengetahui jalan masuk atau pintu-pintunya. Ini berarti, tugas pertama yang harus dilakukan adalah mengenali pintu-pintunya, lalu menutupnya rapat-rapat sehingga musuh tidak bisa mendekat karena kehilangan akses.

Di antara pintu-pintu yang harus dikenali itu, menurut Imam Ghazali, adalah pintu amarah dan syahwat, pintu dengki dan iri hati, pintu makan minum secara berlebihan, pintu cinta dunia, pintu tergesa-gesa, dan pintu buruk sangka kepada sesama umat Islam.

Dalam pendapat lain, Imam Ghazali juga menggambarkan setan seperti anjing kelaparan yang selalu mendekat. Kalau hati kita kotor, dalam arti banyak ''santapan setan'' di dalamnya, maka ia akan terus menyerang. Ia tidak akan lari hanya dengan gertakan atau dengan membaca ta'awwuz atau hawqalah. Tapi, kalau hati kita bersih, maka dengan hanya menyebut asma Allah Swt, ia sudah lari terbirit-birit.

Jadi, tipu daya setan sesungguhnya tidak berpengaruh bagi orang takwa yang jiwa dan hatinya bersih. Firman Allah, ''Sesungguhnya setan itu tidak ada kekuatannya atas orang-orang yang beriman dan bertawakal kepada Tuhannya.'' (Qs an-Nahl: 99). 

Maka dari uraian diatas sebagai peringatan dan pedoman agar umat Islam tidak mudah mengikuti dan bagaimana cara menjaga dan mebentengi diri dari langkah-langkah setan. ''Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan, karena sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagimu.'' (QS al-Baqarah: 168).

Semoga Alloh SWT senantiasa menjaga dan melindungi kita dari segala tipu daya dan godaan setan yang terkutuk,  Aamiin Ya Robbal ‘Alamain. dan semoga kita diberi kemudahan untuk selalu berbuat baik kepada sesama manusia, dan semoga toubat kita diterima Allah Swt, Amin Ya robabal 'Alamin.


Referensi sebagai berikut ini : 







Sebab-sebab Setan Menguasai Manusia


Sebab-sebab Setan Menguasai Manusia, telah berjanji bahwa dirinya akan selalu mengganggu dan menggoda manusia. Mereka melakukan itu agar kita, selaku anak cucu dari Nabi Adam AS berbuat ingkar kepada Allah SWT. Sehingga, kita akan mengikuti jejak setan yang telah jelas bertentangan dengan apa yang Allah Swt perintahkan. Dengan begitu, setan akan mempunyai teman untuk menemaninya di dalam neraka. Setelah setan dapat menggoda manusia maka ia juga akan bisa menguasai manusia itu. Ada sebab-sebab tertentu yang menjadikan setan dapat menguasai manusia. Sedikitnya ada 4 sebab, yaitu:

  1. Rusaknya manusia itu sendiri. Seorang muslim yang lalai mengingat Allah Swt, atau yang melakukan hal yang dilarang Allah Swt berarti menyodorkan diri untuk dikuasai setan dan jin jahat.
  2. Manusia melakukan “kejahatan” pada jin, yang biasanya, dilakukan tanpa sengaja. Misalnya menjatuhkan barang yang berat di tempat yang ada jin, tanpa menyebut nama Allah Swt. Atau menumpahkan air panas, tanpa menyebut nama Allah Swt yang bisa membunuh anak-anak jin. Begitu ada kesempatan, manusia yang tidak berdzikir pada Allah Swt akan dikuasai jin/setan.
  3. Disukainya wanita oleh jin laki-laki. Hal ini biasanya terjadi pada wanita pesolek atau wanita yang keluar rumah untuk memperlihatkan kecantikannya. Contoh lain adalah wanita yang memakai cat kuku, yang bisa menghalangi air wudhu. Bila suaminya menggaulinya, dan dia kemudian mandi wajib, maka mandinya tersebut tidak berguna karena tidak menghilangkan hadas besarnya. Bila dia keluar rumah, sebenarnya dia masih dalam keadaan junub. Setan dan jin menyukai wanita seperti ini. Wanita yang suci dan mengenakan kerudung, wajahnya akan ditutup dengan cadar oleh Allah Swt sehingga jin/setan tidak bisa melihat wajahnya meski pandangan mereka sangat tajam.
  4. Manusia berada dalam kondisi terlalu senang atau terlalu sedih. Hal ini merupakan pintu masuk yang mudah bagi jin/setan/Iblis. 
Referensi sebagi berikut ini : 






Sebab dosa kecil menjadi besar


Sebab dosa kecil menjadi besar, makhluk Allah Swt kita tidak luput dari dosa, maksiat, dan aneka kesalahan. Di antara makhluk-Nya yang tidak pernah luput tersebut akan disebut baik jika mereka bersegera bertaubat. Sabda Nabi SAW, "Setiap anak Adam pernah berbuat dosa dan sebaik-baik yang berbuat dosa adalah yang bergera bertaubat." (HR Muslim).

Di antara kebiasaan kita adalah menganggap enteng dosa kecil, seperti berbohong, gibah (gosip), dan mengadu domba. Dalam pandangan Rasulullah SAW, menganggap enteng dosa kecil adalah sebuah respons perilaku yang tidak baik. Bahkan, akan menjadi dosa besar yang kita anggap dosa kecil tersebut.

Pertama, jika dilakukan terus-menerus. "Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah Swt, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain Allah Swt? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedangkan mereka mengetahui." (QS Ali Imran 3:135). Ibnu Qoyyim mengatakan, dosa besar yang hanya dilakukan sekali lebih bisa diharapkan pengampunannya daripada dosa kecil yang dilakukan terus-menerus.

Kedua, jika seorang hamba meremehkannya. Setiap kali seorang hamba menganggap besar sebuah dosa niscaya akan kecil di sisi Allah Swt, dan setiap kali ia menganggap remeh sebuah dosa niscaya akan menjadi besar di sisi-Nya. Abdullah bin Mas'ud ra berkata, "Seorang mukmin memandang dosanya bagaikan gunung yang akan runtuh menimpa dirinya, sedangkan seorang pendosa menganggap dosanya seperti seekor lalat yang menclok di hidungnya, cukup diusir dengan tangannya." (HR Bukhari Muslim). Bilal bin Sa'ad rahimahullah berkata, "Jangan kamu memandang kecilnya dosa, tapi lihatlah kepada siapa kamu berbuat dosa itu."

Ketiga, jika dilakukan dengan bangga atau minta dipuji.  Seperti seseorang yang mengatakan, "Lihat, bagaimana hebatnya saya mempermalukan orang itu di depan umum?" Atau, seperti ucapan seorang pedagang, "Lihat, bagaimana saya bisa menipu pembeli itu?"

Keempat, jika seseorang melakukan dosa tanpa diketahui orang lain lalu ia menceritakannya dengan bangga kepada orang lain.  Rasulullah SAW bersabda, "Setiap umatku selamat kecuali orang-orang yang terang-terangan berlaku dosa. Dan di antara perbuatan terang-terangan melakukan dosa ialah jika seseorang berdosa di malam hari sementara Allah Swt telah menutupi aibnya, namun di pagi hari ia merobek tirai penutup itu sambil berkata, "Hai Fulan, semalam aku melakukan ini dan itu." (Bukhari-Muslim).

Kelima, jika yang melakukannya seorang alim yang menjadi panutan. Karena apa yang ia lakukan dicontoh oleh orang lain. Ketika ia melakukan dosa, maka ia juga mendapatkan dosa orang yang mencontohnya. Rasulullah bersabda,  "dan barang siapa memberi contoh keburukan dalam Islam maka baginya dosa perbuatan itu dan juga dosa orang yang mencontohnya setelah itu tanpa dikurangi sedikit pun dosa itu dari pelakunya." (Muslim).

Dari kelima kriteria ini, sungguh jika pun itu terjadi tetap akan dipandang baik jika mereka, bersegera bertaubat; menyudahi semua perbuatan zalimnya dan bersumpah  untuk tidak mengulangi lagi.Insyallah dengan karunia Allah Swt dosa-dosa  besar akan di ampuni Allah Swt.


Referensi :